Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

1.Sejarah diagnosa keperawatan.


Diagnosis keperawatan diperkenalkan pertama kali dalam literatur keperawatan pada
tahun 1950 (McFarland dan McFarlane, 1989). Fry (1953) mengajukan formulasi diagnosis
keperawatan dan rencana asuhan keperawatan individu untuk membuat keperawatan menjadi
lebih kreatif. Dibandingkan dengan praktik dependen sesuai anjuran dokter (misalnya
memasukkan obat dan cairan intravena), hal ini lebih menekankan pada praktik independen
perawat (misalnya edukasi klien dan peringanan gejala). Awalnya, keperawatan profesional
tidak mendukung diagnosis keperawatan.
Pada tahun 1955, Model Nurse Practice Act of ANA (1955) melarang terapi diagnosis
atau peresepan. Akibatnya, perawat ragu untuk menggunakan diagnosis keperawatan dalam
praktik. Namun, teori keperawatan mendorong keperawatan definitif dalam hubungannya
dengan masalah klien. Teori sebelumnya, yang mendefinisikan tindakan keperawatan dalam
hubunganya dengan masalah berpusat pada klien, merupakan bagian dari tanggung jawab
terhadap ketertarikan dan penggunaan terakhir diagnosis keperawatan dalam keperawatan
terdahulu.
Pada tahun 1973 konferensi nasional pertama untuk klasifikasi diagnosis keperawatan
diselenggarakan untuk menentukan fungsi keperawatan dan menentukan sistem klasifikasi.
Beberapa tahun kemudian, peserta konferensi ini membangun sebuah taksonomi, yaitu
sebuah sistem klasifikasi pilihan untuk diagnosis yang memiliki kesamaan hubungan. Saat ini
ada 13 ruang lingkup, 47 kelas, dan 188 diagnosis keperawatan dalam taksonomi tersebut.
Sebagai contoh, dalam ruang lingkup kenyamanan ada tiga kelas, yaitu : kenyamanan fisik,
kenyamanan lingkungan, dan kenyamanan sosial. Diagnosis keperawatan nyeri akut termasuk
dalam kelas kenyamanan fisik.
Pada tahun 1982 sebuah persatuan profesional, North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA) didirikan. Tujuan NANDA adalah “untuk mengembangkan,
memperhalus, dan mempromosikan taksonomi terminologi diagnosis keperawatan untuk
digunakan secara luas oleh perawat profesional” (Kim, Mc Farland, dan McLean, 1984).
Pada tahun 2003, NANDA berubah nama menjadi NANDA International (NANDA-I) agar
lebih mencerminkan penggunaan diagnosis keperawatan internasional untuk komunitas
kesehatan secara global. Organisasi ini adalah pemimpin klasifikasi diagnosis keperawatan
dan didukung oleh ANA sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan hal itu.
Pertama kali ANA Standard of Nursing Practice (1973) menggabungkan diagnosis
keperawatan pada tahun 1971, dan tetap terdapat dalam Nursing Scope and Standards of
Practice (ANA, 2004). Scope of Nursing Practice (1987) yang diterbitkan oleh ANA,

1
menjelaskan keperawatan sebagai diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap
kesehatan dan penyakit, membantu memperkuat definisi diagnosis keperawatan.
Penelitian dalam bidang diagnosis keperawatan terus berkembang. Akibatnya,
NANDA-I terus berkembang dan menambahkan nama diagnosis baru pada daftar NANDA-I.
Penggunaan standar formal pernyataan diagnosis keperawatan memilki beberapa tujuan
sebagai berikut.

 Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang sama dalam
memahami kebutuhan klien bagi semua anggota tim pelayanan kesehatan.
 Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa yang mereka lakukan sendiri,
dengan profesi pelayanan kesehatan lain, dan masyarakat.
 Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara pelayanan kesehatan lain.
 Membantu perawat berfokus pada bidang praktik keperawatan.
 Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan.

2.Manfaat diagnosa keperwatan bagi profesi juga penting bagi klien dan keluarga. Komunikasi
yang lebih baik diantara profesioanal perawatan kesehatan kesehatan membantu
menghilangkan masah potensial dalam memberikan perawatan dan mempertahankan fokus
pada pemenuhan tujaun perawatan kesehatan klien. Sama halnya pertimbngan akhir untuk
perbaikan dan telaan dari sejawat adalah untuk memastikan bahwa perawatan yang bekualitas
tinggi diberikan pada klien dan keluarganya. Selanjutnya, klien mendapatkan manfaat dari
asuhan keperawatan yang bersifat individual yang di hasilkan dari penetaan tujuan yang
sesuai, pemeliharaan prioritas yang tepat, pemilihan intervensi yang tepat, dan penetapan
kriteria hasil.Diagnosis Keperawatan Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik
tentang respon individu,keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau
kesehatan potensial,dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,perawat secara
akuntabilitas dapat mengedintifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga,menurunkan,membatasi,mencegah dang merubah status kesehatan klien
(CARPENITO, 2000; Gordon,1976,NANDA.
Diagnose keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,keluarga dan
komunitas terhadap masalah kesehatan /proses kehidupan yang actual/potensial yang
merupakan dasar untuk memilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
merupakan tanggung jawab perawat (Doenges,1998).
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan singkat,jelas dan pasti tentang masalah klien
yang nyata/potensil serta penyebabnya dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan
keperawatan (Gordon,1982). Respon manusia terhadap masalah kesehatan/proses
kehidupan yang actual dan potensial seperi intoleransi aktifitas,bersihan jalan nafas tidak
efektif, kurang perawatan diri.

2
Diagnose keperwatan berubah karena perubahan/pemulihan situasi perspektif
klienPerbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis Beberapa perbedaan
antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini: Perbedaan Diagnosa
Keperawatan dengan Diagnosa Medis Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan
dengan diagnosa medis dibawah ini:

3.Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis Beberapa perbedaan


antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:
Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis Beberapa perbedaan antara
diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:
1. Diagnosa keperawatan :
a. Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
b.Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.
c.Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.
d.Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan
dan evaluasi.
2. Diagnosa Medis :
a. Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
b. Berorientasi kepada keadaan patologis
c. Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.
d. Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada
perawat.

3
BAB II
ISI

A.Komponen diagnosa keperawatan Menurut NANDA; diagnose keperawatan


adalah:
keputusan klinis tentang respon individu,keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan/proses kehidupan yang actual atau potensial. Diagnose keperawatan
memberikan dasar untuk memilih intervensi keperawatan dalam mencapai hasil yang
merupakan tanggug jawab perawat.
Diagnose keperawatan harus didukung oleh data dimana data diartikan sebagai “Definisi
karakteristik”, definisi karakteristik tersebut dinamakan “Tanda dan gejala”,
tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan
oleh klien.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa dan interpretasi data yang
diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.diagnosis keperawatan memberikan
gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (actual) kemungkinan
akan terjadi,dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Komponen Diagnosa keperawatan :
Diagnosis keperawatan mempunyai empat komponen: label,definisi,batasan
karakteristik,dan factor berhubungan (Carpenito, 2000, wikinson, 2011)
1. Label Diagnose keperawatan: merupakan label singkat yang menggambarkan
kondisi pasien yang diobservasi dilapangan. Kondisi ini bisa merupakan masalah
actual atau potensial atau diagnose sejahtera
2. Definisi: Menekankan pada kejelasan,arti yang tepat untuk diagnose. Definisi dalam
buku ini diambil dari taksonomi NANDA international. Definisi untuk masing-masing
diagnose keperawatn, membantu perawat dalam melakukan verifikasi diagnose
keperawatn tertentu.
3. Bahasan karakteristik: Merupakan tanda yang menggambarkan tingkath laku
pasien,baik yang diobservasi oleh perawat (Objektif) maupun yang dikatakan oleh
pasien/keluarga (Subyektif) batasan karakteristik mengacu pada petunjuk klinis, tanda
subyekti dan obyektif. Adanya dua atau tiga batasan karakteristik dapat
menverifikasi/membuktikan suatu diagnose keperawatan.
Satu tanda gejala tidak cukup mendukung suatu diagnose keperawatan. Tidak adanya
batasan karakteristik menunjukan diagnose keperawatan harus ditolak /tidak boleh

4
ditegakkan. Batasan karakteristik memberikan struktur untuk proses kognitif dalam
mengidentifikasikan kebutuhan klien dan perumusan actual dari diagnose
keperawatan, NANDA international tidak lagi mendesain batasan karakteristik
menjadi “Mayor” ,”Minor”, dan “kritis”. Penyederhanaan ini dibuat dengan tujuan
mendukung:
a. mengembangkan data dasar diagnosis keperawatan secara elektronik,
b. pengembangan diagnosis dan
c. klasifikasi kerja.
4. Factor yang berhubungan :
adalah kondisi atau situasi yang dapat menyebabkan atau menunjang suatu diagnosis
(Gordon, 1994).Diagnose actual dan sejahtera keduanya mempunyai factorfaktor yang
berhubungan.
Untuk diagnose actual factor yang berhubungan mungkin Etiologi dari masalah. Factor yang
berhubungan dengan diagnose sejahtera membuat kondisi atau situasi yang meningkatkan
kesejahteraan.
Diagnose resiko tinggi mempunyai factor-faktor resiko daripada factor yang berhubungan.
Factor resiko adalah perilaku adalah perilaku. Kondisi atau situasi yang menyebabkan klien
rentan terhadap masalah 9Gordon, 1994). Identifikasi factor resiko klien untuk memandu
intervensi keperawatan untuk mencegah masalah kesehatan.

B. Jenis Diagnosa Keperawatan


1) Diagnosa Keperawatan Aktual (Aktual Nursing Diagnosa)
Diagnosa keperawatan aktual (NANDA) adalah diagnosis yang menyajikan keadaan klinis
yang telah memvalidasi melalui batasan karakteristik yang diidentifikasi. Diagnosa ini
menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang
terdapat dalam individu, keluarga atau komunitas. Pemilihan diagnosa aktual menunjukkan
bahwa data pemeriksaan yang ada sudah cukup untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat
mempengaruhi perubahan status keperawatan.
Faktor yang berhubungan terdiri dari 4 komponen : patofisiologi, tindakan yang
berhubungan, situasional, dan maturasional.
Dalam contoh:

5
Ny.Sarah, perawat menilai klien menderita nyeri tulang belakang dengan angka
keparahan/skala 8-9 dari skala1-10. Rasa nyeri meningkat saat pergerakan. Akibat rasa nyeri
tersebut, Ny.Sarah tidak dapat tidur. Nyeri akut merupakan diagnosa keperawatan aktual.

2) Diagnosa Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi (Risk and High-Risk Nursing
Diagnosa)
Diagnosis keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau
komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau
kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama.
Resiko : menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi (Keliat, 1990). Validasi untuk menunjang diagnosis resiko adalah faktor yang
memperhatikan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan
tidak menggunakan batasan karakteristik.Syarat : penulisan rumusan diagnosis ini adalah
adanya unsur : PE (problem & etiologi). Pengunaan istilah “Resiko atau resiko tinggi”
tergantung dari tingkat keparahan/kerentanan terhadap masalah.
Contoh:
Ny sarah menjalani laminektomi, dia akan memiliki luka operasi. Lingkungan rumah sakit
menciptakan resiko infeksi nosokomial. Sehingga setelah Ny sarah menjalani operasi,
perawat menegakkan diagnose keperawatan resiko infeksi, pengkajian utama type diagnose
ini adalah adanya data yang menunjang faktor resiko (insisi dan lingkungan rumah sakit)
yang mendukung kerentanan Ny sarah. Data tersebut termasuk faktor fisiologis, psikososial,
keturunan, gaya hidup dan lingkungan yang meningkatkan kerentanan klien atau
kecenderungan berkembang ke arah kondisi tersebut.

3) Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing diagnoses),


Diagnosis keperawatan sejahtera adalah penilaian klinis mengenai individu, kelompok,
atau komunitas dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus/tertentu ketingkat
kesehatan/kesejahteraan yang lebih baik. (NANDA).
Cara pembuatan diagnosis ini adalah dengan menggambungkan pernyataan fungsi positif
dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan.
Dalam menentukan diagnosis keperawatan sejahtera, menunjukan terjadinya peningkatan
fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.
Sebagai contoh:

6
pasangan muda yang kemudian menjadi orang tua telah melaporkan fungsi positif dalam
peran pola hubungan. Perawat dapat memakai informasi dan lahirnya bayi baru sebagai
tambahan dalam unit keluarga, untuk membantu keluarga mempertahankan pola hubungan
yang efektif. Perawat memilih tipe diagnose ini ketika klien berharap atau telah mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Potensial peningkatan adaptasi yang terkait dengan menjadi
pasangan baru adalah diagnosa keperawatan sejahtera, dan perawat dengan keluarga bekerja
sama untuk beradaptasi dengan stresor yang berhubungan dengan pembentukan
keluarga/pasangan baru. Dalam pelaksanaannya, perawat menggabungkan kekuatan klien dan
sumber daya yang ada kedalam rencana keperawatan, dengan tujuan untuk meningkatkan
tingkat adaptasi.

4). Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome nursing diagnoses),


Diagnosis keperawatan sindrom merupakan diagnosis keperawatan yang terdiri dari
sekelompok diagnosis keperawatan actual atau resiko yang di duga akan muncul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu.Menurut NANDA
ada 2 jenis diagnosa sindrom :
a). sindrom trauma perkosaan (Rape trauma syndrom), tanda dan gejala yang di temui cemas,
takut, sedih, gangguan istrahat dan tidur dan resiko tinggi nyeri sewaktu melakukan
hubungan sexsual.
b). resiko sindrom penyalahgunaan (Risk for disuse syndrome).Contoh diagnosa resiko yang
dapat ditegakkan :
1) Resiko ketidakberdayaan
2) Resiko kurusakan integrasi jaringan
3) Resiko konstipasi
4) Resiko infeksi
5) Resiko perubahan fungsi pernapasan
6) Resiko terjadi perlukaan
7) Resiko gangguan proses piker
8) Resiko gangguan gambaran diri
9) Kerusakan mobilitas fisik
5). Diagnosa keperawatan kemungkinan (possible nursing diagnoses).
Merupakan pernyataan tentang masalah yang di duga masih memerlukan data tambahan
dengan harapan masih di perlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya

7
faktor resiko.Syarat : menegakkan diagnosa keperawatan kemungkinan adanya unsure respon
(problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah
contoh : kemungkinan gangguan konsep diri : gambaran diri berhubungan dengan
tindakan mastektomi.

C.Formulasi Diagnosa Keperawatan :


 .Formulasi Diagnosa Keperawatan Aktual Formulasi diagnosa keperawatan
aktual berisi :
1.Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi. Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan
klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan
menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll),
supaya :
a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum
b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah
medis
d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan
intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan
2.Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah
kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi :
perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan. Unsur-unsur dalam
identifikasi etiologi :
a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat
menyebabkan / mendukung masalah.
b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll)
c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi
atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.
d. Maturasional : Adolesent : ketergantungan dalam kelompok Young Adult : menikah,
hamil, menjadi orang tua Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.
3.Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan
informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Jadi rumus
diagnosis keperawatan adalah : PE / PES.
8
 Formulasi Diagnosa Keperawatan Resiko Formulasi diagnosa keperawatan
resiko berisi :
1. Problem Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat
diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi. Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan
klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan
menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll),
supaya :
a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum
b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah
medis
d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian
dan intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
2. Etiologi Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang
memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan,
interaksi antara perilaku dan lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :
a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat
menyebabkan / mendukung masalah.
b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll)
c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi
atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.
d. Maturasional (tingkat kematangan atau kedewasaan klien) Adolesent : ketergantungan
dalam kelompok Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua Dewasa : tekanan
karier, tanda-tanda pubertas.
 Formulasi Diagnosa Keperawatan Sejahtera
1. Problem Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat
diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya tidak terjadi. Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau
masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.

9
Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah
disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya :
a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum
b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan
dengan masalah medis Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan
diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

10
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu, keluarga atau
komunitas yang di dapatkan melalui proses pengumpulan data yang disengaja dan sistematis
yang menjadi tanggung gugat perawat. Hal ini ditunjukan secara singkat dan mencakup
etiologi kondisi bila di ketahui.
Tujuan diagnosa keperawatan adalah untuk mengarahkan rencana asuhan
keperawatan untuk membantu klien dan keluarganya beradaptasi terhadap penyakit mereka
dan untuk menghilangkan masalah perawat kesehatan.
Sasaran diagnosa keperawatan adalah untuk mengmbangkan suatu rencana asuhan
yang bersifat individual sehingga klien dan keluarganya mampuh mengatasi perubahan dan
untuk menghadapi tantangan yang diakibatkan dari maslah kesehtan.
Tiga komponen utama dari diagnose keperawatan dengan merujuk pada hasil analisa
data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).
NANDA-I telah mengidentifikasi empat tipe diagnosis keperawatan, yaitu :
 Diagnosis Keperawatan Aktual
 Diagnosis Keperawatan Risiko
 Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan
 Diagnosis Keperawatan Sejahtera

B.SARAN
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran dalam ilmu kesehatan khususnya ilmu
keperawatan penting sekali memahami pendokementasian diagnosis
keperawatandalam asuhan keperawatan agar terciptanya proses keperawatan yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan,Deden.2012.Proses Keperawatan.Yogyakarta:Gosyen H.

Camp,Nancy.2005.Dokumentasi Keperawatan.Jakarta: EGC H.

Lismidar,dkk.1990.Proses Keperawatan.Jakarta:Universitas Indonesia Hidayat,A.Aziz

Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika


Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

konsep,proses dan praktik edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGS.Jakarta.

Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2008. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

12
13

Anda mungkin juga menyukai