Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
berjalan karena praktek akuntansi yang sedang berjalan itu sering dilandasi oleh
prinsip dan konsep yang dalam beberapa hal saling bertentangan dan secara
10
3. Prinsip akuntansi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar
penalaran yang jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang
berkepentingan dengan akuntansi.
dengan kriteria yang telah dibuat. Kondisi yang dimaksud disini merupakan
keadaan yang seharusnya dapat digunakan oleh auditor sebagai pedoman untuk
mengevaluasi informasi dalam lingkup akuntansi dan keuangan. Berikut ini akan
dalam audit yaitu audit merupakan suatu proses sistematik yang bersifat logis,
11
2.1.3 Klasifikasi Audit
1. Audit Operasional
2. Audit ketaatan
tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur
12
sulit ketimbang audit ketaatan dan audit laporan keuangan. Selain itu,
dianggap auditing.
tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit
Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan
oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. Bila organisasi seperti
persayaratan tersebut.
auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun
13
mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu
perusahaan semakin komplek, tidak lagi cukup bagi auditor untuk banyak
14
Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian
objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an
organization’s operation”.
Konsultasi ini diberikan sesuai dengan hasil temuan dan analisis yang dilakukan
atas berbagai aktivitas operasional secara independen dan objektif, dalam bentuk
laporan hasil temuan dan rekomendasi atau saran yang ditujukan untuk keperluan
internal organisasi.
Profesi Audit Internal yang terdapat dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:9)
sebagai berikut :
15
Dari pengertian di atas dapat di uraikan kata-kata kunci audit internal,
sebagai berikut :
Pengertian Fungsi audit internal menurut Mulyadi dkk (2005: 202), yaitu :
16
4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
dalam perusahaan.
5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan kepada perusahaan.
pengendalian intern lainnya. Jadi fungsi audit internal tidak harus dibatasi pada
akuntansi, akan tetapi juga harus melakukan suatu penilaian dari berbagai fungsi
operasional perusahaan.
Indonesia (IAI) dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP, 2001:322.1) yaitu :
perusahaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif melalui
17
informasi yang saling berhubungan. Kewenangan dan tanggung jawab auditor
internal harus dinyatakan dengan dokumen tertulis yang formal dalam anggaran
“Pada prakteknya, terdapat beberapa tipe auditor. Tipe yang umum adalah
perusahaan yang berskala kecil dan organisasi non komersil. Staf kantor
18
dipemerintah, yang fungsinya memeriksa belanja dan pengeluaran-
berbeda, serta tugas dalam aktivitas yang berbeda pula. Dimana perbedaan
Tabel 2.1
Perbedaan antara Auditor Eksternal dan Auditor Internal
PERBEDAAN
NO URAIAN AUDITOR
AUDITOR EKSTERNAL
INTERNAL
1. Sasaran 1. Seperti yang dipersyaratkan 1. Ditentukan oleh
oleh peraturan atau manajemen senior dan
ditentukan oleh perwakilan dewan, dan oleh
dari pemegang saham, standar profesional.
anggota dewan komisaris 2. Untuk menelaah
yang mempekerjakan efisiensi dan
mereka. efektivitas operasi,
2. Untuk menyatakan opini kepatuhan, serta
tentang kewajaran dalam kecukupan dan
19
penyusunan dan penyajian efektivitas kontrol
laporan keuangan. internal di perusahaan
secara keseluruhan.
2. Pertanggungjawaba Pada perwakilan pemegang Pada manajemen senior
n saham. dan pada komite audit
dari dewan.
3. Kualifikasi Mereka yang ditentukan oleh Mereka yang dianggap
peraturan dan biasanya tepat oleh manajemen
mensyaratkan keanggotaan dan menjalankan
dalam suatu lembaga profesi. pekerjaan mulai dari
sertifikasihingga hanya
pelatihan di tempat
kerja (on job training).
Sumber: Sawyer’s yang diterjemahkan oleh Ali akbar (2006: 456)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jelas antara auditor eksternal
dan auditor internal terdapat perbedaan yang signifikan, mulai dari sasaran
20
2.1.5 Auditor Internal
untuk menelaah efisiensi dan efektivitas operasi, kepatuhan, serta kecukupan dan
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa auditor internal memegang peranan penting
internal.
yang tugasnya adalah untuk melaksanakan tugas auditnya. Para ahli telah
internal dan siapa yang disebut auditor internal itu. Berikut adalah pendapat dari
beberapa para ahli yang penulis sampaikan untuk memperjelas pengertian auditor
internal.
berikut:
karyawan”.
yang dimaksud adalah pegawai yang berada dalam suatu organisasi ditempat
21
Menurut Abdul Halim (2003:11) Auditor internal adalah sebagai berikut:
melakukan audit”.
Dari penjelasan Abdul Halim di atas, maka dapat diketahui bahwa auditor
internal adalah karyawan dalam perusahaan yang berada pada suatu bagian yang
mendefinisikan bahwa:
bahwa auditor internal adalah orang yang ditugaskan baik itu oleh perusahaan,
(audit). Dimana seperti yang telah disampaikan pada tabel 2.1 bahwa auditor
22
“SAS 1 (AU 110) menyatakan bahwa auditor memiliki tanggungjawab
untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh tingkat
keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah
terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh
kekeliruan maupun oleh kecurangan”.
dapat diperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang bahwa laporan keuangan
itu telah terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh
bertanggungjawab pada manajemen senior dan pada komite audit dari dewan,
23
seluruh tindakan-tindakan yang menjadi tanggungjawab manajemen agar
senior dan komite audit, maka untuk dapat menjalankan tugas auditnya dengan
yaitu:
1. Integritas
2. Objektivitas
3. Kerahasiaan
4. Kompetensi”.
sebagai berikut:
1. Integritas
Integritas merupakan suatu tindakan yang berfokus pada sikap kejujuran dan
2. Objektivitas
24
yang sedang diuji. Auditor internal membuat penilaian yang seimbang atas
semua kondisi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan mereka
3. Kerahasiaan
Kerahasiaan ini merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang auditor
internal ketika melakukan proses audit. Auditor internal menghargai nilai dan
informasi tanpa wewenang yang tepat kecuali ada kewajiban hukum atau
4. Kompetensi
kerja, laporan dan rekomendasi; serta evaluasi kinerja audit secar umum.
25
bersertifikat QIA maupun CIA mempunyai kemampuan lebih dalam
dan keterampilan yang sejajar dengan kualifikasi internal auditor kelas dunia, atau
audit intern. Dalam buku Standar Profesional Audit Internal oleh Hiro Tugiman
yang berbeda, ketentuan dan kebiasaan yang tidak sama akan mempengaruhi
pelaksanaan audit internal setiap perusahaan, oleh karena itu penerapan suatu
meliputi :
1. Independensi
2. Kemampuan Profesional
3. Lingkup Pekerjaan Audit Internal
4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
5. Manajemen bagian audit internal
adalah :
26
1) Independensi
Auditor yang independen adalah auditor yang tidak terpengaruh oleh berbagai
kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta
internal harus bertindak secara objektif. Objektif adalah sikap mental bebas
dijalankan dengan efektif dan hasil audit akan objektif, seperti yang
2) Kemampuan Profesional
adalah :
27
memiliki pengetahuan, kemampuan dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan
untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas”.
meliputi :
yang penting bagi pelaksanaan praktik profesi di dalam organisasi yang mencakup
teknik-teknik pemeriksaan.
oleh perusahaan dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan (Hiro
28
1. Keandalan informasi : pemeriksa internal harus memeriksa keandalan
informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dengan cara
mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi.
2. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana-rencana dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan untuk ditaati.
3. Perlindungan terhadap harta : Memeriksa sejauh mana kekayaan
perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan terhadap segala
macam kerugian atau kehilangan
4. Penggunaan sumber daya secara ekonomi dan efisien : pemeriksa internal
harus menilai keekonomisan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya
yang ada.
5. Pencapaian tujuan : pemeriksa internal menilai mutu hasil pekerjaan dalam
melaksanakan tanggung jawab atau kewajiban yang diserahkan serta
memberi rekomendasi atau saran untuk meningkatkan efisiensi operasi.
29
4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan, auditor internal harus melakukan tindak
lanjut untuk meyakinkan bahwa tindakan tepat telah diambil dalam
melaporkan temuan audit.
mengelola bagian audit internal secara tepat, menurut Hiro Tugiman (2011:19)
meliputi :
sengaja dilakukan oleh seseorang atau orang atau manajemen organisasi suatu
30
Menurut Sawyer’s yang diterjemahkan oleh Ali Akbar (2006:554)
menjelaskan bahwa:
menyatakan bahwa:
operandinya”.
Pengertian Fraud dalam (KUHP) dalam kutipan Wati Aris Astuti dan Siti
macam bentuk kriminal dengan menggunakan tipu muslihat sebagai dasar modus
31
2.1.6.1 Unsur-unsur Kecurangan (Fraud)
fraud adalah harus mencakup adanya salah pernyataan dari suatu nasa lampau
atau sekarang mengenai fakta material, yang dilakukan secara sengaja atau tanpa
lain dirugikan.
1. Representasi yang salah atas fakta yang material, ataupun opini dalam
beberapa kasus tertentu
2. Dibuat dengan pengetahuan akan kepalsuannya atau tanpa memiliki
cukup pengetahuan atas subjek untuk dapat memberikan sebuah
representasi (sering dikenal sebagai scienter)
3. Seseorang yang bertindak atas representasi tersebut
4. Sehingga menimbulkan kerugian baginya”.
ataupun penipuan yang dikenal menurut hukum secara umum adalah adanya
representasi yang salah atas fakta yang material, ataupun opini dalam beberapa
32
kasus tertentu. Yang dibuat dengan pengetahuan akan kepalsuannya atau tanpa
dikenal sebagai scienter) bagi seseorang yang bertindak atas representasi tersebut,
apabila memenuhi syarat-syarat terjadinya fraud. Artinya Fraud tidak akan terjadi
yang salah atas fakta material yang dilakukan dengan sengaja atas dasar
yang sangat besar. Suatu kejadian fraud harus mencakup salah pernyataan dari
suatu fakta yang bersifat material, yang mana kejadian tersebut adalah kejadian
yang disengaja. Apabila perbuatan tersebut bukan perbuatan yang disengaja, maka
dalam hal ini tidak dapat diakatakan sebagai suatu tindakan fraud.
bahwa ACFE (2004:4) membagi fraud dalam 3 jenis atau tipologi berdasarkan
perbuatan, yaitu:
3. Korupsi”.
33
Sawyer’s yang diterjemahkan oleh Ali Akbar (2006:343) menjelaskan
bahwa:
3. Kejahatan komputer”.
Pada dasarnya fraud itu terjadi karena adanya faktor pendukung seseorang
untuk melakukan curang. Menurut Alvin A. Arens at. Al yang diterjemahkan oleh
fraud adalah:
2. Kesempatan
(2006:357) bahwa terdapat tiga kondisi yang ada bagi terjadinya fraud, yaitu:
34
Maksud dari situasi disini adalah dimana situasi ini dapat disebabkan oleh
intensif atau tekanan dengan alasan keuangan karena pengeluaran atau kerugian
uang lainnya yang dapat ditutupi oleh sumber daya keuangan yang normal dari
keinginan untuk hidup berlebih. Kemudian, yang menjadi faktor penyebab fraud
ini biasanya merupakan situasi dimana tidak terdapat kontrol atau dimana kontrol
internnya lemah, atau keadaan dimana terdapat kontrol namun tidak berfungsi.
Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kedua kondisi di atas, dimana kasus-kasus
ekstrem dan faktor pertama di atas kemudian ditambah dengan situasi kontrol
yang lemah dari unsur yang kedua, jelas dapat menguasai moral dasar seseorang
menyatakan bahwa:
35
Fraud yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan
dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu
analisis lebih lanjut terhadap red flag dapat membantu langkah auditor internal
36
1. Desain pengendalian internalnya kurang tepat, sehingga meninggalkan
“celah” risiko.
2. Praktek yang menyimpang dari desain atau kelaziman (common business
sense) yang berlaku.
3. Pemantauan (pengendalian) yang tidak konsisten terhadap implementasi
business process.
4. Evaluasi yang tidak berjalan terhadap business process yang berlaku.
empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan fraud, yang disebut juga
1. Greed (keserakahan).
2. Opportunity (kesempatan).
3. Need (kebutuhan).
4. Exposure (pengungkapan).
1. Greed dan need termasuk dalam faktor individu yang merupakan hal
bersifat sangat personal dan diluar kendali Perusahaan sehingga sulit sekali
37
sanksi terhadap pelaku fraud tergolong ringan sehingga para karyawan
adalah tekanan, baik itu tekanan finansial maupun non finansial yang didukung
dengan adanya kesempatan karena Perusahaan tidak menindak tegas pelaku fraud
1. Kecurangan korporasi
Kecurangan korporasi dilakukan oleh pejabat, eksekutif dan atau manajer
pusat laba dan perusahaan public untuk kepentingan perusahaan jangka
pendek.
2. Kecurangan pelaporan
Kecurangan pelaporan adalah penyajian laporan keuangan yang merusak
integritas informasi keuangan dan dapat memepegaruhi korban sperti
pemilik, kreditur bahkan competitor.
3. Kecurangan manajemen
Kecurangan manajemen dilakukan manajer tingkat atas untuk kepentingan
sendiri dengan jalan menyalahgunakan weenangnya.
4. Kegegalan audit
Kegagalan audit adalah kegagalan auditor untuk dapat mendeteksi dan
mengoreksi atau mengungkapkan setiap kelalian atau kesalahan besar
dalam penyajian laporan keuangan yang antra lain karena auditor tidak
menerapkan prosedur audit yang seharusnya terutama untuk transaksi yang
besar”.
dikelompokkan menjadi:
a. Kecurangan pelaporan
Kecurangan pelaporan mengandung unsur manipulasi, pemalsuan,
pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya, penerapan
38
prinsip akuntansi yang salah dengan sengaja yang merupakan sumber
untuk penyusunan laporan keuangan.
b. Penyalahgunaan aktiva
Kecurangan penyalahgunaan aktiva seringkali disebut dengan unsur
penggelapan.
bahwa:
Pada dasarnya tindak fraud dapat dibongkar oleh audit karena adanya
indikasi awal serta perencanaan yang baik untuk menyingkap segala sesuatu
mengenai tindak fraud yang mungkin terjadi, tim audit harus memiliki intuisi
yang tajam melihat berbagai aspek internal perusahaan yang riskan (rawan) terjadi
39
Sedangkan menurut PUSDIKLATWAS BPKP (2008:45) pendeteksian
pengujian”.
merupakan suatu deteksi awal yang harus dilakukan agar tindak fraud dapat
dicegah untuk tidak dilakukan, dan untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan
pengujian.
40
2.1.6.9 Dimensi dan Indikator Pendeteksian Kecurangan (Fraud)
Upaya pendeteksian ini bisa berlangsung dalam waktu relatif cepat, tetapi
kritis risiko terjadinya tindak fraud. Peta risiko dapat dibuat langsung
41
dilapangan. Namun, rencana pengamatan oleh auditor sering kali
praktek fraud pada objek yang diamati. Namun, terlalu dini untuk
ada atau rawan terjadi. Hasil verifikasi dan analisis ini akan
3 objek yang bisa menjadi materi uji awal untuk menggambarkan berbagai titik
1) Transparansi Sistem.
bagi pelaku fraud. Pelaku fraud banyak bermain pada lingkup sistem (unit kerja)
yang dianggap basah yang dapat menghasilkan keuntungan pribadi baik langsung
42
4) Penagihan kewajiban dari pelanggan, khususnya yang kurang lancar
(bermasalah atau bad debt).
5) Pengeluaran aset fisik (inventory atau aktiva tetap).
1) Jumlah fisik aset yang relatif banyak, sehingga memberi kemudahan untuk
melakukan pengutilantanpa segera dapat diketahui.
2) Alokasi anggaran biaya yang relatif besar, sehingga terbuka peluang untuk
melakukan manipulasi (mark-up) biaya.
3) Nilai barang yang relatif tinggi, yang bila berhasil memiliki dan
menjualnya di bawah harga pasar‟ tetap bisa memberi keuntungan yang
fantastik.
mudah dinilai, tetapi bisa juga menjadi faktor yang luput dari perkiraan ketika kita
harus mengukur potensi risiko terjadinya tindak fraud. Yang jelas dalam suatu
kasus fraud, apapun alasan rasional yang dikemukakan para pelaku, dapat kita
Fraud
spionase memang bisa dianggap sebagai bagian dari audit intellegence. Namun,
43
hal itu dapat mengundang perdebatan di kalangan internal, khususnya dari aspek
puncak:
2. Cenderung untuk memperlakukan orang lain sebagai objek, bukan pribadi, dan
mereka peroleh, temannya di kalangan elit, serta tempat indah yang telah
mereka kunjungi.
4. Lebih banyak membual tentang prestasi dan keunggulan yang mereka raih
44
5. Tampak sembrono atau tidak hati-hati terhadap fakta dan sering kali
membesar-besarkannya.
kerjariya digunakan untuk mereka-reka dan merancang jalan pintas agar bisa
mereka.
10. Sangat sering melakukan pergantian di antara bawahannya dan sering kali
hubungan itu dapat mendingin dengan tiba-tiba hanya karena satu kesalahan,
bahkan satu kesalahan yang sangat kecil dapat menyebabkan jatuhnya seorang
bawahan.
cenderung ikut arus sesaat dan tidak memiliki perencanaan jangka panjang.
13. Menuntut loyalitas mutlak dari bawahannya, tetapi mereka sendiri hanya loyal
45
14. Hanya memiliki sedikit teman sejati di bidangnya atau di perusahaan. Pesaing
tingkatan yang lebih rendah ini memiliki gejala tersendiri. Berikut beberapa
penjualan naik, biaya turun, laba lebih besar. Manajemen puncak: tidak
biaya serta laba yang kurang dari yang diharapkan atau diminta.
terjadi.
6. Keuntungan pemasok dan leveransir atas produk, barang dan jasa mereka
diperas habis-habisan.
46
8. Tingkat permusuhan yang tinggi timbul di antara para bawahan, serta antara
manajer di tingkat yang lebih rendah dengan atasan staf dan lini mereka.
9. Mereka yakin tingkat tanggung jawab yang ada melampaui uraian tugas yang
sebenarnya.
Tabel 2.2
Jurnal Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Kesimpulan
47
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri
sekaligus sebagai bukti pendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
fraud.
fraud dan mengambil langkah-langkah yang tepat ketika fraud dicurigai telah
terjadi. Singkatnya, auditor internal harus bertindak seperti yang dilakukan oleh
48
Berkaitan dengan itu, peran utama dan tanggungjawab seorang auditor
tanda-tanda fraud yang mungkin akan terjadi. Dan kedua, auditor internal harus
pengendalian intern yang ada. Maka dari itu, seorang auditor internal dituntut
49
kecermatan dan keseksamaan profesional dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab auditnya.
menyebutkan bahwa:
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa auditor internal yang dapat
dari seorang auditor itu sendiri dalam menangani kasus fraud. Berkaitan dengan
itu, peran utama seorang auditor internal sesuai dengan fungsinya dalam
tersebut.
50
Audit Internal
Pendeteksian Kecurangan
Dimensi:
Standar Profesional Audit
Internal: Dimensi:
1. Independensi 1. Kemampuannya
2. Kemampuan Profesional mengembangkan audit
3. Lingkup Pekerjaan berbasis risiko
4. Pelaksanaan Kegiatan 2. Membangun jaringan
Pemeriksaan informan
5. Manajemen Bagian Audit
Internal Valery G Kumaat (2011:156)
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
2.3 Hipotesis
dengan anggapan, pendapat atau asumsi yang mungkin benar dan mungkin salah.
Kecurangan”.
51