gizi baik sebanyak 40 balita atau 46.5%. Pada penelitian ini data untuk status gizi diambil
dari rekam medik dengan indeks yang digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U)
kemudian data diolah dengan cara menghitung nilai Z-score kemudian diklasifikasikan sesuai
nilai Z-score. Status gizi baik merupakan faktor protektif terhadap penyakit infeksi seperti
diare karena status gizi berperan dalam pembentukan imunitas.27,28 Status gizi memberikan
gambaran keadaan keseimbangan konsumsi dengan penyerapan gizi dan penggunaan gizi.
Kecukupan gizi akan mempengaruhi ketahanan fisik seseorang untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat. Zat gizi bersumber dari makanan terdiri dari zat gizi makro
(karbohidrat, lemak, protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) zat gizi tersebut
memiliki peran dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh.27,29 Jika sistem kekebalan
melemah, kemampuan untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga patogen, termasuk
virus dan bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam tubuh.6 Status gizi yang buruk dapat
meningkatkan risiko infeksi. Pada penelitian Retno Dewi (2010) menunjukan bahwa efek
merugikan dari infeksi pada pertumbuhan dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
memperbaiki gizi.27
paling banyak diderita oleh pasien balita diare akut yaitu sebanyak 59 balita atau 68.6%. Hal
ini sesuai dengan penelitian Palupi (2012) yang melaporkan bahwa kejadian dehidrasi ringan-
sedang lebih sering terjadi pada balita.12 Balita diare yang mengalami dehidrasi ringan akan
kehilangan cairan 5-10% dari berat badan. Selain itu balita juga menjadi gelisah dan rewel,
matanya menjadi cekung, dan turgor kulit balita menurun.1 Pada balita yang menderita diare
pemberian asupan gizi sangat diperlukan agar anak tetap kuat dan bertumbuh serta mencegah
terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan derajat dehidrasi pasien rawat
inap anak balita diare akut di Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung pada tahun 2017 (p = 0.242 > α
= 0,05). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Albert Setiawan (2015) dengan uji
korelasi spearman menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara derajat dehidrasi
dengan status gizi balita diare akut (p = 0,023).30 Penelitian yang dilakukan oleh Arum Ayu
Kartika (2015) berdasarkan hasil uji statistik spearman dengan tingkat signifikasi (α = 0,05)
diperoleh hasil (p = 0,03) menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan derajat
dehidrasi pada balita diare.31 Perbedaan hasil pada penelitian ini kemungkinan disebabkan
personal hygiene dengan kejadian diare pada balita. Kebiasaan yang berhubungan dengan
kebersihan perorangan yang penting dalam penularan diare adalah mencuci tangan.34
Mencuci tangan dapat menghindarkan dari infeksi virus dan bakteri yang menempel di tangan
dan masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Kebiasaan mencuci tangan dengan baik dan
benar dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%.34 Selain itu faktor lain yang
mempengaruhi kejadian diare dan derajat dehidrasi pada balita yaitu infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, virus atau parasit, dari ketiga penyebab infeksi tersebut, diare karena virus
paling sering menginfeksi pada balita. Penelitian Widyaningsing (2012) menyebutkan virus
yang menyebabkan diare pada balita secara selektif menginfeksi dan menghancurkan sel-sel
ujung villus pada usus halus, sel yang rusak akan digantikan oleh crypt yang imatur, hal ini
dapat menurunkan kapasitas absorpsi usus halus sehingga tidak mampu untuk menyerap
cairan dan elektrolit akibatnya terjadi diare cair dengan volume besar.32 Sedangkan pada
diare akibat bakteri dan parasit memiliki mekanisme invasi di kolon diikuti oleh respon
inflamasi dan kerusakan sel epitel mukosa usus yang menyebabkan produksi mukus dan
darah. kolon memiliki konsentrasi cairan lebih rendah dibandingkan dengan usus halus oleh
karena itu infeksi bakteri tidak akan menghasilkan banyak tinja berair melainkan manifestasi
sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. Sehingga kecil kemungkinan
terjadi dehidrasi.15,32
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Frisca Dewi
Yunadi mengenai Hubungan Usia Dan Status Gizi dengan Derajat Dehidrasi Diare pada
Balita RSUD Cilacap tahun 2016. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat
hubungan antara status gizi dengan derajat dehidrasi (p=0,341 > α = 0,05).6 Penelitian yang
dilakukan oleh Rosari A dkk tahun 2013 di Kota Padang juga menyimpulkan tidak terdapat
hubungan bermakna antara diare dan status gizi pada balita (p = 0,742).9