1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Otitis Eksterna Difus Aurikula dekstra”
. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr.
Yunaldi, Sp.THT-KL selaku dosen pembimbing yang memberikan banyak ilmu
selama di Kepaniteraan Klinik Senior di bagian THT-KL.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh
penulis Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat menambah informasi dan pengetahuan kita.
penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar
yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal.
Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga
luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna di
fusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan
ole h pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.4
Penyakit ini sering diumpai pada daerah- daerah yang panas dan
lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering. 4 Umumnya
penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit pada telinga,
terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila
3
peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan- keluhan seperti
rasa sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap.
4
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sungai Putri Telanaipura
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis Tgl : 31 Januari 2019)
Keluhan Utama
Nyeri pada telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu .
Riwayat Pengobatan
Pasien telah berobat ke puskesmasdan mendaptkan pengobatan.
Obat yang dikonsumsi : Amoxilin ( 2 x 1 ) , Paracetamol ( 3 x 1 ) ,
Vitamin C ( 1 x 1) .
5
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan seperti ini sebelumnya : Disangkal
Polip : Disangkal
Infeksi tonsil : Disangkal
Asma : Disangkal
Batuk/pilek : Disangkal
I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sehat
Kesadaran : compos mentis
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,8 °C
6
Nadi : 102 x/menit
TD : 120/80 mmHg
Anemia : -/-
Sianosis : -/-
Stridor inspirasi : -/-
Retraksi suprasternal :-
Retraksi interkostal : -/-
Retraksi epigastrial : -/-
a) Telinga
7
Bulging Sulit dinilai -
Atropi Sulit dinilai -
Perforasi Sulit dinilai -
Bula Sulit dinilai -
Sekret Sulit dinilai -
Retro-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Pre-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
b) Hidung
8
Konka superior - -
Adenoid - -
Massa tumor - -
Fossa rossenmuller - -
Transiluminasi
Kanan Kiri
Sinus
Tidak dilakukan
c) Mulut
Hasil
Selaput lendir mulut Dbn
Bibir Sianosis (-) raghade (-)
Lidah Atropi papil (-), tumor (-)
Gigi Karies (-)
Kelenjar ludah Dbn
d) Faring
Hasil
Uvula Bentuk normal, terletak ditengah
Palatum mole Hiperemis (-)
Palatum durum Hiperemis (-)
Plika anterior Hiperemis (-)
Plika posterior Hiperemis (-)
Tonsil T1-T1, hiperemis (-)
Mukosa orofaring Hiperemis (-)
e) Laringoskopi indirect
Hasil
9
Pangkal lidah
Epiglottis
Sinus piriformis
Aritenoid Tidak dilakukan
Sulcus arytenoid
Corda vocalis
Massa
Kanan Kiri
Regio I Dbn Dbn
Regio II Dbn Dbn
Regio III Dbn Dbn
Regio IV Dbn Dbn
Regio V Dbn Dbn
Regio VI Dbn Dbn
area Parotis Dbn Dbn
Area postauricula Dbn Dbn
Area occipital Dbn Dbn
Area supraclavicula Dbn Dbn
Kanan Kiri
10
Nervus I Dbn Dbn
Nervus II Dbn Dbn
Nervus III, IV, VI Dbn Dbn
Nervus V Dbn Dbn
Nervus VII Dbn Dbn
Nervus IX Dbn
Nervus X Dbn
Nervus XI Dbn
Nervus XII Dbn
V. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
Ofloxacin 0,3% gtt AD 2 x/hari
Paracetamol syr 250 mg/5ml 3/hari
11
b. Edukasi
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang di deritanya, yaitu
infeksi pada liang telinga bagian luar
- Menjelaskan kepada pasien tujuan dan manfaat dari pengobatan yang
akan di berikan
- Menjelaskan kepada pasien akan pentingnya follow up dan terapi yang
adekuat untuk penyakitnya
- Memberitahukan kepada pasien untuk tidak mengorek liang teligna
dan segera berobat bila terdapat keluhan telinga
- Memberitahukan pasien agar menjaga telinga tetap kering dan
mencegah kemasukan air
VI. PROGNOSIS
- Quo ad Vitam : Bonam
- Quo ad fuctionam : Bonam
- Quo ad Sanationam : Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
12
3.1 Anatomi telinga
Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam.
Telinga luar
Secara anatomi telinga luar dapat dibagi menjadi aurikula (pinna) dan liang
telinga (meatus acusticus eksternus/MAE). Telinga luar dipisahkan dengan telinga
dalam oleh membran timpani. Aurikula dan 1/3 lateral liang telinga terdiri dari
kartilago elastis yang secara embrional berasal dari mesoderm dan sejumlah kecil
jaringan subkutan yang di tutupi oleh kulit dan adneksanya. Hanya lobulus pinna
yang tidak memiliki kartilago dan terdapat lemak. Sedangkan 2/3 bagian dalam
rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½-3 cm.5
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen kelenjar keringat, dan folikel rambut. Kelenjar keringat terdapat pada
13
seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalamnya hanya sedikit di
jumpai kelenjar serumen.5
Telinga tengah
Telinga tengah terdiri dari suatu ruang yang terletak diantara membrane
timpani dan kapsul telinga dalam, tulang tulang dan otot yang terdapat didalam
nya serta penunjangnya. Disebelah luar telinga tengah dibatasi oleh membrane
timpani, didepan dibatasi oleh tuba eustachius, sebelah bawah dibatasi oleh vena
jugularis. Rongga telinga tengah berasal dari celah brankial pertama endoderm.
Rongga berisi udara ini meluas kedalam resesus tubotimpanikus. Otot-otot telinga
tengah berasal dari arkus brakialis, Otot tensor mandibularis yang melekan pada
maleus, berasal dari arkus pertama dan dipersyarafi oleh syaraf mandibularis.5
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan
vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak
koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfe skala timpani dengan skala
vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak
skala vestibuli sebelah atas, skala timpani disebelah bawah dan skala media
diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi cairan perilimfe, sedangkan
skala media berisi cairan endolimfa.1,2,5,6
Ion dan garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Hal
ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran
vestibuli (reissner membrane) sedangkan dasar skala media adalah membran
basalis. Pada membran ini terletak organ corti. Pada skala media terdapat bagian
yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria dan pada membran basal
melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar, dan kanalis
corti yang membentuk organ corti.5
Vaskularisasi Telinga Luar
Aurikula dan kanalis akustikus eksternus menerima perdarahan dari arteri
temporalis superfisialis dan cabang aurikularis posterior yang merupakan cabang
14
dari arteri karotis eksternus.Sedangkan aliran vena dari aurikula dan meatus yaitu
melalui vena temporalis superfisialis dan vena aurikularis posterior kemudian
bersatu membentuk vena retromandibular yang biasanya terpisah dan keduanya
bertemu di vena jugularis, pertemuan terakhir terdapat pada vena jugularis
eksterna namun demikian juga menuju ke sinus sigmoid melalui vena emissarius
mastoid.5,
15
Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan
merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna
rambut yang bisa membuat iritasi, yang memungkinkan bakteri dan
jamur untuk masuk
Kanal telinga sempit
Infeksi telinga tengah
Diabetes.
3.2.3 Epidimiologi
3.2.4 Patofisologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan
dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel
sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah
ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam
liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan
16
gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri
dan jamur.1,7,8
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi
inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya
infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses
infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa tidak
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah
yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga
hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada
liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.4
17
↓
Penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang,
kulit pada saluran telinga menjadi basah sehingga mudah terinfeksi oleh bakteri
atau jamur
↓
Kandungan air pada permukaan luar kulit diduga memegang peranan yg nyata
didalam mudahnya terjadinya infeksi telinga luar
↓
Stratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungan
↓
suhu yang tinggi ,kelembaban yang tinggi (berenang)
↓
Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit
apopilo sebasea
↓
menunjang pembengkakan & pyumbatan folikel
↓
berkurangnya aliran serumen kepermukan kulit
↓
Serumen bsifat asam (pH 4-5) → mencegah pertumbuhan bakteri & jamur
juga mencegah kerusakan kulit→kalau berkurang tidak ada yang mencegah
↓
Gatal
Garuk/cedera
↓
invasi organisme eksogen melalui permukaan superficial epidermis yang
biasanya resisten terhadap bakteri
18
3.2.5 Manifestasi Klinik
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia).
Gejala dan tanda pasien otitis eksterna selengkapnya :2,3,4
1. Otalgia.
2. Gatal-gatal (pruritus).
3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap
awal otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan
daun telinga.
4. Pendengaran berkurang atau hilang.
5. Deskuamasi.
6. Tinnitus.
7. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga
(otore). Kadang-kadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret /
cairan berwarna putih atau kuning, atau nanah. Cairan tersebutberbau yang
tidak menyenangkan. Tidak bercampur dengan lendir (musin).
8. Demam.
9. Nyeri tekan pada tragus17 dan nyeri saat membuka mulut.
10. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna
sirkumskripta. Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah
dan nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari telinga.
Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya
berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering
merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala
mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat peradangan yang
ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar
langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema
dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi
pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga
19
akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan
mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap
awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan
nyeri tekan daun telinga.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan
kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,
rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telinga bisa
menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.
3.2.6 Klasifikasi
20
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari
ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila
mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang
telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat
atau abses pada 1/3 luar liang telinga.4
21
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika
sistemik. 33
Tahap inflamasi akut disertai dengan rasa sakit dan nyeri dari daun telinga.
Tahap ringan , kulit saluran pendengaran eksternal menunjukkan eritema
ringan dan edema minimal. Tampak adanya sekret yang terlihat pada CAE.
Rasa sakit dan gatal meningkat.
22
tahap sedang, CAE menunjukkan lebih edema dan eksudat tebal lebih
banyak. Jika tidak diobati maka akan menjadi lebih berat, ditandai dengan
peningkatan rasa sakit dan kerusakan pada lumen CAE. Banyaknya
eksudat purulen dan edema pada kulit CAE memungkin mengaburkan
gambaran membran timpani. Pseudomonas aeruginosa atau lain basil
gram negatif hampir selalu dapat dikultur pada tahap ini .
Otomikosis
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi
sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang
telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga
biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur
(sebagai salep) yang diberikan secara topikal. 4
23
Gambar 2. Otitis eksterna akut
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang
telinga menyempit.
3.2.7 Diagnosis
DIAGNOSIS
24
Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:4
1. ANAMNESIS
2. PEMERIKSAAN FISIK
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
25
Biakan dari secret
3.2.7 Penatalaksanaan
26
Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya
perforasi, persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon,
dengan atau tanpa steroid).
OTITIS EKSTERNA
Terapi gagal
3.2.8 Komplikasi
Perikondritis
Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma
atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan
27
kartilago telinga luar. Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan
yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga. Adakalanya perikondritis
terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma. Dalam stage awal infeksi,
pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang
general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul di antara
perikondrium dan tulang rawan dibawahnya
Selulitis
Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari infeksi
umum, biasanya dengan bakteri Staphylococcus atau Streptococcus. Hal ini dapat
terjadi sebagai akibat dari trauma kulit atau infeksi bakteri sekunder dari luka
terbuka, seperti luka tekanan, atau mungkin terkait dengan trauma kulit. Hal ini
paling sering terjadi pada ekstremitas, terutama kaki bagian bawah.
3.2.9 Prognosis
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes
yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor
pencetus dengan baik.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, diagnosis Otitis Eksterna Difus ditegakan berdasarkan hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis Pasien datang dengan keluhan
28
nyeri pada telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai bengap/terasa
penuh dan keluar cairan pada telinga kanan. pasien mempunyai riwayat
mengorek telinga menggunakan cunam besi. Pada pemeriksaan fisik telinga
terdapat nyeri tekan tragus dan nyeri goyang daun telinga, pada pemeriksaan
menggunakan otoskop tampak udem dan terdapat secret pada 2/3 liang telinga
sebelah kanan. Dimana ini merupakan tanda-tanda Otitis Eksterna Difus . Hal di
atas sesuai dengan teori.
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memberikan obat tetes
telinga yang mengandung antibiotik supaya terdapat kontak yang baik antara obat
dengan kulit yang meradang. Diberikan juga analgetik untuk pereda rasa sakit.
serta edukasi untuk membersihkan telinga enam bulan sekali, dan menghindari
kebiasaan mengorek – ngorek telinga.
BAB V
KESIMPULAN
29
2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu
Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria
coli, dan sebagainya. Diagnosa di tegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada Otitis Eksterna Anamnesis bisa otalgia, rasa penuh pada
telinga, gatal, penurunan pendengaran, demam dan keluar cairan dari telinga
pemeriksaan fisik didapatkan terdapat nyeri tekan tragus dan nyeri goyang daun
telinga, pada pemeriksaan menggunakan otoskop tampak udem dan terdapat
secret pada 2/3 liang telinga sebelah kanan .
Pengobatan untuk otitis eksterna difus ialah dengan memberikan obat tetes
telinga yang mengandung antibiotik supaya terdapat kontak yang baik antara obat
dengan kulit yang meradang. Diberikan juga analgetik untuk pereda rasa sakit .
Pada pasien juga di berikan edukasi untuk tidak mengorek telinga baik dengan
cutton bud atau cunam besi, Menganjurkan pasien untuk mengeluarkan serumen 6
bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
30
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi
Kepala dan Leher. Jilid 2. Edisi 16. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Hal
236-238.
5. Dhirngra PC. Diseases Of Ear, Nose and Throat. Elsevier. 2001. Hal
50-55.
6. Snell, R.S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, edisi 6.
31