Anda di halaman 1dari 4

JURNAL DAMPAK- VOL. XX NO.

XX (2017) XXX-XXX

Terbit online pada laman web jurnal :http://jurnaldampak.ft.unand.ac.id/

Jurnal Dampak
| ISSN (Print) 1829-6084 |ISSN (Online) 2597-5129|

JURNAL DAMPAK- VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX


Studi Kasus

JURNAL REVIEW ARTIKEL ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN


EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DAN PENANGGULANGANNYA
Riyan Heriadia, Dr.Dyah Indriana K, S.T.,M.Scb
a
Mahasiswa, Fakultas Teknik Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, Indonesia
b
Dosen, Fakultas Teknik Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, Indonesia

INFORMASI ARTIKEL A B S T R A C T
The level of damage experienced in mangrove forest ecosystems is increasingly
Sejarah Artikel:
worrisome due to inadequate maintenance and management, in addition to the
Diterima Redaksi:
prolonged economic crisis, increasing human needs for land for various activities, and
Revisi Akhir:
the geographical location of the coast which allows the process of sediment deposition
Diterbitkan Online:
making the area mangroves are under heavy pressure in the form of abrasion and also
encroachment and land conversion. The results of the analysis conducted by the
KATA KUNCI researchers showed that the dominant factor causing damage to mangrove forests is
its own human factors that do not yet have the awareness and understanding of the
importance of mangroves for coastal areas, so departing from this it is appropriate for
mangrove, damage factor, primary data, data strategic efforts to be developed to repair the damage mangrove forest ecosystem.
analysis
KORESPONDENSI
Telepon: 082177037706
E-mail: riyanheriadi@gmail.com

https://doi.org/10.xxxx/xxxxx Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved


JURNAL DAMPAK- VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX

1. PENDAHULUAN pesisir berupa lahan pertanian, lahan pemukiman, tambak ikan,


kayu bakar, dan kayu konstruksi. Maka dari itu, potensi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilatarbelakangi dengan tersebut perlu dikelola dan dimanfaatkan semaksimal mungkin
menurunnya kondisi hutan mangrove yang semakin hari guna mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dan
semakin mengkhawatirkan selain dirambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir[1]
dialihfungsikan, degradasi lingkungan kawasan mangrove di
beberapa daerah pun marak terjadi akibat aktivitas dan
kebutuhan manusia akan lahan yang terus bertambah setiap Kurangnya keikutsertaan masyarakat pesisir ketika
waktunya, sementara itu di sisi lain mangrove sangat dilakukannya kegiatan rehabilitasi juga dinilai kurang efektif
berpotensi untuk menaikkan perekonomian masyarakat dalam memperbaiki kembali kerusakan mangrove yang terjadi,
setempat jika mampu dimanfaatkan dengan baik. Sehingga sehingga diperlukannya program lain yang tepat dan sesuai
melihat dari hal tersebut, peneliti menganggap perlu untuk untuk masyarakat setempat dalam memiliki kepekaan dan
dilakukannya upaya rehabilitasi yang sesuai, dimana hal ini kesadaran untuk mengelola ekosistem mangrove yang
dilakukan bukan hanya bertujuan untuk mengembalikan nilai memiliki berbagai manfaat tersebut.[2]
estetika namun yang paling utama adalah untuk
mengembalikan fungsi ekologis kawasan hutan mangrove pada 1. METODOLOGI
kawasan pesisir.
2.1 Lokasi Penelitian
Potensi sumber daya alam yang terdapat pada hutan bakau Penelitian ini akan dilakukan di kawasan mangrove Kecamtan
memiliki nilai ekonomis tinggi. Nilai ekonomis tersebut Mandah Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau . Kecamatan
bermanfaat untuk memnuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Mnadah terletak di Utara.

(Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum)


Gambar 1. Lokasi Penelitian

Untuk menunjang penelitian ini, diperlukan alat dan bahan


2.2 Alat dan bahan
sebagai berikut : speed boat, GPS, laptop, aplikasi Arc.GIS, data

2 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved


PENULIS PERTAMA / JURNAL DAMPAK - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX

sheet, alat tulis, peta administrasi, peta sebaran mangrove, alat


ukur, pancang, tali, kamera, dan RSNI-3 2011. [3] 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam jurnal ini, terdapat beberapa analisis yang dilakukan guna
Tabel 1. Kegunaan Alat mendukung keabsahan data dari penelitian yang dilakukan
No. Alat Kegunaan
terhadap dilakukannya identifikasi kerusakan dan upaya
1. Speed boat Survei dan pengambilan sampel.
rehabilitasi ekosistem mangrove yang dijelaskan sebagai berikut :
2. GPS Menentukan titik dalam bentuk digital.
3. Aplikasi Untuk menggambarkan lokasi
Arc.GIS penelitian. 1) Analisis Kriteria Baku Kerusakan Mangrove
4. Termometer Pengukur suhu
5. Pancang Pembatas jalur transek Kepmen. LH. No. 201 Tahun 2004
6. Tali Pembuatan transek line
7. Alat tulis Pencatat data
Pada analisis ini hendaknya dilengkapi dengan data
8. kamera Dokumentasi
9. Laptop Membuat laporan penelitian berupa daftar jenis tipe mangrove yang ada, berapa
10. RSNI-3 2011 Panduan dalam penelitian luasannya dan dimana saja persebarannya yang
11. Refraktometer Mengukur salinitas
12. Data sheet Pencatat data kemudian disajikan dalam peta agar pembaca dapat
) mengerti langsung dan mengikuti alurnya.

2.3 Metode penelitian 2) Analisis Sosial Ekonomi


Metode penelitian dominan penelitian penelitian tersebut
memiliki tiga tahap penelitian, yaitu penelitian pendahuluan, Hasil analisis kedua menunjukkan bahwa dari kuisioner
pengambilan data primer dan sekunder serta analisis data. yang diberikan terhadap responden hanya memberikan
Penelitian pendahuluan digunakan untuk mengetahui kondisi hasil bahwa faktor sosial ekonomi berpengaruh
awal daerah penelitian dan mempersiapkan perlengkapan untuk terhadap kerusakan tanpa adanya rekapan hasil
pengambilan data.[4] kuisioner maupun pertanyaan pertanyaan pada saat
wawancara seharusnya perlu dibahas oleh peneliti
Data yang digunakan dalam jurnal penelitian ini berupa data terkait tabulasi dari jawaban responden terkait
primer yang didapatkan langsung dari lapangan guna mengetahui pengisian kuesioner dari seluruh pertanyaan yang ada.
jenis vegetasi mangrove. Data primer yang didapatkan dari Sehingga pembaca akan mengerti dan memahami
beberapa penelitian dominan hanya berupa data kerapatan pohon beberapa parameter yang menyebabkan peneliti
mangrove yang seharusnya data primer yang digdapatkan di mengeluarkan pernyataan seperti penyebab faktor
lapangan harus sedetail mungkin seperti data suhu air, salinitas kerusakan adalah alam dan manusia.
dan tipe substrat kawasan pesisir.[5] Selain mengambil data
langsung dari lapangan, peneliti juga melakukan wawancara.
Wawancara ini juga dilakukan tidak dengan membatasi ataupun
memilih dengan sengaja para responden melainkan wawancara
dengan metode purposive sampling dengan masyarakat guna 3) Analisis SWOT
mengetahui faktor penyebab kerusakan ekosistem mangrove.[6] Peneliti langsung memberikan hasil berupa matriks SWOT
namun lebih ditekankan kepada strategi Strength-Threats (ST)
Untuk mengetahui kerusakan mangrove yang terdapat di lokasi dimana kekuatan tersebut dimaksimalkan untuk mengatasi
studi juga peneliti dapat melakukan metode transek garis yang kerusakan dan upaya rehabilitasi mangrove.[7] Hasil analisis
dilakukan di sepanjang pinggir pantai dengan alat-alat khusus SWOT ini juga dominan ditampilkan tidak dalam bentuk tabel
Dalam jurnal jurnal tersebut, peneliti menggunakan dua analisis matriks sehingga pembaca tidak dapat memahami dengan mudah
dominan yang saling berkaitan, yakni analisis data dengan apa saja strategi-strategi yang ada dengan memanfaatkan
mengacu pada kriteria baku kerusakan mangrove Kepmen. LH. kekuatan, kelemahan, kesempatan hingga meminimalisir
No. 201, Tahun 2004, analisis data sosial ekonmi, dan analisis ancaman bukan dalam bentuk poin.[8] Adapun strategi tersebut
SWOT untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengikutsertakan
guna merumuskan upaya strategis yang tepat dalam mengatasi keterlibatan masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi mangrove
kerusakan mangrove. dengan melaksanakan program yang sesuai.

3 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx
PENULIS PERTAMA / JURNAL DAMPAK - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX

3. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian di atas bahwa ekosistem bakau sering


mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan.
Faktor tersebut dipengaruhi oleh campur tangan manusia, seperti
perubahan alihfungsi lahan yang dijadikan sebagai pemukiman
penduduk dan penebangan kayu secara terus-menerus tanpa
adanya aksi reboisasi. Untuk itu dalam mengatasi kerusakan
ekosistem bakau, perlu dilakukan pengamatan, penelitian, dan
melakukan indentifikasi data-data yang terdapat pada kawasan
bakau yang mengalami kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Anugra, F; Umar, H; Toktok, B. 2014. Tingkat Kerusakan


Hutan Mangrove Pantai di Desa Malakosa Kecamatan
Balinggi
Kabupaten Pari Moutong.
[2]Effendi, Y.2004. Studi Tingkat Kerusakan Vegetasi Mangrovre
di Perkampungan Dapur Arang Kampung Bagan
Tanjung Piayu Kota Batam.
[3]Hartati ; Harudu, L. 2016. Identifikasi Jenis-Jenis Kerusakan
Ekosistem Hutan Mangrove Akibat Aktivitas Manusia di
Kelurahan Lowulowu Kecamatan Lea-Lea Kota BauBau.
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1.
[4]Kalori, J; Tanjung, R; Indriyani, E. 2018. Analisis Tingkat
Kerusakan dan Kondisi Ekologi Ekosistem Mangrove
Mimika Papua. Jurnal Acropora Ilmu Kelautan dan
Perikanan Papua Vol. 1 No. 1.
[5]Novianti, R; Sastrawibaya, S; Juliandry, D. 2012. Jurnal
Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1. Jurnal
Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1.
[6]Risnawati; Ismail K. 2017. Tingkst Kerusakan Hutan
Mangrove di Pesisir Kampung Bugis Kecamatan
TanjungPinang Kota Provinsi Kepulauan Riau.
[7]Subhan, M ;Antara, M ; Ayu, I. 2006. Analisis Tingkat
Kerusakan dan Strategi Pengedlolaan Mangrove di
Kawasan Suaka Perikanan Gili Ranggo Teluk Seriwe
Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
[8]Umayah, S; Gunawan H. 2016. Tingkat Kerusakan Ekosistem
Mangrove di Desa Teluk Belitung Kecamatan Merbau

4 https://doi.org/10.xxxx/xxxxx

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1-3 Fixfixfix
    Bab 1-3 Fixfixfix
    Dokumen27 halaman
    Bab 1-3 Fixfixfix
    riyan heriadi
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen34 halaman
    Bab 2
    riyan heriadi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    riyan heriadi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    riyan heriadi
    Belum ada peringkat