Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL

KIMIA KLINIK

PERMASALAHAN ANALISIS LABORATORIUM KLINIK SAAT INI

Disusun Oleh:
Sri Wahyuni S 10060316060
Siti Hapsoh A 10060316068
Nurul Hasanah 10060316070
Agistya Rahtina 10060316075
Risna Nurliani 10060316079
Nisa Fida F 10060316080
Rifa Septiani 10060316081

Kelas: Farmasi B

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
1441 H/2019 M
PERBEDAAN KEADAAN DAN PELAYANAN ANALISIS
LABORATORIUM KLINIK DI PEDALAMAN DAN DI KOTA BESAR
Didalam laboratorium klinik, analis bekerja memeriksa dan meneliti
bahan-bahan pemeriksaan yang dapat berupa darah, urin, tinja, dahak, sampel
kulit atau cairan tubuh. Hasil pemeriksaan tersebut dapat dipakai untuk membantu
dokter menegakkan diagnosa penyakit pasien, menentukan jenis dan penyebab
penyakit, menentukan jenis terapi pengobatan yang tepat juga untuk memantau
kondisi pasien selama atau setelah pengobatan. Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan meliputi pemeriksaan hematologi, kimia klinik, imunoserologi,
parasitologi dan mikrobiologi.
Kendala yang dihadapi oleh analis laboratorium di daerah perkotaan
berbeda dengan analis laboratorium di daerah pedalaman. Laboratorium di
perkotaan biasanya menggunakan peralatan yang telah mengikuti perkembangan
teknologi yang canggih dengan sarana dan prasarana yang menunjang. Sedangkan
di daerah pedalaman, kendala yang dihadapi sebagai analis adalah peralatan
laboratorium yang kurang memadai, transportasi yang sangat bergantung pada
cuaca, masalah sumber daya listrik yang sering ada pemadaman, kurangnya
tenaga analis yang ingin bertugas membantu di daerah pedalaman sehingga tenaga
analis tersebut sangat minim.
Listrik sangat dibutuhkan seorang analis dalam menyimpan hasil
pemeriksaan laboratorium didalam lemari pendingin yang harus selalu menyala,
seorang analis biasanya melalukan pemeriksaan Tb dan malaria dengaan
menggunakan metode rapid test sehingga lebih mudah karena hanya
membutuhkan sedikit darah pasien, namun apabila hasilnya positif selanjutnya
dengan metode melihat sedian hapus darah dengan mikroskop. Di daerah
pedalaman kasus penyakit yang sering ditemukan yaitu penyakit malaria dan TB
(Tuberculose), untuk pemeriksaan bisa menggunakan alat analyzer sebagai
pemeriksaan hematologi dan alat fotometer untuk pemeriksaan kimia darah, tetapi
di daerah pedalaman analis sering mengalami kesulitan di dalam menganalisis
penyakit dikarenakan alat-alat yang ada sering sekali rusak sehingga
menyebabkan seorang analis laboratorium harus melakukan pemeriksaan dengan
cara manual.
Pemerintah seharusnya memberikan fasilitas dengan alat-alat kesehatan
yang layak dan memadai di daerah pedalaman yang membutuhkan atau
memberikan pendidikan kepada anak di daerah pedalaman tersebut dengan
diberikannya beasiswa untuk kuliah jurusan kesehatan, kemudian setelah selesai
mereka harus kembali ke daerahnya untuk mengabdi kepada masyarakat di
daerahnya.
Kemudian pemerintah seharusnya memperhatikan lokasi pemeriksaan
terhadap pasien sepertinya misalnya puskesmas dengan tempat pemeriksaan
labnya agar tidak terlalu jauh, dan lebih baik apabila jika adanya sarana
pemeriksaan hasil lab dengan pemeriksaannya, karena pada berita tersebut
disebutkan bahwa alat-alat seperti miskroskop dan sebagainya tidak terbawa
karena perjalanan ketempat pemeriksaan yang jauh sehingga dilakukan
pemeriksaan ditempat yang berbeda. Alangkah baiknya jika adanya sarana
pemeriksaan hasil lab yang dekat dengan tempat pemeriksaan. Kemudian
pembuangan limbah pun sebaiknya diperhatikan, karena kebanyakan di daerah
pedesaan atau daerah terpencil antar bangunan sangat dekat dan mepet sehingga
akan berbahaya jika limbah tidak diperhatikan. Berdasarkan PMK no 37 th 2012
BAB III sistem pengolahan limbah laboratorium harus diolah dan juga
pengolahan limbah puskesmas pun harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai