Disusun Oleh:
A11701557
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah penyimpangan progresif,
fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolik dan cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang mengakibatkan
uremia. Akhirnya dialisis atau transplantasi ginjal diperlukan untuk menyelamatkan pasien.
Ginjal merupakan salah satu organ penting bagi tubuh yang bertugas menyaring dan membuat
zat-zat sisa metabolisme tubuh. Dan ginjal juga dapat berfungsi menjaga keseimbangan cairan
serta elektrolit yang ada di dalam darah. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah salah satu penyakit
tidak menular, merupakan keadaan gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun berlangsung
progresif dan irreversible(tidak dapat kembali ke keadaan semula). Dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Selama gagal ginjal
kronik, beberapa nefron termasuk glomeruli dan tubula masih berfungsi, sedangkan nefron yang
lain sudah rusak dan tidak berfungsi lagi. Nefron yang masih utuh dan berfungsi mengalami
hipertrofi dan menghasilkan filtrat dalam jumlah banyak. Reabsorpsi tubula juga meningkat
walaupun laju filtrasi glomerulos berkurang.
Kompensasi nefron yang masih utuh dapat membuat ginjal mempertahankan fungsinya
sampai tiga perempat nefron yang rusak Ginjal Kronik adalah suatu bentuk kerusakan ginjal
yang terjadi selama lebih dari 3 bulan secara berturut-turut. Dan menurut kelainan patologis atau
juga gekala dari gagal ginjal misalnya adalah proteinuria. Dan jika tidak ada suatu tanda dari
kerusakan ginjal, maka diagnosis dari penyakiit ginjal kronik biasana ditegakkan jika nilai dari
laju filtrasi atau penyaringan glomerulus/ GRF < 60 ml/menit/1,73m2. Tes kreatinin klirens dapat
membedakan berat ringannya gangguan fungsi ginjal. Pada keadaan normal Tes Kreatinin
Klirens (TKK) /GFR adalah 100 sampai 125 ml/mm. Pada TKK 75 sampai 100 sudah terjadi
hilangnya fungsi cadangan ginjal. Sedangkan TKK 25 sampai 75 disebut keadaan insufisiensi
ginjal. Pada TKK 5 sampai 25 digolongkan gagal ginjal kronik. TKK yang di bawah 5 disebut
gagal ginjal terminal Gagal ginjal kronik dan gagal ginjal terminal memerlukan perhatian khsusu
karena bila dibiarka dapat menjurus keadaan yang membahayakan jiwa penderita. Pada gagal
ginjal kronik dapat dimulai terapi konservatif yang bertujuan menghilangkan gejala yang
mengganggu penderita, sehingga penderita dapat hidup secara normal. Untuk mereka yang
menderita penyakit gagal ginjal kronik, maka klasifikasi stadium yang ditentukan berdasarkan
dari nilai laju filtrasi glomerulus, yakni adalah stadium yang lebih tinggi yang menunjukkan
adanya suatu nilai laju filtrasi glomerulus yang jumlahnya lebih rendah. Dan klasifikasi tadi
membagi penyakit gagal ginjal kronik ke dalam 5 tahap stadium
1. Stadium 1 merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kerusakan ginjal dengan fungsi
ginjal yang masih dalam keadaan normal
2. Stadium 2 adalah kondisi yang ditandai dengan kerusakan ginjal dengan suatu bentuk
penurunan dari fungsi ginjal yang lebih ringan
3. Stadium 3 adalah suatu kerusakan ginjal yang terjadi dari penurunan sedang fungsi ginjal
4. Stadium 4 ditandai dengan kerusakan ginjal dengan penurunan yang berat pada fungsi ginjal
5. Stadium 5 merupakan stadium gagal ginjal. Penyebab dari Gagal Ginjal Kronik Sebagian
besar penyakit ginjal menyerang nefron, mengakibatkan kehilangan kemampuannya untuk
menyaring. Kerusakan pada nefron dapat terjadi secara cepat, sering sebagai akibat pelukaan
atau keracunan. Tetapi kebanyakan penyakit ginjal menhancukan neefron secara perlahan dan
diam-diam. Kerusakan biasanya dirasakan setelah beberapa tahun atau bahkan dasawarsa.
Sebagian besar penyakit ginjal menyerang kedua buah ginjal sekaligus.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Seorang laki laki 50 tahun. Datang ke poli klinik dengan keluhan badan lemah disertai mual dan
muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
komposmentis, berat badan 55 kg, tinggi badan 169 cm, TD 165/100 mmHG, nadi 88 x/menit, isi
cukup teratur. Respirasi 22x/menit, suhu 37 °C. Mata konjungtiva anemis+/+, sklera ikterik-/-.
Jantung membesar, paru tidak ada kelainan. Hati dan limpa tidak teraba. Edema di kaki.
Pemeriksaan laboratoium didapatkan: Hb : 8,2 gr atau dL . MCV dan MCHC : dalam batas
normal. GDS 390 mg/ dL . Ureum 230mg dL . Crreatinin 4mg / dL , Asam urat 4,2 mg /dL .
kolestrol tital 222,l/dL , kolestrol LDL 146mg /dL . kolestrol HDL 35mg/dL . trigliserida
167mg/dL . Natrim 142mmol/L , kalium 6,2 mmol/L, kalsium 8,2 mg% fosfor inorganik 6,8%.
Urinalisis protein ++, leukosit 1-3 /LPB . eritrosit 1-2 /LPB.
A. Data Subjektif
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Kebagoran, Kebarongan, Kalibagor
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Status : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Tanggal Masuk RS : 30 September 2018
Tanggal Pengkajian : 30 September 2018
Nomor RM : 7848374
Diagnosa Medis : GGK
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama : pasien datang kerumah sakit dengan keadaan
lemah dan mengeluh mual muntah
Seorang laki laki 50 tahun. Datang ke poli klinik dengan keluhan badan lemah
disertai mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak
sakit sedang, kesadaran komposmentis, berat badan 55 kg, tinggi badan 169 cm, TD
165/100 mmHG, nadi 88 x/menit, isi cukup teratur. Respirasi 22x/menit, suhu 37 °C.
Mata konjungtiva anemis+/+, sklera ikterik-/-. Jantung membesar, paru tidak ada
kelainan. Hati dan limpa tidak teraba. Edema dikaki. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan: Hb : 8,2 gr atau dL . MCV dan MCHC : dalam batas normal. GDS 390
mg/ dL . Ureum 230mg dL . Crreatinin 4mg / dL , Asam urat 4,2 mg /dL . kolestrol
tital 222,l/dL , kolestrol LDL 146mg /dL . kolestrol HDL 35mg/dL . trigliserida
167mg/dL . Natrim 142mmol/L , kalium 6,2 mmol/L, kalsium 8,2 mg% fosfor
inorganik 6,8%. Urinalisis protein ++, leukosit 1-3 /LPB . eritrosit 1-2 /LPB.
Pasien pernah mengalami hal yang sama namun diberi obat dari puskesmas
langsung berhenti gejalanya.
d. Riwayat Keluarga
Keluarga tadak ada yang mengalami sakit yang sama
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang,
nasi, sayur, dan lauk pauk, minum 8 gelas sehari.
Saat dikaji : Pasien mengatakan nafsu makan menurun hanya 1-2 porsi sedikit
dalam sehari, minum 4 gelas dalam sehari
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1x sehari tanpa rasa nyeri dengan
konsistensi normal berwarna kekuningan dan BAK 5 7x sehari berwarna kuning
jernih.
Saat dikaji : Klien mengatakan sudah 1 minggu BAB 3x sekali dan an BAK 5-7x
sehari.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivitas tanpa dibantu orang lain.
Saat dikaji : Pasien mengatakan aktivitas hanya bisa dibantu oleh keluarga.
5. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan ketika tidur, pasien dapat
tidur 5-6 jam/hari.
Saat dikaji : Pasien mengatakan susah untuk tidur karena ada gangguan nyeri
dibagian perut
6. Pola berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa memilih baju yang disukai dan bisa
mengenakannya sendiri.
Saat dikaji : Pasien megatakan masih bisa untuk berpakaian sendiri.
7. Menjaga suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bila cuaca panas menggunakan baju pendek
ketika dingin menggunakan jaket.
Saat dikaji : Pasien mengatakan menggunakan baju tebal lengan panjang saat
dingin
8. Personal hygiene
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x
sehari tanpa bantuan keluarga
Saat dikaji :Pasien mengatakan diseka oleh keluarga dan menggosok gigi 2x
sehari dibantu keluarga
9. Pola menghindar dari bahaya
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat menjaga diri sendiri.
Saat dikaji : Pasien mengatakan saat melakukan aktivitas pasien dibantu keluarga
atau perawat untuk mengurangi resiko jatuh
10. Pola komunikasi
Sebelum sakit : Pasien mengtakan dapat berkomunikasi dengan lancar dengan
keluarga atupun orang lain.
Saat dikaji : Pasien mengatakan berkomunikasi merasa berkurang, karena sakit
kepalanya.
11. Pola spiritual
Sebelum sakit : Pasien mengatakan beragama agama islam, dapat menjalankan
shalat 5 waktu.
Saat dikaji : Pasien mengatakan ,masih bisa untuk shalat 5 waktu walau harus
dengan duduk.
12. Poal rekreasi
Sebelum sakit. : Pasien mengatakan bisa berlibur dengan keluarga.
Saat dikaji : Pasien mengatakan lebih banyak untuk istirahat atau bed rest
ditempat tidur
13. Pola bekerja
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelumnya bekerja baik-baik saja
Saat dikaji :Pasien mengatakan selama sakit tidak melakukan aktifitasnya seperti
biasa, pasien hanya istirahat di tempat tidur.
14. Pola belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelumnya tidak peduli dengan keadaan
Saat dikaji : Pasien mengatakan di rumah sakit mendapatkan informasi penyakit
dari dokter dan perawat.
B. Data Subjektif
A. PEMERIKSAAN FISIK
Hasil TTV :
TD : 165/100 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37 C
Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala : Bentuk kepala mecosepal, tidak ada lesi, rambut hitam.
2. Mata : Konjungtiva anemis, sclera anikterik, pupil isokor.
3. Hidung : Terdapat sedikit kotoran, tidak ada polip
4. Telinga : Terdapat sedikit serumen tidak ada lesi, pendengaran normal
5. Mulut : Lidah berwarna merah muda sedikit pucat,
6. Dada :
A :Bunyi peristaltic 6x/menit, tidak ada bunyi bruit pada aorta renalis
P : Bunyi perkusi timpani pada abdomen bagian kiri dan redup pada
abdomen bagian kanan.
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. ANALISA DATA
No Waktu Data Fokus Problem Etiologi
1. 30 September Ds : -klien mengatakan lelah Kelebihan Retensi cairan
2018 - klien mengatakan mual dan volume cairan urine
muntah
Do :- adanya edema di ektremitas
bawah
- Klien tampak lelah
2. 30 september DS: pasien mengatakan tidak Kurang Kurang
2018 mengetahui penyakit yang diderita pengetahuan pengetahuan
dan gejala-gejala yang terjadi proses penykkit
Do : pasien tampak bingung dan (GGK)
gelisah
2. INTERVENSI
3. IMPLEMENTASI
4. EVALUASI
P : Hentikan intervensi
Senin 01 S : pasien mengatakan memahami semua informasi yang diberikan dan
oktober 2018 akan menjalankan semua informasi yang diberikan.
O : pasien tampak kooperatif dan memahami semua informasi yang
diberikan
A : masalah teratasi sepenuhnya
indikator A T H
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman 3 4 4
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan 2 3 3
prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 2 3 3
kembali apa yang dijelaskan perawat atau tim
kesehatan lainnya
P : hentikan intervensi