Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

2.1 Pengertian Nutrisi Ibu Hamil


Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat hamil. Zat gizi
sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa
menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membagun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan. Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat
menentukan status gizi ibu hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri
dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Berdasarkan
pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan,
apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan terhambatnya otak janin,
abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani,
dkk. 2013)

2.2 Nutrisi Yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil


Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat
dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin
dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun
tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional (Lestari, 2013).
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang adekuat,
dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan tersebut. Pertumbuhan
janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir
bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan
janin terjadi pada minggu 32-38. Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada
stadium akhir kehamilan tersebut (Soetjiningsih, 1995).
Zat Gizi Makro
a. Energi
Kalori yang dibutuhkan tergantung aktivitasnya ibu dan peningkatan BMR. Untuk ibu hamil
ditambah 300 kalori/hari dari kebutuhan waktu tidak hamil. Energi yang diberikan tinggi
berfungsi untuk menyediakan energi yang cukup agar protein tidak pecah menjaadi energi.
Tambah kalori bisa didapat dari nasi, roti, mie, jagung, ubi, dan sebagainya.
b. Protein
Protein diberikan tinggi untuk menunjang pembentukan sel-sel baru bagi ibu dan
bayi. Penambahan protein sebesar 10g/kg BB/hari. Protein yang dikonsumsi sebaiknya
mempunyai nilai biologis tinggi, misalnya : daging,susu, telur,keju,ikan. Tambahan protein
diperlukan untuk pertumbuhan janin, yaitu untuk membentuk otot, kulit, rambut, dan kuku.
c. Lemak
Akumulasi lemak pada jaringan ibu terutama diperlukan sebagai cadangan energi ibu.
Lemak dapat juga berfungsi lain, sebagai pembawa vitamin yang larut dalam lemak, serta
fungsi-fungsi lainnya. Khusus mengenai konsumsi lemak, harus dipilih lemak yang banyak
mengandung asam lemak esensial yang sangat diperlukan oleh tubuh selama kehamilan.
d. Karbohidrat
Akumulasi hidrat arang tidak banyak terjadi, kecuali sedikit dalam bentuk jaringan
hidrat arang struktural yang ada pada otak, tulang rawan, dan jaringan ikat. Adanya hdirat
arang diperlukan guna mencegah terjadinya ketosis.

Zat Gizi Mikro


a. Kalsium, Fosfor, dan vitamin D
Kasium adalah salah satu zat gizi yang sangat penting untuk ibu hmil, disamping
fosfor dan vitamin D. Ketiga zat gizi ini dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi pada
janin. Apabila konsumsi ketiga zat gizi ini tidak mencukupi untuk ibi hamil melalui fetus,
melalui plasenta akan mengambil ketiga zat gizi tersebut dari secara maksimal untuk
pembentukan tulang dan gigi.
b. Fe (zat besi)
Kebutuhan Fe untuk ibu hamil meningkatkan untuk pertumbuhan janin. Zat besi akan
disimpan oleh janin dihati selama bulan pertama sampai dengan bulan keenam kehidupannya
untuk ibu hamil pada trimester ketiga harus meningkatkan zat besi untuk kepentingan kadar
HB dalam darah transfer pada plasenta,janin, dan persiapan kelahiran. Kebutuhan Fe selama
kelahiran enam minggu/1.000kal.
Kebutuhan zat besi tiap trimester sebagai berikut :
Trimester I : kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambahkan 30-
40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambahan
kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg.
Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari, (kehilanga basal 0,8 mg/hari) ditambahkan
kebutuhan sel darah merah 150 mg, conceptus 223 mg.
Sumber Fe yang biak untuk dikonsumsi oleh ibu hamil adalah dari sumber hewani
karena bernilai biologis yang tinggi. Besi banyak terdapat pada daging, hati, dan sayuran
hijau seperti : bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya, dan sebagainya.
c. Yodium
Yodium merupaakn salah satu mineral untuk hormon tiroksin yang diutuhkan untuk
pertumbuhan janin, serta untuk mengatasi kekurangan yodium selama kehamilan yang hilang
melalui urine. Apabila kekurangan yodium, janin besar kemungkinan menjadi kretin.
d. Zink
Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga vitamin A tidak
dapat ditransfer ke fetus.
e. Magnesium (mg)
Magnesium berperan sebagai pembentukan tulang.
f. Mangan (Mn)
Bekerja sama dengan Fe
g. Asam folat
Asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk pemecahan sel dan sintesis DNA.
Selain itu, asam folat dibutuhka untuk menghindaari terjadinya anemia megaloblastis pada
ibu hamil. Kebutuhan asam folat 400-800 mikrogram/hari.
h. Vitamin E
Dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi ibu dan janin saja, karena vitamin E terdapat
pada asam leamk esensial yaitu: asam lemak linoleate.
i. Vitamin A
Dibutuhkan untuk peralatan atau organ resproduksi ibu dan perkembangan janin atau
fetus.
j. Vitamin K
Diberikan untuk menghindari terjadinya kelainan darah pada janin.
k. Vitamin C
Dibutuhkan 60 mg/hari untuk ibu hamil, vitamin C dibutuhkan untuk pembentukan
subtansi ekstraseluler jaringan pada janin.
l. Vitamin B
Dibutuhkan untuk ibu hamil cukup tinggi karena berperan sebagai koenzim agar zat
gizi kalori protein dapat digant sebagai energi.
Kenaikan Berat Badan Selama Hamil
Penimbangan berat badan ibu kerap dilakukan saat ibu memeriksakan kehamilan baik
di rumah sakit, puskesmas, klinik maupun bidan. Dengan dilakukan penimbangan, ibu dapat
mengetahui kenaikan berat badannya selama kehamilan. Kenaikan berat badan selama
kehamilan merupakan faktor yang secara langsung memengaruhi outcome kehamilan.
Kenaikan berat badan ibu selama hamilan merupakan indikator paling umum yang digunakan
untuk menentukan status gizi ibu dan janinnya selama hamil dan mempresentasikan
pertambahan jaringan lemak dan lean fat mass atau komposisi tubuh tanpa lemak yang
diperoleh dengan mengurangi BB dengan jumlah lemak. Meskipun demikian, kenaikan berat
badan yang terlalu besar cenderung menggambarkan tingginya retensi cairan yang dapat
menyebabkan edema pada bagian kaki atau edema di seluruh bagian tubuh.
Bukan merupakan hal yang aneh ketika ibu dengan ukuran lebih besar melahirkan
bayi yang besar. Ukuran bayi saat lahir lebih dipengaruhi oleh ukuran tubuh ibu dibandingkan
ukuran tubuh ayah. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang melibatkan 409 ibu di Skotlandia
yang menyimpulkan bahwa ibu yang lebih berat dan lebih tinggi memiliki bayi 500 g lebih
berat dibandingkan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang lebih kurus dan lebih pendek.
Kenaikan berat badan hamil merupakan berat dari beberapa komponen dalam tubuh
ibu hamil yang mengalami perkembangan selama masa kehamilan. Secara umum komponen
kenaikan berat badan ibu hamil terbagi atas dua bagian, yaitu jaringan tubuh ibu (darah,
cairan ekstrasel, uterus, payudara, lemak) dan produk kehamilan (janin, cairan amnion dan
plasenta).
Kenaikan berat badan yang harus dicapai oleh setiap ibu hamil berbeda, hal ini
didasarkan pada status gizi prahamil ibu yang diukur berdasarkan IMT. IMT dihitung dengan
membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. IMT = BB
(kg) / TB² (m). Status gizi prahamil merefleksikan potensi simpanan gizi untuk tumbuh
kembang janin. Ibu dengan status gizi kurang (underweights dengan IMT kurang dari 18,5
kg/m²) memiliki simpanan gizi yang kurang oleh karenanya pada saat hamil harus menaikkan
berat badannya lebih banyak dibandingkan ibu yang normal atau gemuk. Tabel 1.4 berikut
menunjukkan rekomendasi kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berdasarkan status
gizi ibu yaitu IMT prahamil ibu. Pada tabel terlihat ibu dengan IMT prahamil yang rendah
direkomendasikan untuk bisa memiliki kenaikan berat badan yang lebih besar (sekitar 14-20
kg) dibandingkan ibu yang overweight (7,5-12,5 kg) atau obesitas (5,5-10 kg).
Tabel 1.4 Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan yang Dianjurkan Berdasarkan IMT
Prahamil

Status gizi prahamil IMT prahamil Total kenaikan BB Kenaikan BB pada


(kg/m²) (kg) trimester ke-2 dan
ke-3 (kg/minggu)
Underweight < 18,5 14 – 20 0,5 (0,5 – 0,65)
Normal 18,5 – 24,9 12,5 – 17,5 0,5 (0,4 – 0,5)
Overweight 25 – 29,9 7,5 – 12,5 0,3 (0,25 – 0,35)
Obese ≥ 30 5,5 - 10 0,25 (0,2 – 0,3)

Kenaikan BB ibu hamil yang tidak optimal berdasarkan status gizi prahamilnya berhubungan dengan
peningkatan risiko kematian perinatal yang merupakan indikator proksi autcome kehamilan. Gizi
satutus prahmil ibu yang berbeda yang underweight, normal, dan overweight. Pada ibu yang
undewight ,resiko kematian perinatal akan menurun jika ibu dapat mencapai kenaikan Bb sesuai
yang di rekomendasikan. Pada ibu yang underweight biasanya semakin tinggi kenaikan BB hamil
semakin rendah risiko kematian perinatalnya. Kematian perinatal yang umumunya terjadi
disebabkan oleh prematur dan BBLR.

Sedangkan , pada ibu yang normal dan overweight ada target kenaikan BB yang harus
dicapai,yaitu sekitar 10 kg untuk ibu yang normal dan sekitar 7 kg untuk ibu yang overweight . bila
kenaikan BB ibu yang normal dan overweight melebihi BB yang direkomendasikan maka risiko
kematian perinatalnya meningkar .kematian perinatal untuk ibu dengan status gizi normal dan
overweight umumnya adalah pre- eklamsi ,eklamsi , dan komplikasi persalinan karena ukuran banyi
besar.

Anda mungkin juga menyukai