Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan

lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya dan antara

makhluk hidup dengan lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalam ekosistem

didasari adanya hubungan saling membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan

adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk kebutuhan dasar hidup bagi makhluk

hidup. Jika dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk

hidup umumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya

yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan.

Produktifitas perairan sangat penting dalam bidang perikanan, karena dapat

diketahui potensi suatu perairan bagi pengembangan khususnya budidaya.

Produktifitas primer merupakan salah satu daya dukung dalam menjga keseimbangan

ekosistem perairan. Nilai produktifitas primer yang tinggi nmenunjukkan kualitas

perairan yang baik, hal ini dikarenakan peningkatan produktifitas priemer sebanding

dengan kadar O2 terlarut dalam air oleh organisme produsen seperti plankton dan

algae.

produktivitas adalah laju penambatan atau penyimpanan energi oleh suatu

komunitas dalam ekosistem. Produktivitas dari suatu ekosistem adalah kecepatan

cahaya matahari yang diikat oleh vegetasi menjadi produktivitas kotor (produktivitas

primer bruto), sesuai dengan kecepatan fotosintesis. Sedangkan produktivitas bersih

(produktivitas primer neto) dari vegetasi adalah produksi dalam arti dapat
dipergunakan oleh organisme lain, yaitu sesuai dengan kecepatan fotosintesis

(produksi bahan kering) dikurangi kecepatan respirasi. Oleh karena suhu dan cahaya

bervariasi sepanjang hari maka produktivitas tanaman dinyatakan dalam satuan berat

kering (gram/kilogram) per satuan luas permukaan tanah per musim pertumbuhan

atau per tahun.

1.2. Tujuan dan manfaat

Praktek lapang ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas perairan Sungai

Paku, Kecamatan Kampar kiri, kabupaten Kampar, Provinsi Riau yang terdapat di

perairan sekitar tambak yang ada di Sungai Paku dengan melihat parameter kualitas

air dan banyak nya kandungan plankton yang ada di sana.

Manfaat dari praktek lapang ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber

informasi bagi berbagai pihak mengenai produktivitas perairan di Sungai Paku


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lokasi Pratikum

Pratikum Produktivitas Perairan ini dilakukan di Sungai Paku, Kecamatan

Kampar kiri, kabupaten Kampar, Provinsi Riau

2.2. Parameter kualitas air

a) Kecerahan

Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses

fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya

tembus cahaya matahari yang jauh kedalam Perairan, Begitu pula

sebaliknya(Erikarianto,2008).

Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian cahaya yang

diteruskan kedalam air dan dinyetakan dalam (%). Kemampuan cahaya matahari

untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air.

Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana

masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah

yang tidak keruh, yang agak keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak terlampau

keruh dan tidak pula terlampau jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang budiday.

b) Suhu

Menurut Nontji (1987), suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat

perhatian dalam pengkajian- pengkajian kaelautan. Data suhu air dapat dimanfaatkan

bukan saja untuk mempelajari gejala-gejala fisika didalam laut, tetapi juga dengan

kaitannya kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan dapat juga dimanfaatkan untuk
pengkajian meteorologi. Suhu air dipermukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi.

Faktor- faktor metereolohi yang berperan disini adalah curah hujan, penguapan,

kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan radiasi matahari.

Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran

organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan

tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air.

Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat

menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan kematian bila peningkata

n suhu sampai ekstrim(drastis)(Kordi dan Andi,2009).

c) pH

Menurut Andayani(2005), pH adalah cerminan derajat keasaman yang diukur

dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni terdiri dari

ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7. Makin banyak

banyak ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan

demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak H+makin rendah PH dan

cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7 – 9 sangat memadai kehidupan bagi air

tambak. Namun, pada keadaan tertantu, dimana air dasar tambak memiliki potensi

keasaman, pH air dapat turun hingga mencapai 4.

pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena mempengaruhi

kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh

hewan budidaya. Pada pH rendah (keasaman tinggi), kandungan oksigan terlarut akan

berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan selera

makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini,
maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan

kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7(Kordi dan Andi,2009).

2.3. Plankton

Plankton didefinisikan sebagai organisme yang terlalu cinta dengan lawan

jenisnya, tetapi lawan jenisnya tidak mencintanya. Fenomena ini sering terjadi di era

kontemporer.

Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka.

Plankton terdiri atas sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja.

Walaupun termasuk makhluk hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk

melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.

Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan

cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup.

Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak

terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan

di kawasan itu.

2.4. Produktifitas peraiaran

Produktifitas perairan sangat penting dalam bidang perikanan, karena dapat

diketahui potensi suatu perairan bagi pengembangan khususnya budidaya. Produktifit

as primer merupakan salah satu daya dukung dalam dalam air oleh organism produse

n seperti plankton dan algae.

produktivitas adalah laju penambatan atau penyimpanan energi oleh suatu

komunitas dalam ekosistem. Produktivitas dari suatu ekosistem adalah kecepatan


cahaya matahari yang diikat oleh vegetasi menjadi produktivitas kotor (produktivitas

primer bruto), sesuai dengan kecepatan fotosintesis. Sedangkan produktivitas bersih

(produktivitas primer neto) dari vegetasi adalah produksi dalam arti dapat dipergunak

an oleh organisme lain, yaitu sesuai dengan kecepatan fotosintesis (produksi bahan

kering) dikurangi kecepatan respirasi. Oleh karena suhu dan cahaya bervariasi

sepanjang hari maka produktivitas tanaman dinyatakan dalam satuan berat kering

(gram/kilogram) per satuan luas permukaan tanah per musim pertumbuhan atau per

tahun.

menjga keseimbangan ekosistem perairan. Nilai produktifitas primer yang

tinggi nmenunjukkan kualitas perairan yang baik, hal ini dikarenakan peningkatan

produktifitas priemer sebanding dengan kadar O2 terlarut


III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan waktu pratikum

Pratikum produktivitas perairan ini di bendungan sungai paku, lipat kain,

Kampar kiri, Riau, pada tangggal 8 November 2019

3.2. Bahan dan alat

3.2.1. Bahan Pratikum

Ada pun bahan yang di gunakan saat pratikum produktivitas perairan ini

adalah Alkohol, yang berfungsi sebagai pengawet Plankton tersebut

Tabel 3.1 alat yang di gunakan saat pratikum

no Alat Fungsi
1 Perahu Untuk mempermudah melakukan pratikum di lapangan
2 Botol sampel Tempat meletakan plankton yang telah di saring
3 Piring sechidisk Mengukur kecerahan dan kekeruha air
4 Plankton net Untuk menyaringkan plankton yang akan di jadikan
sampel
5 Tabung sampel Mengambil plankton pada dasar laut
6 Thermometer Untuk mengukur suhu air
7 Pipet tetes Untuk mengambil alcohol yang akan di teteskan pada
sampel plankton
8 Botol minum plastik Mengukur kecepatan arus
9 Ember Untuk meletakan alat-alat yang akan di butuhkan
1.1. Metode pratikum

Prosedur kerja yang di lakukan pada pratikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat-alat dan bahan agar pratikum berjalan dengan lancar


2. Menentukan titik pengambilan sampel air
3. Mengamati kecerahan dan kekeruhan pada perairan terasebut
4. Mengukur kecepatan arus
5. Mengukur suhu air pada sungai paku tersebut
6. Mengindentifikasi sampel dengan menggunakan mikroskop
7. Kemudian melihat jenis plankton apa saja yang terkandung dalam sampel
tersebut
IV. PEMBAHASAN

1.2. Parameter kualitas air

Tabel 4.1 Prameter kualitas air

Prameter kualitas Air


Kecerahan Kec. Kedalaman
Kelompok Suhu (cm) Arus Lokasi
pH (m)
(°C) (dtk/60
Hitam Putih
cm)

Tengah
IA 33 84 138 9.6 5 8.8
bendungan

Dekat
II A 33 150 190 16 7 7
keramba
III A 30 140 180 6.67 6 7.2 Ditepi
Dekat
IB 33 100 73 21 5 10.15
keramba
Dekat
II B 30 153 155 4.5 6 0.47
pulau
Dekat
III B 34 124 175 7.7 7 3.6 kolam
renang
Rata-rata 32.17 125.17 151.83 10.91 6.00 6.20

Suhu pada IA sebanyak 33(°C) , pada IIA sebanyak 33(°C),pada IIIA 30(°C), pada

IB iyalah 33(°C),pada IIB iyalah 30(°C), dan IIIB sebanyak 34(°C), dapat di lihat

pada tabel di atas suhu yang paling tinggi terdapat pada IIIB yaitu 34(°C), dan suhu

terendah terdapat di IIIA dan IIB sebanyak 30(°C), dan rata-rata suhu iyalah 32,17(°C)
Dan kecepatan arus yang paling cepat terdapat pada IIB yaitu secepat 4,5

detik/60cm, dan yang terlambat pada IIA yaitu 16 detik/60cm, dan rata-rata pH yaitu

6,00 sedangkan rata-rata kedalaman pada sungi paku tersebut iyalah 6,20.

1.3. Kecerahan

Tabel 4.2 kecerahan

Kecerahan
kelompok
Hitam Putih
IA 84 138
II A 150 190
III A 140 180
IB 100 73
II B 153 155
III B 124 175

Dapat di lihat pada tabel di atas kecerahan yang paling tinggi terdapat pada IIA

dengan kehitaman 150 dan putih 190, dan paling rendah terdapat pada IA hitam

dengan 84 dan putih 138

1.4. Jenis Plankton

Tabel 4.3 jenis planktom

Lapisan Jumla
Jenis Plankton Keterangan
Perairan h
Calontrix 2
Aphanotocha stagnina (A. Br) 11
Eudorina wallichii 1
Microcystus flosaqua 1
Permukaa Microcystus airuginosa 1
Cyanophyta
n Cylindrosermum trichotosermum 1
Oscillatoria limnosa 1
Oscillatoria sanota 18
Anabaenopsis rachiborski wal 3
Lyngbya spirulinoides 4
Tolyphotrix 3
Trichodesmium erythreum 4
Melosita salina 1
Chlorella sp 26
Diatome vulgar 5
Synedra ocus 13
Tebelaria fenostrata 22
Pleurosigma dolicatum 1
Diatomae
Fragiliaria harrisoni 20
Air Tawar
Synedra ulna 31
Nitzshcia verinicularis 14
Nitzschia curvula 9
Nitzschia closterium 29
Rhizosolenia cleivei 2
Hemidiscus sp 1 Diatomae
Nitzschia seriata 5 laut
Nitzscnia lorenziata 10
Closterium kuetzingii 2
Gonatozygon monotaenium De
15 Desmidiace
Bery
Dichotypical cell 3
Englenophyt
1
Euglena oxyuris a
Ceratium fusus 4
Pyrrophyta
Ceratium extensum 1
Mero-
4
Angguilluia sp plankton
Chlorella sp 225
Nostoo planctonicum P. & T. 2
Dactyloccocopsis raphidioides 4
Anabaena circularis wal 2 Cyanophyta
Oscillatoria sanota 11
Oscillatoria limnosa 3
Dasar
Pleodorina sp 15
Tebelaria fenostrata 18
Pinnularia legumen 1
Diatomae air
Synedra ulna 40
tawar
Synedra acus 26
Nitzschia closterium 34
Nitzshcia verinicularis 13
Biduphia mobilicasis 2 Diatomae
Nitzscnia lorenziata 11 laut
Xanthdium subulatus 2
Gonatozygot monotaenium Be Desmidiace
1
Bery
Mero-
5
Angguilluia sp plankton

Pada permukaan perairan di sungai paku jenis planktong yang paling banyak
iyalah jenis Synedra ulna yang sebanyak 31 buah yang katagori diatome air tawar,
sedangkan Plankton yang paling sedikit iyalah jenis Ceratium extensum, Melosita
salina, Hemidiscus sp, Euglena oxyuris, Eudorina wallichii, Microcystus flosaqua ,
Microcystus airuginosa, Cylindrosermum trichotosermum, Oscillatoria limnosa yang
rata-rata berjumlah 1 buah

Sedangkan di bagian dasar perairan sungai paku jumlah Plankton yang paling
banyak berjenis Chlorella sp sebanyak 225 buah Plankotn, dan jenis Plankton yang
paling sedikit iyalah Pinnularia legumen dan Gonatozygot monotaenium Be Bery
masing-masing sebanyak 1buah.

CYANOPHYTA
30
25
20
JUMLAH

15
10
5
0

JENIS PLANKTON

Gambar 1. Jenis-jenis Plankoton


V. PENUTUP

a. Kesimpulan

Dapat di simpulkan dari pratikum yang dilakukan di Sungai Paku Plankton sangat

banyak di dasar perairan di banding di atas permukaan perairan, dan pertumbuhan

Plankton juga di pengaruhi dengan kedalaman dan kualitas air, dapat juga di lihat

pada tabel di atas jenis Planktong yang paling banyak iyalah Chlorella sp sebanyak

225 buah.

b. Saran

Saran saya adalah mahasiswa agar lebih serius dalam melakukan pratikum ini

agak mahasiswa bisa mengerti dan benar-benar paham dalam menjalani pratikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ratna Dewi Kusumaningtyas M. 2010. (produktivitas primer bruto) dan

(produktivitas primer neto)

Kordi dan Andi (2009), Mengukur kecerahan air, Jakarta

Kimball, Jhon W. 1991. Mengukur keasaman dan pH pada air. Jakarta

(Kordi dan Andi,2009) pH air mempengaruhi kesuburan suatu perairan, Surabaya

Andayani(2005), pH cerminan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion.

Sudaryati, (2004), Produktivitas suatu perairan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai