Anda di halaman 1dari 15

AKHLAK MAHMUDAH ( TERPUJI )

MATA KULIAH : AGAMA


Dosen Pembimbing : Faizal, S.AG., M.A.

Disusun Oleh :
KELOMPOK XIII
RICO AKBAR (1906200528 )
SRI REZEKI IMAN SARI ( 1906200143)
TEGAR JAYA SYAHPUTRA LUBIS (1906200592 )

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua. Semoga rahmat dan kesejahteraannya senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada keluarga dan sahabatnya serta segenap umat islam
sampai pada hari ini, amin.

Syukur kami hanturkan kepada Allah SWT yang mana memberikan kami kesehatan, akal
pikiran sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami dengan baik. Terima kasih kami
hanturkan kepada dosen kami yang mana telah memberikan tugas makalah dengan judul
“Akhlak Mahmudah” kepada kami sehingga kiranya kami bisa memetik ilmu tentang akhlak
terpuji dan mungkin bisa menerapkan dalam kehidupan kami. Tak lupa juga ucapan terima kasih
kepada pembaca yang sudah membaca makalah kami.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Agama
oleh Bpk. Faizal, S.Ag., M.A dimana tugas ini merupakan mata kuliah yang sangat penting untuk
disampaikan karena berkaitan dengan akhlak yang menjadi permasalahan dalam kehidupan
modern zaman ini. Makalah kami ditujukan untuk pembaca agar pembaca dapat mengambil
pembelajaran tentang akhlak yang bisa dialokasikan dalam kehidupan sehari – hari.

Kami menyadari makalah kami yang sederhana ini masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya, dengan segala kerendahan hati kami memohon kritik dan saran dari pembaca agar
menjadi pertimbangan untuk makalah kami yang lebih baik lagi. Kami memohon maaf apabila
informasi yang kami sampaikan mungkin berbeda dari pengetahuan pembaca. Dan juga
memohon maaf apabila nanti makalah kami dikemudian hari menimbulkan masalah karena tidak
ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Medan, 05 Oktober 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 3

A. LATAR BEKANG ………………………………………………………….. 3


B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………… 4
C. TUJUAN …………………………………………………………………..... 4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 5

A. HAKIKAT AKHLAK MAHMUDAH ……………………………………... 5


B. MACAM MACAM AKHLAK MAHMUDAH ……………………………. 6
C. CONTOH CONTOH AKHLAK MAHMUDAH ……………………..…….12

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………13

A. SIMPULAN …………………………………………………………...……. 13
B. SARAN SARAN ……………………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA …………………………….…………………………………….. 14


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhlak merupakan sifat yang ada dan menyatu dalam diri manusia. Dari sifat itulah maka
akan terpancar tingkah laku seseorang. Masalah akhlak dalam ajaran islam adalah masalah yang
sangat diperhatikan oleh umat islam, karena moril akhlak umat islam zaman sekarang sudah
hampir jauh dari suri tauladan kita semua yaitu nabi Muhammad.

Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik adalah akhlak yang terdapat pada diri nabi
besar kita, nabi Muhammad saw. Karena pada dirinya lah terdapat sifat - sifat dan perangai yang
merupakan sifat terpuji dan merupakan uswatun hasanah ( contoh teladan) terbaik bagi seluruh
kaum muslimin.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia dengan takwa, yang akan
dibiarkan nanti, merupakan ‘buah’ pohon islam yang berakarkan akidah, bercabang dan berdaun
syari’ah. Pentingnya kedudukan akhlak, dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah ( sunnah
dalam bentuk perkataan) Rasullulah. Diantaranya

ِ ‫إِنَّ َما ب ُِعثْتُ ألُت َِم َم َمك‬


ِ ‫َار َم األ َ ْخال‬
‫ق‬

“ sesungghuhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (H.R Ahmad no.8952)

‫سنُ ُه ْم إِي َمانًا ال ُمؤْ ِمنِينَ أ َ ْك َم ُل‬


َ ‫ُخلُقًا أ َ ْح‬

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (H.r.
Tarmizi).

Dan akhlak nabi Muhammad, yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia itu,
disebut akhlak islam atau akhlak islami, karena bersumber dari wahyu Allah yang kini terdapat
dalam al-Qur’an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran islam.
Akhlak yang terpuji lagi mulia akan menempatkan pribadi manusia itu sendiri pada posisi
yang terhormat dan tinggi, justru sebaliknya apabila kita sedari kecil tidak diajarkan berakhlak
yang terpuji maka akan berada pada jalan kesesatan. Atas dasar itulah, maka kami menyusun
makalah ini agar kita sebagai makhluk ciptaan Allah Swt tidak tersesat dalam menjalani hidup,
dan dapat mengambil sedikit atau banyaknya dari akhlak idola kita semua, Nabi Muhammad
SAW.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Akhlak Mahmudah ( Terpuji )
2. Sebutkan macam - macam Akhlak Mahmudah ( Terpuji )
3. Sebutkan contoh – contoh Akhlak Mahmudah ( Terpuji )

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu akhlak mahmudah
2. Agar bisa menerapkan akhlak mahmudah itu sendiri pada diri sendiri dan pembaca
3. Menambah wawasan kita sebagai orang yang beriman
4. Untuk membahas dan menyelesaikan masalah tentang akhlak mahmudah
5. Supaya bisa menjadi amal jariyah bagi penulis
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi, Akhlak mahmudah itu adalah akhlak terpuji yang diperintahkan Allah Swt kepada
manusia, agar dengan menjalankan akhlak mahmudah dalam bentuk perbuatan,ucapan dan
perasaan seseorang yang bisa menambah keimanan dan mendatangkan pahala, serta bisa
berguna bagi orang lain di lingkungan ataupun diluar lingkungan,karena jika kita berguna
dengan orang lain maka kita bisa mempermudah urusan orang lain, seperti dalam hadist abu
Hurairah R.A, Nabi SAW, bersabda: “barang siapa yang melepaskan satu kesusahan orang
mukmin, pasti Allah melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang
menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan mempermudahkannya di dunia dan
akhirat. Dan barang siapa yang menutup aib seseorang muslim, pasti allah akan menutup
aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hambanya selama hambanya itu suka
menolong saudaranya”. (HR.Muslim). Jadi, dari penjabaran materi makalah kami diatas
dapat simpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tercermin dari pribadi setiap orang. Akhlak
mahmudah akan menuntut kita pada kebahagian dalam hidup di dunia maupun diakhirat.

B. SARAN SARAN

Kami memahami bahwa tugas makalah yang kami kerjakan ini masih jauh dari kata
baik karena kami pun masih belajar membuat makalah yang baik. Saran kami kepada
pembaca adalah pembaca harus memahami betul hasil makalah yang kami kerjakan dan
dapat menerapkan akhlak mahmudah pada kehidupan di masa mendatang. Sumber sumber
ayat yang kami cantumkan pun dapat kami pertanggungjawabkan apabila ada yang keberatan
dengan ayat tersebut. Tak lupa, kami juga meminta saran, dan kritik yang membangun
apabila diperlukan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI)

Akhlak secara bahasa artinya perangai, tabiat, dan agama yaitu bentuk batin manusia.
Akhlah secara istilah adalah keaadaan jiwa yang kuat yang melahirkan perbuatan – perbuatan
yang dengan mudah dan gampang tanpa butuh kepada pemikiran dan angan – angan. Keadaan
jiwa ini boleh jadi melahirkan perbuatan – perbuatan terpuji, maka itu adalah akhlak yang baik &
boleh jadi melahirkan perbuatan – perbuatan yang tercela maka itu adalah akhlak yang buruk.

Dari pengertian akhlak tersebut, akan dijelaskan secara rinci mengenai akhlak
mahmudah. Secara etimologi akhlak mahmudah adalah akhlak yang terpuji. Mahmudah
merupakan bentuk maf‟ul dari kata hamida, yang berarti dipuji. Akhlak mahmudah atau akhlak
terpuji disebut pula dengan akhlaqal-karimah (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-munjiyat (akhlak
yang menyelamatkan pelakunya). Jadi, akhlak mahmudah berarti tingkah laku yang terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah.
Keimanan sering disalapahami dengan ‘percaya’, keimanan dalam islam diawali dengan
usaha-usaha memahami kejadian & kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan
adanya yang mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha
memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran islam tidak sama
dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui ilmu & pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah
sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut
sebagai akhlak mahmudah.

Adapun mengenai pengertian akhlak mahmudah secara terminologi, para ulama berpendapat :
a. Menurut Al-Ghazali, akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah,
sehingga mempelajarinya dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim.

b. Menurut Ibnu Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan dan keinginan yang tinggi.
Sifat-sifat terpuji, menurutnya berpangkal dari kedua hal tersebut. Ia memberikan gambaran
tentang bumi yang tunduk pada ketentuan Allah. Demikian pula manusia, tatkala diliputi rasa
ketundukan kepada Allah, kemudian turun taufik dari Allah, ia akan meresponnya dengan sifat-
sifat terpuji.

Akhlak mahmudah dilahirkan oleh sifat-sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa
manusia. Oleh karena itu, sikap dan tingkah laku yang lahir, adalah cermin dari sifat atau
kelakuan batin seseorang. Akhlak yang terpuji senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyah yang
dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti sabar, jujur,
ikhlas, bersyukur, dzikrullah, tawadlu (rendah hati), husnudzon (berprasangka baik), optimis,
suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain.

B. Macam-macam Akhlak Mahmudah

Dalam menentukan akhlak terpuji, para ulama merujuk pada ketentuan Al-Qur’an dan hadis,
sesuai dengan konsep baik dan buruk dalam pandangan Islam. Macam-macam akhlak mahmudah
diantaranya:

a. Husnudzon (baik sangka)


Berasal dari bahasa Arab husn yang berarti baik dan az-zan yang berarti prasangka. Az-
zan atau zhannun ialah “alima wa aiqana yaitu mengetahui dan yakin atasnya”. Dalam beberapa
disiplin ilmu, kata prasangka secara definisi diartikan sebagai penguasaan masalah sebagian saja
entah sebagian kecil, setengah atau sebagian besar, tetapi tidak sampai seratus persen.
Prasangka dalam berbagai hal haruslah senantiasa dipertimbangkan. Memang dalam
ajaran Islam, senantiasa disebutkan bahwa prasangka manusia itu tidak bisa dihukumi apapun
selama itu masih dalam tataran prasangka. Justru apabila berprasangka baik, sekalipun belum
dilaksanakan atau tidak diucapkan, telah dicatat sebagai kebaikan di sisi Allah. Sebaliknya, bila
seseorang berprasangka buruk, selama tidak diucapkan, diungkapkan ataupun dilaksanakan,
maka itu termasuk hal yang dimaklumi dan tidak termasuk sebagai dosa.
Husnudzon terhadap keputusan Allah merupakan salah satu akhlak terpuji. Karena
sesungguhnya, apa yang ditentukan oleh Allah kepada seorang hamba, adalah jalan terbaik
baginya. Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim agar memiliki akhlak husnudzon, yaitu
berprasangka baik. Berdasarkan dalam hadis qudsi disebutkan:
َ َ‫ أ َنَا ِع ْند‬: ‫ (( يَقُ ْو ُل هللاُ تَعَالَى‬: ‫ قَا َل‬، – ‫سلَّ َم‬
‫ظ ِن َع ْبدِي بِي‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ أ َ َّن َر‬: – ُ‫ي هللاُ َع ْنه‬
َ – ِ‫س ْو َل هللا‬ ِ ‫َو َع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ – َر‬
َ ‫ض‬
‫َل َخي ٍْر ِم ْن ُه ْم )) ُمتَّفَ ٌق َعلَ ْي ِه‬ ٍ َ ‫ َوإِ ْن ذَكَرنِي فِي َم‬، ‫ ذَك َْرتُهُ فِي نَ ْفسِي‬، ‫ فَإ ِ ْن ذَك ََرنِي فِي نَ ْف ِس ِه‬، ‫ َوأَنَا َمعَهُ إِذَا ذَك ََرنِي‬،
ٍ ‫َل ذَك َْرتُهُ فِي َم‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku
bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan
mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).”
(Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675

Allah itu tergantung kepada prasangka hamba-Nya. Dengan menilik hal tersebut,
memberikan pengertian bahwa kesuksesan itu tergantung pada prasangka kita. Bila kita
berprasangka baik maka akan baik pula akibatnya. Sebaliknya, bila berprasangka buruk, maka
akan buruk pula akibatnya.

Macam-macam berbaik sangka diantaranya:


1) Baik Sangka pada Allah
Baik sangka pada Allah maksudnya keyakinan yang kuat bahwa impian kita itu akan
terwujud, keyakinan yang baik pada Allah SWT bahwa Dia akan mewujudkan impian kita.

2) Berbaik Sangka pada Diri Sendiri


Baik sangka pada diri sendiri maksudnya keyakinan yang kuat & percaya diri atas
kemampuannya sendiri. Tanpa keyakinan yang kuat, akan memunculkan rasa cemas & penuh
keragu-raguan yang mengakibatkan konsentrasi terganggu.

3) berbaik sangka kepada orang lain


Baik sangka kepada orang lain khususnya sesama muslim adalah wajib. Berprasangka
baik kepada orang lain akan membuat orang tersebut senang dengan kita. Hubungan jadi lebih
baik & harmonis. Kali ini, karena allah telah menggariskan bahwa setiap muslim adalah saudara,
oleh sebab itu segala bentuk sikap dan sifat yang akan memperkokoh persaudaraan harus
ditumbuh kembangkan.

4) Baik Sangka pada Situasi Atau Keadaan


Kita diperintahkan berbaik sangka pada setiap keadaan maupun situasi. Seperti yang ada
dalam al – Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 216 :

‫ب ع َ ل َ ي ْ ك ُ م ُ ال ْ ق ِ ت َا ُل َو ه َُو ك ُ ْر ه ٌ ل َ ك ُ ْم ۖ َو ع َ س َ ٰى أ َ ْن ت َكْ َر ه ُوا ش َ ي ْ ئ ً ا َو ه َُو َخ ي ْ ٌر ل َ ك ُ ْم ۖ َو ع َ سَ ٰى أ َ ْن ت ُ ِح ب ُّوا ش َ ي ْ ئ ً ا َو ه َُو‬ َ ِ‫كُ ت‬


‫ش َ ٌّر ل َ ك ُ ْم ۗ َو َّللاَّ ُ ي َ ع ْ ل َ م ُ َو أ َن ْ ت ُ ْم ََل ت َع ْ ل َ ُم و َن‬

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui “.

b. Dzikrullah
Secara etimologi, dzikir berakar dari kata dzakara yang artinya mengingat,
memerhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti, dan ingatan.
Dzikrullah atau mengingat Allah, merupakan asas setiap ibadah kepada Allah. Hal ini
menjadi pertanda adanya hubungan antara hamba dan pencipta pada setiap saat dan tempat.
Dzikrullah adalah ibadah yang ringan dan mudah untuk dilakukan. Akan tetapi didalamnya
tersimpan hikmah dan pahala yang besar. Perintah untuk selalu mengingat Allah atau Dzikrulah
terdapat dalam firman Allah Q.S Al-Baqarah ayat 152.
‫ف َ ا ذ ْ ك ُ ُر و ن ِ ي أ َ ذ ْ ك ُ ْر ك ُ مْ َو ا شْ ك ُ ُر وا ل ِ ي َو ََل ت َكْ ف ُ ُر و ِن‬

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.

Q.S Al-A’raf ayat ayat 205.

‫اْل صَ ا ِل َو ََل ت َ ك ُ ْن ِم َن ال ْ غ َا ف ِ ل ِ ي َن‬


ْ ‫ج ْه ِر ِم َن ال ْ ق َ ْو ِل ب ِ ال ْ غ ُ د ُو ِ َو‬
َ ْ ‫ك ت َ ضَ ُّر ع ًا َو ِخ ي ف َ ة ً َو د ُو َن ال‬ َ َّ ‫َو ا ذ ْ ك ُ ْر َر ب‬
ِ ْ‫ك ف ِ ي ن َ ف‬
َ ‫س‬
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai”.

Al-Ghazali dalam Al-Munqidz menjelaskan bahwa dzikir kepada Allah merupakan hiasan
bagi kaum sufi. Syarat utama bagi orang yang menempuh jalan Allah adalah membersihkan hati
secara menyeluruh dari selain-Nya. Sementara itu, kuncinya dengan dzikir kepada Allah.

c. Tawakal
Menurut Al-Ghazali, kata tawakal asalnya dari kata wikalah yang artinya menyerahkan
atau mewakilkan. Jadi, tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berbuat
semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Firman Allah Q.S. Ali-
Imran (3): 159: 26

‫ف عَ ن ْ هُ ْم َو ا سْ ت َغ ْ فِ ْر‬
ُ ْ‫ك ۖ ف َ ا ع‬ َ ِ ‫ح ْو ل‬َ ‫ت ف َ ظ ًّ ا غ َ ل ِ ي ظ َ ال ْ ق َ ل ْ ب ِ ََل ن ْ ف َ ضُّ وا ِم ْن‬ َ ْ ‫ت ل َ ه ُ ْم ۖ َو ل َ ْو ك ُ ن‬
َ ْ ‫ف َ ب ِ َم ا َر ْح َم ةٍ ِم َن َّللاَّ ِ ل ِ ن‬
‫ب ال ْ ُم ت َ َو كِ ل ِ ي َن‬
ُّ ‫ت ف َ ت ََو ك َّ ْل عَ ل َ ى َّللاَّ ِ ۚ إ ِ َّن َّللاَّ َ ي ُِح‬َ ‫اْل َ ْم ِر ۖ ف َ إ ِ ذ َ ا ع َ َز ْم‬
ْ ‫ل َ هُ مْ َو ش َ ا ِو ْر ه ُ ْم ف ِ ي‬

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

d. Shidqu (Jujur)
Shidqu atau sidiq berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Benar disini bukan lawan
kata salah, tetapi lawan kata dusta, sehingga lebih tepat dimaknai jujur atau kejujuran. Adapun
yang dimaksud jujur adalah memberitahukan, menuturkan sesuatu dengan sebenarnya, sesuai
dengan fakta kejadiannya. Pemberitahuan ini tidak hanya dalam ucapan, tetapi juga dalam
perbuatan. Dengan demikian, shidqu adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan
maupun perbuatan.
Orang yang jujur adalah orang yang berkata, berpenampilan, dan bertindak apa adanya,
tanpa dibuat-buat. Kejujuran adalah sikap yang jauh dari kepalsuan dan kepura-puraan.kejujuran
berarti sikap ksatria. Sebuah sikap yang dibangun oleh kematangan jiwa dan kejernihan hati.
Salah satu sifat yang akan bisa meraih kemenangan surga dengan kejujuran. Dan
sebaliknya bila curang berarti meraih kerugian di neraka. Bersabda Nabi SAW kepada Ali
Karramallahu Wajhah: “Hai Ali! Jujurlah walaupun kejujuran itu mencelakakan kamu di dunia,
karena bahwasannya kejujuran itu bermanfaat bagimu di akhirat”.
Jujur adalah bagian dari akhlak Nabi, bahkan orang Quraish juga mengakui kejujuran
beliau. Walaupun mereka mendustakan beliau mengenai kenabiannya namun tidak seorang pun
berani mendustakannya tentang hal-hal yang lain. Abu jahal telah berkata kepada beliau: “Kami
tidak pernah mendustakan engkau dan engkau bukanlah seorang pendusta tetapi kami
mendustakan apa yang engkau bawa itu”.
Jujur merupakan akhlak terpuji yang paling penting serta memerlukan kesungguhan
untuk teguh kepadanya. Allah SWT menciptakan langit dan bumi dengan jujur dan menyuruh
manusia membangun hidup mereka di atas kejujuran. Karena itu manusia jangan berkata atau
berbuat kecuali yang jujur.

Jujur mempunyai beberapa bentuk, diantaranya:


1) Jujur pada diri sendiri
Disebut pula jujur dalam keputusan. Seorang muslim jika memutuskan sesuatu yang
harus dikerjakan, hendaklah tidak ragu-ragu meneruskannya hingga selesai.
2) Jujur dalam berkata
Seorang muslim jangan berkata kecuali jujur. Allah berfirman dalam Q.S Al-Ahzab ayat
70.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang
benar”.
3) Jujur dalam berjanji
Seorang muslim bila menjanjikan sesuatu hendaklah memenuhinya. Jika tidak, dia
terkena tanda munafik. Diantara janji itu ada janji kepada anak-anak. Dalam hal ini islam
berpesan agar jujur kepada mereka supaya setelah dewasa merekapun jujur dan berkata serta
berbuat jujur pula.

4) Jujur dalam usaha


Seorang muslim jika menjalani usaha dengan seseorang hendaklah bersikap jujur, tidak
menipu dan tidak curang kepadanya. Jujur dalam perkataan itu membawanya kepada jujur dalam
perbuatan dan kebaikan daam segala hal.

e. Sabar
Sabar menurut terminologi adalah keadaan jiwa yang kokoh,stabil dan konsekuen dalam
pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimanapun berat tantangan
dihadapi.

Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sabar dibagi menjadi 3 tingkatan


1. Ash-shabru lilah (sabar untuk allah) yaitu keteguhan hati dalam melaksanakan perintah
allah dan menjauhi larangannya.
2. Ash-Shabru ma’a Allah (sabar bersama allah) yaitu keteguhan hati dalam menerima
segala keputusan & tindakan allah.
3. Ash-shabru ‘ala Allah (sabar atas allah) yaitu keteguhan hati dan kemantapan sikap
dalam menghadapi apa yang dijanjikannya, berupa rezeki atau kelapangan hidup.
Adapun dari hadis – hadis disebutkan, sungguh Nabi Muhammad SAW. Bersabda “Sabar itu
setengah dari iman”. Nabi Muhammad bersabda “Diantara yang paling sedikit yang diberikan
kepada kamu adalah yakin dan pokok kesabaran. Dan barang siapa yang diberi kepada dua hal
itu, maka ia tidak perduli mengenai apa yang tidak dapat ia laksanakannya, yakni berdiri pada
malam hari dan berpuasa di waktu siang. Dan sungguh kalau kamu bersabar atas apa yang kamu
alami hal itu lebih aku cintai daripada kalau setiap orang dari kamu memenuhi aku dengan
semisal amal kamu semua. Tetapi aku khawatir kalau dibukakan pada kamu tentang dunia ini
sepeninggalku, lalu sebagian kamu mengingkari sebagian yang lain dan kamu mengingkari
semua penghuni langit ketika itu. Maka barangsiapa yang bersabar dan mencari pahala, dia akan
memperoleh kesempurnaan pahalanya”. Kemudian beliau membaca firman Allah SWT.

َ ْ‫صبَ ُرواْ أَجْ َرهُم بِأَح‬


َ‫س ِن َما كَانُواْ يَ ْع َملُون‬ َ َ‫ق َولَنَجْ ِزيَ َّن الَّذِين‬
ٍ ‫َما ِعندَ ُك ْم يَنفَدُ َو َما ِعندَ َّللاِ بَا‬

“Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan
Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan” Q.S An-Nahl ayat 96.

c. CONTOH CONTOH AKHLAK MAHMUDAH

1. Berkata sopan kepada orang tua


2. Bersifat santun kepada orang tua
3. Menghormati orang yang lebih tua
4. Menghargai orang yang lebih muda
5. Memberikan hadiah kepada orang lain
6. Menjenguk teman yang sakit
7. Berbaik sangka kepada orang lain
8. Membantu teman yang sedang mengalami kesulitan
9. Bersifat rendah hati dihadapan siapapun
10. Tolong-menolong didalam kebaikan
11. Sabar atas cobaan yang diberikan oleh Allah Swt
12. Haruslah berfikiran husnuzon kepada orang lain
13. Mengamalkan dzikir setiap saat
14. Selalu memiliki sifat jujur dalam hati dikarenakan takut kepada Allah SWT
15. Selalu bersikap tawaqal apabila telah melakukan usaha yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Daud Ali, Mohammad.2003.Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT.Raja Grafindo


Persada

Ahmad Jaiz,Hartono.2010.Sumber-sumber Penghancur Akhlak Islam.Jakarta:


Pustaka Nabi Munkar.

Shabir,Muslich.1981.Terjemah Riyadlus Shalihin II.Semarang:CV.Toha Putra


Semarang

Sahli,Mahfudli.1997.Dibalik Ketajaman Mata Hati.Jakarta:Pustaka Amani.

Zikrullah.2016.Akhlak Mahmudah. Diambil dari:


zikrullah21.blogspot.com/2016/04/makalah-akhlak-mahmudah.ig.html

Alkirasasi.2018.Contoh Akhlak Mahmudah. Diambil dari :


https://alkirasasi.wordpress.com/2018/01/08/contoh-akhlak-mahmudah/

aidadwiinizuka.2019.Akhlak Mahmudah. Diambil dari :


https://www.slideshare.net/mobile/aidadwiinizuka/akhlak-mahmudah-pdf

Anda mungkin juga menyukai