Diktat 2
Diktat 2
Diktat 2
SYSTEMA URINARIA
SUSUNAN GINJAL
Pada mulanya terbentuk tiga susunan ginjal yang berbeda
yang saling tumpang tindih selama kehidupan di dalam
kandungan. Mula-mula terbentuk banguanan yang sederhana
yang sifatnya sementara yang disebut pronephros. Pada
8
tali yang tidak teratur yang disebut Primitive sex cord. Apabila
embryo mempunyai sifat genetik pria maka primitive sex cord
akan bertumbuh terus dan menembus masuk ke bagian dalam
gonade. Primitive sex cord semakin nyata dan berhubungan
satu dengan lainnya membentuk testis cord. Ke arah hilus
testis, testis cord terpecah-pecah membentuk jala-jala sel yang
halus yang kelak membentuk rete testis. Pada perkembangan
selanjutnya testis cord terlepas dari epithel permukaan dan
dipisahkan oleh jaringan ikat padat disebut tunica albugenia.
Selama kehidupan janin, testis cord terdiri dari PGC dan sel-sel
epithel. Sel-sel epithel tersebut akan berkembang menjadi sel
sertoli. Selanjutnya testis cord mengalami canalisasi
membentuk tubulus seminiferous. Setelah tubuli seminiferous
mempunyai saluran, segera bersatu dengan saluran-saluran rete
testis dan bermuara ke dalam ductus efferens. Ductus efferens
ini adalah sisa-sisa tubulus mesonephros yang berfungsi
menghubungkan antara rete testis dengan ductus
mesonephridicus yang pada pria dikenal sebagai ductus
deferens. Sel-sel interstitial Leydig berkembang dari
mesenchym yang terletak di antara tubuli seminiferi.
OVARIUM
Pada pria primitive sex cord berkembang dengan jelas,
tetapi pada wanita terpotong-potong oleh mesenchym yang
menyelinap masuk ke dalamnya, membentuk kelompok sel yang
tidak teratur bentuknya. Kelompok sel ini mengandung PGC
terutama yang letaknya di bagian medulla ovarium. Epithel
permukaan gonade pada wanita tetap tebal dan terus
mengadakan pertumbuhan. Pada minggu ketujuh epithel ini
menghasilkan sex cord secunder yang disebut cortical cord.
Cortical cord ini menembus mesenchym di bawahnya, akan tetapi
tetap berdekatan dengan permukaan.
Pada bulan keempat cortical cord akan pecah menjadi
kelompok-kelompok sel yang terpisah dan masing-masing
mengelilingi sebuah PGC atau lebih. Sel-sel PGC selanjutnya
berkembang menjadi oogonia, sedangkan sel-sel epithel di
sekitarnya yang berasal dari epithel permukaan membentuk sel-
sel follicle. Tubulus mesonephros pada wanita tetap
13
Descensus testis.
Menjelang akhir bulan kedua testis dan bagian-bagian sisa
mesonephros melekat pada dinding belakang abdomen melalui
mesenterium urogenitalia. Ke arah cranial mesenterium ini akan
membentang dari polus superior testis dan mesonephros menuju
diaphragma. Tetapi dengan menghilangnya mesonephros selaput
ini akhirnya menghilang. Ke arah caudal akan menjadi
ligamentum genitale caudale. Di daerah inguinal ligamentum ini
16
Kelainan bawaan
1. Hyposplasia ovarii
2. dysgenesis gonade sejati
3. pseudo hermaphrodit
4. epispadia
5. ectopia vesica urinaria
6. hypospadia
7. cryptorchysmus
8. hydrocele
9. uterus duplex, uterus bicornis
10. hernia inguinalis congenital
11. uterus bicornis unicolis
12. vagina duplex
13. atresia cervicalis
14. atresia vaginalis
15. atresia hymenalis
ONTOGENI COR
Pada tingkat permulaan diferensiasi, mesoderm akan
terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. mesodrm paraxiale
2. mesoderm intermedia
3. mesoderm laterale
Mesoderm laterale terbagi dua lembaran yaitu: lamina
visceralis dan lamina parietalis. Dari lamina visceralis akan
terlepas sel-sel yang akan membentuk kelompok-kelompok sel
mesenchym yang disebut angiogenetic cell cluster. Sel-sel ini
akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga menjadi pipa yang
disebut endocardial tube. Dengan terjadinya lengkungan-
lengkungan dan lipatan-lipatan embryo maka ke dua lamina
visceralis kiri dan kanan akan saling mendekati sehingga ke dua
endocardfial tube menjadi satu. Lipatan mesoderm yang
terletak di sebelah dorsal merupakan penggantung yang disebut
mesocardium dorsale. Lapisan yang menyelubungi endocardial
tube berangsur-angsur menebal dan akan menjadi lapisan yang
disebut lamina myoepicardiaum. Lapisan ini mula-mula terpisah
dari endocardial tube oleh zat yang menyerupai agar-agar yang
18
KATUP-KATUP ATRIOVENTRICULARE
Setelah orificium atrioventriculare terbagi dalam orificium
kanan dan kiri yang disebabkan oleh karena bersatunya
endocardial cushion, setiap orificium dikelilingi pertumbuhan
jaringan mesenchym setempat. kemudian jaringan mesenchym
ini mengambil bentuk cekung dan terbentuk katup-katup yang
hanya melekat pada dinding ventricle melalui tali-tali otot.
kemudian tali-tali otot berdegenerasi dan diganti jaringan padat
membentuk chorda tendinae, yang ditutupi oleh endocardium
dan berhubungan dengan batang-batang otot tebal pada dinding
ventricle yaitu musculus papillaris. Selanjutnya terbentuklah
dua lembar daun katup pada orificium atrioventricularis kiri yaitu
valvula bicuspidalis (valvula Mitralis). Pada orificium
atrioventricularis kanan terbentuklah tiga lembar katup yang
disebut valvula tricuspidalis.
KATUP-KATUP SEMILUNARIS
Ketika pembagian truncus hampir selesai terdapat tonjolan
kecil yang bakal menjadi katup semilunaris. Tonjolan ini terdapat
baik pada canalis aorta maupun pada a. pulmonalis. Pada setiap
canalis timbul tiga tonjolan yang berangsur-angsur menjadi
tonjolan yang cekung dan kemudian membentuk valvula
semilunaris.
PERKEMBANGAN RONGGA COELOMA
Pada perkembangan mesoderm, mesoderm laterlais terbagi
atas dua lembaran yaitu: lamina parietalis dan lamina visceralis.
Ke dua lembaran ini membentuk suatu ruangan yang disebut
rongga coeloma intra embryonal. Lamina visceralis akan
berkembang menjadi mesoderm dinding saccus vitellinus.
Sedangkan lamina parietalis melanjutkan diri menjadi mesoderm
extra embryonal yang melapisi dinding cav. amnion.
23
Paru-paru (PULMO)
Mula-mula primordium systema respiratorius terbentuk
sebagai tonjolan pada dinding ventral foregut yang disebut
Diverticulum tracheo bronchialis. Oleh karena itu systema
respiratorius berasal dari entoderm. Pada mulanya diverticulum
ini berhubungan dengan foregut, tetapi segera terpisah dengan
tumbuhnya septum oesophagotrachealis kecuali pada daerah
larynx tetap ada hubungan melalui aditus laryngeus. Dengan
demikian foregut terbagi dua: Bagian ventral primordium
respiratorius dan bagian dorsal adalah oesophagus.
Trachea, Bronchus
Selama pemisahannya dari foregut, primordium
respiratorius mulai tumbuh ke arah caudal, sambil membentuk
trachea dan dua kantong pada ujungnya yang disebut tunas
paru-paru (lung buds). Tunas paru-paru dextra selanjutnya
bercabang menjadi tiga bronchus primer, sedangkan tunas
paruparu kiri bercabang menjadi dua bronchus primer. Segera
setelah pembentukannya tunas paru-paru terdiri dari bronchus-
bronchus entodermal yang dikelilingi oleh mesoderm lamina
visceralis. Tunas-tunas ini tumbuh ke arah caudolateral sambil
menembus ke dalam rongga coeloma yang dikenal sebagai
canalis pericardioperitoneale. Pada perkembangan selanjutnya
tunas paru-paru semakin meluas memenuhi canalis
pericardioperitoenale yang kini disebut Cav. Pleura sederhana.
Mesoderm lamina visceralis berkembang menjadi pleura
visceralis berkembang menjadi pleura visceralis yang melekat
erat dengan permukaan luar paru-paru. Mesoderm lamina
parietalis yang meliputi dinding tubuh sebelah dalam menjadi
pleura parietalis. Dalam perkembangan selanjutnya bronchus
primer membelah terus menerus dan menjelang akhir bulan ke 6
terbentuk kira-kira 17 generasi anak cabang. Akan tetapi
sebelum susunan percabangan bronchus mencapai bentuk
akhirnya, terbentuk 6 anak cabang tambahan. Cabag ini baru
nampak setelah lahir. Mesoderm di sekitar cabang-cabang
bronchus berdiferensiasi menjadi cartilago, jaringan otot dan
pembuluh darah.
26
Alveoli
Pada perkembangan minggu ke 7 ujung distal bronchus
terminalis meluas ke dalam alveoli yang dilapisi oleh sel-sel
epithel gepeng yang berasal dari entoderm. Pada mulanya
disangka bahwa sel-sel epithel alveoli menghilang sehingga
membiarkan dinding endothel capiler berhubungan langsung
dengan udara di dalam alveoli. Tetapi sekarang disepakati
bahwa sel-sel epithel alveoli tetap ada dan berhubungan erat
dengan endothel dinding capiler di sekitarnya. Di antara alveoli
terdapat sel-sel yang diduga menghasilkan zat yang dapat
menurunkan tegangan permukaan pada perbatasan alveoli –
udara. Zat ini disebut surfactant. Kekurangan surfactant diduga
merupakan sebab dari penyakit hyalin membrane disease
pada bayi prematur. Seluruh alveoli akan berkembang menjelang
hari ke tiga setelah lahir.
Circulasi Foetalis
Sebelum lahir, darah yang kaya oxygen dari placenta dialirkan ke
foetus melalui v. umbilicalis. Pada saat mendekati hepar,
sebagian besar darah ini mengalir melalui ductus venosus
(Arrantii) masuk ke dalam v. Cava inferior, dan sebagian kecil
masuk ke dalam sinusoid-sinusoid hepar dan bercampur dengan
darah yang datang dari intestinum melalui v. porta. Darah dari
v. cava inferior masuk ke Atrium dextra . Dari atrium dextra
sebagian besar akan masuk ke dalam Atrium Sinistra melalui for.
Ovale dan sebagian kecil saja yang masuk ke dalam ventricle
dextra. Dari Atrium Sinistra, darah yang telah bercampur
dengan darah dari v. pulmonalis akan masuk ke dalam ventricle
sinistra. Dari ventricle Sinistra akan dipompakan masuk ke
dalam Aorta, seterusnya ke Arcus Aorta, menuju ke seluruh
tubuh janin.
Darah dari tubuh janin yang kaya dengan CO2 melalui V. Cava
Superior dan V. Cava Inferior mengalir masuk ke dalam Atrium
Dextra , seterusnya sebagian akan masuk ke dalam ventricle
dextra, kemudian masuk ke dalam a. pulmonalis. Oleh karena
tahanan di dalam pembuluh darah pulmo sangat tinggi,
sebagian besar darah dari a. pulmonalis ini melintas langsung
masuk ke dalam aorta descendens melalui ductus arteriosus
27
KELAINAN-KELAINAN CONGENITAL
1. Kelainan pada septum atrium:
a. foramen primum tidak menutup
b. common atrium
c. penutupan foramen ovale premature.
2. Kelainan canalis atrioventricularis : atresia tricuspidalis
3. Kelainan pada septum ventricle:
a. ventricle septal defect
b. common ventricle
4. Kelainan pada truncus dan conus: - Tetralogy of Fallot:
terdiri dari:
stenosis pulmonalis
VSD
Overriding aortae
Hypertrophy ventricle dextra
- Transposisi pembuluh-
pembuluh besar
5. Kelainan pada valvula semilunaris:
- Atresia valvula pulmonalis
- Stenosis valvula aorta
6. Kelainan letak jantung : - Dextro cardia
- Ectopia cordis
7. Hernia diaphragmatica
8. Hernia parasternalis Morgagni
9. Atresia oesophagus, Fistula oesophago trachealis
10. Trachea berujung buntu
11. Tidak terbentuk paru-paru
12. Kelainan percabangan tracheobronchiale.
13. Kista-kista paru congenitalis
embryology 2