KELOMPOK: 7
Nama Kelompok
1. ILIYIN WAHINA
2. MUSTIKA RATU
3. OVA DWI ANOVA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta kasih sayang
dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya, shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ANEMIA”.
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan bagi
para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh manusia dan dapat
menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat. Namun
penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan
saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi faktor, karena itu pendekatan
penanggulangan harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit seseorang yang
disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu: perdarahan, kekurangan makanan yang
mengandung besi, dan lain-lain. Anemia gizi defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan
penderita yang sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena menstruasi,
kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi karena proses
pertumbuhan yang cepat.
B. Rumusan Masalah
a. Definisi Anemia
b. Penyebab Anemia
c. Gejala Anemia
d. Jenis-jenis Anemia
e. Pencegahan Primer pada Anemia
f. Pencegahan Sekunder pada Anemia
g. Pencegahan Tersier pada Anemia
h. Pengobatan Anemia
C. Manfaat Makalah
1. Mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang
sistem imunologi dan Hematologi yang berhubungan dengan Anemia.
2. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang system Imunologi
dan Hematologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari
41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita ,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari
37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada
anemia.
• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan pembentukan
sel darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat menyebabkan terjadinya
anemia.ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam
folat maupun vitamin B 12. (Soebroto Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem
Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta 2009)
B. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang mengal;ami
kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi
berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan saluran pencernaan,
kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para
pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko
anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah merupakan
tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan teresebut
biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit demi sedikit
dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :
a. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan
lebih cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum
tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh
akan sel darah merah.
b. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan
untuk membuat sel darah merah baru.
c. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun
atau obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
C. Gejala Anemia
Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:
Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
Wajah tampak pucat.
Mata berkunang-kunang.
Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
Sering sakit.
Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-
lahan sehingga sulit disadari.
Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah ,makaterdapat
gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian putih mata ,pembesaran limpa
dan warna urin seperti teh.
D. Jenis-jenis Anemia
a) Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat
besi . Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab itu ,
ketika tubuh kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun.
Meskipun demikian , penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika
cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi
dalam tubuh bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi
mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang
menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan
makanan yang kurang mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang dewasa ,
kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh pendaraah
menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di
bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit
daripada pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap
harinya seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi
secara normal .pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1
mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan
melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat
besi untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat
menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat besi.
d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia
hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil
sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia
Resti gangguan
Anoreksia nutrisi kurang Kadar HB
dari kebutuhan
Cepat lelah
Gangguan
perfusi jaringan
Intoleransi
aktifitas
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. R masuk RSUD Depok pada malam hari tanggal 20 Mei 2016 melalui ruang IGD,
lalu masuk ruang rawat inap bedah. Keesokan harinya pada pukul 10.30 WIB dengan kesadaran
Compos Mentis, dan keluhan utama pusing, klien mengeluh pandangan kabur, badannya terasa
lemah, dan cepat lelah saat beraktivitas, klien tampak pucat, lemah, konjungtiva anemis dan
akral klien dingin dan berkeringat, HB awal 6,1 gr/dl, CTR >3dtk, Klien mengatakan cemas
dengan penyakitnya dan ingin cepat pulang. Hasil TTV: TD: 80/60 mmHg, N : 120 x/menit, RR
: 22x/menit, S: 36,5°c. Saat di timbang berat badannya 62kg, klien mengatakan berat badan
menurun karena tidak nafsu makan. Klien mengeluh mual dan muntah. Diagnosa Anemia.
A. PENGKAJIAN
Focus data
6. Konjungtiva anemis
Analisa Data
No. Data Fokus Masalah Etiologi
- Pusing
- Pandangan kabur
Data Objektif:
- TTV :
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 22x/menit
S : 37°c
- Anoreksia
- Konjungtiva anemis
- Diagnosa Anemia
- TTV :
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 22x/menit
S : 37°c
- Anoreksia
- Konjungtiva anemis
- Diagnosa Anemia
3 Data Subjektif : Intoleran aktivitas Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
1. Klien mengeluh lemah dan
oksigen
letih
Data Objektif :
- TTV :
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 22x/menit
S : 37°c
B. Diagnosa
No Diagnosa
C. Intervensi
Kolaborasi :
E. Evaluasi
A: masalah teratasi
P: tindakan dihentikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia
dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999). Berikut ini katagori tingkat
keparahan pada anemia.:
B. Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan lingkungan dan
makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan akan Fe pada tubuh kita.Sehingga kita
terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di sebabkan karena kurangnya zat besi untuk
memproduksi darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, A. C., & Bare, B. G. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner &
Suddart. (Agung Waluyo: Penerjemah). Ed. 8. Jakarta: EGC.
2. Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit. (Brahm U. Pendit: Penerjemah). Ed. 6. Jakarta: EGC.
3. NANDA Internasional. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan:
Definisi & Klasifikasi 2015 – 2017, Edisi 10. Jakarta: EGC