Anda di halaman 1dari 20

NASKAH PUBLIKASI

DASAR – DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN


PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

REDESAIN TERMINAL KARTASURA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Meraih Gelar


S1 Fakultas Teknik Arsitektur

Disusun Oleh:
AN NUURRIKA ASMARA DINA
D 300 100 037

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

i
REDESAIN TERMINAL KARTASURA
An Nuurrika Asmara Dina, Ir. Widyastuti Nurjayanti, M.T, M. Siam Priyono, S.T, M.T.
Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Pabelan Kartasura Sukoharjo

Tujuan dasar-dasar program perancangan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini


adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat, untuk
mendapatkan kemudahan dalam hal transportasi, khususnya angkutan bus, memberikan
wadah untuk menarik para pengunjung dengan penambahan tata lansekap, dan
merencanakan sirkulasi yang aman dan nyaman serta lancar sehingga tidak terjadi crossing
antara kendaraan yang akan masuk dengan yang akan keluar serta di dalam terminal itu
sendiri.
Kondisi Terminal Kartasura saat ini bisa dikatakan jauh dari ideal sebagai terminal
Tipe B. Hal ini dapat dilihat dari kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan karena
terjadi pergeseran-pergeseran fungsi. Permasalahan di dalam terminal Kartasura antara lain
: 1) Bercampurnya arus sirkulasi orang (penumpang) dengan arus sirkulasi kendaraan,
2) Belum terdapat tempat penurunan penumpang, 3) Tempat penurunan dan jalur
pemberangkatan menjadi satu tempat sehingga sirkulasi manusia bercampur aduk, 4) Fisik
dan struktur bangunan yang mulai mengalami kerusakan dan tidak terurus untuk
perawatannya, 5) Ruang terbuka terminal yang tidak terdapat pepohonan atau rumput yang
dapat mengurangi polusi udara dan menyerap air.
Untuk menganalisa perkembangan angkutan dan penduduk, maka di Kartasura
dibutuhkan redesain terminal bus yang lebih representatif, sesuai dengan kaidah-kaidah
arsitektural dengan mempertimbangkan struktur bangunan terminal, lansekap pada terminal
dengan konsep bangunan melalui green architecture.Dalam mengantisipasi sirkulasi di
dalam terminal Kartasura maka akan di ambil redesain terminal Kartasura dengan sistem
parkir gergaji untuk jangka waktu pengoperasionalan selama ± 20 tahun ke depan. Terminal
Kartasura maka perlu sebuah pola sirkulasi, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa pola
sirkulasi pada terminal Kartasura yang akan diterapkan pada redesain dengan
menggunakan sistem pembagian jalur arah yang berjalan atau searah agar dapat
menghindari crossing antara arus armada dengan manusia, sedangkan dalam struktur
bangunan, terminal Kartasura saat ini perlu terjadinya perbaikan, seperti pelataran yang
kurang efisien, struktur bangunan yang perlu di perbaiki, sehingga perlu teori khusus struktur
untuk merencanakan dalam meredesain terminal Kartasura dengan menggunakan struktur
rangka ruang, karena bus dan pengunjung Terminal Kartasura nantinya membutuhkan akses
yang luas, aman dan nyaman.

Kata kunci: redesain, terminal, sirkulasi

ii
HALAMAN PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI

Tugas Akhir Berjudul “REDESAIN TERMINAL KARTASURA” telah disetujui oleh


Pembimbing dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar S1 pada
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dipersiapkan Oleh:

Nama : AN NUURRIKA ASMARA DINA


NIM : D 300 100 037

Disetujui pada:

Hari : ......................................................

Tanggal : ......................................................

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Widyastuti Nurjayanti, M.T M. Siam Priyono, S.T, M.T.

iii
PENDAHULUAN wilayah melalui dukungan fasilitas
prasarana transportasi darat untuk aktifitas
Transportasi merupakan bagian
transit penumpang.
yang tidak dapat dipisahkan dari
Agar sebuah terminal benar-benar
kehidupan manusia. Terdapat hubungan
dapat memberikan manfaat yang optimal
erat antara transportasi dengan jangkauan
baik berupa pelayanan kepada
dan lokasi kegiatan manusia, barang-
masyarakat pengguna transportasi umum
barang dan jasa. Dalam kaitan dengan
yang memanfaatkan terminal maupun
kehidupan manusia, transportasi memiliki
masyarakat pengguna sarana/ prasarana/
peranan signifikan dalam aspek sosial,
fasilitas yang ada di dalam terminal, maka
ekonomi, lingkungan, politik dan
perlu dikelola dengan sebaik-baiknya,
pertahanan keamanan.
profesional dan akuntabel.
Transportasi darat sangat penting
Keadaan terminal Kartasura saat ini
bagi kehidupan dan kegiatan manusia.
sebagai terminal tipe B dikatakan jauh dari
Salah satu alternatif transportasi darat
ideal. Selain permasalahan sirkulasi
yang dikembangkan adalah angkutan
terminal Kartasura juga belum memenuhi
jalan raya. Saat ini transportasi jalan raya
standart sebagai terminal tipe B yaitu dari
terus berkembang menyesuaikan dengan
segi fasilitas terminal. Fasilitas terminal
kebutuhan masyarakat dan
terbagi menjadi dua, yaitu fasilitas utama
perkembangan kota, terutama yang
dan fasilitas penunjang. Berikut lay out
berhubungan dengan angkutan umum.
terminal Kartasura dan tabel fasilitas yang
Untuk melayani masyarakat disediakan
harus ada dalam terminal Kartasura yang
kendaraan umum berupa bus dan
sudah digolongkan.
kendaraan non bus untuk dalam kota
Selain itu belum diaturnya sirkulasi
selain kendaraan pribadi. Peningkatan
untuk kendaraan pribadi, sehingga di
kualitas dan penyediaan sarana
terminal Kartasura sirkulasi masih
transportasi yang memadai merupakan
bercampur antara pengunjung, bus dan
faktor yang perlu diperhatikan, terutama
kendaraan pribadi. Terminal identik
masalah prasarana terminal.
dengan polusi udara yang mengganngu
Berdasarkan Undang-Undang No.
kesehatan serta banyak perkerasan jalan
14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
yang menyebabkan banjir. Sehingga
Angkutan Jalan, terminal merupakan
desain yang akan dirancang harusalah
prasarana transportasi jalan untuk barang
memperhatikan kesehatan, keamanan dan
serta mengatur kedatangan dan
kenyamanan.Dalam dunia arsitektur
pemberangkatan kendaraan umum yang
muncul fenomena sick building syndrome
merupakan satu wujud simpul jaringan
yaitu permasalahan kesehatan dan
transportasi. Sebagai lokasi unit kegiatan
ketidak nyamanan karena kualitas udara
transit, dalam terminal akan terjadi
dan polusi udara dalam bangunan yang
kegiatan transaksi jasa perjalanan dan
ditempati yang mempengaruhi
berbagai jasa lainnya. Sebuah terminal
produktivitas penghuni, adanya ventilasi
dapat dipastikan memiliki kegiatan
udara yang buruk, dan pencahayaan alami
ekonomi dan transaksi dalam berbagi
kurang. Konsep green building dapat
bidang jasa, yang selanjutnya akan
diterapkan dalam penggunaan solar cell,
mempunyai manfaat ekonomis atau
green roof, taman tadah hujan,
financial baik secara langsung maupun
menggunakan kerikil untuk area
tidak langsung. Yang dimaksud nilai atau
perkerasan dan sebagainya. Untuk itu
hasil financial antara lain adalah :
muncul konsep green architecture yaitu
retrebusi, penyewaan kios, jasa reklame,
pendekatan perencanaan arsitektur yang
dan lain-lain. Terminal sebagai fasilitas
berusaha meminimalisasi berbagai
umum juga harus memberikan layanan
pengaruh membahayakan pada
fungsi sosial dalam hal ini pengaturan
kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk
perjalanan, tempat istirahat sementara,
menganalisa perkembangan angkutan,
restorasi, parkir, taman dan lain-laian.
dibutuhkan redesain terminal Kartasura
Fungsi sosial terminal yang tidak langsung
yang lebih representitif sesuai dengan
adalah mendukung perkembangan
kaidah-kaidah arsitektural.

1
TUJUAN DAN SASARAN komponen penting dalam sistem
A. Tujuan transportasi.
1. Meningkatkan kualitas dan Beberapa ahli, seperti Edward K
kuantitas pelayanan kepada Morlok (1991) dan Suwardjoko P. Warpani
masyarakat, untuk mendapatkan (2002) menyimpulkan bahwa terminal
kemudahan dalam hal transportasi, mempunyai fungsi sebagai berikut :
khususnya angkutan bus. a. Fungsi terminal bagi penumpang,
2. Memberikan wadah untuk menarik adalah untuk kenyamanan menunggu,
para pengunjung dengan penam- kenyamanan perpindahan dari satu
bahan tata lansekap. moda atau kendaraan ke moda atau
3. Merencanakan sirkulasi yang aman kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas
dan nyaman serta lancar sehingga informasi dan fasilitas parkir kendaraan
tidak terjadi crossing antara pribadi.
kendaraan yang akan masuk b. Fungsi terminal bagi pemerintah,
dengan yang akan keluar serta di adalah dari segi perencanaan dan
dalam terminal itu sendiri. manajemen lalu lintas untuk menata
B. Sasaran lalulintas dan angkutan serta
Merencanakan sistem sirkulasi menghindari dari kemacetan, sumber
serta program ruang yang tepat serta pemungutan retribusi dan sebagai
bentuk bangunan yang dapat pengendali kendaraan umum.
menunjukkan segala kegiatan yang c. Fungsi terminal bagi operator/
ada di dalam terminal Kartasura pengusaha adalah pengaturan operasi
dengan konsep green Architecture. bus, penyediaan fasilitas istirahat dan
informasi bagi awak bus dan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA fasilitas pangkalan.
2.1 Tinjauan Umum Terminal d. Fungsi terminal bagi pengguna
Definisi terminal menurut Surat umum adalah untuk fasilitas yang
Keputusan Bersama (SKB) antara mendukung dalam suatu terminal
Direktorat Jendral Perhubungan Darat dan antara lain masjid, wc, loker tiket,
Jendral Bina Marga Tahun 1981, pembelanjaan, dll.
memberikan definisi terminal sebagai Berdasarkan pendapat Suwardjoko
berikut : P. Warpani (2002) jenis angkutan terminal
a. Terminal merupakan prasarana dibedakan menjadi:
angkutan penumpang, tempat a. Terminal Penumpang, adalah
kendaraan untuk mengambil dan prasarana transportasi jalan untuk
menurunkan penumpang, tempat keperluan menaikkan dan menurunkan
pertukaran jenis angkutan yang terjadi penumpang, perpindahan intra
sebagai akibat tuntunan efisiensi dan/atau antar moda transportasi serta
perangkutan. pengaturan kedatangan dan
b. Terminal merupakan tempat pemberangkatan kendaraan umum.
pengendalian atau pengawasan dan b. Terminal Barang, adalah prasarana
pengendalian system perizinan arus transportasi jalan untuk keperluan
penumpang dan barang. membongkar dan memuat barang serta
c. Terminal merupakan prasarana perpindahan intra dan/atau antar moda
angkutan yang merupakan bagian dari transportasi.
sistem jaringan jalan raya untuk Menurut Edward K Morlok di dalam
melancarkan arus angkutan terminal terbagi menjadi 3 kegiatan, yaitu:
penumpang dan barang. A. Kegiatan Manusia
d. Terminal merupakan tata ruang yang 1) Kegiatan Penumpang
mempunyai peran yang penting bagi a. Datang, untuk melakukan
efisiensi kehidupan wilayah dan kota. perjalanan keluar kota atau
Morlok EK (1991: 269) mengemuka- kedalam kota.
kan bahwa terminal adalah titik dimana b. Datang dari luar kota, untuk
penumpang dan barang masuk dan keluar meneruskan perjalanan keluar
di dalam sistem dan merupakan kota atau desa.

2
c. Datang dari dalam kota, untuk ke terminal, pindah jalur ke luar
meneruskan perjalanan keluar kota/ke dalam kota atau
kota lainnya. sebaliknya. Perpindahan penum-
2) Kegiatan pengantar atau pen- pang dari dalam kota menuju ke
jemput luar kota.
a. Penumpang yang dari atau 2) Perpindahan Antar Moda
melakukan perjalanan baik Kegiatan perpindahan penum-
luar/ dalam kota, biasanya pang dari dan ke dalam kota/
disertai pengantar/ penjemput. perpindahan penumpang dengan
b. Datang (dengan penumpang kendaraan umum dalam lingkup
bus atau dengan mobil pribadi- skala kota.
parkir-menunggu-pulang). Menurut Josep & John C sistem
3) Kegiatan pengelola pelayanan di dalam terminal terbagi
a. DIPENDA menjadi 2 sistem pelayanan, yaitu:
Mempunyai tugas pemungutan
TPR, pemungutan pajak dalam 2.2 Lansekap
terminal untuk perawatan Lansekap adalah gabungan fitur-fitur
bangunan. buatan dan alamiah yang membentuk
b. DLLAJ karakteristik permukaan tanah, yang
Mengatur perparkiran bus, meliputi aspek spasial, tekstural, kompo-
mengatur jadwal pemberang- sisional, dan dinamika tanah. Di dalam
katan, pengontrolan kelayakan Buku Urban Space (Rob, 1979) mem-
kendaraan, pemeriksaan berikan pengertian lansekap adalah suatu
surat-surat kendaraan, mem- sistem yang menyeluruh yang di dalamnya
berikan informasi pada ada hubungan antara komponen biotik
penumpang dan pemantauan dan abiotik, termasuk komponen pengaruh
kendaraan penumpang. manusia. Sedangkan menurutThohir
c. Petugas Keamanan (1991) lansekap merupakan wajah dan
Membantu menjaga ke- karakter lahan atau panorama dengan
amanan, demi kelancaran dan segala kehidupan apa saja yang ada di
keamanan dan ketertiban dalamnya, baik bersifat alami, non alami
penumpang, kendaraan dan atau gabungan keduanya yang
pemakaian terminal di dalam merupakan bagian total lingkungan hidup
terminal maupun sekelilingnya. manusia beserta makhluk hidup lainnya.
d. Kegiatan Pedagang Oleh karena itu sangat luasnya pengertian
Pedagang di dalam terminal lanskap, maka penulis, termasuk
antara lain pengusaha rumah Zonneveld dan Foreman (1990), lansekap
makan, kafetaria, kios makan, diberikan pengertian, termasuk hal-hal
biro perjalanan dan sebagai- sebagai berikut:
nya. 1. Lansekap selalu terdiri atas hasil dari
e. Penjual Jasa proses alam dan buatan manusia
Penitipan kendaraan, penitipan dalam jangka waktu tertentu, saat ini
barang, pekerja pengangkut dan pada waktu yang lalu.
barang milik penumpang. 2. Lansekap selalu berubah dari waktu
B. Kegiatan Kendaraan ke waktu. Tetapi perubahannya tidak
1) Kendaraan angkutan umum dalam tingkat yang sama. Perubahan
Datang- menurunkan penumpang- ada yang secara gradual tetapi ada
antri (istirahat)-menaikkan penum- perubahan yang tiba-tiba karena
pang- berangkat. suatu bencana alam. Apabila terjadi
2) Kendaraan pribadi perubahan yang mendadak pasti akan
Datang- parkir- pulang. terjadi proses pemulihan yang terjadi
C. Kegiatan Perpindahan secara perlahan hingga mencapai
1) Perpindahan Inter Moda keseimbangan baru. Keseimbangan
Merupakan kegiatan perpindahan ini dapat ditandai dari parameter fisik,
penumpang dari luar kota masuk kimia dan biologik. Meskipun

3
dinamika lansekap ini terjadi kadang- Merencanakan suatu lansekap sama
kadang tidak terduga, tetapi dalam dengan merencanakan suatu bangunan,
waktu tertentu dapat diprediksi seperti yaitu merencanakan suatu ruang agar
proses suksesi atau proses manusia senang dan nyaman tinggal di
degradasi. dalam ruang tersebut. Dalam lansekap
3. Lansekap merupakan sistem terbuka. terdapat sumber daya nyata yang terdiri
Sistem ini sangat dipengaruhi oleh atas :
faktor-faktor eksternal. Lansekap a. Bentuk daratan (landform), yaitu ilmu
dapat dipahami dengan yang mempelajari mengenai
memperhatikan daur materi, aliran permukaan bumi.
energi dan organisma. b. Air yang terdiri atas air laut, air
4. Lansekap sangat beraneka ragam permukaan, air tanah dan air dasar.
(heterogeneous) dalam susunan c. Iklim yang terdiri dari unsur-unsur
horizontal dan vertikal. Dalam aspek temperatur, hujan, tekanan, angin,
vertikal dapat diketemukan pada sinar matahari, kelembaban,
lapisan yang ada di atmosfer, tegakan penguapan, awan dan sebagainya.
hutan dan lapisan tanah. Sementara d. Tubuh tanah (soil) yaitu batuan yang
susunan horizontal dapat telah melapuk, yang merupakan
diketemukan batas-batas land lapisan terluar dari kulit bumi.
from (bentuk lahan), land unit (unit e. Vegetasi yaitu tumbuh-tumbuhan yag
lahan) dan land use (penggunaan berasal dari suatu wilayah.
lahan). f. Hewan yang berguna bagi kehidupan
Fungsi lansekap desain menuut manusia.
Thohir (1991) adalah lebih kepada g. Mineral yaitu barang tambang yang
perencanaan langsung dari outdoor diperlukan dalam kegiatan sosial
space, dimana landsekap merupakan ekonomi.
penghubung antar manusia dengan alam. 2.3 GreenArchitecture
Masalah pokok di dalam Arsitektur Permasalahan lingkungan
lansekap adalah masalah lingkungan khususnya pemanasan global menjadi
hidup manusia, dan tujuan pokok dari topik permasalahan yang mencuat akhir-
perencanaan dan perancangan lansekap akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul
secara umum adalah untuk memperbaiki fenomena sick building syndrome yaitu
dan menyempurnakan lingkungan hidup permasalahan kesehatan dan ketidak-
tersebut. Lansekap atau tata hijau sangat nyamanan karena kualitas udara dan
bekaitan dengan kebutuhan manusia akan polusi udara dalam bangunan yang
kesehatan. Ruang luar lingkungan hidup ditempati yang mempengaruhi produk-
manusia memerlukan penataan lahan tivitas penghuni, adanya ventilasi udara
yang cukup untuk “bernafas”, tidak yang buruk, dan pencahayaan alami
dipadati oleh bangunan-bangunan yang kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa
meyesakkan ruang gerak manusia. hal, misalnya: emisi ozon mesin fotocopy,
Lansekap atau tata hijau tidak dapat lepas polusi dari perabot dan panel kayu, asap
dari objek yang dilatarinya. rokok, dsb. Untuk itu muncul adanya
Beberapa fungsi lansekap pada green architecture yaitu pendekatan
taman yang dapat dirasakan manfaatnya perencanaan arsitektur yang berusaha
adalah sebagai beikut : meminimalisasi berbagai pengaruh
a. Fungsi untuk kesehatan membahayakan pada kesehatan manusia
b. Fungsi untuk keindahan dan lingkungan. Konsep green
c. Taman sebagai daya tarik architecture ini memiliki beberapa manfaat
d. Taman sebagi penunjuk arah diantaranya bangunan lebih tahan lama,
e. Taman sebagai penyaring debu hemat energi, perawatan bangunan lebih
f. Taman sebagi peredam suara minimal, lebih nyaman ditinggali, serta
g. Taman sebagi peneduh lebih sehat bagi penghuni. Konsep green
h. Taman sebagai pelestari ekosistem architecture memberi kontribusi pada
i. Taman sebagi pencegah erosi masalah lingkungan khususnya
j. Taman sebagai fungsi simbolik pemanasan global. Apalagi bangunan

4
adalah penghasil terbesar lebih dari 30% sehingga penggunaan material dapat
emisi global karbon dioksida sebagai dihemat. Green dapat diinterpretasikan
salah satu penyebab pemanasan global. sebagai sustainable (berkelanjutan), earth
Selain karna adanya pemanasan global, friendly (ramah lingkungan), dan high
penciptaan atau inovasi energi yang performance building (bangunan dengan
terbarukan juga menjadi latar belakang performa sangat baik).
timbulnya konsep green architecture. a. Sustainable (Berkelanjutan)
Sampai pada akhirnya timbul konsep b. Earthfriendly (Ramah lingkungan)
Green Building. Gedung Hemat Energi c. High performance building (bangunan
atau dikenal dengan sebutan green dengan performa yang sangat baik)
building terus digalakkan pembangunan- Menurut Brenda dan Robert Vale
nya sebagai salah satu langkah antisipasi green building merupakan suatu pola pikir
terhadap perubahan iklim global. dalam arsitektur yang memperhatikan
Green Architecture atau sering unsur-unsur alam yang terkandung di
disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah dalam suatu tapak untuk dapat digunakan.
arsitektur yang minim mengonsumsi Unsur-unsur atau elemen-elemen itu
sumber daya alam, ternasuk energi, air, terdapat 4 (empat) bidang yang perlu
dan material, serta minim menimbulkan dipertimbangkan dalam green
dampak negatif bagi lingkungan (Arsitektur building,diantaranya adalah:
Hijau, Tri Harso Karyono, 2010). Arsitektur a. Material
hijau adalah suatu pendekatan peren- b. Energi
canaan bangunan yang berusaha untuk c. Air
meminimalisasi berbagai pengaruh d. Faktor Kesehatan
membahayakan pada kesehatan manusia Selain 4 bidang di atas, green
dan lingkungan.Arsitektur hijaumeru- building dapat menekan biaya untuk
pakan langkah untuk mempertahankan pekerjaan konstruksinya, dan memenuhi
eksistensinya di muka bumi dengan cara kebutuhan yang lebih luas dari
meminimalkan perusakan alam dan masyarakat, dengan menggunakan
lingkungan di mana mereka tinggal. tenaga kerja lokal, dan memastikan
Prinsip-prinsip green architecture bangunan diletakkan tepat bagi kebutuhan
menurut Brenda dan Robert Vale,dalam masyarakat.
buku Green Architecture Design for a
sustainable future (1991) : GAMBARAN UMUM LOKASI
1. Conserving Energy (Hemat Energi) PERENCANAAN
2. Working with Climate (Memanfaatkan 1.1 Tinjauan Umum
kondisi dan sumber energi alami) Kabupaten Sukoharjo yang juga
dikenal dengan sebutan Sukoharjo
3. Respect for Site (Menanggapi
Makmur, secara legal-formal didirikan
keadaan tapak pada bangunan) pada tanggal 15 Juli 1946. Dalam
4. Respect for User (Memperhatikan perkembangannya kemudian momentum
pengguna bangunan) tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi
5. Limitting New Kabupaten Sukoharjo. Walaupun status
Resources (Meminimalkan Sumber pemerintahannya adalah pemerintah
Daya Baru) kabupaten, tidak serta-merta menjadikan
kehidupan masyarakatnya seperti yang
6. Holistic
terjadi di kota-kota besar karena ukuran-
Arsitektur hijau (Green architecture) nya pun tidak mencerminkan sebuah kota
mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran yang cukup luas. Level yang dicapai
dari para arsitek akan keterbatasan alam Kabupaten Sukoharjo adalah sebuah kota
dalam menyuplai material yang mulai yang masih tergolong antara klasifikasi
menipis. Alasan lain digunakannya kota kecil dan kota besar. Secara faktual
arsitektur hijau adalah untuk memaksimal- sudah bukan kota kecil lagi, tetapi juga
kan potensi site. Penggunaan material- belum menjadi kota besar (Badan statistik
material yang bisa didaur-ulang juga Kabupaten Sukoharjo 2012).
mendukung konsep arsitektur hijau,

5
1.3 Aspek Non Fisik
1.3.1 Perekonomian Kabupaten
Sukoharjo
Pada hakekatnya pembangunan
ekonomi adalah serangkaian usaha dan
kebijakan yang bertujuan untuk mening-
katkan taraf hidup manusia, memperluas
lapangan kerja, memeratakan pembagian
pendapatan masyarakat, meningkatkan
hubungan ekonomi regional dan
mengusahakan pergeseran kegiatan
ekonomi, dengan kata lain mengusahakan
agar pendapatan masyarakat naik secara
mantap dengan pemerataan yang sebaik
mungkin.
Kinerja perekonomian Kabupaten
Sukoharjo mengalami peningkatan yang
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat dari tahun 2007 menuju 2008.
Sumber : Badan statistik Kabupaten Sukoharjo 2012
Pendapatan daerah meningkat dua kali
1.2 Aspek Fisik lipat apabila dibandingkan dengan tahun
1.2.1 Letak Geografis 2007. Struktur perekonomian Kabupaten
Kabupaten Sukoharjo merupakan Sukoharjo adalah Industri yang di dukung
salah satu kabupaten yang terletak di oleh sektor Perdagangan dan sektor
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Pertanian. Kontribusi sektor Industri pada
Kabupaten Sukoharjo terletak pada posisi tahun 2008 mencapai 29,52 persen,
110º 42 ’06.79” Bujur Timur - 110o 57’ sektor Perdagangan sebesar 25,78 persen
33,70” Bujur Timur dan antara 7º 32’ dan sektor Pertanian sebesar 19,54
17.00” Lintang Selatan - 7o 49’ 32.00” persen dari total Pendapatan Daerah.
Lintang Selatan, dengan batas wilayah 1.3.2 Kependudukan
meliputi: Data kependudukan merupakan data
1. Sebelah Utara :Kota Surakarta dan pokok yang dibutuhkan baik kalangan
Kabupaten Karanganyar pemerintah maupun swasta sebagai
2. Sebelah Timur:Kabupaten bahan untuk perencanaan dan evaluasi
Karanganyar hasil-hasil pembangunan.
3. Sebelah Selatan:Kabupaten Wonogiri Jumlah penduduk Kabupaten
dan Kabupaten Gunung Kidul, Sukoharjo tahun 2011 tercatat sebanyak
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 851.157 jiwa yang terdiri dari 419. 438
4. Sebelah Barat:Kabupaten Boyolali laki-laki (49.52%) dan 427.540 perempuan
dan Klaten (50.48%),. Apabila dilihat dari penyebaran
penduduk, kecamatan Grogol paling tinggi
1.2.2 Administratif presentasenya yaitu 12.29% kemudian
Secara administrasi Kabupaten kecamatan Kartasura 10.06%, kecamatan
Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan Sukoharjo 10.06% sedangkan yang
yang terdiri dari 150 desa dan 17 terkecil kecamatan Gatak 5.76%. Rasio
kelurahan, dengan ibu kota yang terletak jenis kecil kelamin dibawah 100, yaitu
di Kecamatan Sukoharjo yang berjarak 12 berkisar 93 dan 99, kecuali kecamatan
km dari Kota Surakarta. Kabupaten Baki mempunyai sex ratio 101.06.
Sukoharjo memiliki luas wilayah kese- Kepadatan penduduk dalam kurun
luruhan sebesar 46.666 Ha atau sekitar waktu lima tahun (2006-2011) cenderung
1,43% luas wilayah Propinsi Jawa mengalami kenaikan seiring kenaikan
Tengah. Kecamatan yang terluas adalah jumlah penduduk. Pada tahun 2011
Kecamatan Polokarto yaitu 6.218 Ha tercatat sebesar 1.824 jiwa setiap Km².
(13%), sedangkan yang paling kecil Disisi lain penyebaran penduduk masih
adalah Kecamatan Kartasura seluas 1.923 belum merata, dari gambar peta diatas
Ha (4%) dari luas Kabupaten Sukoharjo. menjelaskan bahwa kecamatan Kartasura

6
paling padat penduduknya yaitu 4.832 1.3.4 Kondisi Sistem Transportasi
jiwa setiap Km², sedangkan kecamatan Sistem jaringan jalan yang ada di
Bulu paling jarang kepadatan penduduk- Kartasura tergolong cukup lengkap,
nya yaitu 1.173 jiwa setiap Km² . meliputi :
a. Arteri Primer, berfungsi menghubung-
1.3.3 Rencana Pemanfaatan Ruang kan Kartasura dengan kota-kota besar
Berdasarkan Rencana Tata Ruang di pulau Jawa yaitu Solo, Semarang,
Wilayah Kabupaten Sukoharjo tahun Jogja, dan Boyolali.
(2003-2012), tentang arahan kebijakan b. Arteri Sekunder, berfungsi menghu-
dan strategi pemanfaatan ruang wilayah bungkan kawasan primer dengan
daerah yang menjadi pedoman bagi kawasan sekunder yaitu jalan yang
penataan ruang wilayah daerah menghubungkan kawasan di pusat
Sukoharjo, Kartasura masuk kedalam Sub kota Solo atau Sukoharjo.
wilayah pembangunan I yang meliputi c. Jalan Lingkungan yang fungsinya
kecamatan Kartasura dan Gatak dengan menghubungkan lokasi-lokasi di dalam
pusatnya di kota Kartasura. Potensi utama kecamatan.
wilayah Kartasura yaitu pertanian tanaman
pangan, perikanan, industri, atau 1.4 Gambaran Terminal Kartasura
perdagangan, perhubungan, permukiman 1.4.1 Pengelolaan Terminal Kartasura
atau perumahan, pariwisata dan Pengelolaan Terminal Kartasura di
pendidikan.Pembagian Sub Wilayah bawah naungan Dinas Perhubungan Kota
Pembangunan ini berdasarkan kriteria Sukoharjo. Dalam pelaksanaan teknis
sebagai berikut : pengelolaan terminal Kartasura Dinas
1. Adanya pusat-pusat pengembangan Perhubungan tidak bertindak teknis secara
dan wilayah yang terlayani. langsung tetapi dibantu oleh unit penge-
2. Kesamaan karakteristik perwilayahan. lola terminal Kartasura. Unit pengelola
terminal Kartasura ini secara struktur
3. Ketersediaan fasilitas penunjang
organisasi selain sebagai pengelola
kegiatan/ aktivitas masyarakat. terminal secara fisik juga bertanggung
4. Tingkat aksesibilitas yang cukup baik jawab atas retrebusi pendapatan yang
Sektor pembangunan yang dominan diperoleh dari retrebusi penumpang
ditentukan berdasarkan potensi yang maupun operator angkutan umum.
menonjol pada setiap wilayah kecamatan, 1.4.2 Kondisi Program ruang dan
sehingga prioritas pengembangan setiap Luasan Terminal Kartasura
satuan wilayah pembangunan diarahkan Terminal kartasura di dalamnya
sesuai dengan potensi yang dimiliki. memiliki program ruang dengan luasan
Potensi yang dimiliki wilayah Kartasura sebagai berikut :
yaitu: (RTRW Kabupaten Sukoharjo 1. Luas halaman parkir: 17.521 m²
Tahun 2009-2030) a. Parkir AKAP: 6.586 m²
1. Pusat SWP I b. Parkir AKDP: 2.657 m²
2. Pusat pemerintahan Kecamatan c. Parkir ADES: 4.033 m²
3. Pengembangan pelayanan sosial d. Lain-lain: 4.245 m²
ekonomi dan jasa tingkat kecamatan. Kondisi pada daerah parkir perlu
adanya perbaikan dalam hal sirkulasi
4. Pusat orientasi perdagangan tingkat
yang jelas. Agar tidak bercampur pada
kecamatan, kabupaten dan regional area pemberangkatan dan penurunan
5. Pengembangan pendidikan penumpang.
6. Pengembangan pariwisata 2. Ruang Kantor: 100 m²
7. Pengembangan permukiman Luas kantor terminal kurang mendu-
8. Pengembangan perikanan. kung untuk ruang-ruangnya.
3. Kios: 2.904 m²
Banyak kois yang rusak dan sudah
tidak difungsikan lagi oleh pemilik kios.
4. Jalur Pemberangkatan : 105.3 m²
216 m²

7
Banyaknya bus yang parkir di jalur 1.4.5 Lansekap Terminal Kartasura
pemberangkatan menyebabkan bus Kurangnya vegetasi di terminal
yang lain tidak berhenti di jalur Kartasura menyebabkan banyaknya polusi
pemberangkatan. yang tidak bisa kita hindari. Terminal
5. Jalur Kedatangan Bus: Belum Ada Kartasura sangat terlihat gersang dan
6. Tempat Tunggu: 178 m² tanahnya tidak bisa menyerap air dengan
7. MenaraPengawas: Belum Ada sempurna, ini menyebabkan terminal
8. Musholla: 100 m² Kartasura becek ketika musim hujan
9. KM/ WC:50 m² datang.
KM/ WC terminal Kartasura sudah
rusak dan tidak di fungsikan. Para
pengunjung menggunakan KM/WC
yang disewakan oleh pemilik kios.
10. Ruang Retrebusi:6 m²
11. Areal parkir kendaraan pribadi: Belum
Ada

1.4.3 Kapasitas dan Volume Terminal


Terminal Kartasura memiliki luas total
areal 68.000 m² dan memiliki kapasitas
atau volume dalam menampung
kendaraan yang masuk antara lain Gambar 2. Gambar lansekap Terminal
sebagai berikut: Kartasura
1. Bis AKAP: 220 Kendaraan (Sumber : Dokumen penulis, 2014)
2. BisAKDP: 89 Kendaraan
3. Bis ADES: 202 Kendaraan
4. Angkutan Kota: 64 Kendaraan
5. Kendaraan pribadi: 149 Kendaraan
1.4.4 Sistem Struktur dan Bahan
Bangunan
Bangunan ruang tunggu dan jalur
pemberangkatan menggunakan rangka
baja dan atap dari seng. Bahan bangunan
sebagian besar menggunakan tembok
batu bata, dan beton serta besi dan baja
sebagai penyangga dan rangka atap,
serta asbes dan seng sebagai penutup
atap.
Gambar 3. Becek akibat tanah tidak bisa
menyerap air dengan baik
(Sumber : Dokumen penulis, 2014)

1.5 Batasan dan Anggapan


1.5.1 Kondisi Terminal Kartasura
Kondisi Terminal Kartasura saat ini
bias dikatakan jauh dari ideal sebagai
terminal Tipe B. Hal ini dapat dilihat dari
kurang maksimalnya pelayanan yang
diberikan karena terjadi pergeseran-
pergeseran fungsi. Permasalahan di
dalam terminal Kartasura antara lain :
1. Bercampurnya arus sirkulasi orang
Gambar 1. Gambar struktur Terminal (penumpang) dengan arus sirkulasi
Kartasura kendaraan.
(Sumber : Dokumen penulis, 2014)

8
2. Belum terdapat tempat penurunan dapat dapat disimpulkan bahwa pola
penumpang. sirkulasi pada terminal Kartasura yang
3. Tempat penurunan dan jalur akan diterapkan pada redesain dengan
pemberangkatan menjadi satu tempat menggunakan sistem pembagian jalur
sehingga sirkulasi manusia bercampur arah yang berjalan atau searah agar dapat
aduk. menghindari crossing antara arus armada
4. Fisik dan struktur bangunan yang dengan manusia.
mulai mengalami kerusakan dan tidak 1.5.4 Lansekap dan Green Architecture
terurus untuk perawatannya. A. Lansekap
5. Ruang terbuka terminal yang tidak Lansekap pada terminal Kartasura
terdapat pepohonan atau rumput yang cenderung tidak maksimal dapat dilihat
dapat mengurangi polusi udara dan dalam system vegetasi dan drainase pada
menyerap air. lingkungan terminal, sehingga air hujan
Untuk menganalisa perkembangan tidak dapat terserap kedalam tanah. Maka
angkutan dan penduduk, maka di dari itu untuk mencakup adanya
Kartasura dibutuhkan redesain terminal kenyamanan dan keindahan pada suatu
bus yang lebih representetif, sesuai terminal bus yang akan di redesain perlu
dengan kaidah-kaidah arsitektural dengan adanya sebuah teori lansekap yang
mempertimbangkan struktur bangunan coocok untuk diterapkan pada bangunan
terminal, lansekap pada terminal dengan terminal Kartasura.
konsep bangunan melalui green 1.5.5 Struktur Bangunan
architecture. Dalam struktur bangunan, terminal
1.5.2 Sistem Pelayanan Parkir Kartasura saat ini perlu terjadinya
Dalam mengantisipasi sirkulasi di perbaikan, seperti pelataran yang kurang
dalam terminal Kartasura maka akan di efisien, struktur bangunan yang perlu di
ambil redesain terminal Kartasura dengan perbaiki, sehingga perlu teori khusus
sistem parkir gergaji untuk jangka waktu struktur untuk merencanakan dalam me
pengoperasionalan selama ±20 tahun redesain terminal Kartasura dengan
kedepan. menggunakan struktur rangka ruang.
Kuda- kuda dan gelagar dengan sistem
bangunan petak adalah struktur yang
berdimensi dua. Dengan gabungan
batang-batang lain seperti gording yang
tegak lurus pada bidang kuda-kuda,
sebetulnya memiliki struktur rangka ruang.
Selain menggunakan struktur kuda-kuda
redesain Terminal Kartasura ini akan
Catatan : menggunakan struktur bentang lebar.
a. Manuver bus mudah Struktur bentang lebar ini nantinya akan di
b. Efisiensi serta aman bagi penumpang aplikasikan kedalam bangunan utama dan
untuk naik dan turun dari kendaraan. fasilitas pendukung. Struktur bentang
c. Penumpang dapat langsung ke koridor lebar ini digunakan untuk mengurangi
penghubung. banyaknya kolom yang berada di dalam
d. Penumpang dapat langsung melihat maupun di luar ruangan. Karena bus dan
bus yang hendak dituju dari koridor pengunjung Terminal kartasura nantinya
penghubung. membutuhkan akses yang luas, aman dan
e. Kebutuhan ruang gerak relative kecil. nyaman.
f. Sudut yang dipakai untuk kemiringan
mata gergaji 45º dan 60º ALISIS PENDEKATAN KONSEP
1.5.3 Sistem Sirkulasi Terminal PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Dalam memberikan sebuah 4.1. Analisa dan Konsep Makro
pelayanan yang aman dan nyaman agar a. Analisa
tidak terjadinya crossing pada kendaraan Terminal Kartasura memiliki lahan
yang masuk terminal Kartasura maka seluas 68.000 m² yang terletak di dekat
perlu sebuah pola sirkulasi, sehingga persimpangan jalan menuju Boyolali,

9
Yogyakarta serta Solo. Terminal dan lingkungan sekitar tapak.
Kartasura berada di dekat persawahan Beberapa alternatif organisasi massa
dan permukiman. Sehingga bus harus dan hubungan antar massa menurut
melewati permukiman untuk dapat buku Francis DK. Ching, pola tata
mencapai terminal Kartasura. masa bangunan secara umum
b. Pertimbangan merupakan gabungan pola cluster dan
a) Pola pergerakan lalu lintas terpusat, kedua pola masa seperti itu
b) Pencapaian terdekat ke lokasi dirasakan dapat menjadi solusi
(site) keefektifan site, juga untuk memberi
c) Kemudahan pengunjung untuk ruang gerak tiap aktivitas di dalam
mengakses ke lokasi atau di luar bangunan.
c. Konsep Perencanaan b. Konsep perencanaan
Pola cluster berupa kelompok-
kelompok masing-masing kegiatan
seperti pengelola, ruang tunggu,
parkir, dll. Pola cluster ini nantinya
akan diterapkan dalam redesain
terminal Kartasura untuk memper-
mudah pembagian masing-masing
kegiatan.

Gambar 4. Konsep perencanaan sirkulasi 4.2.4 Analisa dan Konsep Klimatologi


makro (Sinar matahari dan Angin)
Sumber : www.wikimapia.org dan Analisa penulis, 2014 a. Tujuan
Analisa Klimatologi bertujuan untuk
4.2. Analisa dan Konsep Site dapat memanfaatkan potensi iklim dan
4.2.1 Luas dan Lokasi Site cuaca untuk menunjang perencanaan
Lokasi site berada diDukuh penghawaan dan pencahayaan alami
Argosuko, Wirogunan, Kartasura. Lokasi pada bangunan serta kegiatan yang
terminal Kartasura ini berada di tengah ada di dalam maupun di luar bangunan.
permukiman penduduk dengan luas lahan Yang akan di analisa adalah:
6,8 hektare. Batas site terminal Kartasura 1. Arah edar matahari dan
meliputi : pengaruhnya terhadap peren-
Sebelah Utara : Permukiman penduduk canaan pencahayaan alami serta
Sebelah Timur: Jl. Adi Sumarmo penataan shading pada bangunan.
Sebelah Selatan:Percabangan antara 2. Arah tiupan angin dan pengaruhnya
Yogyakarta-Semarang-Solo terhadap penghawaan serta
Sebelah Barat: Permukiman penduduk penataan bukaan pada bangunan.
3. Menganalisa curah hujan dan
4.2.2 Analisa dan Konsep Zona pengaruhnya terhadap kebutuhan
Kawasan perencanaan bentuk atap dan
Tujuan penzoningan adalah untuk tritisan untuk menghindari tempias
mengetahui zona tingkat kebisingan dalam air.
tapak (site) sehingga dapat ditentukan b. Konsep perencanaan
perletakan zona-zona kegiatan berdasar- 1. Memberikan bukaan lebih untuk
kan karakter dari kegiatan tersebut. angin agar dapat mengurangi
Penzoningan dibagi menjadi 2, yaitu penggunaan AC dengan
penzoningan secara vertical dan pengaturan orientasi bangunan.
penzoningan secara horizontal. 2. Jika orientasi bangunan mengarah
ke barat/ timur, resikonya terkena
4.2.3 Analisa dan Konsep Tata Massa panas sinar matahari sore. Solusi-
a. Analisa nya menggunakan shading untuk
Pola tata massa merupakan organisasi mengurangi cahaya sore yang
dan hubungan antar massa bangunan masuk.
yang memperhatikan kondisi tapak

10
4.2.5 Analisa dan Konsep Orientasi Terminal Kartasura melayani pem-
Bangunan berangkatan bus untuk angkutan Desa
a. Tujuan (Angdes), angkutan Kota (Angkot),
Tujuan dari analisa orientasi bangunan angkutan penumpang dalam provinsi
adalah untuk mendapatkan arah (AKDP) dan angkutan kota antar Provinsi
pandang (view) yang terbaik, baik dari (AKAP).
view dari dalam keluar atau dari luar  Angkutan Desa melayani : Kartasura-
ke dalam sehingga dapat menjadikan P.Gedhe (PP)
point of interest kawasan. Jalur pemberangkatan : 1 jalur
b. Konsep perencanaan  Angkutan Kota melayani :
Konsep yang akan digunakan yaitu Palur-Bandara (PP)
Orientasi bangunan diarahkan ke jalan Sukoharjo-Kartasura (PP)
dengan mendesain point of interest Solo-Kartasura (PP)
pada bangunan, yaitu mengarah ke Jalur pemberangkatan : 3 Jalur
Timur.  AKDP:
4.2.6 Analisa dan Konsep Sirkulasi Solo-jogja ekonomi
Terminal Kartasura Solo-Semarang AC ekonomi
Jalur pemberangkatan : 2 Jalur
4.3. Analisa dan Konsep Ruang  AKAP :
4.3.1. Kebutuhan Ruang Solo- Jakarta AC bisnis
Kebutuhan ruang terminal dike- Solo- Jakarta Ekonomi
lompokkan menjadi 3 kelompok ruang Solo- Bandung AC bisnis
yaitu: Solo- Bogor AC bisnis
1. Kelompok ruang utama terdiri dari jalur Solo- Surabaya AC ekonomi
kedatangan, jalur keberangkatan, parkir Solo-Surabaya AC Patas
bus AKAP, parkir bus AKDP, parkir bus Solo- Sumatra Ekonomi
kota, ruang tunggu, hall, ruang Jalur pemberangkatan : 7 Jalur
informasi dan agen karcis.  Pembagian Jalur Bus kearah Timur
2. Kelompok ruang pengelola terdiri dari terdapat 6 jalur, yaitu :
ruang kepala terminal, ruang sekretaris, Kartasura-P.Gedhe(PP), Sukoharjo-
ruang tamu, ruang staff, lavatory, Kartasura (PP), Solo-Kartasura (PP),
pantry dan gudang. Solo-jogja ekonomi, Solo- Surabaya AC
3. Kelompok ruang penunjang terdiri dari ekonomi dan Solo-Surabaya AC Patas.
parkir kendaraan pengunjung, kios,  Pembagian Jalur Bus kearah Barat
musholla, lavatory, ruang utilitas dan terdapat 7 jalur, yaitu :
kantin. Palur-Bandara (PP), Solo-Semarang AC
ekonomi, Solo- Jakarta AC bisnis, Solo-
4.3.2. Prediksi jalur kedatangan dan Jakarta Ekonomi, Solo- Bandung AC
pemberangkatan bisnis, Solo- Bogor AC bisnis dan Solo-
Standart kegiatan di ambil dari Data Sumatra Ekonomi.
Arsitek (Ernest Neufert) untuk menghitung
lebar jalur loket pelayanan untuk terminal 4.3.3. Prediksi Jalur parkir kendaraan
Kartasura. Rumus kebutuhan parkir :
a. Penumpang turun dari bus KP : Jumlah Bus datang persatu waktu
 Membawa barang : 6 detik/ orang Lama waktu parkir
 Tanpa barang : 3 detik/ orang Untuk memperoleh parkir istirahat adalah :
 Rata-rata : 4 detik/ orang H= 60.LF.C/P
b. Penumpang naik bus H= waktu antara (menit)
 Bawa bagasi : 4 detik/ orang P = jumlah penumpang/ jam
 Tanpa bagasi : 3 detik/ orang C = kapasitas kendaraan
 Rata-rata : 3 detik/ orang LF=faktor muat(70%)
c. Lebar koridor minimal 2 m (antara 3m- Jumlah penduduk Sukoharjo terdapat
6m) 25.376 jiwa di 12 kecamatan. Prosentase
d. Prediksi jalur pemberangkatan penggunaan bus pada pergerakan rutin

11
36%, tidak rutin 56% dan pada jam sibuk e. Kendaraan pribadi
0,71%. Kendaraan pribadi dalam terminal
P pagi = 25.376 X 36% X 56% X 0,71 % meliputi kendaraan pengelola/
= 37 orang/ jam karyawan dan kendaraan pengantar/
P siang = 25.376 X 36% X 44% X 0,60 % penjemput. Kapasitas dan macam
= 24 orang/jam ruang parkir kendaraan (asumsi) :
P sore = 25.376 X 36% X 36% X 0,48 %  Mobil : 20 Mobil
= 15 orang/ jam  Sepeda Motor : 120 kendaraan
C (angdes) = 10 orang  Sepeda :10 sepeda
C (angkot) = 25 orang 4.3.4. Prediksi perkembangan kebutuhan
C (AKAP & AKDP) = 45 orang Angkutan umum
Lama waktu parkir : Pertumbuhan penduduk Sukoharjo
H (angdes) = 60.70%.10/ 37 = 12 menit dalam 2 tahun terakhir sebesar 0.45%
H (angkot) = 60.70%.25/ 37 = 28 menit (BPS Kab. Sukoharjo). Untuk menghitung
H (AKAP & AKDP) = 60.70%.45/ 37 = 51 perkembangan jumlah armada untuk 20
menit tahun kedepan dapat dihitung dengan
a. Parkir bus AKAP rumus :
Periode kedatangan : 15 menit Pt = Po (1+ r)²º
Lama waktu parkir max: 51 menit Pt= jumlah armada pada tahun t
Jalur parkir keberangkatan: 7 jalur Po= jumlah armada pada tahun dasar
Perhitungan : t = jangka waktu
Dalam 1 jam (60 menit) = 60/15 = 4 r =laju pertumbuhan armada
bus/ jam r prediksi= r PDRB x r penduduk/
KP = 4 bus/ jam =4 jalur r PDRB + r penduduk
51 menit = 13.13% x 0.45% / 13.13%
b. Parkir bus AKDP + 0.45%
Periode kedatangan : 15 menit = 0.442%
Lama parkir max 51 menit P 2034 = 28 (1+0.442%)²º
Jalur parkir keberangkatan: 2 jalur = 28 (1.0922)
Perhitungan : = 30.5 = 31 armada
Dalam 1 jam (60 menit) = 60/15 = 4 Jadi diprediksikan untuk 20 tahun kedepan
bus/ jam Terminal Kartasura membutuhkan 31
KP = 4 bus/jam = 4 jalur Kendaraan umum untuk memenuhi
51 menit kebutuhan penduduk Kartasura dan
c. Parkir bus kota/ pedesaan sekitarnya.
Periode kedatangan :30 menit 4.3.5. Prediksi jalur Loket pembayaran
Lama parkir max : 28 menit a. Loket Bus TPR kedatangan dan
Jalur parkir keberangkatan: 4 jalur keberangkatan
Perhitungan : Waktu pemeriksaan = 5 detik
Dalam 1 jam (60 menit) = 60/15 = 2 Periode bus datang :
bus/ jam  AKAP = 15 menit
KP = 2 bus/jam = 4 jalur  AKDP = 15 menit
28 menit
 Bus kota = 30 menit
Jadi jumlah parkir yang dibutuhkan
Jumlah loket yang dibutuhkan
adalah 12 jalur
untuk dilayani diasumsikan tiap
d. Kendaraan angkutan penunjang
jalur 1 loket, jadi ada 2/ 3 buah
Pada terminal selain terdapat sarana loket.
angkutan bus sebagai transportasi
b. Tiket penjualan tiket bus
utama juga terdapat beberapa sarana
Terdapat dua macam sistem penjualan
transportasi pendukung utama berupa
tiket, yaitu secara langsung di terminal
taxi, becak dan ojek. Jumlah parkir
dan secara tidak langsung (on line),
dipergunakan asumasi: didasarkan atas pertimbangan kemu-
 Taxi : 10 kendaraan dahan untuk mendapat tempat duduk
 Becak : 8 kendaraan dengan pemesanan tiket terlebih
 Ojek :15 kendaraan

12
dahulu. Menghindari kegiatan pen-
caloan. Jumlah tiket penjualan
menyesuaikan dengan jumlah
perusahaan bus yaitu 15 loket.
4.3.6. Besaran Ruang
Dalam menentukan besaran ruang
untuk memprediksikan jangka waktu
bangunan untuk 20 tahun kedepan,
dipakai sebagai sumber adalah Direktorat
Jendral Perhubungan Darat 2009 dan
Data Arsitek Enst Nuefert.
 Bus Standart (Bus Antar Kota)
Tiap jalur lebar minimal 3,5 m, panjang Gambar 5. Rencana Interior
Sumber : www.lcct.com.my, 2014
12 m, Radius Putar 12 m.
 Bus Kecil (Bus Kota/ Pedesaan)
Tiap jalur lebar minimal 2,7 m, panjang
7,5 m, Satuan ruang parkir 27 m²,
Radius putar 8 m.

4.4. Analisa dan Konsep Massa


Pengembangan bentuk dan massa
A. Dasar pertimbangan:
 Kemudahan penataan massa
maupun peggabungan / fleksibilitas
 Efektifitas ruang
 Kesesuaian fungsi, karakter
kegiatan dan tuntutan kegiatan
B. Kriteria pemilihan bentuk dasar massa
bangunan
Terdapat dua alternatif bentuk dasar
yang dapat digunakan pada terminal,
yaitu bentuk dasar segi empat dan
lingkaran. Dari masing-masing bentuk
dasar tersebut memiliki karakter dan
sifat berlainan.

4.5. Analisa dan Konsep Tampilan


Arsitektur
Untuk mewujudkan kegiatan yang
diwadahi terminal diperlukan hal-hal
sebagai berikut pada penampilan terminal
Kartasura :
Gambar 5. Rencana Eksterior
 Terhadap pola skyline sekitarnya Sumber : www.lcct.com.my, 2014
 Terhadap bentuk bangunan yang
dominan di sekitarnya 4.6. Analisa dan Konsep Struktur dan
 Pengaruh iklim tropis Utilitas
 Pengaruh arsitektur modern 4.6.1. Analisa dan Konsep Struktur
Konsep yang digunakan dalam tampilan Konstruksi
terminal Kartasura yaitu arsitektur modern. Untuk mendukung terciptanya
Dan karena arah bangunan utama konsep desain arsitektur modern, maka
menghadap timur nantinya akan banyak diperlukan:
shading untuk mengurangi panas matahari a. Adanya struktur yang mendukung
yang masuk ke dalam ruangan. sistem konstruksi untuk menunjang
bangunan sesuai dengan desain

13
perancangan. 4.6.2. Analisa dan Konsep Utilitas
b. Mampu menahan beban yang bekerja Bangunan
saat bangunan dioperasikan pada A. Analisa dan konsep jaringan listrik
konstruksi bangunan. 1. Analisa pendekatan
c. Mempertimbangkan efisiensi waktu, Sumber listrik pada bangunan
tenaga dan biaya serta ramah
berasal dari
lingkungan memenuhi unsur kemu-
 Aliran listrik PLN
dahan dalam pelaksanaan dan
 Aliran listrik genset sebagai
perawatannya.
Sistem konstruksi adalah hal yang sumber listrik cadangan
paling utama diperhatikan karena sistem 2. Konsep jaringan listrik
konstruksi adalah bagian yang digunakan Sumber tenaga listrik yang
untuk menjaga agar bangunan tetap digunakan adalah dari PLN dengan
berdiri kokoh dan dapat menopang generator (genset) sebagai sumber
aktifitas dan fasilitas pada sebuah listrik cadangan darurat.
bangunan dalam hal ini perancangan B. Analisa dan konsep jaringan
terminal Kartasura perlu memper- transportasi bangunan
timbangkan : 1. Dasar pertimbangan
a. Pemilihan konstruksi pondasi yang  Kemudahan akses didalam
sesuai dengan karakteristik tanah dan bangunan
konsep yang di gunakan  Kenyamanan akses didalam
b. Pemilihan material konstruksi bangunan
bangunan yang kuat, ramah  Kemandirian akses didalam
lingkungan serta mudah bangunan
dalamperawatan.  Keamanan akses didalam
c. Kekakuan dan kestabilan dalam bangunan
mengantisipasi gaya yang timbul 2. Konsep
terhadap bangunan. a. Tangga
Maka pada perencanaan redesain
Tangga adalah fasilitas bagi
terminal Kartasura, struktur yang akan di
pergerakan vertikal yang
gunakan antara lain :
dirancang dengan memper-
a. Sub struktur merupakan struktur yang
timbangkan ukuran dan
berada paling bawah. Berfungsi untuk
kemiringan pijakan dan
meneruskan beban dari struktur
tanjakan dengan lebar yang
diatasnya dan di teruskan ke tanah.
memadai. Tangga dibedakan
Pada terminal Kartasura nantinya akan
menjadi dua, yaitu tangga
menggunakan struktur foot plat dan
untuk transportasi secara
pasangan batu kali.
umum dan tangga darurat.
b. Super struktur berada di atas sub
Tangga untuk transportasi
struktur berfungsi menahan beban dari
didalam bangunan secara
upper struktur, dari pertimbangan
umum, memiliki standar
bangunan yang di gunakan struktur
sebagai berikut:
adalah kolom dan balok beton yang
terbuat dari beton, konstruksi dinding
menggunakan bata merah .
c. Struktur yang berada paling atas di
banding struktur yang lain meng-
gunakan struktur kolom dan balok
bertulang serta struktur rangka baja
agar sesuai dengan konsep yang di
inginkan.
d. Menggunakan struktur baja bentang
lebar.
Gambar 6. Standar Desain Tangga
Sumber: Permen PU No.30 Tahun 2006

14
b. Ramp pendistribusian air yang digunakan
adalah jalur sirkulasi yang menggunakan sistem down feed
memiliki bidang dengan distribution yang memanfaatkan
kemiringan tertentu, sebagai sistem gravitasi dalam mendistri-
alternatif bagi orang yang tidak busikan air. Sumber air bersih
dapat menggunakan tangga. didapat dari PDAM dan sumur
Kemiringan suatu ramp di dalam. Distribusi air bersih dengan
dalam bangunan tidak boleh bantuan mesin pompa air dengan
melebihi 7°, dengan perban- pendistribusian pada titik-titik
dingan antara tinggi dan distribusi pipa PVC dan dengan
kelandaian 1:8. Perhitungan diusahakan tidak terlalu banyak
kemiringan tersebut tidak belokan. Sistem distribusi yang
termasuk awalan atau akhiran digunakan adalah Down Feed
ramp (curb ramp/landing) Distribution, dengan keuntungan:
Sedangkan kemiringan suatu  Ekonomis dalam pemakaian
ramp yang ada di luar listrik
bangunan maksimum 6°,  Menggunakan tandon air
dengan perbandingan antara bawah dan tangki diatas.
tinggi dan kelandaian 1:10. D. Analisa dan konsep sistem air kotor
Panjang mendatar dari satu 1. Dasar pertimbangan
ramp denganperbandingan  Penanganan black water (air
antara tinggi dan kelandaian kotor yang berasal dari kloset)
1:8 tidak boleh lebih dari 900  Penanganan grey water (air
cm. Terdapat pegangan kotor yang berasal dari uriner,
setinggi 80 cm untuk orang limbah bekas cucian, limbah
dewasa dan 65 cm untuk anak- dapur, wastafel, maupun floor
anak. drain KM/WC)
2. Konsep
Air kotor yang berupa black water
atau berasal dari kloset disalurkan
menuju septictank, kemudian
dialirkan menuju sumur resapan.
Sedangkan untuk grey water yang
berasal dari uriner, limbaah bekas
cucian, limbah dapur, dan wastafel
dialirkan terlebih dahulu menuju
Gambar 7. Standar Desain Ramp bak penangkap lemak baru menuju
Sumber: Permen PU No.30 Tahun 2006 sumur resapan.
E. Analisa dan konsep sistem
C. Analisa dan konsep sistem air bersih pencahayaan
1. Dasar pertimbangan Ada dua sistem pencahayaan yang
 Kondisi hidrologi site dapat digunakan dalam bangunan
 Kemudahan pasokan dan Sekolah
distribusi air 1. Pencahayaan Alami (Natural
2. Konsep Lighting)
Air bersih berasal dari dua sumber. Yaitu memanfaatkan pantulan
Pertama dari air sumur (deep well) cahaya matahari yang didapat
dan yang kedua berasal dari melalui bukaan pada jendela atau
PDAM. Kedua air tersebut dari kaca jendela, dan dari atap
disimpan di dalam bak penampung sky light.
yang berbeda. Hal ini bertujuan 2. Pencahayaan Buatan (Artificial
untuk mengantisipasi perbedaan Lighting)
karakteristik dari masing-masing
Yaitu pencahayaan yang didapat
air tersebut. Sedangkan sistem
dengan menggunakan lampu yang
15
disesuaikan pada kebutuhan ruang yang besar ditempatkan
berdasarkan jenis dan kelompok pada titik-titik tertentu
kegiatannya. 3. Untuk cara kerja alat pemadam
Jenis pencahayaan yang dapat
kebakaran dengan instalasi tetap
diterapkan adalah :
1. LED yaitu sebagai berikut :
Digunakan pada ruang-ruang yang a. Sistem Otomatis
membutuhkan penerangan kuat b. Sistem Manual
dan tinggi sehingga dapat dipilih 4.7. Analisa dan Konsep Penekanan
dengan jenis daylight atau white Green Architecture
deluxe Konsep green architecture yang akan
2. Lampu Pijar diterapkan dalam redesain terminal
Digunakan pada ruang-ruang yang Kartasura yaitu:
membutuhkan penerangan yang 1. Ventilasi alami/ Penghawaan alami
sedang tidak terlalu kuat Penempatan ventilasi menggunakan
3. Special Lighting sistem cross ventilation dimaksudkan
Digunakan pada ruang-ruang yang agar udara yang masuk dalam
membutuhkan penerangan khusus ruangan bisa berganti dengan baik,
untuk menciptakan suatu kondisi sehingga kualitas udara akan lebih
dan suasana khusus yang terjaga.
disesuaikan dengan konsep yang
ingin dicapai
F. Analisa dan konsep pencegah
kebakaran
1. Perencanaan sistem
Penyelidikan pemadam
kebakaran menggunakan sistem
deteksi dini yang terdiri dari :
a. Alat pendeteksi adanya asap
(Smoke Detector)
b. Alat pendeteksi adanya nyala
api (Flame Detector)
c. Alat pendeteksi adanya
Gambar 8.Cross Ventilation
panas (Heat Detector) Sumber : Neufert, 2002
2. Sedangkan sistem
penanggulangan terhadap 2. Taman tadah hujan
Taman tadah hujan ini nantinya
bahaya kebakaran ini
berfungsi untuk menyiram tanaman
menggunakan : dan mencuci Bus yang parkir di
a. Fire Alarm, berfungsi untuk terminal Kartasura.
memberi peringatan pada
saat akan terjadi kebakaran
pada tahap awal.
b. Linker, Merupakan suatu
sistem splinker yang bekerja
secara otomatis dengan pola
pemipaan yang diletakkan di
dekat atau struktur yang
membutuhkan.
c. Hydrant, berupa kran pipa air
dengan ukuran dan tekanan

16
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti A. 2011. Perencanaan Pembangunan Transportasi. Graha Ilmu:


Yogjakarta

Josep dan John C, 1980. Time Save Standart For Building Type. Erlangga: Jakarta

Morlok, Edward K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga:


Jakarta.

Munawar, Ahmad. 2005. Dasar-dasar Teknik Transportasi

Neufert, Ernst. 1990. Data Arsitek Jilid Kedua. Terjemahan oleh Ir. Sjamsu Amril.
1995. Erlangga: Jakarta

Sudibyo, S. 1989. Aspek Fungsi dan Teknis Post Occupancy Evaluation dan Beberapa
Metodologi Penelitian. Usakti: Jakarta

Warpani, Suwardjoko P. 2002. Pengelola Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. ITB

Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.43 Tahun 1993

Permen PU No.30 Tahun 2006

Surat Keputusan Bersama (SKB) Direktoral Jendral Perhubungan Darat dan Jendral Bina
Marga Tahun 1981

Shochifah Iffah, Ikhrima, 2013, PPTQ (Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an) Mahasiswa
dengan Penerapan Konsep Green Architecture di Surakarta, Skripsi S1 Arsitektur, UMS

Undang-undang No.14 Tahun 1992 Lalu lintas dan Angkutan Jalan

http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/aspek-perencanaan-terminal.html.
Diaksess pada bulan April 2014

http://kardady.wordpress.com/2010/04/26/terminal-penumpang-dan-sistem-jaringan-
angkutan-umum/. Diaksess pada bulan April 2014

http:// blogs.eciad.ca/ safety/fire-alarms/. Diakses pada bulan Juni 2014

http://www.wikimapia.org.

www.esser-system.com

www.samamaju.com.my

www.antincendosames.com

www.water-waysirring,com

www.birulinc.com

www.lcct.com.my

17

Anda mungkin juga menyukai