Anda di halaman 1dari 9

Kondensor merupakan salah satu peralatan penting dalam sebuah

proses di power plant khususnya pada sistem PLTU. Kondensor ini


parameter kerjanya dipantau berdasarkan memiliki nilai vakum atau
pressure yang dihasilkan[1]. Nilai vakum kondensor ini akan
mempengaruhi bagaimana kinerja steam turbine bekerja. Pengaruh
vakum kondensor pada sistem PLTU ada paling tidak ada dua
hal. Pertama meningkatkan beban turbin uap. Vakum kondensor akan
mempengaruhi tinggi rendah beban yang dihasilkan oleh turbin uap.
Apabila vakum tinggi dengan jumlah energi masuk turbin yang sama
akan di dapat beban yang lebih tinggi. Kedua, meningkatkan effisiensi
pembangkitan. Efisiensi yang dihasilkan akan berhubungan dengan
energi yang dibangkitkan. Semakin tinggi energi yang dibangkitkan
efisiensi juga akan naik.

Sebelum membahas lebih lanjut perlu diketahui beberapa hal mengenai


vakum kondensor pada power plant ( pembangkir listrik ) khususnya
pada PLTU atau PLTGU. Condenser pada power plant berfungsi
mengkondensasikan uap hasil pembuangan ekstraksi turbin menjadi air.
Proses ini dilakukan pada kondisi pressure kondensor di bawah 1 atm (
vakum ). Perlu diketahui bahwa pada system kondensor di power plant
terdapat alat bantu vacuum system ( sistem vakum ) yang biasanya
berupa Liquid Ring Vacuum Pump ataupun Steam Jet Air Ejector. Perlu
diketahui juga bahwasannya vakum kondensor terbentuk oleh proses di
kondensasi steam di kondensor dan bukan oleh peralatan bantu vacuum
system ( vacuum pump atau steam ejector ). Fungsi vacuum pump atau
steam ejector ini adalah mengekstrak atau membuang udara atau gas-
gas lainnya di dalam kondensor dan membuangnya ke atmosfer (
menjaga vakum ). System alat bantu sistem vakum ini juga berfungsi
sebagai pembuat vakum saat start unit turbin uap. Setelah normal
operasi dan terdapat steam yang masuk ke turbin maka proses vakum
kondensor diambil alih oleh proses kondensasi steam menjadi air ( air
kondensat ).

Di PLTGU Grati yang mengoperasikan pembangkit PLTU ini juga


mengalami kenaikan dan penurunan vakum kondensor ini.
Permasalahan vakum kondensor yang rendah ini muncul setiap tahun,
dan ini bisa diprediksi kapan datangnya, akan tetapi mengatasinya yang
sulit dilakukan. Pada bulan Oktober sampai bulan Desember vakum
kondensor cenderung rendah, dan ini akan terjadi lagi pada bulan Maret
sampai dengan bulan April. Pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan penurunan nilai vakum kondensor, sebagian bisa diatasi
dan sebagian lainnya sulit di atasi. Adapun yang sulit di atasi ini karena
berkaitan dengan faktor alam.

Diantara beberapa hal yang menyebabkan penurunan vakum kondensor


ini adalah sebagai berikut :

Cooling Water System


Sistem air pendingin dalam sistem PLTU memegang peranan penting
dalam proses kondensasi steam menjadi condensate water. Vakum
condensor ini sebenarnya terbentuk karena
perbedaan density antara steam dan condensate water. Hal ini terjadi
karena adanya proses kondensasi yang terjadi di kondensor. Sehingga
semakin cepat suatu kondensor ini melakukan proses kondensasi
merubah steampembuangan dari Low Pressure
Turbine menjadi condensate water ( air kondesat ) maka tingkat vakum
kondensor akan semakin tinggi[2].

Gambar Proses kondensasi di kondensor

Sumber : Troubleshooting steam surface condensers; Progressive


Thermal Engineering

Ada dua parameter cooling water yang dapat mempengaruhi proses


kondensasi atau tinggi rendahnya vakum kondensor, yaitu
Cooling water flow rate
Sebagai dasar pembahasan kita lihat prinsip perpindahan panas, dimana
terdapat persamaan energy balance. Hal ini karena pada kondensor
terjadi perpindahan panas antara steam dan air sehingga menyebabkan
steam mengalami perubahan fase. Adapun persamaan tersebut adalah
Q = MCW Cp ΔT
Dimana MCW adalah jumlah cooling water flow rate yang masuk ke
kondensor. Dengan asumsi Cp air laut tetap maka ΔT akan berubah
mengikuti perubahan perubahan flow rate sea water ( cooling water ).
Ketika flow cooling water rate besar ( MCW ) maka akan menyebabkan
penurunan selisih temperature cooling water inlet dan outlet kondensor
( ΔT ). Semakin tinggi temperature outlet cooling water maka vakum
kondensor akan semakin rendah[3]. Dalam pengaturan flow cooling
water kondensor ini, pengaturan dilakukan dengan mengatur
pembukaan motor valve outlet kondensor. Pengaturan ini akan
berdampak pada perubahan pressure inlet dan outlet kondensor,
kecepatan aliran cooling water pada tube kondensor, dan cooling water
flow rate ke kondensor. Berikut kami sajikan grafik perbandingan
cooling water flow rate dan pressure kondensor

Pressure
Condenser Vs Cooling Water Flow Rate

Sumber : International Journal Of Engineering Research & Technology


Terlihat pada grafik perbandingan cooling water flow rate dan pressure
kondensor, terlihat bahwa semakin besar flow rate cooling water
menyebabkan pressure kondensor semakin rendah ( kondensor
semakin vakum ), hal ini dikarenakan proses kondensasi akan
berlangsung lebih cepat.
Cooling water temperature

Temperature cooling water ( sea water ) juga akan mempengaruhi


pressure kondensor ( vakum kondensor). Akan tetapi temperature
cooling water ini kita tidak memiliki kemampuan untuk mengaturnya.
Temperature cooling water ini akan berubah bergantung iklim dan lokasi
dimana sebuah pembangkit itu berada. Temperature cooling water juga
sangat berpengaruh terhadap pressure atau vakum kondensor, dan
pengaruhnya ini sangat signifikan.

Sebagaimana flow cooling water, temperature cooling water ini akan


berpengaruh pada kecepatan suatu steam berkondensasi. Semakin
rendah temperature, steam exhaust LP Turbine akan lebih cepat
terkondesasi sehingga pressure kondenor akan rendah ( vakum tinggi ).
Berikut grafik pengaruh temperature cooling water terhadap pressure
kondensor ( dari sebuah journal international )
Perbandingan
Pressure Kondensor dan Temperature Cooling Water

Sumber : Combine Cycle Gas and Steam Power Plant; Rohf Kehlhofer

Dari grafik dapat kita lihat bahwasannya perbedaan temperature cooling


water ( dengan perbandingan flow rate steam exhaust LP turbine dan
flow rate cooling water konstan ) sangat signifikan terhadap perubahan
vakum kondensor ( pressure kondensor ).

Inilah yang terjadi di PLTGU Grati, yaitu pada waktu-waktu ( bulan


tertentu ) pressure kondensor cenderung tinggi ( vakum rendah ). Hal ini
akan berimbas pada efisiensi dan beban steam turbine yang dihasilkan.
Berikut adalah variasi temperature cooling water masuk ke kondensor
pada tahun 2013
Grafik
temperature air laut bulanan selama 2013

Grafik di atas merupakan grafik temperature cooling water inlet ( sea


water ) yang masuk ke kondensor. Apabila kita lihat bahwa temperature
cooling water ( air laut ) pada bulan Oktober s.d Desember dan pada
mulai pertengahan akhir bulan Februari sampai pada bulan April
pertengahan Mei akan mengalami kenaikan dan pada akhir Mei akan
mengalami penurunan sampai bulan Agustus dan September. Ini
gambaran profil temperature sea water pada tahun 2013, akan tetapi
aktual setiap tahun akan berubah tergantung pada iklim wilayah
tersebut, walupun tren setiap bulannya hampir sama. Sehingga apabila
melihat grafik di atas maka vakum kondensor akan bagus dan tinggi
pada bulan agustus dan September dan akan turun pada range Oktober
s.d Desember serta pada bulan Mei.
Non Condensable Gasses in Condensor

Adanya Non Condensable Gasses ( gas-gas yang tidak dapat


terkondensasi ) dapat menyebabkan penurunan tingkat kevakuman. Non
Condensable gasses ini bisa merupakan gasses dari luar yang masuk ke
kondensor ( air lekage ), hal ini karena kondesor di desain memiliki
tekanan di bawah atmosfer maka akan mungkin ada udara dari luar akan
masuk ke kondensor. Selain itu penyebab dari non condensable gasses
ini juga berasal dari gas-gas yang mengalami leakage pada sistem PLTU
atau PLTGU yang terbawa oleh steam ke kondensor ( air in steam ) atau
juga dari penguraian ( water ) air menjadi gas oksigen dan gas hidrogen.
Sehingga gas-gas yang tidak dapat terkondensasi tersebut harus
dikeluarkan dari kondensor.

Kenapa Gas-gas yang tidak dapat terkondensasi tersebut harus


dikeluarkan atau dibuang dari kondensor.

– Gas-gas tersebut akan menyebabkan kenaikan pressure


kondensor, dan kenaikan pressure ini akan menyebabkan penurunan
daya mampu yang dihasilkan oleh turbin uap dan menurunakan efiensi
pengoperasian turbin uap. Adapun beberapa tempat yang dapat menjadi
sumber gas leakage sebagian seperti pada gambar di bawah.

Air Leakage
Points

Sumber : International Journal Of Engineering Research & Technology

– Gas-gas tersebut akan menyelimuti permukaan luar tube-tube


kondensor, hal ini akan menyebabkan berkurangnya kecepatan transfer
panas antara uap ( steam ) dengan cooling water ( sea water). Sehingga
ketika kecepatan transfer panas berkurang hal ini akan menyebabkan
peningkatan pressure kondensor.
Effect Of
Air In Steam Space

Sumber : International Journal Of Engineering Research & Technology

– Korosif pada line-line kondensat, hal ini karena adanya


kandungan gas oksigen dalam kondensor. Sehingga untuk
mempertahankan usia peralatan maka oksigen tersebut harus dibuang.

Salah satu alat yang digunakan sebagai alat bantu untuk menghilangkan
non condensable gasses ini adalah Air Removal Equipment
seperti Steam Jet Air Ejector ( SJAE ) atau Liquid Ring Vacuum Pump.
Steam Jet Air Ejector ini menggunakan steam ( uap ) tekanan tinggi
untuk mengeluarkan gas-gas yang tidak terkondensasi tersebut dari
dalam kondensor sebagaimana jet pump. Adapun Liquid Ring Vacuum
Pump sebagaimana yang digunakan di PLTGU Grati menggunakan air (
water ) untuk menekan dan menangkap gas-gas yang tidak
terkondensasi dan mengelurkannya ke atmosfer. Secara Garis besar
kerja dari Air Removal Equipment ini harus dapat bekerja dalam dua
mode yaitu Hogging dan Holding. Kinerja Air Removal Equipment (
Vacuum Equipment ) juga menentukan proses holding pada vakum
kondensor, hal ini karena apabila kinerja Air removal Equipment rendah
maka aka nada sebagian non condensable gasses yang tidak terbuang
ke atmosfer dan ini akan mempengaruhi tingkat kevakuman kondensor.

Anda mungkin juga menyukai