Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kejayaan penjajahan Belanda lenyap setelah Jepang berada di Indonesia. Mereka
bertekuk lutut tanpa syarat ke Jepang. Adapun Tujuan Jepang ke Indonesia ialah menjadikan
Indonesia sebagai sumber bahan mentah dan tenaga manusia yang sangat besar artinya bagi
kelangsungan perang Pasifik hal ini sesuai dengan cita-cita politik ekspansinya. Bebagai cara
yang dilakukan oleh Jepang dalam mengelabui Indonesia untuk kepantingan politiknya. Demi
kepentingan perang, Jepang menyongsong pasukan dari Indonesia dengan menyuguhkan
pendidikan kemiliteran. Kendati demikian, dibalik kekejaman Jepang itu Indonesia
memanfaatkan berbagai toleransi dari pihak Jepang terutama untuk bidang pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut makalah ini akan membahas lebih lanjut secara eksplisit
bagaimana pola pendidikan pada masa penjajahan Jepang.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa hal yang menjadi masalah dari uraian di atas, yaitu;
1. Bagaimana Latar Belakang Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan
Jepang ?
2. Apa Tujuan Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang ?
3. Bagaimana Sistem Persekolahan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang ?
4. Bagaimana Perkembangan pendidikan dan pengajaran Di Indonesia Pada Masa
Penjajahan Jepang ?
5. Hal – hal apa saja yang menguntungkan Indonesia pada masa penjajahan Jepang ?
C. Tujuan Pembahasan / Penulisan
Kita dapat mengetahui latar belakang pendidikan, tujuan pendidikan dan system
pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Dan kita dapat
mengetahui Perkembangan pendidikan dan pengajaran Di Indonesia Pada Masa Penjajahan
Jepang. Serta kita dapat mengetahui hal- hal yang menguntungkan Indonesia pada masa
penjajahan Jepang.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
Pada tahun 1940 rencana untuk mendirikan “Kemakmuran Bersama Asia Raya” telah
dipublikasikan. Menurut rencana itu Jepang menjadi pusat suatu lingkungan pengaruh atas
daerah-daerah Mansysia, Daratan Cina, Kepulauan Philippina, Indonesia, Thaland, Malasysia,
Indicina dan Asia (Rusia). Jepang akan mehjadi pusat industri presisi. Masnyria dikembangkan
menjadi daerah pertambangan industri barat, industri kimia, sedangkan Cina dikembangkan
manjadi industry ringan dan industri tekstil.
Daerah-daerah lainnya tetap merupakan sumber bahan mentah untuk mensuplai daerah-
daerah industri tersebut. Perkembang ekonomi dan industri Jepang nampak seolah-olah
perluasan daerah itu mutlak perlu dan tidak dapat lain. Oleh karena itu rencana “Kemakmuran
Bersama Asia Raya” dianggap sebagai keharusan, dan oleh kalangan militer diterima dan
disambut dengan hangat karena menjajikan adanya prestise-prestise kepahlawanan dan
pengabdian.
Pendidikan pada masa Jepang yang disebut “Hakko Ichiu” adalah mengajak bangsa
Indonesia kerja sama dengan Jepang dalam rangka mencapai “Kemakmuran Bersama Asia
Raya”. Oleh karena itu setiap pelajar tiap hari harus mengucapkan sumpah setia kepada kaisat
Jepang dam membentuk Indonesia baru dalam rangka “Kemakmuran Bersama Asia Raya”.
Keyataannya bangsa Indonesia menjadi miskin dan menderita demi untuk kepentingan perang
Jepang.

B. Tujuan Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang


Dengan semboyang “Asia Untuk Bangsa Asia” Jepang mengusai daerah yang
berpenduduk empat ratus juta jiwa yang antara lain menghasilkan 50% produksi karet dan
70% produksi timah dunia. Indonesia sebagai sember bahan mentah merupakan sarana yang
perlu dibina sebaik-baiknya untuk kepentingan perang Jepang.
Tujuan pendidikan pada masa penjajahan Jepang tidaklah banyak dapat di kemukakan.
Memenangkan perang adalah tujuan utama. Angtan bersenjata Jepang memberikan sedikit
perhatian terhadap pendidikan. Namun demikian hasilnya sangat luar biasa untuk Indonesia di
kemudian hari. Dalam hal ini ialah bahasa Indonesia menjadi pengatar resmi, baik di kantor-
kantor maupun di sekolah-sekolah. Bangsa belanda ditawan dan di usir sedangkan bahasa
Belanda sama sekali dilarang. Bahasa Jepang menjadi bahasa kedua. Selama masa pendudukan
ialah bahasa Indonesia berkembang dan dipermoderen sehingga menjadi bahasa pergaulan dan
bahasa ilmiah.
Konkritnya tujuan pendidikan pada masa pendidikan Jepang di Indonesia adalah
menyediakan tenaga-tenaga cuma-cuma (Romusha) dan prajurit-prajurit untuk membatu
perperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu pelajar-pelajar di haruskan latihan phisik,
latihan kemiliteran, dan indoktrinasi ketat. Pada akhir masa Jepang terdapat tanda-tanda tujuan
pendidikan menjepangkan anak-anak Indonesia.

C. Sistem Persekolahan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang


Sistem persekolahan pada masa penjajahan Jepang banyak mengalami perubahan karena
sestem penggolongan baik menurut golongan bangsa maupun status sosial dihapus. Dengan
demikian terdapat integrasi terhadap macam-macam sekolah yang sejenis. Sejak masa Jepang
bahasa dan istilah-istilah mulai dipergunakan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan.
Sekolah Dasar, waktu itu dipergunakan istilah Sekolah Rakyat (Kokumin Gakko), terbuka untuk
semua golongan penduduk. Lama pendidikannya enam tahun.
Sebagai kelanjutannya adalah Sekolah Menengah Pertama (Shoto Chu Gakko) dan
selanjutnya Sekolah Menengah Tinggi (Koto Chu Gakko). Lama pendidikannya tiga tahun untuk
SMP dan tiga tahun untuk SMT.
Sekolah kejuruan menengah yang ada ialah Sekolah Pertukaran (Kogyo Gakko) dan
Sekolah Teknik Menengah (Kogyo Semmon Gakko). Sedangkan Sekolah Hukum dan MOSVIA
di tiadakan. Sebaliknya pada masa Jepang didirikan Sekolah Pelayaran dan Sekolah Pelayaran
Tinggi.
Untuk mandidik guru terdapat tiga jenis sekolah yaitu :
1. Sekolah Guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko)
2. Sekolah Guru 4 tahun (Gotu Sihan Gakko)
3. Sekolah Guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko)
Di samping itu terdapat sekolah Pertanian (Nogyo Gakko) di Tasikmalaya dan Malang. Lama
belajarnya 3 tahun sesudah sekolah rakyat.

Hambir semua perguruan tinggi di tutup, tetapi yang masih ada ialah Sekolah Tinggi
Kedokteran (Ika Dai Gakko) di Jakarta dan Sekolah Teknik Tinggi ( Kogyo Dai Gakko) di
Bandung. Kalau MOSVIA di tutup, sebaliknya Jepang membuka sekolah Tinggi Pamompraja
(Kenkoku Gakuin) di Jakarta dan Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor.
Kalau di gambarkan dalam satu bagan, sistem persekolahan masa pendudukan Jepang
tidak jauh menyimpang dan mirip dengan system persekolahan sesudah kemerdekaan. Yang
berbeda hanya nama sekolah, sedang jenis sekolah kejuruan, apalagi perguruan tinggi, sangat
terbatas.
Dengan disederhanakan system pendidikan dan persekolahan di masa pendudukan
Jepang maka kesempatan belajar terbuka lebar lagi bagi semua golongan semua penduduk d
Indonesia. Jalur-jalur sekolah dan pendidikan menurut penggolonganketurunan bangsa ataupun
status social sudah di hapus. Oleh karena itu semua mendapat kesempatan yang sama.
D. Perkembangan pendidikan dan pengajaran Di Indonesia Pada Masa
Penjajahan Jepang
a. Pelatihan guru-guru:
Usaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai dengan
mengadakan pelatihan guru-guru. Gru-guru diberi tugas sebagai penyebar ideologi tersebut.
Pelatihan tersebut dipusatkan di Jakarta. Setiap kabupaten diwajibkan mengirim wakilnya untuk
mendapat gemblengan langsung dari pimpinan Jepang. Gemblengan ini berlangsung selama 3
bulan , jangka waktu tersebut dirasa cukup untuk menjepangkan para guru.
b. Perubahan penting
Kehadiran Jepang di Indonesia menanamkan jiwa berani pada bangsa Indonesia. Tetapi
semua itu untuk kepentingan Jepang. Kendatupun demikian, ada beberapa hal yang perlu dicatat
pada zaman Jepang ini, yaitu yang terjadi perubahan yang cukup mendasar di bidang pendidikan,
yang penting sekali artinya bagi bangsa Indonesia, ialah :
1. Dihapuskannya sistem dualisme dalam pendidikan
Pada masa Belanda pendidikan formal hanya dapat dinikmati oleh kalangan menengah ke
atas, sementara rakyat jelata sama sekali tidak memiliki kesempatan. Dengan dihapausnya
dualisme dalam pendidikan ini maka siapapun boleh mengenyam pendidikan formal tanpa ada
diskriminasi. Inilah tonggak sejarah demokratisasi pendidikan di Indonesia. Sebagai gambaran
diskriminasi yang dibuat Belanda, ada 3 golongan dalam masyarakat yaitu kelompok kulit putih
(Eropa), kelompok Timur Asing (Cina, India, dll) serta kelompok pribumi. Pola seperti ini mulai
dihilangkan oleh pemerintah Jepang. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam
pendidikan formal.
2. Pemakaian Bahasa Indonesia
Pemakaian Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa
pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah, telah dilaksanakan. Tetapi sekolah-sekolah itu
dipergunakan juga sebagai alat untuk mempekenalkan kebudayaan Jepang kepada rakyat. Dan
Bahasa indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar bagi semua jenis Sekolah .
bahasa jepang dijadikan mata pelajaran wajib dan adat kebiasaan Jepang harus ditaati. Serta
murid-murid dibebankan kewajiban dan keharusan sebagai berikut :
a) Setiap pagi harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang.
b) Setiap pagi harus mengibarkan bendera Jepang (Hinomaru) dan menghormat kepada kaisar
Jepang (Tenno Heiko).
c) Setiap pagi harus bersumpah setia kepada cita-cita Indonesia dalam rangka “Asia Raya” (Dai
Toa).
d) Setiap pagi harus senam (Taiso) untuk memelihara semangat Jepang.
e) Melalukan latihan-latihan phisik dan militer.
f) Pelajar-pelajar pada waktu yang ditentukan melakukan kerja bakti (Kinrohosyi) membersihkan
asrama militer, jalan-jalan raya, menanam pohon jarak, mengumpulkan bahan-bahan untuk
keperluan militer, dan lain sebagainya.
g) Bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa Jepang merupakan bahasa
wajib. Bahasa daerah diberikan di sekolah-sekolah dasar di kelas 1 dan kelas 2.

3. Sikap Jepang Terhadap Pendidikan Islam


Pemerintahan Jepang menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam, yang
merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II. Untuk mendekati umat Islam, mereka
menempuh beberapa kebijaksanaan, di anataranya ialah:
a) Kantor Urusan Agama, yang pada zaman Belanda disebut Kantoor Voor Islamistische
Zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Kantor
Sumubi yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri, yaitu K.H.Hasyim Asyari dari Jombang, dan di
daerah-daerah juga dibentuk Sumuka.
b) Pondok Pesantren yang besar-besar seringkali mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-
pembesar Jepang.
c) Sekolah Negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan jaran agama.
d) Pemerintah Jepang mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah untuk memberikan pelatihan
dasar kemiliteran bagi pemuda Islam, barisan tersebut dipimpin oleh K.H.Zainal Arifin.
e) Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh
K.H.Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.
f) Para ulama Islam bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin nasionalis didizinkan membentuk
barisan Pembela Tanah Air (Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemula Islam ikut dalam pelatihan
kader militer tersebut, anatara Sudirman, abd.Khaliq Hasyim, Iskandar Sulaiman dan lain-lain.
Tentara Pembela Tanah Air inilah yang menjadi inti dari TNI sekarang.
g) Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut Majelis Islam A’la
Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.
Di samping itu, pada permulaan pendudukan Jepang tampaknya keadaan umat Islam
sudah kuat. Karena itu, wajarlah bila pasukan pendidikan Jepang berusaha mempergunakan
agama untuk mencapai tujuan perangnya.
Jepang memandang agama Islam sebagai salah satu sarana yang terpenting untuk
menyusupi lubuk rohaniah terdalam dari kehidupan masyarakat indonesia dan untuk meresapkan
pengaruh pikiran serta cita-cita mereka pada bagian masyarakat yang paling bawah. Dalam
konteks ini, paling tidak, ada beberapa hal yang perlu disebutkan, di antaranya:
dibentuknya Masyumi dan pembentukan Hizbullah.
E. Hal – hal yang menguntungkan Indonesia pada masa penjajahan Jepang
Bagaimanapun kemerosotan dan kemunduran dalam bidang pendidikan baik kuantitas
maupun kualitas sehingga kebebasan berfikir dan berbuat hilang, namun demikian banyak hal-
hal yang sangat menguntungkan bagi Indonesia di kemudian hari.
Hal-hal yang menguntungkan antara lain :
1. Bahasa Indonesia berkembang secara luas di seluruh kepulauan.
2. Buku-buku bahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, karena dalam perang hak
cipta internasional diabaikan. Bahasa asing selain bahasa Jepang dilarang.
3. Seni bela diri dan perang dimiliki oleh pemuda-pemuda, khususnya untuk pelajar Indonesia
teryata perguna di dalam perang kemerdekaan Indonesia yang terjadi kemudian.
4. Perasan rindu kepada kebudayaan dan kemerdekaan nasional berkembang dan bergejolak secara
luar biasa.
5. Karena dalam suasana perang dan serba kekurangan kreativitas para guru berkembang misalnya
apabila tidak memperoleh buku dari kantor pengajaran (Bunkyo Kyoku) maka mereka
menterjemahkan langsung buku-buku bahasa asing. Alat-alat perang yang diciptakan dari bahan-
bahan yang ada dalam lingkungan sekitarnya.
6. Diskriminasi menurut golongan penduduk, keturunan dan agama, ditiadakan sehing semua
lapisan masyarakat mendapat kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan.
7. Bangsa Indonesia dilatih dan didik untuk memegangjabatan pimpinan walaupun dibawah
pengawasan orang-orang Jepang.
8. Sekolah-sekolah diseragamkan dan dinegrikan meskipun sekolah-sekolah swasta seperti
Muhamadiyah. Taman siswa, dan sekolah-sekolah bekas Zending dan Missei diizinkan terus
berkembang tetapi di bawah pengaturan dan disenggarakan sesuai sekolah negri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan pada masa Jepang yang disebut “Hakko Ichiu” adalah mengajak bangsa
Indonesia kerja sama dengan Jepang dalam rangka mencapai “Kemakmuran Bersama Asia
Raya”. Oleh karena itu setiap pelajar tiap hari harus mengucapkan sumpah setia kepada kaisat
Jepang dam membentuk Indonesia baru dalam rangka “Kemakmuran Bersama Asia Raya”.
Keyataannya bangsa Indonesia menjadi miskin dan menderita demi untuk kepentingan perang
Jepang.
Tujuan pendidikan pada masa pendidikan Jepang di Indonesia adalah menyediakan
tenaga-tenaga cuma-cuma (Romusha) dan prajurit-prajurit untuk membatu perperangan bagi
kepentingan Jepang. Oleh karena itu pelajar-pelajar di haruskan latihan phisik, latihan
kemiliteran, dan indoktrinasi ketat. Pada akhir masa Jepang terdapat tanda-tanda tujuan
pendidikan menjepangkan anak-anak Indonesia.
Dengan disederhanakan system pendidikan dan persekolahan di masa pendudukan
Jepang maka kesempatan belajar terbuka lebar lagi bagi semua golongan semua penduduk d
Indonesia. Jalur-jalur sekolah dan pendidikan menurut penggolonganketurunan bangsa ataupun
status social sudah di hapus. Oleh karena itu semua mendapat kesempatan yang sama.
Meskipun pada masa Jepang keadaan pendidikan di Indonesia mengalami penurunan,
tetapi juga dad manfaat yang diperoleh Indonesia akibat tindakan Jepang dalam bidang
pendidikan. Manfaat yang dimaksud antara lain :
1. Bahasa Indonesia memperoleh perkembanga
2. Kesempatan memperoleh pendidikan lebih meluas kepada seluruh lapisan masyarakat, tampa
membedakan turunan dan bangasa
3. Murid-murid terbiasa disiplin
4. Perasaan kebangsaan berkembang pesat

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sederhana, jadi kami sebagai penulis, memohon saran
dari para kawan-kawan untuk menyempurnakan Makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ary , Gunawan, kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta,1986.


Djumhur, Sejarah Pendidikan, CV. Ilmu, Bandung.
Djumhur,Sejarah Pendidikan, CV. Ilmu, Bandung, 1979, hal.195.
Burhanuddin, Afid, Pendidikan Indonesia masa Jepang , 2011.

http://sulaimanblackwater.blogspot.com/2013/03/pendidikan-pada-masa-
jepang.html#ixzz3EQjYkZP5

Anda mungkin juga menyukai