Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik,

bersih dan berwibawa, dihadapkan pada pelaksanaan tugas yang sangat luas dan

kompleks. Pemerintah memiliki hak dan wewenang untuk mengatur kehidupan

warga negaranya. Pada dasarnya penyelenggaraan pemerintahan mengemban tiga

fungsi hakiki yaitu pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan

pembangunan (development). Jadi selain melaksanakan pembangunan, pemerintah

juga memberikan pelayanan publik.

Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan

memahami cara yang profesional dalam rangka pemenuhan kebutuhan

masyarakat. Dalam konteks pemerintahan, kebutuhan masyarakat menjadi

tuntutan dan tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu, pemerintahan perlu

diselenggarakan secara dinamis, tanggap, cepat dan tepat sasaran.

Pelayanan terhadap masyarakat selama ini diupayakan oleh pemerintah

selaku penyelenggara administrasi negara. Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan penyempurnaan dari

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, telah mengubah paradigma sentralisasi

pemerintah ke arah desentralisasi dengan pemberian otonomi daerah yang nyata

luas dan bertanggung jawab kepada daerah. Hal ini berarti fungsi pelayanan pun

telah didesentralisasikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

111
222

Perubahan paradigma di atas menuntut pemerintah daerah untuk

membuktikan kesanggupannya dalam melaksanakan unsur-unsur pemerintahan

lokal sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat lokal. Dalam mengurus

rumah tangga daerah dan pelayanan kepada masyarakat, kinerja pemerintah

daerah melalui kapasitas satuan kerja perangkat daerah (SKPD) perlu

ditingkatkan.

Berbagai penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang seringkali dilakukan

oleh pemerintah di balik misi melayani serta menciptakan kesejahteraan,

kemakmuran dan ketentraman masyarakat. Hampir setiap hari, banyak keluhan

masyarakat tentang kurang lancarnya pelayanan umum pemerintah kepada

masyarakat, praktek calo atau pihak ketiga untuk memperlancar pengurusan,

pungutan liar, atau tarif yang dikenakan melebihi ketentuan.

Fenomena tersebut menunjukan keterbatasan kemampuan pemerintah

dalam mengoptimalisasikan fungsi pelayanan masyarakat. Hal ini juga semakin

memperburuk persepsi masyarakat tentang keberadaan pemerintah. Apabila

dibandingkan dengan sistem pelayanan oleh pihak swasta, organisasi pelayanan

pemerintah atau birokrasi pemerintah sering dikatakan lamban, mahal dan

inefisien. Di lain pihak, pelayanan sektor swasta dianggap lebih cepat, efisien,

inovatif dan berkualitas.

Lemahnya pelayanan aparatur pemerintah mengakibatkan tidak

optimalnya fungsi pelayanan kepada masyarakat. Kurang puasnya masyarakat

terhadap pelayanan yang diberikan, menyebabkan timbulnya keluhan dan kritik

dari masyarakat.
333

Pelayanan yang optimal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat misalnya

dalam pembuatan akta kelahiran, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), berbagai

perizinan lainnya, sampai pada pengadaan sarana dan prasarana umum. Salah satu

bentuk layanan masyarakat yang penting adalah layanan di bidang IMB. Adapun

tujuan dari IMB ini adalah terwujudnya tertib bangunan yang aman, nyaman,

serasi, dan seimbang. Hal ini berarti, setiap kegiatan mendirikan bangunan harus

mempunyai surat Izin Mendirikan Bangunan yang didapat melalui permohonan.

Kabupaten Indramayu sebagai salah satu Provinsi Jawa Barat di Indonesia

yang mengalami perkembangan lumayan pesat. Perkembangan ini membawa

perubahan signifikan dalam perkembangan pembangunan, sehingga menyebabkan

pembangunan meningkat tajam.

Peningkatan pembangunan Kabupaten Indramayu ini menimbulkan

permasalahan klasik yang biasanya dialami oleh kota-kota besar lainnya. Laju

pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, terutama yang diakibatkan adanya

urbanisasi dan pendatang, menimbulkan masalah yaitu pesatnya pertumbuhan

bangunan fisik. Bangunan-bangunan tersebut tidak hanya ditujukan untuk tempat

tinggal akan tetapi juga untuk bangunan usaha industri.

Banyak para pendatang yang membuka usaha dan dampak selanjutnya

adalah tingginya kebutuhan tempat bermukim serta pesatnya pertumbuhan

bangunan fisik. Hal ini menimbulkan banyaknya masyarakat yang memohon

pengajuan surat IMB dengan harapan pelayanan prima secara dinamis dan

tanggap, cepat serta tepat sasaran yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah.
444

Salah satu cara untuk menciptakan praktek pemerintahan yang lebih baik

ialah dengan mengalihkan aspek-aspek dan fungsi-fungsi pemerintahan

konvensional melalui penggunaan teknologi baru, yaitu pemanfaatan teknologi

informasi dalam bentuk pelayanan perijinan yang terpadu (one stop service) yang

sering disebut Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu guna mempercepat

pelayanan perijinan. Pemerintah Kabupaten Indramayu sendiri telah melakukan

beberapa terobosan baru terkait dengan pemberian jasa pelayanan kepada

masyarakat.

Salah satu bentuk terobosan itu adalah dibentuknya Badan Penanaman

Modal dan Perizinan (BPMP). Tujuan pembentukan badan ini untuk mendorong

peningkatan pelayanan publik yang dianggap terlalu kurang transparan atau

kurang terbuka walaupun telah ada peraturan yang mengikat serta melakukan

penyederhanaan sistem dan prosedur persyaratan, peningkatan percepatan dan

kemudahaan pelayanan perijinan.

Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) disini adalah

penyelenggaraan perijinan mulai dari tahap permohonan sampai penerbitan

dokumen (penyerahan ijin kepada pemohon), dilakukan secara terpadu dalam satu

tempat. Penerapan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu merupakan salah satu

bentuk usaha yang dilakukan pemerintah Kabupaten Indramayu, dalam

menjalankan aktivitas pemerintahannya yang lebih efektif dan efisisen. Aplikasi

teknologi ini merupakan bentuk nyata pemerintah Kabupaten Indramayu dalam

mempermudah dan mempercepat alur pelayanan perijinan. Dengan adanya PPTSP

yang baik, maka pemerintah Kabupaten Indramayu dapat melaksanakan


555

pelayanan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan

masyarakatnya.

Pelayanan informasi dan komunikasi yang diselenggarakan oleh

pemerintah bersama untuk menuju terciptanya pelayanan informasi yang optimal,

efektif dan efisien. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang

berkembang pesat merupakan bentuk penyesuaian dalam rangka mewujudkan

pelayanan primer kepada masyarakat. Penggunaan teknologi pada lingkungan

pemerintahan bertujuan untuk mewujudkan praktik pemerintahan yang lebih

efektif dan efisien, sehingga akuntabilitas pemerintah meningkat.

Penggunaan PPTSP di BPMP Kabupaten Indramayu, masih mengalami

berbagai kendala. Permasalahan yang sering muncul dalam penerapan PPTSP,

tidak selalu diiringi dengan kesiapan aparatur pemerintah serta bagaimana PPTSP

mampu menghasilkan kualitas pelayanan yang efektif dan efisien, dalam

menghasilkan informasi mengenai sebuah nilai dan kualitas perijinan sebagai

bentuk pelayanan publik di BPMP Kabupaten Indramayu.

Penggunaan PPTSP diharapkan dapat menjadi alat bantu BPMP dalam

meningkatkan kualitas pelayanan perijinan khususnya ijin mendirikan bangunan

sebagai bentuk pelayanan publik kepada masyarakat dan dunia usaha. Diharapkan

dengan penggunaan PPTSP akan meningkatkan dunia usaha di Kabupaten

Indramayu.
666

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis tertarik untuk

melaporkan lebih jauh mengenai: ”EFEKTIVITAS PELAYANAN

PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DALAM MELAKSANAKAN

PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2009

(Pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB))”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

identifikasi masalahnya adalah:

1. Bagaimana input Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009?

2. Bagaimana proses produksi Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009?

3. Bagaimana hasil Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009?

4. Bagaimana produktivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009?

1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Penulisan Laporan tentang “Efektivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu

Pintu dalam melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009”

ini dimaksudkan sebagai syarat dalam menyelesaikan laporan Kuliah Kerja

Lapangan mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UNIKOM.

Penulisan laporan ini juga sebagai suatu studi perbandingan terhadap ilmu atau

teori yang telah diperoleh dalam masa perkuliahan dengan realitas keadaan dunia
777

kerja yang sebenarnya, disamping juga dapat mengetahui dan memahami lebih

jauh berbagi aktivitas serta kegiatan di sebuah badan atau instansi pemerintahan

yang berada di Kabupaten Indramayu dalam hal ini adalah Badan Penanaman

Modal dan Perizinan Kabupaten Indramayu.

Secara khusus tujuan yang ingin di capai dalam Pelaporan ini adalah:

1. Mengetahui input Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009.

2. Mengetahui proses produksi Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu

dalam melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009.

3. Mengetahui hasil Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009.

4. Mengetahui produktivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

melaksanakan pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009.

1.4 Kegunaan Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Penulis berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat memiliki kegunaan

sebagai berikut:

1. Bagi kepentingan penulis, yaitu diharapkan

dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan, pengetahuan dan

pemahaman tentang efisiensi PPTSP dalam melaksanakan pelayanan publik di

Kabupaten Indramayu Tahun 2009.

2. Bagi kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan pemikiran dan informasi bagi Ilmu Pemerintahan, khususnya

mengenai efektivitas PPTSP dalam melaksanakan pelayanan publik di

Kabupaten Indramayu Tahun 2009.


888

3. Bagi kegunaan praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran, informasi atau solusi kepada Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam

melaksanakan pelayanan Kabupaten Indramayu Tahun 2009.

1.5 Kerangka Pemikiran

Perkembangan teknologi dalam kehidupan manusia mempunyai peranan

yang sangat penting dalam menunjang pencapaian hidup ke arah yang lebih baik.

Penggunaan teknologi pada saat ini telah digunakan oleh berbagai lembaga,

perusahaan dan organisasi termasuk oleh pemerintah. Penggunaan teknologi di

lingkungan pemerintahan akan berdampak pada produktivitas kerja aparatur

pemerintah yang menghasilkan efektivitas pelayanan yang dilakukan oleh

aparatur pemerintah dalam pencapaian suatu target.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sedarmayanti yang

menyatakan efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran

seberapa jauh target dapat tercapai (Sedarmayanti, 1995:61). Pendapat tersebut

menyatakan bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh lembaga

atau organisasi dapat tercapai.

Hal tersebut sangat penting peranannya di dalam setiap lembaga atau

organisasi dan berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai

oleh suatu lembaga atau organisasi itu sendiri. Terdapat beberapa indikator yang

harus dipenuhi untuk melihat efektivitas suatu organisasi atau lembaga, yaitu:
999

1. Input

Input merupakan dasar dari sesuatu yang akan diwujudkan atau

dilaksanakan berdasarkan apa yang direncanakan yang berpengaruh pada

hasil.

2. Proses

Efektivitas dapat diwujudkan apabila memperlihatkan proses produksi

yang mempunyai kualitas karena dapat berpengaruh pada kualitas hasil

yang akan dicapai secara keseluruhan. Proses produksi menggambarkan

bagaimana proses pengembangan suatu hal yang dapat berpengaruh

terhadap hasil.

3. Hasil

Hasil berupa kuantitas atau bentuk fisik dari kerja kelompok atau

organisasi. Hasil yang dimaksud dapat dilihat dari perbandingan antara

masukan (input) dan keluaran usaha dengan hasil persentase pencapaian

program kerja dan sebagainya.

4. Produktivitas

Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil

barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya

secara efisien. Produktivitas berpengaruh pada efektivitas yang

berorientasi kepada keluaran atau hasil produktivitas mencakup

pendidikan, motivasi dan pendapatan.

(Sedarmayanti, 1995:61)
101010

Dapat dilihat di atas bahwa untuk mengetahui efektivitas suatu lembaga

atau organisasi maka harus memenuhi beberapa kriteria antara lain input, proses

produksi, hasil dan produktivitas dengan baik karena dapat mempengaruhi hasil

yang akan dicapai secara keseluruhan. Bila hal tersebut dapat dipenuhi dengan

baik maka efisiensi Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam meningkatkan

pelayanan publik di Kabupaten Indramayu telah terlaksana dengan baik pula.

Secara skematis gambaran efektivitas dapat terlihat pada bagan di bawah

ini:

Gambar 1.1
Gambaran Efektivitas

(Sedarmayanti, 1995:61)

Penjelasan dari bagan di atas terlihat bahwa kualitas adalah suatu ukuran

yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi

dan harapan. Konsep ini berorientasi kepada input dan keluaran dan hasil yang

dicapai. Input merupakan dasar dari sesuatu yang akan diwujudkan atau

dilaksanakan yang mempengaruhi hasil.

Efektivitas mempunyai hubungan dengan efisiensi namun tidak

berpengaruh terhadap hasil efektivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat


111111

Sedamaryanti yang menyatakan apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas

maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat

(Sedarmayanti, 1995:61). Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

efisiensi bukan merupkan syarat yang mutlak bagi tercapainya efektivitas.

Efektivitas dapat diwujudkan apabila memperlihatkan proses produksi

yang mempunyai kualitas karena akan berpengaruh terhadap kualitas hasil yang

akan dicapai secara keseluruhan. Proses produksi menggambarkan bagaimana

proses pengembangan suatu hal yang dapat berpengaruh terhadap hasil.

Bagan tersebut juga dapat memperlihatkan bahwa produktivitas

berpengaruh pada efektivitas yang berorientasi kepada keluaran atau hasil.

Produktivitas mencakup pendapatan, pendidikan dan motivasi.

Keterkaitan bagan di atas dengan efektivitas pelayanan publik yaitu bahwa

pelayanan publik merupakan bagian dari produktivitas aparatur pemerintah dalam

menerapkan teknologi yang diimplementasikan melalui Pelayanan Perijinan

Terpadu Satu Pintu yang dapat dikatakan efektif apabila berpengaruh terhadap

pencapaian yang maksimal yang mencakup kualitas dalam satuan waktu tertentu.

Menurut Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

Perijinan Terpadu Satu Pintu adalah:

“Penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu satu pintu adalah kegiatan

penyelenggaraan perijinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap

pengajuan sampai ke tahap terbitnya dokumen perijinan dilaksanakan

dalam satu tempat” (Permendagri No.24 tahun 2006).

Dengan konsep ini, dalam mengurus perijinan, pemohon cukup hanya

datang ke satu tempat dan hanya bertemu dengan petugas saja sehingga dapat
121212

meminimalisasi interaksi antara pemohon dengan petugas perijinan dan

menghindari pungutan-pungutan tidak resmi. Konsep PPTSP ini merupakan

pengembangan salah satu bentuk pelayanan sebagaimana diatur dalam

Permendagri no.24 Tahun 2006 sebagai implementasi kebijakan-kebijakan

pemerintah yang terkait dengan peningkatan pelayanan publik yang dilakukan

oleh pemerintah.

Pelayanan merupakan bentuk dari produktivitas kerja yang dilakukan oleh

aparatur pemerintah baik secara langsung melalui perbaikan organisasi dan tata

prosedur untuk meningkatkan kedisiplinan yang kurang dan pelayanan yang tidak

efektif serta menciptakan kemudahan dan kepuasan bagi masyarakat terhadap

kinerja aparatur. Berkaitan dengan efektivitas Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perijinan Terpadu dalam melaksanakan pelayanan publik , pengertian

pelayanan publik menurut Moenir adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan tujuan memberikan bantuan atau kemudahan

untuk mencapai tujuan tertentu (Moenir, 2006:12).

Pelayanan publik berdasarkan sifat pelayanan terbagi atas

a. Pelayanan subtantif atau dasar, yaitu berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan vital atau mendasar masyarakat umum, seperti kesehatan,

pendidikan, keamanan dan lain-lain

b. Pelayanan administratif, yaitu berkaitan dengan bentuk pengurusan

perijinan seperti pembuatan KTP, SIM dan sebagainya.

(Moenir, 2006:78)
131313

Pelayanan ijin merupakan pelayanan yang bersifat administratif.

Pelayanan administratif di era penggunaan teknologi informasi harus sesuai

dengan era perkembangan dunia, salah satunya melalui penggunaan PPTSP. Salah

satu bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten

Indramayu adalah IMB. Menurut Loekman Soetrisno, IMB merupakan suatu

penegakan disiplin tertib membangun, selain memfungsikan kembali dari segala

peraturan yang ada, yang menyangkut IMB juga penerapan sanksi hukum

administratif (Soetrisno, 1983: 3).

Dari pendapat yang dikemukakan tersebut, dapat diketahui bahwa IMB

merupakan suatu upaya pemerintah dalam mendisiplinkan warganya dalam hal ini

mendirikan bangunan, tentu saja di dalamnya terkandung sanksi hukum

administratif bagi pihak-pihak yang melanggarnya. Mengingat IMB itu penting

sebagai bentuk pelayanan publik, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan

pelayanan IMB yaitu dengan cara menerapkan PPTSP untuk pelayanan perijinan

di Kabupaten Indramayu.

Masyarakat dalam menjalani kehidupannya harus mendapatkan pelayanan

yang efektif oleh aparatur pemerintah dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi

masyarakat. Badan Penanaman Modal dan Perizinan sebagai lembaga yang paling

bertanggung jawab mengenai berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat

terkai dengan layanan perijinan dalam bentuk apapun harus diberikan berdasarkan

tugas dan fungsi yang telah ditetapkan dalam mewujudkan pemerintahan yang

baik di mata rakyatnya.


141414

Salah satu tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan publik kepada

masyarakat. Usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu pelayanan publik

dengan menggunakan kemajuan teknologi.

Seiring dengan kemajuan teknologi di era globalisasi maka Pemerintah

Kabupaten Indramayu menyingkapi perkembangan tersebut dengan menerapkan

PPTSP. Implementasi dari penerapan PPTSP di Pemerintah Kabupaten Indramayu

dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan publik di bidang Ijin Mendirikan

Bangunan melalui pembuatan PPTSP.

Pelayanan ijin melalui PPTSP merupakan usaha pemerintah dalam rangka

memberikan efektivitas pelayanan kepada masyarakat. Sebagai organisasi

pelayanan publik, maka BPMP Kabupaten Indramayu, diharapkan mampu

memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sesuai dengan keinginan,

kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis membuat definsi

operasional sebagai berikut:

1. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa

jauh target dapat tercapai.

2. Penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu satu pintu adalah kegiatan

penyelenggaraan perijinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap

pengajuan sampai ke tahap terbitnya dokumen perijinan dilaksanakan dalam

satu tempat.

3. Pelayanan Publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan tujuan memberikan bantuan atau kemudahan untuk

mencapai tujuan tertentu.


151515

4. IMB merupakan suatu penegakan disiplin tertib membangun, selain

memfungsikan kembali dari segala peraturan yang ada, yang menyangkut

IMB juga penerapan sanksi hukum administratif.

Indikator dari definisi operasional di atas adalah sebagai berikut:

1. Input Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009.

a. Perkembangan penerapan PPTSP,

b. Dasar pembuatan PPTSP,

c. Persiapan aparatur Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perijinan Terpadu,

d. Penyediaan infrastruktur PPTSP,

e. Pembiayaan pembuatan PPTSP.

2. Mengetahui proses produksi Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu

dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun

2009.

a. Sarana teknologi PPTSP,

b. Tingkat kecepatan pelayanan aparatur BPMP,

c. Sosialisasi yang dilakukan,

d. Usaha menarik minat,

e. Pengembangan PPTSP.

3. Mengetahui hasil Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009.

a. Pencapaian hasil,

b. Respon masyarakat terhadap PPTSP,


161616

c. Faktor penghambat.

4. Mengetahui produktivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik Kabupaten Indramayu tahun 2009.

a. Tingkat pendidikan aparatur,

b. Motivasi aparatur,

c. Pelayanan ijin PPTSP dapat meningkatkan dunia usaha,

d. Pelayanan ijin PPTSP dapat meningkatkan pendapatan pemerintah

kota.

Gambar 1.2

Model Kerangka Pemikiran Pelaporan

1.6 Metode Penelitian dalam Pelaporan Kuliah Kerja Lapangan

1.6.1 Metode Penelitian


171717

Penulis dalam melakukan pelaporan KKL ini, menggunakan metode

penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriftif dapat diartikan sebagai berikut:

“Penelitian yang menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,

berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang

menjadi permasalahannya itu, kemudian menarik ke permukaan sebagai

suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu.

Penelitian deskriftip dapat bertipe kualitatif dan kuantitatif sedangkan

yang bertife kualitatif adalah data diungkapkan dalam bentuk kata-kata

atau kalimat serta uraian-uraian” (Bungin,2001:124).

Dengan mencermati definisi-definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan metode

penelitian yang memberikan gambaran dan uraian yang jelas, sistematis, faktual

dan akurat dalam sebuah penelitian serta peneliti merupakan instrumen kunci

dalam sebuah penelitian yang mengutamakan kualitas data, artinya data yang

disajikan dalam bentuk kata atau kalimat (tidak menggunakan analisis statistika).

1.7 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan

Lokasi Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan di Badan Penanaman Modal

dan Perizinan Kabupaten Indramayu, yang beralamatkan di Jl. MT Haryono

No.20 Telp/Fax. (0234) 275718. Waktu pelaksanaan kuliah kerja lapangan ini

adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan lokasi KKL, bulan Mei 2009.

2. Bimbingan usulan laporan KKL, bulan Mei-Juni 2009.

3. Usulan laporan KKL disetujui pembimbing, Juli 2009.


181818

4. Pelaksanaan KKL, bulan Agustus 2009.

5. Bimbingan laporan KKL dengan dosen pembimbing, bulan

November 2009.

6. Pengumpulan laporan KKL, bulan November 2009.


191919

Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan
No Kegiatan Tahun 2009
Mei Jun Jul Agts Sep Okt Nov
1 Pemilihan lokasi KKL
2 Bimbingan usulan laporan
KKL
3 Usulan laporan disetujui
pembimbing
4 Pelaksanaan KKL
5 Bimbingan laporan KKL
dengan dosen pembimbing
6 Pengumpulan laporan KKL

Anda mungkin juga menyukai