Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMAKOLOGI

ANALGETIK
(Dosen Pembimbing Laili Nur Azizah, s.kep., ners., m.kep)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
SITI ANISA (182303101001)
RETRI ADINDA (182303101002)
NIK’MATUS S (182303101003)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Komunikasi Keperawatan dengan judul “Tahap
Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan.”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Terima kasih.

Lumajang, 06 September 2019

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar belakang ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan .................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II ........................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENGERTIAN ............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 PENGERTIAN ANALGETIK ............................................................ Error! Bookmark not defined.
2.2 Cara Kerja Obat Analgetik................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Indikasi................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.4 Efek samping ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Peringatan ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.6 Dosis / Aturan Pakai ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB III......................................................................................................................................................... 9
IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT .......................................................................... 9
3.1 Pengkajian Keperawatan ..................................................................................................................... 9
3.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................................................................... 9
3.3 Implementasi Keperawatan ................................................................................................................. 9
3.4 Evaluasi Keperawatan ......................................................................................................................... 9
BAB IV .......................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP..................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran .................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 LATAR BELAKANG
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat dengan seluruh aspeknya.
Secara umum obat dapat diartikan sebagai semua bahan tunggal/campuran yang
dipergunakan oleh semua mahluk hidup untuk bagian dalam maupun luar, guna
mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Sedangkan menurut UU yang
dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah
pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia.
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita
sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu
komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri.

1.2 TUJUAN
1. Apa pengertian obat analgetik?
2. Apa macam-macam obat analgetik?
3. Bagaimana cara kerja obat analgetik?
4. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi obat analgetik?
5. Bagaimana bentuk sediaan dan dosis obat analgetik?

1.3 MANFAAT
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat analgetik
2. Untuk mengetahui macam-macam obat analgetik
3. Untuk mengetahui cara kerja obat analgetik
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari obat analgetik
5. Untuk mengetahui bentuk sediaan dan dosis obat analgetik

BAB II
PEMBAHASAN

4
2.1 PENGERTIAN ANALGETIK
Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat
yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain
misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain
sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata
memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi.
Asam salisilat, paracetamol mampu mengatasi nyeri ringan sampai sedang, tetapi
nyeri yang hebat membutuhkan analgetik sentral yaitu analgetik narkotik. Efek antipiretik
menyebabkan obat tersebut mampu menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam
sedangkan sifat anti inflamasi berguna untuk mengobati radang sendi (artritis reumatoid)
termasuk pirai /gout yaitu kelebihan asam urat sehingga pada daerah sendi terjadi
pembengkakan dan timbul rasa nyeri.
Analgesik anti inflamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin
(penyebab rasa nyeri).
Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori:
A. Nyeri ringan (sakit.gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dll), dapat diatasi
dengan asetosal, paracetamol bahkan placebo.
B. Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan analgetik perifer
kuat.
C. Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker ),
harus diatasi dengan analgetik sentral atau analgetik narkotik.
2.2 CARA KERJA OBAT ANALGETIK
1. Mekanisme kerja Analgetik Opioid
Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim
sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja
analgetiknya dan efek sampingnya. Efek depresi SSP beberapa opioid dapat
diperhebat dan diperpanjang oleh fenotiazin, penghambat monoamine oksidase dan
antidepresi trisiklik. Mekanisme supreaditif ini tidak diketahui dengan tepat
mungkin menyangkut perubahan dalam kecepatan biotransformasi opioid yang
berperan dalam kerja opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang
diperlukan untuk menimbulkan tingkat analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan
depresi napas akibat morfin akan diperberat oleh fenotiazin tertentu dan selain itu
ada efek hipotensi fenotiazin.
2. Mekanisme Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik
Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang berperan dalam mengatur
nyeri dan temperature. AINS secara selektif dapat mempengaruhi hipotalamus
menyebabkan penurunan suhu tubuh ketika demam. Mekanismenya kemungkinan
menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang menstimulasi SSP. PG dapat
meningkatkan aliran darah ke perifer (vasodilatasi) dan berkeringat sehingga panas
banyak keluar dari tubuh. Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di
hipotalamus atau di tempat cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa
inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG dan histamin. PG
dan brandikinin menstimulasi ujung saraf perifer dengan membawa impuls nyeri ke
SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG dan brandikinin sehingga menghambat
terjadinya perangsangan reseptor nyeri.
2.3 INDIKASI
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika

5
a. Morfin dan Alkaloid Opium
Indikasi
- Meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan dengan
analgesic non-opioid.
- Mengurangi atau menghilangkan sesak napas akibat edema pulmonal yang menyertai
gagal jantung kiri.
- Mengehentikan diare
Kontraindikasi
Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem, kifoskoliosis, korpulmonarale
kronik dan obesitas yang ekstrim

b. Meperidin dan Derivat Fenilpiperidin Lain


Indikasi
- Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia.
- Meperidin digunakan juga untuk menimbulkan analgesia obstetric dan sebagai obat
praanestetik.
Kontraindikasi
Pada pasien penyakit hati dan orang tua dosis obat harus dikurangi karena terjadinya
perubahan pada disposisi obat. Selain itu dosis meperidin perlu dikurangi bila
diberikan bersama antisipkosis, hipnotif sedative dan obat-obat lain penekanSSP.
Pada pasien yang sedang mendapat MAO inhibitor pemberian meperidin dapat
menimbulkan kegelisahan, gejala eksitasi dan demam.

c. Obat Analgetik Non-narkotik


1) Salisilat
Indikasi
- Mengobati nyeri tidak spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, neuralgia
dan myalgia.
- Demam reumatik akut
Kontraindikasi
Pada anak dibawah 12 tahun
2) Parasetamol
Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik, telah
menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic lainnya, parasetamol sebaiknya
tidka diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic.
Kontraindikasi
Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama dalam
kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic.
3) Asam mefenamat
Indikasi
Sebagai analgesic, sebagai anti-inflamasi,
Kontraindikasi
Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan
pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian klinis menyimpulkan bahwa penggunaan
selama haid mengurangi kehilangan darah secara bermakna.
4) Ibuprofen
Indikasi
Bersifat analgesic dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat.
Kontraindikasi

6
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui karena ibuprofen
relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius pada dosis
analgesic.

2.4 EFEK SAMPING


a. Sakit perut
b. Sakit kepala
c. Kulit mudah memar
d. Telinga berdenging
e. Mual
f. Muntah
g. Kelelahan parah
h. Urin berwarna gelap
i. Mata dan kulit menguning
j. Diare
k. Sembelit
2.5 PERINGATAN
Obat yang tidak boleh di campur sama obat analgesic
a. Cimetidine
b. Corticosteroids
c. Cyclosporine
d. Disulfiram
e. Ephedrine
f. Fluoroquinolones

2.6 DOSIS
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
a. Morfin
Morfin tersedia dalam tablet, injeksi, supositoria. Morfin oral dalam
bentuk larutan diberikan teratur dalam tiap 4 jam. Dosis anjuran untuk
menghilangkan atau mengurangi nyeri sedang adalah 0,1-0,2 mg/ kg BB. Untuk
nyeri hebat pada dewasa 1-2 mg intravena dan dapat diulang sesuai yang diperlukan.

b. Fentanil
Dosis 1-3 /kg BB analgesianya hanya berlangsung 30 menit, karena itu
hanya dipergunakan untuk anastesia pembedahan dan tidak untuk pasca bedah.
Dosis besar 50-150 mg/kg BB digunakan untuk induksi anastesia dan pemeliharaan
anastesia dengan kombinasi bensodioazepam dan inhalasi dosis rendah, pada bedah
jantung. Sediaan yang tersedia adalah suntikan 50 mg/ml.
c. Petidin
Sediaan yang tersedia adalah tablet 50 dan 100 mg ; suntikan 10 mg/ml, 25
mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml. ; larutan oral 50 mg/ml. Sebagian besar
pasien tertolong dengan dosis parenteral 100 mg. Dosis untuk bayi dan anak ; 1-1,8
mg/kg BB.
d. Tramadol
Dosis tramadol 3mg/kgBB oral, IM, maupun IV efektif untuk penanganan
nyeri sedang hingga berat. Selain itu tramadol juga dapat digunakan sebagai agent
anti menggigil postoperative.
2. Obat Analgetik Non-narkotik

7
a. Paracetamol
Dosis : Untuk nyeri dan demam oral 2-3 dd 0,5-1 g, maksimum 4
g/hari,pada penggunaan kronis maksimum 2,5g/hari. Anak-anak:4-6 dd
10mg/kg,yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60 mg,1-4 thn 120-180mg,4-6 thn 180mg,7-
12 thn 240-360mg,4-6x sehari. Rektal 20mg/kg setiap kali,dewasa 4 dd 0,5-1 g,
anak-anak usia 3-12 bln 2-3 dd 120mg,1-4 thn 2-3 dd 240 mg,4-6 thn 4 dd 240
mg,dan 7-12 thn 2-3 dd 0,5 g.
Sediaan : Parasetamol (generik) siruf 120 mg/5 ml, Tablet 100 mg, 500 mg.
b. Asam mefenamat
Dosis: permulaan 500 mg,lalu3-4 dd 250 mg p.c.
Sediaan : Asam mefenamat (generik) kaptab 250 mg, 500 mg
c. Acetosal /asam asetil salisilat
Dosis : Pada nyeri dan demam oral 4 dd 0,5-1gp.c,maksimum 4 g sehari,
anak-anak sampai 1 tahun 10mg/kg 3-4 kali sehari, 1-12 tahun 4-6 dd, diatas 12
tahun 4 dd 320-500mg, maksimum 2g/hari. Rectal dewasa 4 dd 0,5-1 g, anak-anak
sampai 2tahun 2 dd 20mg/kg, diatas 2 tahun 3 dd 20mg/kg p.c. pada rema oral dan
rectal 6 dd 1g, maksimum 8g/hari, pada serangan migren single dose dari 1g, 15-30
menit sesudah minum domperidon atau metoklopramida. Untuk prevensi sekuder
infark jantung 1 dd 100mg dan setelah TIA 1 dd 40-100mg dengan loading-dose dari
100mg. Sediaan : Acetosal (generik) tablet 100mg, 500 mg
d. Fenilbutazon (butazolidin,new skelan, pehazon/forte)
Dosis : Pada serangan rema atau encok oral dan rectal 2-3 dd 200 mg.
Sediaan : Phenylbutazone (generik) kaplet 200 mg

8
BAB III

IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT


3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Perumusan diaknosa keperawatan menggali langkah perencanaan dari
peroses keperawatan.perencaran adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi,
dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar
data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang
dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d kerusakan pada jaringan kulit d/d klien tampak
gelisah menahannya.
2. Gangguan mobilisasi fisik b/d nyeri insisi d/d sebahagian kebutuhan klien dibantu
keluarga maupun perawat.
3. Resiko tinggi infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan primer menyebabkan masuknya
mikroorganisme d/d pada bagian luka tampak kotor.
3.3 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
 Mengkaji tanda-tanda vital TD: 12O/80 mmHg RR: 22 x/i HR: 82 x/i T: 36.5°c
Menanyakan intensitas nyeri (1-10) dengan memberi pada pasien gambar skala pengukuran
Numerik Rating Scale ( NRS ) dan menanyakan diskala berapa nyeri dirasakan pasien
 Mengobservasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal seperti : wajah, gelisah, meringis,
menangi
 Menganjurkan pasien untuk beristirahat
 Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan teknik relaksasi tarik nafas dalam
Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgesik

3.4 EVALUASI KEPERAWATAN


S : klien mengatakan panas seperti terbakar dibagian tangan kanannya
O : klien tampak meringis dan gelisah menahannya
A : masalah belum teratasi, nyeri masih tetap dengan skala nyeri 5
P : Intervensi dilanjutkan, observasi skala nyeri dan pemberian analgesik:
 Injeksi ketorolac 30 mg/8 jam
 Ranitidine 50 mg/12 jam
 Ceftriaxone 1 gr/12 jam

BAB III
PENUTUP
9
4.1. KESIMPULAN
1. Analgetik yaitu obat anti nyeri. Mekanisame kerja menghambat sintase PGS di
tempat yang sakit/trauma jaringan.
2. Karakteristik :
a. Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
b. Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
c. Tidak mempengaruhi pernapasan
d. Gunanya untuk nyeri sedang, contohnya: sakit gigi
3. Macam - macam Analgetik :
a. Analgetik Opioid/analgetik narkotika
b. Obat Analgetik Non-narkotik

B. SARAN
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk
kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan
yang bersifat membangun kepada semua pembaca. Sebaiknya gunakanlah obat sesuai
anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita ,
jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya.

DAFTAR PUSTAKA

10
- Anief, Moh. 2000. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada University Press.
- Muhtadi, A, 2011. Penuntun Praktikum Farmakologi. Jatinangor: Laboratorium
Farmakologi, Fakultas Farmasi UNPAD.
- Nuraini,2013. Obat Analgetik. (online) http://farmakologibhm.blogspot.com
Diunggah 10 Agustus 2015.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik buku 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Gunawan.G.Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai