Anda di halaman 1dari 3

Memksimalkan Amalan di Bulan Ramadhan

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Tidak terasa kita sudah memasuki hari ketigabelas di bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dan
kemuliaan. Di bulan ini Allah limpahkan keberkahan dan kemulian kepada para hamba-Nya dengan dibukanya
pintu-pintu surga serta ditutupnya pintu-pintu neraka. Karena itu, setiap kali Ramadhan tiba,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu memberikan berita gembira untuk para sahabatnya.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang hasan, dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa
ketika datang bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepada kalian puasa
di bulan ini. Pada bulan ini pula pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan jahat diikat.
Di sana terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa terhalangi untuk mendapat
kebaikannya, maka ia telah terhalangi untuk jadi baik.”

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Sebagai seorang mukmin mestinya kita bergembira dan merasa senang dengan datangnya tamu istimewa ini.
Selayaknya kita agendakan amalan-amalan ketaatan yang bisa menambah pundi-pundi kebaikan serta
meninggalkan berbagai bentuk kemaksiatan. Selain menjalankan puasa, di antara amalan utama yang biasa
digiatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

Pertama: Tilawatil Quran

Selain disebut sebagai bulan puasa, Ramadhan juga biasa dijuluki dengan bulan Al-Qur’an. Bahkan kemulian
bulan Ramadhan sendiri tidak bisa lepas dari peristiwa diturunkannya al-Quran di bulan tersebut. Allah Ta’ala
berfirman:

ِ َ‫ت ِمنَ ْال ُهدَى َو ْالفُ ْرق‬


‫ان‬ ٍ ‫اس َو بَ ِينَا‬ ُ ‫ضانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُ ْر‬
ِ َّ‫آن ُهدًى ِللن‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq
dan yang bathil.” (QS Al-Baqarah: 185)

Adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, setiap malamnya di bulan Ramadhan, beliau selalu
didatangi Jibril. Jibril mengajari dan mengecek hafalan Al-Qur’an Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR.
Bukhari dan Muslim).

Demikian juga dengan para salafus shaleh, mereka adalah sosok-sosok yang paling kuat interaksinya dengan
al-Quran di bulan Ramadhan. Utsman bin Affan adalah salah seorang sahabat yang biasa mengkhatamkan Al-
Qur’an sehari sekali. Sedangkan Imam Syafi’i pernah mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan di luar
shalat sebanyak 60 kali. Berarti dalam sehari beliau mengkhatamkan dua kali. Al-Aswad mengkhatamkan Al-
Qur’an pada bulan Ramadhan setiap dua hari sekali.

Sedangkan Qatadah mengkhatamkannya di luar Ramadhan setiap 7 hari sekali, namun pada bulan Ramadhan
ia bisa mengkhatamkan setiap 3 hari. Serta ia mampu mengkhatamkan Al-Qur’an setiap malam pada 10
malam terakhir bulan Ramadhan. Az-Zuhri jika memasuki bulan Ramadhan ia meninggalkan pembacaan
hadits dan majlis-majlis ilmu dan berpindah untuk membaca Al-Qur’an. Begitulah para salaful ummah dalam
berinteraksi dengan Al-Qur’an di saat bulan Ramadhan.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kedua: Qiyamullail atau Shalat Tarawih

Shalat tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan pada bulan Ramadhan. Disebut shalat tarawih karena
para salaf mengerjakan shalat malam tersebut dengan cara berhenti sejenak untuk beristirahat di tiap-tiap
empat rakaat. Rasulullah menyebutkan fadhilah shalat tarawih dengan sabda beliau:
‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَد ََّم ِم ْنذ ْنبِه‬
ُ ‫سابًا‬ ْ ‫ضانَ اِ ْي َمانَا َو‬
َ ِ‫احت‬ َ َ‫َم ْن ق‬
َ ‫ام َر َم‬
“Barangsiapa shalat tarawih di bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharap balasan dari Allah
ta’ala, niscaya diampuni dosa yang telah lalu.”(Muttafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat lain, Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ً‫ب لَهُ قِيَا ُم لَ ْيلَة‬


َ ِ‫ف ُكت‬ َ ‫اإل َم ِام َحتَّى يَ ْن‬
َ ‫ص ِر‬ َ َ‫إ ِِنَّهُ َم ْن ق‬
ِ ‫ام َم َع‬
“Sesungguhnya apabila seorang shalat (tarawih) bersama imam hingga selesai, baginya dicatat melaksanakan
shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad)

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Ketiga : Shadaqah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan kedermawanan beliau
bertambah jika masuk bulan Ramadhan. Ibnu Abbas bercerita, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril.
Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang
berhembus cepat.

Sikap ini dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena bersedekah di bulan Ramadhan adalah
karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Shadaqah di bulan
Ramadlan bisa kita aplikasikan dengan cara memberikan buka bagi orang yang shaum.

‫ش ْيئًا‬ َّ ‫ص ِم ْن أَ ْج ِر ال‬
َ ‫صائِ ِم‬ َ ُ‫غي ِْر أ َ ْن َي ْنق‬
َ ‫ ِم ْن‬، ُ‫صائِ ًما َكانَ لَهُ أ َ ْج ُر َم ْن َع ِملَه‬ َّ َ‫َم ْن ف‬
َ ‫ط َر‬
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan
pahala dari orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At-Tirmidzi)

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Keempat : I’tikaf

I’tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara syar’i, i’tikaf berarti menetap di masjid
dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat. Abu Hurairah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf
selama dua puluh hari”.

Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah tentang hikmah i’tikaf dan hajat muslim terhadapnya, ”… Allah
mensyariatkan i’tikaf yang maksud dan intinya adalah agar hati ini senantiasa berhubungan dengan Allah,
konsentrasi kepada-Nya, berkhalwat (menyendiri) dengan-Nya, memutuskan kesibukan dengan manusia dan
menjadikannya dengan Allah semata sehingga dzikir dan kecintaan kepada-Nya serta hubungan dengan-Nya
merupakan hal yang selalu menjadi tujuannya dan yang terlintas dalam pemikirannya. Maka inilah maksud
yang agung dari i’tikaf.”

Dengan I’tikaf kita juga bisa melazimi sunah-sunah Rasul yang mulia yang mungkin sangat sulit kita kerjakan
jika kita tidak mengerjakan I’tikaf, diantaranya berdzikir setelah shalat subuh, “Barangsiapa yang shalat subuh
berjamaah kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari, lalu ia shalat dua raka’at,
maka ia akan memperoleh pahala haji dan umrah.” Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata:
“Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kelima : Memperbanyak berbuat kebaikan

Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah.
Selain beberapa amalan di atas kita juga bisa mengerjakan shalat-shalat sunah, memperbanyak dzikir dan
istighfar serta berdoa kepada Allah terutama pada saat mustajab, yaitu ketika hendak berbuka, pada sepertiga
malam terakhir dan pada waktu sahur. Dengan demikian, tujuan dan harapan dari bulan Ramadhan itu sendiri
dapat kita raih secara maksimal dan kita layak disebut pribadi yang bertaqwa

َّ ‫ ِإنَّهُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬،ُ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬. َ‫سا ِئ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬


‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬

Anda mungkin juga menyukai