BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relatif tetap yang
terjadi pada segala macam keseluruhan tingkah laku suatu proses
organisme sebagai hasil pengalaman. Belajar mengakibatkan berbagai
unsur yang ada, berupa kondisi fisik dan psikis orang yang belajar. Kedua
kondisi tersebut sangat intern dan berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar. Selain itu diperlukan juga tenaga pengajar yang memiliki
kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, kinerja dan sikap yang
baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi yang lebih teratur.
Kegiatan belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Pada hakikatnya, proses belajar itu
terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja. Salah satu
pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku pada dirinya yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan
pada tingkat pengetahuan, keterampilan atas sikapnya.
Perolehan hasil belajar yang maksimal perlu adanya dukungan dari
guru sebagai pengajar serta semua arahan yang disampaikan oleh guru.
Aturan-aturan ini yang nantinya diterapkan pada saat pembelajaran
berlangsung di kelas, diantaranya penggunaan media pembelajaan serta
metode apa yang nantinya akan diterapkan oleh guru tersebut yang
3
salah satunya disebutkan oleh pemilihan cara atau metode belajar yang
kurang tepat, sering terjadi proses belajar mengajar yang kurang bergairah
dan kondisi siswa kurang kreatif dikarenakan penentuan cara belajar yang
kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran. Bahkan terkesan para guru nyaman menggunakan cara atau
metode belajar konvensional dan monoton untuk seluruh kegiatan belajar
mengajar.
Peserta didik yang berada pada SMA NEGERI 1 Sampit berada pada
rentangan usia remaja. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan
kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang luar biasa.
Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keseluruhan (holistik) serta mampu memahami hubungan
antara konsep secara sederhana. Proses pembejaran masih bergantung
kepada aspek-aspek secara sederhana. Proses pembelajaran masih
bergantung kepada aspek-aspek konkret dan pengalaman yang dialami.
Saat ini, pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SMA
untuk setiap mata pelajaran dilakukan “secara murni” mata pelajaran yaitu
hanya mempelajari standar kompetensi dasar yang berhubungan dengan
mata pelajaran tersebut. Pada pembelajaran yang memisahkan penyajian
muda pelajaran secara tegas kurang mengembangkan anak untuk berfikir
holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik. Dengan pelaksanaan
kegiatan, seperti yang disebutkan, muncul permasalahan pada yaitu
tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah.
Problematika pembelajaran dalam konsep pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) juga berhubungan dengan guru dan siswanya. Namun
karena guru sebagai fasilitator yang berfungsi untuk melayani,
membimbing, membina dan membuat dirinya sebagai konsultan akademik
yang dituntut agar mampu membuat siswanya menuju gerbang
keberhasilan. Dengan kata lain bahwasannya guru sebagai jantung utama
5
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti bersama
teman sejawat mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan dari
pembelajaran PAI materi Kisah Nabi-Nabi Allah swt, sebagai berikut:
Mengapa hasil belajar siswa rendah?
Faktor apa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam
7
pembelajaran?
Bagaimana agar hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI materi Kisah
Nabi-Nabi Allah swt meningkat?
Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini data terarah dan tidak menimbulkan berbagai
penafsiran, maka penulis membatasi masalah yang berhubungan dengan
permasalahan saja yakni sebagai berikut:
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Blingoh
Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara semester 2 tahun pelajaran
2016/2017 pada materi Kisah Nabi-Nabi Allah swt.
Penggunaan metode Index Card Match oleh guru pada pembelajaran PAI
materi Kisah Nabi-Nabi Allah swt pada semester 2 tahun pelajaran
2016/2017.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar, yakni a) Keterampilan dan kebiasaan,
b) Pengetahuan dan pengertian, c) Sikap dan cita-cita. Sedangkan dalam
penelitian ini, hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar pengetahuan/
kognitif siswa pada materi Kisah Nabi-Nabi Allah swt.
Index Card Match merupakan salah satu dari model atau
strategipembelajaran aktif (active learning) berbasis PAIKEM sebagai
alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat menambah
keaktifan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Dalam
bukunya Melvin L. Silberman, Index Card Match dari bahasa Inggris yang
artinya mencari jodoh kartu tanya jawab.
Rumusan Masalah
8
Tujuan penelitian
Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diaharapkan dari penelitian ini untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI.
Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode Index Card
Match dalam pembelajaran PAI materi kisah Nabi- Nabi Allah di kelas
V SD Negeri 4 Blingoh Jepara.
Manfaat penelitian
Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian tindakan kelas ini dalah untuk mengetahui dan
memperoleh teori baru peningkatan hasil belajar dalam
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk
memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu
belajar sebagai suatu kejadian telah dikenal, bahkan disadari atau tidak telah
dilakukan oleh manusia. Namun pengertian yang lengkap untuk memenuhi
keinginan semua pihak, khususnya keingan-keinginan pakar-pakar dibidang
pendidikan psikolog, sampai sekarang telah diberikan. Itu bukan berarti
tidak perlu dan tidak dapat memahami apa sebenarnya yang dimaksud
10
dengan belajar.
Para ahli telah mencoba menjelaskan pengertian belajar dengan
mengemukakan rumusan atau definisi menurut sudut pandang masing-
masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditentukan dalam
belajar. Terdapat perbedaan pendapat antara ahli yang satu dengan ahli yang
lain. Namun, perlu diketahui bahwa disamping perbedaan terdapat pula
persamaan pengertian dalam definisi-definisi tersebut.
Belajar menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berusaha
(berlatih, dsb) supaya mendapat suatu kepandaian. Definisi tersebut dapat
diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang
yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya fikir, sikap,
kebiasaan dan lain-lain.
Menurut Umar Tirtarahadja pengertian belajar adalah aktivitas
pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan
diribelajar dibawah bimbingan pengajar. Definisi lain menyebutkan, belajar
adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Ada pula yang
menyebutkan belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
Menurut Sholeh Abdul Aziz dalam kitabnya yang berjudul
AttarbiyahWaturuqu al-Tadris, Juz I, mendefinisikan pengertian belajar:
“Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena
pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru”.
Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar, yakni a) Keterampilan dan kebiasaan, b)
Pengetahuan dan pengertian, c) Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis
hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.
Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni a)
Informasi verbal, b) Keterampilan intelektual, c) Strategi kognitif, d) Sikap,
dan e) Keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler, tujuan institusional maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S.
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Menurut Wasty Soemanto, hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak
faktor. Sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan
menjadi tiga macam yaitu:
Pendidik
Pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang
lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Semula kata pendidik mengacu
16
Sumber pembelajaran
17
Metode
Metode secara harfiah berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos.
Meta berarti “melalui” dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi metode
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
Berangkat dari pengertian diatas, bila dikaitkan dengan pembelajaran,
dapat digaris bawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu jalan atau
cara yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal
sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan
efisien sesuai yang diharapkan.
Proses pembelajaran yang baik hendaknya menggunakan metode
secara bergantian atau saling bantu-membantu antara metode satudengan
yang lain sesuai dengan situasi dan kondisi. masing-masing metode ada
kelebihan dan kekurangannya.
Strategi
Secara umum strategi mempunyai pengertian “ suatu garis-garis
besar haluan” untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, srtategi bisa diartikan
sebagai pola umum kegiatan guru-peserta didik. Dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Kalau metode merupakan cara untuk melakukan suatu pembelajaran
agar lebih tepat sesuai situasi peserta didik, maka perlu juga diatur
ketepatan penggunaan metode, tehnik dan strategi peneran metode.
Andai saja metode itu sebenarnya sudah baik tetapi karena kurang
tepatnya penerapan metode maka hasil pembelajarannya pun akan
kurang maksimal.
Jadi bisa disimpulkan bahwa strategi disini berbeda dengan metode.
Kalau metode itu terkait langsung dengan pembelajran, maksudnya
terkait langsung antar guru dengan siswa dalam suatu pembelajaran,
19
dan rasa ingin tau yang tidak pernah berhenti. Istilah efektif, berarti
bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa
tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Sedangkan istilah
menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus
berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan.
Di dalam dunia pendidikan Islam sebenarnya telah dikenal istilah
Thalib atau murid yang merupakan cerminan dari pembelajaran
aktif,yaitu mereka yang aktif untuk mencari, mereka yang
mempunyai iradah atau keinginan untuk memperoleh ilmu.
Dalam konteks ini PAIKEM pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan sebagai salah satu model pembelajaran
yang telah dikembangkan dan sedang gencar dipromosikan
penerapannya dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia.
Tinjauan psikologis pedagogis dalam konteks ini dimaksudkan
ingin melihat posisi dan signifikansi penerapan strategi berbasis
PAIKEM menurut kajian psikologi belajar. Menurut ahli psikologi
Hamalik, sebagaimana yang dikutip olehMartinis Yamin, menegaskan
bahwa setiap manusia memiliki berbagaikebutuhan jasmani, rohani dan
sosial. Kebutuhan akan menimbulkan dorongan untuk berbuat.
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan termasuk perbuatan belajar dan
bekerja dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk
mencapai tujuan tertentupula.
Di sini peserta didik merupakan suatu organisme yang hidupyang
di dalam dirinya terdapat beraneka ragam potensi yang hidup
danberkembang. Di dalam diri seseorang tedapat prinsip aktif,
keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Potensi hidup itu perlu
mendapat kesempatan yang luas untuk berkembang.
Dalam konteks inilah, kehadiran pendekatan PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kretaif, Efektif dan Menyenangkan)
21
karya peserta didik dari hasil pajangan itu saja yang dibutuhkan
dan alat peraga peserta didik saling untuk dipajang,
sederhana buatan belajar. Alat peraga dimana, dan
guru dan peserta yang sering digunakan bagaimana
didik). diletakkan strategis. memajangnya.
Penataan meja kursi Guru melaksanakan Diskusi, kerja
( meja kursi kegiatan pembelajaran kelompok, kerja
tempat belajar dengan berbagai cara/ mandiri pendekatan
peserta didik dapat metode/ teknik, individual guru
diatur secara misalnya melalui kepada murid yang
fleksibel kerja kelompok, prestasinya kurang
diskusi, atau aktifitas baik.
peserta didik secara
individual.
Suasana bebas (peserta Peserta didik dilatih Guru dan sesama
didik memiliki untuk peserta didik
dukungan suasana mengungkapkan mendengarkan dan
bebas unutk pendapat secara menghargai pendapat
menyampikan atau bebas, baik dalam peserta didik lain,
mengungkapkan diskusi, tulisan, diskusi, dan kerja
pendapat). maupun kegiatan lain. individual.
Umpan balik guru Guru memberikan Penugasan individual
(guru memberi tugas yang atau kelompok
tugas yang mendorong peserta bimbingan langsung
bervariasi dan didik bereksplorasi, dan penyelesaian
secara langsung dan guru memberikan masalah.
memberi umpan bimbingan individual
balik agar peserta atau kelompok dalam
didik segera hal penyelesaian
23
memperbaiki masalah.
kesalahan).
Sudut baca (sudut Sudut baca di ruang Observasi kelas.
kelas sangat baik kelas akan mendorong Diskusi, dan
bila diciptakan peserta didik gemar pendekatan terhadap
sebagai sudut baca mambaca (peserta orang tua.
untuk peserta didik didekatkan
didik). dengan buku-buku,
jurnal, koran, dll).
Lingkungan sekitar Sawah, lapangan, Observasi lapangan,
(lingkungan pohon, sungai. Kantor eksplorasi, diskusi,
sekitar sekolah pos, puskesmas, kelompok, tugas
dijadikan media stasiun, dan lain-lain individual, dan lain-
pembelajaran). dioptimalkan lain.
pemanfaatannya
unutk pembelajaran.
Al Qur’an
1. Mengartikan Al
Qur’an surat pendek 1.1 Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun.
pilihan
Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-
1.2 Kafirun.
Aqidah
2. Mengenal kitab-kitab Menyebutkan nama-nama kitab Allah
Allah SWT 2.1 SWT.
Tarikh
Menceritakan kisah 3.1 Menceritakan kisah Khalifah Abubakar
3. Sahabat Nabi r.a.
3.2 Menceritakan kisah Umar bin Khattab r.a.
Akhlak
Membiasakan
4. 4.1 Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS
perilaku terpuji
4.2 Meneladani perilaku Nabi Musa AS.
4.3 Meneladani perilaku Nabi Isa AS.
Fiqih
Mengumandangkan
5. 5.1 Melafalkan lafal adzan dan iqamah
adzan dan iqamah
5.2 Mengumandangkan adzan dan iqamah.
Al Qur’an
Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil.
6. Mengartikan Al- 6.1
Mengartikan QS Al-Maun dan Al-Fiil.
Qur’an surat pendek 6.2
pilihan
Aqidah
7.1 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah
SWT.
7. Mengenal Rasul-
Rasul Allah SWT
7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul
Azmi
33
Tarikh
8. Menceritakan kisahNabi 8.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS.
8.2 Menceritakan kisah Nabi Musa AS.
Menceritakan kisah Nabi Isa AS.
8.3
Akhlak
Membiasakan 9.1 Meneladani perilaku Khalifah Abubakar
perilaku terpuji r.a.
9.
Fiqih
10.1 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa
Ramadhan.
10. Mengenal puasa
wajib
10.2 Menyebutkan hikmah puasa.
E. Kerangka Pikir
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, maka peneliti
membuat kerangka pikir sehingga penulisan menjadi sistematis, konsisten
dan integratif. Penelitian ini dibagi menjadi 5 bab yaitu:
Bab I Pendahuluan pada penelitian ini terdiri dari latar belakang,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian.
Bab II Kajian Pustaka pada penelitian ini terdiri dari berbagai teori
tentang pengertian belajar, hasil belajar, dan metode Index Card Match.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 3 bulan, dimulai bulan Januari dan berakhir
bulan Maret 2017. Adapun jadwal rinci penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menyusun proposal x
2 Menyusun instrumen x
3 Pengumpulan data dengan
melakukan tindakan:
Siklus I x x
Siklus II x x
4 Analisis data x
5 Pembahasan/ diskusi x
6 Menyusun laporan x x
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diadakan di kelas V SD Negeri 4 Blingoh
Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.
36
Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden yaitu pihak-pihak yang dijadikan
sampel dalam sebuah penelitian. Sedangkan subjek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Blingoh Kecamatan
Donorojo Kabupaten Jepara yang berjumlah dua orang yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2 Subjek Penelitian
A1 Ari Harsono
1
A2 Alif Amanda
2
Sumber Data
Penelitian ini bersumber dari buku-buku yang menunjang tentang
penelitian tindakan kelas, serta pengambilan data dari subjek penelitian.
Pengumpulan data juga diperoleh melalui wawancara, observasi, serta hasil
evaluasi dari sejumlah siswa.
Validasi Data
Silabus
Silabus menurut Yulaelawati (2004:123) merupakan seperangkat
rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang
disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini terdiri
dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama masuk dalam siklus I dan
pertemuan kedua masuk dalam siklus II, dengan materi Kisah-Kisah Nabi
Allah swt.
Modul/bahan ajar
39
Analisis Data
Menurut Arikunto (2010:286) untuk menghitung hasil perolehan nilai
siswa pada tiap siklus digunakan rumus mean (rata-rata). Dari nilai rata-rata
tiap pertemuan akan diperoleh nilai rata-rata keseluruhan dalam tiap siklus
berdasarkan rumus di bawah ini :
Keterangan :
Mean = Nilai rata-rata
Ʃt = Jumlah nilai tengah
Ʃf = Jumlah frekuensi
Setelah diketahui hasil perolehan nilai tiap siklus I dan siklus II
kemudian disesuaikan dengan indikator penelitian, bahwa nilai yang
diperoleh siswa apa sudah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh
sekolah atau belum. Hal ini untuk mengetahui peningkatan pembelajaran
PAI di dalam kelas, hasil perolehan nilai siswa pada siklus I dan perolehan
nilai siswa pada siklus II dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
40
Indikator Kinerja
Berdasarkan beberapa alasan dalam latar belakang yang telah
dipaparkan di atas sebelumnya, serta pengambilan rumusan masalah yang
telah ditentukan oleh peneliti, maka perlu adanya indikator penelitian yang
jelas untuk menjadi tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, untuk mengetahui pencapaian di titik mana hasil belajar siswa meningkat
perlu diukur dengan menggunakan indikator kerja penelitian ini sebagai
berikut:
Keaktifan kelas di atas 70%.
Rata-rata nilai diatas 70.
Ketuntasan klasikal diatas 70%.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, apabila siklus I belum
mencapai target, maka siklus II berfungsi untuk memperbaiki mutu
pembelajaran. Namun, jika siklus I sudah memuaskan maka siklus II berfungsi
sebagai pemantapan atas media pembelajaran yang digunakan pada siklus I.
Artinya, siklus digunakan sebagai toleransi dalam memperbaiki mutu
pembelajaran.
Tiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Masing-masing siklus terdiri atas
empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.
Keempat tahapan ini digunakan secara sistematis dan diterapkan dalam dua
siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Tahap perencanaan diawali dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan
41
SIK
Permasalah Alternatif Pelaksanaan LU
an Pemecah Tindakan I SI
an
Refleksi Analisis Observasi I
I Data
Hasil
42
Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, telah dilakukan kegiatan-
kegiatan perbaikan rencana dan tindakan pada siklus II. Sama halnya
dengan prosedur penelitian pada siklus I,pada siklus II ini juga terdiri
atas empat tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sebagai
berikut.
Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan
perbaikan dari perencanaan siklus I. Berdasarkan uraian refleksi
siklus I di atas, perencanaan pada siklus II ini merupakan upaya
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan setelah
dilakukan refleksi siklus I. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
49
Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti
sebelum melakukan tindakan. Di dalam tahapan perencanaan ini tercermin
pandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek yang tak terduga
dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi masalah.
Perencanaan yang baik akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong untuk bertindak dengan lebih efektif. Pada tahap ini, peneliti
mempersiapkan rencana pengajaran yang mengacu pada tujuan
pembelajaran.Di samping rencana pembelajaran, perlu dipersiapkan juga
alat-alat yang menunjang pembelajaran seperti papan tulis, LCD, buku
pelajaran, dan lain sebagainya. Peneliti juga perlu melakukan wawancara
kepada siswa kelas V SD Negeri 4 Blingoh Kecamatan Donorojo
Kabupaten Jepara untuk mengetahui keadaan siswa sebelum melakukan
tindakan.
Perencanaan tindakan adalah tindak lanjut dari observasi awal serta
bagaimana cara memecahkan persoalan pembelajaran di kelas V SD
Negeri 4 Blingoh Jepara tersebut. Hal ini kemudian diterapkan dalam
rencana penelitian tindakan kelas dengan membentuk sebuah pengajaran
dengan penerapan Metode Index Card Match. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) disusun dengan memperhatikan: kompetensi
inti,kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok,
metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber
belajar/alat/bahan, media pembelajaran, dan penilaian.
Tindakan
Tindakan merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat
yaitu dalam penelitian ini penggunaan media pembelajaran yang bertujuan
untuk inovasi. Pada tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan
51
Deskripsi Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Hasil Penelitian
Pra Siklus
Pemahaman Konsep
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada materi Kisah-Kisah Nabi
Allah pada pretest adalah 45,00 yang masih berada jauh di bawah KKM
yang ditentukan sekolah yaitu 70.
Ketuntasan Klasikal
Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 dan
15 Februari 2017. Berikut hasil pembelajaran siklus I yang dilihat dari
pemahaman konsep dan ketuntasan klasikal:
Pemahaman Konsep
berikut:
Ketuntasan Klasikal
TAHAP KETUNTASAN
KLASIKAL
PRA SIKLUS 0%
64
SIKLUS I 25%
Siklus II
Berdasarkan evaluasi dari siklus I, refleksi yang dilakukan pada siklus
II ini adalah melakukan revisi RPP, Lembar Kerja dan juga perbaikan saat
proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada tanggal 22
Februari dan 1 Maret 2017. Berikut hasil pembelajaran siklus II yang
dilihat dari pemahaman konsep dan ketuntasan klasikal:
Pemahaman Konsep
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan Klasikal
Tabel 4.9 Rata-rata Nilai Tes Akhir Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
TAHAP KETUNTASAN
KLASIKAL
PRA SIKLUS 0%
SIKLUS I 25%
SIKLUS II 100%
67
Berdasarkan hasil keseluruhan dari pra siklus, siklus I dan siklus II,
pelaksanaan pembelajaran pada materi Kisah-Kisah Nabi Allah swt
yang menerapkan Metode Index Card Match menunjukkan adanya
peningkatan pemahaman konsep, keaktifan siswa, dan ketuntasan
klasikal, sehingga pada siklus II semua indikator yang ditentukan sudah
dipenuhi, bahkan sampai memenuhi nilai maksimal.
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari serangkaian kegiatan
penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut:
Metode Index Card Match membuat siswa lebih bersemangat dan bermakna
68
Impilikasi/ Rekomendasi
Setelah diadakannya penelitian ini membuat peneliti
merekomendasikan metode Index Card Match sebagai metode pembelajaran
yang tepat untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar pada siswa,
khususnya pada siswa kelas V SD Negeri 4 Blingoh Kecamatan Donorojo
Kabupaten Jepara.
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang penerapan
Metode Index Card Match dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) materi Kisah-Kisah Nabi Allah swt pada siswa kelas V SD Negeri 4
Blingoh Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara, mengajukan saran agar
tercapainya pembelajaran yang lebih baik, yakni :
Penerapan Metode Index Card Match dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI khususnya materi Kisah-Kisah
Nabi Allah swt.
69
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
__________, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1996.
Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj.
Raisul Muttaqien, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Web
http://oneallstudents.blogspot.com/2012/03/pengertian-rencana-
pelaksanaan.html?m= 1, diunduh pada tanggal 11 September 2015.
73