Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekosistem Mangrove


Mangrove merupakan komunitas tumbuhan berkayu yang toleran
terhadap air asinyang tumbuh terutama sepanjang daerah pantai terlindung,
khususnya sepanjang telukatau di dalam estuaria atau laguna. Menurut Duke
(1992) Ekosistem mangrove adalahsuatu lingkungan yang mempunyai ciri
khusus karena lantai hutannya secara teraturdigenangi oleh air yang
dipengaruhi oleh salinitas serta fluktuasi ketinggian permukaanair karena
adanya pasang surut air laut. Sedangkan berdasarkan Surat
KeputusanDirektorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian No.
60/Kpts/DJ/I/1978, hutanmangrove adalah tipe hutan yang terdapat di
sepanjang pantai dan sungai yangdipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forestcoastal woodland,
vloedbos dan hutan payau (Kusmana dkk., 2005) yang terletak di perbatasan
antara darat dan laut, tepatnya di daerah pantai dan di sekitar muara sungai
yang dipengaruhi oleh pasang surutair laut (Sumaharni, 1994). Menurut
Kusmana dkk., (2005) hutan mangrove adalah suatutipe hutan yang tumbuh di
daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai)
yang tergenang waktu air laut pasang dan bebas dari genanganpada saat air laut
surut, yang komunitas tumbuhannya toleran terhadap garam. Adapun
ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme
yangberinteraksi dengan faktor lingkungan di dalam suatu habitat mangrove.
B. Ciri-Ciri Ekosistem Mangrove
Sebagai salah satu ekosistem yang ada di pesisir, mangrove memiliki
berbagaikarakteristik seperti yang dijelaskan oleh Lembaga Pengkajian dan
PengembanganMangrove (LPP Mangrove, 2008) yaitu:
 Memiliki jenis pohon yang relative sedikit.
 Memiliki akar yang unik misalnya seperti jangkar melengkung dan
menjulang pada bakau Rhizophor a spp., serta akar yang mencuat vertikal
seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp
 Memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di
pohonnya,khususnya pada Rhizophora.
 Memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.
 Hidup di tempat yang tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap
hariatau hanya tergenang pada saat pasang; tempat tersebut menerima
pasokan airtawar yang cukup dari darat; daerahnya terlindung dari
gelombang besar dan aruspasang surut yang kuat; airnya berkadar garam
(bersalinitas) payau (2-22 ‰).
C. Fungsi Ekosistem Mangrove
Mangrove menjebak dan menahan sedimen, meredam badai pantai dan energi
gelombang, memberi prlindungan bagi juvenil ikan dan biota evertebrata dan
mengasimilisasi nutrien untuk dikonversi menjadi jaringan tumbuhan (Clark,
1992, Sullvan, de Silva, White and Wigeratne, 1995). Selain itu menurut Baker
and Kaeonam (1986), fungsi mangrove lainnya adalahkontrolterhadap erosi,
menetralisasi limbah cair dan sebagai sanctuary kehidupan liar. Mangrove
dikenal sebagai pemasokan hara dan makanan bagi plankton.
D. Klasifikasi Ekosistem Mangrove
Watson (1928) mengelompokkan tumbuhan mangrove menjadi lima, yaitu :
1. Jenis tumbuhan yang hidup di daerah genangan pasang naik tinggi.
2. Jenis tumbuhan yang hidup di daerah genangan pasang naik yang medium.
3. Jenis tumbuhan yang hidup di daerah genangan pasang naik dengan tinggi
pasang normal.
4. Jenis tumbuhan yang hidup di daerah genangan pasang naik yang tinggi.
5. Jenis tumbuhan yang hidup di daerah genangan pasang pada saat lain.
E. Ekowisata
Pengertian ekowisata pertama diperkenalkan oleh organisasi The
EcoutourismSociety (1990) adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area
alami yang dilakukandengan tujuan mengkonservai lingkungan
dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraanpenduduk setempat. Semula
ekowisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yangmenginginkan di daerah
tujuan wisata tetap utuh dan lestari disamping budaya dankesejahteraan
masyarakatnya tetap terjaga.
Namun dalam perkembangannya ternyata bentuk ekowisata ini
berkembang karenabanyak digemari oleh wisatawan. Wisatawan ingin
berkunjung ke area alami, yang dapatmenciptakan kegiatan bisnis. Ekowisata
kemudian didefinisikan sebagai berikut :Ekowisata adalah bentuk baru dari
perjalanan bertanggungjawab ke area alami danberpetualangan yang dapat
menciptakan industri pariwisata (Eplerwood, 1999).
Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan
konservasi.Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang
menjamin kelestariandan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan
upaya menjaga kelangsunganpemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini
dan masa mendatang. Ekowisata tidakmelakukan eksploitasi alami,
tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untukmemenuhi
kebutuhan pengetahuan, fisik, dan psikologis wisatawan.
F. Persyaratan Rumah Sehat
Menurut WHO rumah adalah suatu struktur fisik yang dipakai orang atau
manusia untuk tempat berlindung, di mana lingkungan dari struktur tersebut
termasuk juga fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang
berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosial yang baik
untuk keluarga dan individu. Untuk mewujudkan rumah dengan fungsi di atas,
rumah tidak harus mewah/besar tetapi rumah yang sederhanapun dapat
dibentuk menjadi rumah yang layak huni
Rumah disamping merupakan lingkungan fisik manusia sebagai tempat
tinggal, juga dapat merupakan tempat yang menyebabkan penyakit, hal ini
akan terjadi bila kriteria rumah sehat belum terpenuhi. Menurut angka statistik
kematian dan kemiskinan paling tinggi yang terjadi pada orang-orang yang
menempati rumah yang tidak memenuhi syarat dan terletak pada tempat yang
tidak sanitar. Bila kondisi lingkungan buruk, derajat kesehatan akan rendah
demikian sebaliknya. Oleh karena itu kondisi lingkungan pemukiman harus
mampu mendukung tingkat kesehatan penghuninya.

Rumah yang sehat menurut Winslow dan APHA harus memenuhi


beberapa persyaratan antara lain :

1. Memenuhi Kebutuhan fisiologis


a. Pencahayaan yang cukup, baik cahaya alam maupun buatan.
Pencahayaan yang memenuhi syarat sebesar 60 – 120 lux. Luas jendela
yang baik minimal 10 % - 20 % dari luas lantai.
b. Perhawaan (ventilasi) yang cukup untuk proses pergantian udara dalam
ruangan. Kualitas udara dalam rumah yang memenuhi syarat adalah
bertemperatur ruangan sebesar 18o – 30o C dengan kelembaban udara
sebesar 40 % - 70 %. Ukuran ventilasi yang memenuhi syarat yaitu 10 %
luas lantai. Ventilasi alami adalah penggantian udara secara alami (tidak
melibatkan peralatan mekanis, seperti mesin penyejuk udara yang dikenal
dengan air conditioner atau AC). Ventilasi alami menawarkan ventilasi
yang sehat, nyaman, dan tanpa energi tambahan.
Namun, untuk merancang ventilasi alami perlu dipikirkan syarat awal,
yaitu: (1). Tersedianya udara luar yang sehat (bebas dari bau, debu dan
polutan lain yang menganggu), (2). Suhu udara luar tidak terlalu tinggi
(maksimal 280 C), (3). Tidak banyak bangunan disekitar yang akan
menghalangi aliran udara horizontal (sehingga angin berhembus lancer),
dan (4). Lingkungan tidak bising. Jika syarat awal tidak dipenuhi, maka
sebaiknya tidak dipaksakan memakai ventilasi alami karena justru akan
merugikan.
Ventilasi (It. Ventus, wind, angina) adalah aliran udara, baik diruang
terbuka maupun tertutup (didalam ruangan). Ventilasi alami adalah
proses pergantian udara ruangan oleh udara segar dari luar ruangan tanpa
bantuan peralatan mekanik. Pergantian udara per jam (ACH, Air Change
per Hour) adalah jumlah pergantian seluruh udara dipotensi ke kotoran
udara di suatu ruangan (misalnya laboratorium, bengkel, toilet, dan
dapur), semakin tinggi angka pergantian udara per jam yang diharuskan.
Setiap negara mempunyai standar ACH sendiri-sendiri.
c. Tidak terganggu oleh suara-suara yang berasal dari dalam maupun dari
luar rumah.
d. Cukup tempat bermain bagi anak-anak dan untuk belajar.

2. Memenuhi Kebutuhan psikologis


a. Tiap anggota keluarga terjamin ketenangannya dan kebebasannya
(privacy).
b. Memenuhi ruang tempat berkumpul keluarga.
c. Lingkungan yang sesuai, homogen, tidak terdapat perbedaan tingkat yang
drastis di lingkungannya.
d. Jumlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan
jenis kelaminnya. Ukuran tempat tidur anak yang berumur lebih kurang 5
tahun minimal 4.5 m2 dan yang lebih dari 5 tahun minimal 9 m2.
Kepadatan hunian ditentukan dengan jumlah kamar tidur dibagi jumlah
penghuni (sleeping density), yaitu :

- Baik, bila kepadatan lebih atau sama dengan 0,7

- Cukup, bila kepadatan antara 0,5 - 0,7

- Kurang, bila kepadatan kurang dari 0,5.

e. Mempunyai WC dan kamar mandi.


f. Mempunyai halaman yang dapat ditanami pohon.
g. Hewan atau ternak peliharaan kandangnya terpisah dari rumah.
3. Pencegahan Penularan Penyakit
a. Tersedia air minum yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan.
b. Tidak memberi kesempatan nyamuk, lalat, tikus dan binatang lain
bersarang di dalam dan di sekitar rumah.
c. Pembuangan kotoran/tinja dan air limbah memenuhi syarat kesehatan.
d. Pembuangan sampah pada tempatnya.
e. Luas kamar tidur minimal 8.5 m2 per orang dan tinggi langit-langit 2.75
m.
f. Tempat masak, menyimpan makanan hendaknya bebas dari pencemaran
atau gangguan binatang serangga atau debu.
4. Pencegahan terjadinya Kecelakaan
a. Cukup ventilasi untuk mengeluarkan gas atau racun dari dalam ruangan
dan menggantinya dengan udara segar.
b. Cukup cahaya dalam ruangan agar tidak terjadi kecelakaan.
c. Jarak antara ujung atap dengan ujung atap tetangga minimal 3 m.
d. Rumah dijauhkan dari pohon besar yang rapuh atau mudah runtuh.
e. Jarak rumah dengan jalan harus mengikuti peraturan garis rooi.
f. Lantai rumah yang selalu basah (kamar mandi, kamar cuci) jangan
sampai licin atau lumutan.
g. Didepan pintu utama harus diberi lantai tambahan minimal 60 cm.
h. Bangunan yang dekat api atau instalasi listrik harus terbuat dari bahan
tahan api.
i. Bahan-bahan yang beracun disimpan dengan rapi, jangan sampai
terjangkau anak-anak.
j. Rumah jauh dari lokasi industri yang mencemari lingkungan.
k. Bebas banjir, angin ribut dan gangguan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Persoalan Konservasi Mangrove Wonerejo Dalam Ekonomi Kota. Diakses


pada tanggal 23 Mei 2016 pukul 20.50.
(https://www.academia.edu/12629972/ANALISIS_PERSOALAN_KONSERVASI_MA
NGROVE_WONOREJO_DALAM_EKONOMI_KOTA)

Ekosistem Hutan Mangrove : Ciri, Fungsi, dan Kerusakannya. Diakses pada


tanggal 19 Mei 2016 pukul 10.24.
(http://www.ebiologi.com/2015/06/ekosistem-hutan-mangrove-ciri-fungsi.html)

Anda mungkin juga menyukai