Anda di halaman 1dari 14

Nama Kelompok : 1.

Anjeli Purba

2. Annisa Trinita

3. Vica Apriyanto

4. Vina Lisnawati

5. Arif Maulana

Tugas : Teori Akuntansi

RESUME Materi Laporan Keuangan

Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan yang berisi informasi tentang keuangan suatu
perusahaan pada periode tertentu, dan digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan selama periode tertentu.

Berikut ini merupakan pengertian dan definisi laporan keuangan dari berbagai
sumber:

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK):


Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya: sebagai laporan arus kas, atau laporan
arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Akuntansi adalah proses pengidentifkasian, mengukur
dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil
keputusan yang tepat bagi pemakai informsi tersebut (M. Sadeli, 2002:2).

Tujuan menyusun laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi


keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak pihak yang berkepentingan sebagai
pertimbangan dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi. Standar Akuntansi
Keuangan menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan antara lain:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengamnilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan disusun memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar
pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian
masa lalu.
3. Laporan keuangan yang menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggung jawaban manajemen atas, sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari:


1. Laporan Laba Rugi : yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi
suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2. Laporan Perubahan Modal : yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal
karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.
3. Laporan Arus Kas : yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu.
4. Neraca : yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan
yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.

A. Laporan Laba Rugi


Laporan rugi laba adalah laporan yang disusun sistematis, isinya penghasilan yang
diperoleh perusahaan dikurangi dengan beban-beban yang terjadi dalam perusahaan
selama periode tertentu. Dalam laporan rugi laba menjabarkan elemen-elemen
penghasilan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi). Untuk
perusahaan jasa istilah penghasilan dalam laporan labal rugi adalah pendapatan. Untuk
perusahaan dagang dan manufaktur istilah penghasilan dalam laporan keuangan adalah
penjualan.
Sumber penghasilan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu:
1. Dari usaha pokok / utama, yaitu penghasilan berasal dari kegiatan utama
perusahaan. Misalnya, dalam penghasilan utama berasal dari penjualan jasa
konsultan hukum, dalam perusahaan dagang kelontong penghasilan utamanya
adalah penjualan barang dagangan kelontong.
2. Dari kegiatan luar usaha pokok, yaitu penghasilan yang berasal dari kegiatan yang
bersifat sampingan. Misalnya, pada perusahaan jasa bengkel, penghasilan jasa
bengkel dari kegiatan luar usaha pokok adalah menjual bensin eceran.

Fungsi Laporan Laba Rugi adalah menunjukkan performance atau kinerja keuangan
perusahaan.Seluruh pendapatan dan biaya atau beban disajikan dalam laporan ini. Selisih
antara keduanya merupakan laba atau rugi perusahaan.

Ada 4 jenis laba (rugi) di laporan laba rugi, yaitu:

1. Laba Kotor : laba yang diperoleh setelah memperhitungkan harga pokok penjualan
(HPP) antara lain bahan mentah (raw material), tenaga kerja langsung, dan
pembantu.
2. Laba Operasi : laba yang diperoleh setelah pengeluaran untuk biaya-biaya operasi
perusahaan. Seperti overhead, administrasi umum dan penjualan, penyusutan,
amortisasi .Laba operasi merupakan persentase setiap rupiah yang tersisa setelah
pengeluaran biaya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
3. Laba Sebelum Pajak : laba yang diperoleh setelah memperhitungkan pendapatan
dan beban lainnya, tidak termasuk pajak penghasilan.
4. Laba Bersih : laba yang diperoleh setelah memperhitungkan pajak penghasilan.
Laba bersih mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengkonversi
pendapatan menjadi laba.

Ada 12 elemen utama dalam laporan laba rugi, yaitu :

1. Pendapatan : adalah jumlah pendapatan yang diukur pada nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume.
2. Beban Pokok Penjualan : adalah pos yang merupakan biaya persediaan yang
diakui sebagai beban selama periode. Yang termasuk beban pokok penjualan
meliputi:
• Biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan
yang saat ini telah dijual
• Overhead produksi (BOP) yang tidak teraloksi
• Jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal.
3. Penyajian Beban Usaha : adalah pos yang merupakan beban kegiatan utama
perusahaan yang dilaporkan berdasarkan fungsinya.
4. Pendapatan lainnya : adalah pendapatan yang tidak dapat dihubungkan langsung
dengan kegiatan utama perusahaan.
5. Biaya Keuangan : adalah biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung perusahaan
sehubungan dengan peminjaman dana dan biaya keuangan lainnya yang terjadi dari
transaksi instrumen keuangan. Contoh biaya keuangan antara lain:
• Amortisasi premi/diskonto kontrak berjangka yang bertujuan untuk lindung
nilai
• Amortisasi biaya perolehan pinjaman.
6. Bagian Laba (Rugi) dari entitas asosiasi dan/atau Ventura Bersama : Pos ini
merupakan bagian perusahaan atau laba (rugi) entitas asosiasi dan/atau bagian
partisipasi perusahaan yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas pada
periode berjalan.
7. Beban (Penghasilan) Pajak : adalah pos yang pada umumnya merupakan jumlah
agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang
diperhitungkan dalam menentukan laba (rugi) pada suatu periode.
8. Laba (Rugi) Operasi yang Dihentikan : suatu jumlah tunggal dalam laporan laba
rugi komprehensif yang merupakan jumlah dari:
• Laba (rugi) setelah pajak dari operasi yang dihentikan
• Laba (rugi) setelah pajak yang diakui dalam mengukur nilai wajar setelah
dikurangi biaya untuk menjual atau pelepasan aset atau kelompok lepasan
yang terkait dengan operasi yang dihentikan.
9. Laba (Rugi) Periode Berjalan : total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk
komponen pendapatan komprehensif lain.
10. Pendapatan Komprehensif Lain : berisi pos pendapatan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi.
11. Penyajian Pajak Penghasilan Terkait : Pos ini merupakan kumulatif pajak
penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lain, kecuali untuk
bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan/atau ventura
bersama.
12. Laba (Rugi) per saham Dasar dan Dilusian : Perusahaan menyajikan laba (rugi)
per saham dasar dan dilusian untuk seluruh periode sajian sebagai berikut:
• Laba (rugi) per saham Dasar: Pos ini merupakan jumlah laba (rugi) per
saham dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk selama periode pelaporan.
• Laba (rugi) per saham Dilusian: Pos ini merupakan jumlah laba (rugi) per
saham dilusian dari operasi, yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk selama periode pelaporan.Dengan memperhitungkan
semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif dan beredar
sepanjang periode pelaporan.

Laporan rugi laba disajikan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :

1. Bentuk Single Step : untuk akun penghasilan dikelompokkan terlebih dahulu,


kemudian baru dijumlahkan. Kemudian dibagian bawah pendapatan baru beban
dikelompokkan tersendiri dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah
beban, selisihnya merupakan labal bersih atau rugi bersih.
Contoh laporan laba rugi single step untuk perusahaan jasa :
Perusahaan ADHI JAYA, Medan
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2018

Pendapatan Jasa Rp 27.500.000


Pendapan Lain-lain Rp -
Jumlah Pendapatan Rp 27.500.000
Beban Usaha :
Beban Gaji Rp 10.000.000
Beban Perjalanan Dinas Rp 900.000
Beban Iklan Rp 600.000
Beban Telepon Rp 400.000
Beban Listrik dan Air Rp 600.000
Beban Perlengkapan Kantor Rp 400.000
Beban Sewa Rp 250.000
Beban Penyusutan Peralatan Kantor Rp 500.000
Beban Lain-lain Rp -
Jumlah Beban Usaha (Rp 13.650.000)
Laba Bersih Rp 13.850.000
2. Bentuk Multiple Step : untuk pendapatan perlu dipisahkan atara pendapatan pokok
dengan pendapatan di luar usaha pokok, serta memisahkan beban usaha utama
dengan beban di luar usaha. Contoh untuk perusahaan dagang :
PT KUDDY PERKASA
Laporan Laba – Rugi
Per 31 Desember 2018

Pendapatan :
Penjualan Rp 50.000.000
Pend. Bunga Rp 5.000.000
Jumlah Pendapatan
Harga Pokok Penjualan Rp 55.000.000
Persediaan Awal Rp 4.000.000
Pembelian Rp 6.000.000
Barang Siap Jual Rp 10.000.000
Persediaan Akhir (Rp 3.000.000)
HPP (Rp 7.000.000 )
Laba Kotor Rp 48.000.000

Beban Usaha :
Beban Operasional
Beban Iklan Rp 500.000
Beban Angkut Rp 200.000
Total Rp 700.000
Beban Administrasi
Beban Sewa Rp 1.000.000
Beban Asuransi Rp 500.000
Total Rp 1.500.000
Total Beban Rp 2.200.000
(Operasional & Adm.)
Pendapatan Lain-lain :
Pendapatan Sewa
Rp 1.000.000
Pendapatan Bunga
Rp 500.000
Total Rp 1.500.000
Beban Lain-lain :
Beban Bung
Rp 500.000
Total (Rp 500.000)
Laba / Rugi Rp 46.800.000
B. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang berisi seberapal banyak modal awal
telah bertambah ataupun berkurang selama periode tertentu. Perubahan modal itu terjadi
dapat karena adanya laba atau rugi usaha, pengambilan pribadi dari pemilik atau prive
maupun penambahan modal pemilik.
Laporan perubahan modal memiliki komponen-komponen yaitu :
1. Modal awal : merupakan saldo pada awal periode pelaporan komparatif
sebagaimana tercermin dalam laporan posisi keuangan periode sebelumnya.
2. Pengaruh Perubahan Kebijakan Akuntansi : Karena perubahan kebijakan
akuntansi diterapkan secara retrospektif, penyesuaian diperlukan dalam cadangan
pemegang saham pada awal periode pelaporan komparatif untuk menyajikan
kembali ekuitas awal ke jumlah yang akan ditentukan pada kebijakan akuntansi
baru selalu diterapkan.
3. Pengaruh Koreksi Kesalahan Periode Sebelumnya : Efek koreksi kesalahan
periode sebelumnya harus disajikan secara terpisah dalam laporan perubahan modal
sebagai penyesuaian. Efek dari koreksi mungkin tidak dijatuhkan terhadap saldo
awal modal sehingga jumlah yang disajikan dalam laporan periode berjalan dapat
dengan mudah direkonsiliasi dan dilacak dari laporan keuangan periode
sebelumnya.
4. Saldo yang disajikan kembali : merupakan ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham pada awal periode komparatif setelah penyesuaian
sehubungan dengan perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan periode
sebelumnya seperti dijelaskan pada poin ketiga.
5. Perubahan Modal Saham : Masalah modal saham lebih lanjut selama periode
tersebut harus ditambahkan dalam laporan perubahan modal sedangkan penukaran
saham harus dikurangkan dari laporan tersebut.
6. Dividen : Pembayaran dividen yang dikeluarkan atau diumumkan selama periode
tersebut harus dikurangkan dari ekuitas pemegang saham karena merupakan
distribusi kekayaan yang dapat diatribusikan kepada masing-masing pemegang
saham.
7. Laba rugi untuk periode tersebut : merupakan laba atau rugi yang diatribusikan
kepada pemegang saham selama periode seperti yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi. yang kami paparkan di atas.
8. Perubahan dalam Cadangan Revaluasi : Keuntungan dan kerugian revaluasi
yang diakui selama periode tersebut harus disajikan dalam laporan perubahan
modal sejauh hal tersebut diakui di luar laporan laba rugi.
9. Keuntungan & Kerugian Lainnya : Keuntungan dan kerugian lainnya yang tidak
diakui dalam laporan laba rugi dapat disajikan dalam laporan perubahan modal
seperti keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penerapan pajak biaya
masuk, nilai tukar, dan lain lain.
10. Saldo akhir : merupakan saldo cadangan ekuitas pemegang saham pada akhir
periode pelaporan sebagaimana tercermin dalam laporan posisi keuangan.
Contoh laporan perubahan modal untuk perusahaan jasa.
Perusahaan ADHI JAYA, Medan
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2018

Modal Tuan Sabil 01 Desember 2018 Rp 150.000.000


Laba Bersih Tahun 2018 Rp 13.850.000
Rp 163.850.000
Pengambilan Prive Tuan Sabil (Rp 5.000.000)
Modal Tuan Sabil 31 Desember 2018 Rp 158.850.000

C. Laporan Arus Kas

Laporan keuangan arus kas (cash flow statement) memiliki pengertian sebagai
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas
suatu perusahaan selama suatu periode. Hal yang biasa disajikan atau digambarkan
dalam laporan keuangan arus kas meliputi jumlah kas yang diterima, seperti pendapatan
tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan,
seperti beban-beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan pengambilan prive.

Dalam laporan keuangan arus kas baik pada perusahaan barang maupun jasa, ada 3
bagian yaitu:

1. Kas aktivitas operasi : Contoh dari kas aktivitas operasi yaitu pembayaran dan
pendapatan piutang, pembayaran gaji, pengeluaran operasional, dan lain
sebagainya. Laporan kas dari aktivitas operasi terdiri dari kegiatan atau operasi
utama pada sebuah perusahaan yang secara langsung berimbas pada kas.
2. Kas aktivitas investasi : Merupakan laporan kas keuangan yang berkaitan dengan
perolehan penjualan dan pembelian aktiva tetap atau aktiva permanen.
3. Kas aktivitas pendanaan : Laporan keuangan arus kas yang berhubungan dengan
investasi pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.

Laporan keuangan arus kas membutuhkan data/ informasi dari neraca periode
sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan laporan laba rugi pada periode yang
kebersangkutan. Dari penyajian informasi yang ada pada laporan akus kas maka laporan
keuangan arus kas dapat diartikan sebagai salah satu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama
satu periode. Contoh laporan arus kas untuk perusahaan jasa:

Perusahaan ADHI JAYA, Medan


LAPORAN ARUS KAS
Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018

Arus Kas dari Aktivitas Operasional

Penerimaan kas dari Pelanggan Rp 12.500.000

Pembayaran kas dari Pemasok & Karyawan :

Beban Sewa Gedung Rp 3.000.000

Beban Iklan Rp 600.000

Beban Perjalanan Desa Rp 900.000

Beban Telepon Rp 400.000

Beban Gaji Karyawan Rp 9.000.000

Beban Listrik & Air Rp 600.000

(Rp 14.500.000)

Kas yang dihasilkan dari operasi Rp 2.000.000

Pembayaran Bunga Rp -

Pembayaran Pajak Penghasilan Rp -

Arus Kas Bersih dari aktivitas operasi Rp 2.000.000


Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian Peralatan Kantor (Rp 7.500.000)

Rp 9.500.000
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Investasi awal Rp 150.000.000

Prive Pemilik Rp 5.000.000

Arus Kas Bersih dari aktivitas pendanaan (Rp 145.000.000)

Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas Rp 135.500.000


Kas dan Setara Kas pada awal Periode Rp -
Kas dan Setara Kas pada akhir Periode Rp 135.500.000

D. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah salah satu bagian dari laporan keuangan suatu entitas bisnis/
perusahaan yang di dalamnya terdapat informasi mengenai aktiva, kewajiban, serta
ekuitas pemegang saham pada akhir periode akuntansi perusahaan tersebut. Laporan
posisi keuangan (Balance Sheet atau Statement Of Financial Position) atau neraca adalah
suatu laporan yang wajib dibuat oleh sebuah perusahaan. Laporan tersebut nantinya akan
menjadi dasar bagi suatu entitas bisnis/ perusahaan dalam membuat keputusan bisnis.

Mengacu pada pengertian neraca di atas, terdapat tiga unsur penting di dalam neraca
keuangan, yaitu Aktiva, Kewajiban, dan Ekuitas. Berikut penjelasan mengenai unsur-
unsur neraca tersebut:

1. Ativa (Aset)
Aktiva atau aset adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis yang
diharapkan memberikan manfaat usaha di masa depan. Aktiva dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Aktiva Lancar : Aktiva lancar adalah aset yang umur kegunaannya untuk
jangka pendek. Proses pencairan aktiva lancar ini kurang dari atau maksimal 1
tahun. Beberapa yang termasuk di dalam aktiva lancar adalah;
• Kas
• Piutang
• Perlengkapan
• Persediaan
• Biaya dibayar di muka
b. Aktiva Tetap : Aktiva tetap adalah aset yang umur kegunaannya untuk
digunakan dalam jangka waktu yang panjang, lebih dari setahun. Aset ini
umumnya digunakan untuk kepentingan operasioanl perusahaan. Beberapa
yang termasuk dalam aktiva tetap adalah;
- Tanah - Mesin
- Gedung - Peralatan

Aset jenis ini mengalami penyusutan karena penggunaan dan berkurangnya


masa pakai. Selain itu, aktiva tetap juga memiliki bentuk lain, yaitu aktiva
tetap tak berwujud. Beberapa yang termasuk aktiva tetap tak berwujud
adalah;

- Hak paten - Merk dagang


- Hak cipta - Hak sewa
2. Pasiva (Liability)
Pasiva adalah kewajiban pembayaran yang harus dilakukan oleh suatu entitas bisnis
kepada pihak lain, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Beberapa
yang termasuk di dalam pasiva adalah;
• Utang
• Pendapatan dibayar di muka
• Akrual (biaya yang akan jatuh tempo

Pasiva atau kewajiban dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;

a. Utang Jangka Panjang : setiap utang yang periode pembayarannya relatif


lama. Beberapa yang termasuk utang jangka panjang diantaranya;
- Utang obligasi (bond payable)
- Utang hipotek (mortage payable)
b. Utang Jangka Pendek : semua utang yang harus dibayarkan dalam waktu
relatif lama, paling lambat satu tahun. Beberapa yang termasuk di dalam
utang jangka pendek antara lain:
- Utang Wesel / Wesel Bayar
- Utang Dagang (Account Payable)
- Biaya yang harus dibayar
3. Modal (Equity)
Modal adalah uang atau barang yang dipakai sebagai dasar untuk melakukan suatu
pekerjaan. Dalam hal ini modal dalam neraca adalah saldo dari modal akhir sebuah
perusahaan dalam satu periode akuntansi. Dengan kata lain, modal atau equity
merupakan selisih atau nilai lebih assets dikurangi dengan liabilities.

Neraca mempunyai 2 bentuk yaitu:

1. Neraca Bentuk Staffel : adalah bentuk neraca yang disusun kebawah baik aktiva
maupun passivanya (hutang + modal). Pada bagian atas untuk mencatat aktiva dan
bagian bawah untuki mencatat hutang dan modal.
Contoh neraca bentuk stafel untuk perusahaan jasa.
Bengkel Mobil “Hadian Putra”
NERACA
Per 31 Desember 2018

Aktiva

Aktiva Lancar

Kas Rp 500.000

Piutang Usaha Rp 1.400.000

Perlengkapan Service Rp 160.000

Persekot Asuransi Rp 250.000

Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.310.000


Aktiva Tetap

Peralatan Service Rp 1.500.000

Akum. Penyusutan Peralatan Rp 130.000

Jumlah Aktiva Tetap Rp 1.370.000


Jumlah Aktiva Rp 3.680.000
Kewajiban

Utang Usaha Rp 700.000


Utang Gaji Rp 140.000
Jumlah Kewajiban
Rp 840.000
Modal

Modal Hadian
Rp 2.840.000
Jumlah Kewajiban dan Modal
Rp 3.680.000
2. Neraca Bentuk Scontro : adalah neraca yang posisi aktiva dan pasiva (hutang +
modal) sebelah menyebelah. Untuk aktiva pada sisi kiri dan pasiva (hutang +
modal) di sisi kanan.
Contoh neraca bentuk scontro untuk perusahaan jasa.
Bengkel Mobil “Hadian Putra”
NERACA
Per 31 Desember 2018

Aktiva Kewajiban

Aktiva Lancar Utang Usaha Rp 700.000

Kas Rp 500.000 Utang Gaji Rp 140.000

Piutang Usaha Rp 1.400.000 Jumlah Kewajiban Rp 840.000


Perlengkapan Service Rp 160.000

Persekot Asuransi Rp 250.000 Modal

Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.310.000 Modal Hadian Rp 2.840.000

Aktiva Tetap Jumlah Kewajiban & Rp 3.680.000


Modal
Peralatan Service Rp 1.500.000

Akum.Peny Peralatan Rp 130.000

Jumlah Aktiva Tetap Rp 1.370.000


Jumlah Aktiva Rp 3.680.000

E. Catatan Atas Laporan Keuangan

Pengertian catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang
menyajikan informasi tambahan atas pos-pos dalam

1. Laporan posisi keuangan / neraca


2. Laporan laba rugi komprehensif
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas.

Dan merupakan referensi silang atas masing-masing pos dalam 4 laporan keuangan
tersebut. Misalnya, antara neraca dan catatan atas laporan keuangan. Informasi yang
disampaikan untuk masing-masing pos harus diungkapkan seluruhnya, kecuali
pengungkapan tersebut tidak relevan atau tidak dapat diterapkan oleh perusahaan. Maka
perusahaan menyesuaikan dengan karakteristik industri. Dalam penjelasan tersebut,
perusahaan harus menyatakan dalam bentuk nilai atau persentase untuk menjelaskan
adanya bagian dari suatu jumlah, tidak menggunakan kata “sebagian”.

Fungsi catatan atas laporan keuangan untuk memberikan penjelasan atau rincian
dari pos yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi tentang pos yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Contoh Catatan atas laporan keuangan perusahaan jasa:

Anda mungkin juga menyukai