Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Eka Nurhayati


NIM : I1031161001
Tgl Praktek : 23 Desember 2018
Judul Kasus : ANC
Ruangan : Puskesmas Kampung Dalam

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Kehamilan merupakan salah satu sasaran pelayanan kesehatan
reproduksi yang keberadaannya memerlukan perhatian khusus serta
mendapat prioritas utama karena setiap saat bisa timbul adanya penyakit
yang dapat mengancam jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Salah
satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan
antenatal care secara teratur. Antenatal care perlu dilakukan untuk
mengetahui keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang ditemukan dimulai
sejak hamil muda [ CITATION Erm15 \l 14345 ].
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
profesional kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan antenatal[ CITATION Erm15 \l 14345 ]. Kunjungan antenatal
care adalah kontak ibu hamil dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar. Hasil pelayanan antenatal
care dapat dilihat dari cakupan kunjungan pertama (K1) dan kunjungan
(K4). Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama
kefasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang
telah mendapatkan pelayanan kesehatan antenatal care sesuai dengan
standar pelayanan [ CITATION Sam15 \l 14345 ].
2. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk
ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falopi. Disekitar
sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil
bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini
disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan
waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan baik
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.

3. Perubahan Fisiologi
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada
pada alat kandung dan juga organ lainnya.
a. Uterus
Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x
20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
Berat : dari 30 gr – 1000 gr, panjang 32 cm dan lebar 24 cm.
Posisi : Awal antefleksi/retrofleksi, 4 bulan berada pada rongga pelvis,
akhir berada pada rongga perut sampai hati.
Menurut Spiegelberg, mengukur TFU dari simfisis:
1) Kehamilan 22-28 minggu : 24-25 cm dari simfisis
2) Kehamilan 28 minggu : 26,7 cm dari simfisis
3) Kehamilan 30 minggu : 29,5-30 cm dari simfisis
4) Kehamilan 34 minggu : 31 cm dari simfisis
5) Kehamilan 36 minggu : 32 cm dari simfisis
6) Kehamilan 38 minggu : 33 cm dari simfisis
7) Kehamilan 40 minggu : 37,7 cm dari simfisis
Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah
kedua jari dapat saling sentuh.
Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta,
sehingga rahim bentuknya tidak sama.
Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal di mana estrogen
dan progesteron berubah konsentrasinya sehingga
mengalami penurunan.
b. Serviks
Serviks menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks
bertambah disebut tanda “goodell”.
c. Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti sampai terbentuknya uri. Ovarium yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
d. Vagina dan vulva
1) Kekenyalan atau elastisitas bertambah artinya daya regang
bertambah sebagai persiapan persalinan.
2) Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin
merah dan kebiru-biruan.
e. Sistem sirkulasi darah
1) Volume darah
Serum darah meningkat 25-30 %, sel darah bertamabah 20%.
Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
2) Protein darah
Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap
meningkat sampai akhir kehamilan.
3) Hitung jenis dan Hb
Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit
meningkat untuk kebutuhan oksigen.
4) Nadi dan TD
TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/menit
5) Jantung
Pompa jantung meningkat pada tri wulan I sampai menurun pada
minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke
kiri.
f. Sistem pernapasan
1) Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma
akibat pembesaran rahim.
2) Kapasitas vital paru meningkat.
3) Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada
g. Sistem pencernaan
1) Nafsu makan meningkat, sekresi usu berkurang, aktivitas peristaltik
menurun akibatnya bising usus menghilang karena konstipasi.
Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat menyebabkan
haemoroid. Saliva meningkat, mual dan muntah.
2) Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas
3) Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning sickness)
pengaruh hormon HCG.
h. Tulang dan gigi
1) Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak
2) Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi
kebutuhan kalsium janin
i. Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada :
1) Muka : cloasma gravida
2) Payudara : puting susu dan areola payudara
3) Perut : striae gravidarum(garis-garis memanjang atau serong pada
perut, memanjang dari simpisis ke umbilikalis), cicatrix (selulit)
j. Kelenjar endokrin
1) Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
2) Kelenjar hipofisis : dapat membesar terutama lobus anterior
3) Kelenjar adrenal : satu tidak berpengaruh ( – )
k. Payudara
1) Payudara bertambah besar, tegang dan berat
2) Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli
3) Bayangan vena lebih membiru
4) Kaku diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
l. Metabolisme
1) BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga
2) Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara.
3) Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
4) Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
5) BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh:
a) Janin, uri, air ketuban, uterus
b) Payudara, uri, darah, lemak, protein, retensi urine.
6) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi
m. Kenaikan berat badan
1) trimester I : 1 kg
2) trimester II: 5 kg
3) trimester III: 5,5 kg

4. Jadwal Kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
1) Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan
2) 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali
3) Di atas 36 minggu setiap minggu sekali, kecuali jika ditemukan
kelainan atau faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik
lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
4) Untuk ibu hamil:
Trimester Waktu Kunjungan Tindakan
I dan II Sebulan sekali a) Pemeriksaan laboratorium.
b) Pemeriksaan ultrasonografi.
c) Nasehat diet tentang menu
seimbang.
d) Observasi adanya penyakit
yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi
kehamilan.
e) Rencana untuk pengobatan
penyakit, menghindari
terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi
Tetanus Toksoid I.
III Dua minggu a) Evaluasi data laboratorium
sekali sampai ada untuk melihat hasil
tanda kelahiran pengobatan.
b) Diet menu seimbang.
c) Pemeriksaan ultrasonografi.
d) Imunisasi Tetanus Toksoid II.
e) Observasi adanya penyakit
yang dapat mempengaruhi
kehamilan, komplikasi
kehamilan.
f) Rencana untuk pengobatan.
g) Nasehat tentang tanda-tanda
inpartus, kemana harus datang
untuk melahirkan.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang
pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi
untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia,
ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin
periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea,
kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari.
Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual
dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele
(h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah
sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika
sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap
penting untuk data dasar pemeriksaan). Apakah ada
keluhan/masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan
dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus), riwayat alergi makanan/obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum/lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan
sebagainya.
5) Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya
(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida/para/abortus), berapa
jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah pada
kehamilan/persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat
bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong
persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka
persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika
masih ingat.
6) Riwayat menarche: siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. kapan HPHT,
hali ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual
dan memperkirakan atau menentukan tanggal persalinan
menggunakan rumus Naegele.
7) Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
8) Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
c. Pemeriksaan umum
1) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi.
2) Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat
badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145
cm, berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu
140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi
sirkulasi plasenta).
3) Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
4) Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
5) Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi
geligi.
6) Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
7) Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,
simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk
panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus
dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan
penatalaksanaannya.
d. Pemeriksaan khusus obstetrik
1) Proses
Sebelum palpasi abdominal: Kosongkan kandung kemih.
Baringkan ibu terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga
bantal.
2) Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda
dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan
ukuran uterus – pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat
diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri
dengan tepi atas simfisis os pubis).
a) Leopold I
Tujuan:
i. Menentukan umur kehamilan melalui tinggi fundus uteri
dengan menggunakan jari atau meteran.
ii. Meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak
tangan
Menyimpulkan bagian yang teraba di fundus:
i. Kepala: teraba keras, bundar dan melenting
ii. Bokong: kurang bundar dan kurang melenting
iii. Letak lintang: fundus uteri kosong
b) Leopold II
Tujuan:
i. Menentukan letak punggung janin dan letak bagian terkecil
janin (letak membujur)
ii. Meraba kepala janin disebelah kanan atau kiri (letak lintang)
Menyimpulkan bagian punggung dan bagian terkecil:
i. Punggung: bila pemeriksa merasakan adanya tahanan uterus
dari atas kebawah seperti memapan
ii. Bagian kecil: pada arah yang berlawanan dari punggung
teraba benjolan kecil (kaki dan tangan janin)
c) Leopold III
Tujuan: Menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian
bawah ibu.
Menyimpulkan:
i. Kepala: besar, bulat, keras, melenting (bila belum masuk
PAP)
ii. Bokong: besar tidak keras
iii. Lintang: tidak teraba bagian besar
d) Leopold IV
Tujuan: Menentukan sampai dimana bagian terbawah janin
sudah masuk PAP.
Menyimpulkan:
i. Convergen: belum masuk PAP (kedua jari tangan bisa
bertemu) kepala belum masuk PAP.
ii. Divergen: sudah masuk ke rongga panggul/PAP (tangan
tidak bisa bertumpu/sejajar), kepala sudah masuk PAP.
Taksiran berat janin (TBJ) Rumus “Johnson-Tossec”:
TFU (cm) - (11/12) x 155 gram atau BB = (Md – 11/12) x 155
gram.
Auskultasi : Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler
yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi
pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan
dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya
pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin
dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut
jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi
menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban/stress pada
janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan
kompensasi beban/stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
3) Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva/uretra, ada tidaknya tanda radang,
luka/perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan
dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.
Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia
dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco
(cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertical
kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal,
lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna),
keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks,
dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda
radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar
vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
4) Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah
tangan dan dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen.
Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan
serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang
dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah. Pada pemeriksaan
di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk
memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
a) perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga,
karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi
pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan
di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices
dengan sangat hati-hati)
b) ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran
infeksi (korioamnionitis).
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan
pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya
pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan
obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di
atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi
janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta
pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal
pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36
minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal,
akan sulit dan sakit untuk eksplorasi. Pemeriksaan rektal (rektal
touché) dilakukan atas indikasi.
5) Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
a) Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b) Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c) Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
a) Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
b) Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan
yang lalu
c) Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara
6) Ukuran-ukuran panggul luar yang penting
a) Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri,
ukuran normal 23–26 cm.
b) Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri,
ukuran normal : 26–29 cm
c) Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas
ischii kanan dan kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm.
d) Conyugata eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus
(ruas tulang lumbal lima).
e) Lingkar panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri,
kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian
kembali ke atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.
7) Pertumbuhan janin
a) 0 – 4 minggu
Pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai
berdenyut, jari mulai keluar/nampak.
b) 4 – 8 minggu
Pertumbuhan sel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna
mulai tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak
(USG).
c) 8 – 12 minggu
Mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg),
sirkulasi fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex terlihat,
bergerak bebas, beberapa reflex primitive mulai.
d) 12 – 16 minggu
Berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada,
spetum hidung dan palatum menyatu.
e) 16 – 20 minggu
quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari
dapat terlihat, selaput kulit.
f) 20 – 24 minggu
sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit
merah keriput.
g) 24 – 28 minggu
kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak mata –
respon pernapasan.
h) 28 – 32 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak
ada di muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
i) 32 – 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut
kepala panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telinga,
rambut.
j) 38 – 40 minggu
batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat.
8) Pemeriksaan lanjutan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-
36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap
minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
a) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus
uteri.
b) Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin,
presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin,
perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika
memungkinkan dengan USG).
e. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan
teakhir. Denyut nadi meningkat 10–15 cm. murmur sistolik pendek
dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit
edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trimester terakhir).
f. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri.
g. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid.
h. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati
umum terjadi, penambahan BB 2 – 4 kg trimester pertama.
i. Nyeri/ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton
hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
j. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal.
k. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar
dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20
minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu,
sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu,
ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.
l. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea
mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan
payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas,
lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan
pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda
goodell, hegar, Chadwick positif.
m. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif
dan mendukung sampai disfungsional.
n. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan
terhadap anak, stabilitas ekonomik.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a) Golongan darah
ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
b) Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia
c) Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
d) Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
e) Titer rubella
> a : ad menunjukkan imunitas
f) Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
g) Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi,
diabetes, penyakit ginjal).
3. Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang
nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
1) Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
2) Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko
yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
3) Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
4) Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut,
kuku dan kulit.
2) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal
dan suplemen vitamin zat besi setiap hari.
3) Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan
dan tingkat motivasi untuk makanannya.
4) Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan
prenatal yang optimum.
5) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
c) Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
1) Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
2) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis)
3) Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
4) Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
5) Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
d) Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran
diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
1) Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan)
2) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis).
3) Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan
program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat,
tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan
ringan seperti berjalan.
4) Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah, misalnya postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan
posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
Referensi

Doengoes, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (3 ed.). Jakarta:
EGC.
Ermaya, N., Nugroho, D., & Dharminto. (2015). Pengaruh Motivasi dan Persepsi
Pelayanan Terhadap Keteraturan Antenatal Care pada Ibu Hamil di
Puskesmas Ngemplak Simongan Kota Semarang pada Tri Wulan I Tahun
2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(3), 88-98.
Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC.
Samsia, R., Tombokan, S., & Adam, S. (2015). Pengaruh Promosi Kesehatan
Tentang Antenatal Care Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil.
Jurnal Ilmiah Bidan, 3(2), 21-27.

Anda mungkin juga menyukai