WAHAM (DELUSI)
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan jiwa I
Disusun oleh :
1. Dwi Agustin Ronimus
2. Nenden Puspita A.
3. Rahayu Ciptaning Budi
4. Rudianto Ramadhan
5. Sulaeman Soleh
6. Tifani Dwiyanti S.
7. Veliana Oktavianti
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM”. Di susun untuk
memenuhi syarat salah satu tugas Keperawatan Kesehatan Jiwa I Tahun Ajaran
2018-2019.
Makalah ini berisikan tentang asuhan keperawatan pasien dengan waham.
Materi yang diangkat dimulai dari asuhan keparawatannya. Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat keselahan dalam
makalah ini. Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan
sarannya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa menyusun makalah yang
lebih sempuna lagi.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya:
1. Ns. H. Kanapi., S. Kep., M.Kep. selaku koordinator kampus II STIKKU.
2. Ns. Reni Fatmawati., S.Kep. selaku ketua Prodi SI Ilmu Keperwatan
kampus II STIKKU.
3. Ns. .
4. Para Stafs Perpustakaan 400 dan Perpustakaan kampus II STIKKU.
5. Orang tua kami yang selalu mendukung kami.
6. Teman-teman kelompok yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH .........................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN ...........................................................................
1.4 MANFAAT PENULISAN .......................................................................
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ...............................................................
2.1 PENGERTIAN WAHAM ........................................................................
2.2 ETIOLOGI ...............................................................................................
2.3 PROSES TERJADI WAHAM .................................................................
2.4 TANDA DAN GEJALA ..........................................................................
2.5 RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS ..........................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................
3.1 PENGKAJIAN .........................................................................................
3.2 DIAGNOSA .............................................................................................
3.3 TINDAKAN KEPERAWATAN .............................................................
3.4 EVALUASI ..............................................................................................
BAB IV PENUTUP .............................................................................................
4.1 KESIMPULAN ..............................................................................................
4.2 SARAN .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan
konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.Faktor
yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham adalah:
2.2.1 Faktor predisposisi
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSP yang
menimbulkan:
a. Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal,
temporal dan limbik.
b. Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,
perinatal, neonatus dan kanak-kanak.
2. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.
3. Sosialbudaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya
waham seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan,
kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress
yang menumpuk.
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham
yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-
kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan
klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada
konsekuensi sosial.
Adaptif Maladaptif
SP 1 Pasien :
Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan;
mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
SP 2 Pasien:
Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekan-nya.
SP 3 Pasien :
Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.
SP 1 Keluarga:
Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; megidentifikasi masalah
menjelaskan proses terjadinya masalah; dan membantu pasien untuk minum
obat.
KERJA :
“Pak S, apa masalah yang bapak rasakan dalam merawat pak R? apa yang sudah
pak R lakukan dirumah? Dalam menghadapi sikap pak R yang selalu mengaku-
ngaku sebagi seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi hanya merupak salah satu
gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara
enghadapinya. Setiap kali pak R berkata bahwa ia seorang nabi, pak S dan ibu
berikap dengan mengatakan;
Pertama: Pak S atau ibu mengerti bahwa pak R merasa seorang nabi, tapi sulit bagi
pak S dan ibu untuk mempercayainya karena setahu kita semua nai tidak ada yang
hidup didunia.
Kedua: Pak S atau ibu harus lebih sering memuji Pak R jika ia melakukan hal-hal
yang baik”
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yan berinteraksi
dengan pak R. Bapak dan ibu dapat bercakap-cakap dengan Pak R tentang
kebutuhan yang diinginkan oleh pak R, misalnya; Pak S dan ibu percaya kalau pak R
punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada kami, R kan punya
kemampuan”
Keempat: Pak S atau ibu mengatakan kepada pak R, Bagaimana kalau kemampuan
untuk bermain suling dengan baik dicoba sekarang” dan kemudian setelah dia
melakukannya pak S dan ibu harus memberikan pujian.
Pak S dan ibu jangn lupa, pak R ini perlu minum obat agar pikirannya jadi tenang.”
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali
sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangn dihentikan sebelum
berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan Pak R bisa kambuh
kembali. Pak R sudah punya jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya,
segera berikan pujian!”
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya
tentang cara merawat pak R dirumah nanti?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap
kali berkunjung kerumah sakit.”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan
kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat pak R sesuai dengan
pembicaraan kita tadi.”
“Baik kalau begitu pertemuan kita kali ini kita akhiri dulu, saya tunggu kedatangan
bapak dan ibu lagi kita ketemu ditempat ini ya pak,bu.”
SP 2 Keluarga :
Melatih keluarga cara merawat pasien.
KERJA:
“Sekarang anggap saja saya pak Ryang sedang mengaku nabi, coba bapak dan ibu
praktikkan cara bicara yang benar bila pak R sedang dalam keadaan seperti ini!”
“Bagus,betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian
atas kemampuan yang dimiliki oleh pak R. bagus !”
“Sekarang coba cara memotivasi pak R minum obat dan melakukan kegitan
positifnya sesuai jadwalnya!” Bagus sekali ternyata bapak dan ibu sudah mengerti
cara merawata Pak R.”
“Bagaimana kalau sekarang kita coba langsung kepada pak R.”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat pak R?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk pak R!”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali ke sini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat pak R sampai bapak dan ibu lancer
elakukannya?”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” Baik, kita akan ketemu lagi di tempat ini
ya pak,bu.”
SP 3 Keluarga :
Membuat Perencanaan pulang bersama keluarga.
KERJA:
“Pak, bu, ini jadwal pak R selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikanpak R agar ia
tetap melaksanakannya dirumah dan jangan lupa member tanda M (mandiri), B
(bantuan), atau T (tidak mau melaksanakannya).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan oleh
pak R selama dirumah. Misalnya pak R mengaku sebagai seorang nabi terus
menerus dan tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit dapat memantaunya.”
TERMINASI:
“Apa yang ingin bapak dan ibu tanyakan? Bagaimana perasaan bapak dan ibu?
Sudah siap unutk melanjutkan dirumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk bisa control lagi. Kalau ada apa-
apa bapa dan ibu segera menhubungi kami. Mungkin hanya ini yang bisa saya
sampaikan mohon maaf bila ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan bap
dan ibu mohon dimaafkan. Terimakasih atas kerjasamanya pak,bu.”
“Silahkan ibu dan Bapak unutk dapat menyelesaikan administrasinya ke kantor
depan!”
3. 4 Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan evaluasi dilakukan terhadap
kemampuan pasien halusinasi dan keluarganya.
1. Evaluasi kemampuan pasien meliputi:
a. Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan.
b. Menyebutkan cara memenuhi kebututuhan yang tidak terpenuhi.
c. Mempraktikan cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
d. Menyebutkan kemampuan positif yang dimiliki.
e. Mempraktikkan kemampuan positif yang dimiliki.
f. Melakukan jadwal aktivitas dan minum obat sehari-hari.
2. Evaluasi kemampuan keluarga pasien meliputi:
a. Menyebutkan pengertian waham dan proses terjadinya waham.
b. Menyebutkan cara merawat pasien waham.
c. Mempraktikan cara merawat pasien waham.
d. Membuat jadwal aktivitas dan minum obat pasien di rumah ( perencanaan
pulang).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengetahuan perawat akan asuhan keperawatan merupakan hal yang
sangat mendasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Asuhan
keparawatan adalah proses yang sistematis untuk menyelesaikan masalah
yang timbul dari klien. Waham adalah salah satu gangguang proses pikir
yang bisa terjadi pada klien. Waham adalah suatu keyakinan yang salah
yang dipertahankan secara kuat atau terus-menerus, teetapi tidak sesuai
dengan kenyataan ( Budi Anna Keliat & Akemat, 2009)
Pemahaman yang baik dari seorang perawat tentang asuhan
keperawatan akan memberikan dampak yang baik pada penguasan dan
pengaplikasian asuhan keparawatan di lapangan. Salah satu asuhan
keperawatan yang perlu dipahami adalah asuhan keperawatan gangguan
proses pikir: waham.
Klien dengan gangguan proses pikir: waham pasti membutuhkan
asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang tepat akan membantu klien
dalam mencapai kesembuhannya dengan baik. Oleh karena itu seorang
perawat harus mampu menentukan mana asuhan keperawatan yang tepat
bagi setiap kliennya.
4.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan masukan kepada pendidik
dan mahasiswa, serta menambah wawasan baru tentang asuhan keperawatan
pada pasien waham.
2. Bagi Ilmu keperawatan
Diharapakan penulisan makalah ini dapat dijadikan tambahan wawasan
keilmuan mahasiswa khusunya pada ilmu keperawatan sehingga dapat
memberikan pelayanan yang maksimal.
3. Bagi Praktik Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
4. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan dalam
praktek keperawatan dan juga sebagai dasar informasi ilmu keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna, Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatn Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
Stuart, Gail W. (2013). Buku Saku Keperawtan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Sutejo. (2013). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Yosep, Iyus, Titin Sutini. ( 2007). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.