Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 1

Aida Rani Alhari


Barkah Rahim
Cholid Hamdani
Erna Muliana
M. Fajar Atma Dinataa
Riski Debbi Ariani

Dalam roleplay ini pasien datang bersama keluarganya ke apotek Farma untuk
menebus resep dari dokter. Pasien masuk dan mengucapkan salam lalu dibalas oleh apoteker.
Selanjutnya apoteker dengan menggunakan jas apotekernya memperkenalkan diri dan
menawarkan bantuan. Hal-hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan
pasien kepada apoteker. Selain itu ketika apoteker melakukan sesi wawancara, apoteker
berbicara dengan bahasa yang santun, jelas, dan mudah dipahami oleh pasien maupun
keluarga pasien yang mendampingi. Wawancara merupakan suatu komponen yang penting
dalam proses manajemen terapi penyakit, sebagai bahan untuk pengambilan keputusan
alternatif asuhan kefarmasian sehingga dapat memperkuat kualitas terapi dan penggunaan
obat menjadi lebih efektif dan efisien.

Diawali dengan pertanyaan terkait gejala yang dirasakan pasien dan mencocokkannya
dengan resep yang dituliskan. Selanjutnya apoteker mempersiapkan obat-obat yang
diresepkan. Setelah obat disiapkan, apoteker memulai wawancara dengan memperhatikan 2
kompenen yaitu menjadi pendengar yang baik ketika pasien menjelaskan permasalahannya
dan memberikan pertanyaan yang menggali informasi seperti riwayat pengobatan dan riwayat
soaial pasien. Setelah proses wawancara dilakukan, pasien diberikan konseling terkait obat-
obat yang akan diberikan. Proses konseling diawali dengan pertanyaan Three Prime
Questions dengan menanyakan:
 Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat Anda ?
 Bagaimana penjelasan dokter mengenai cara pakai obat Anda?
 Bagaimana penjelasan dokter mengenai harapan setelah minum obat ini?
Dalam kasusu ini pasien tidak mendapatkan penjeasan apapun terkait obat yang diresepkan
sehingga penjelasan terkait obat sepenuhnya dijelaskan oleh Apoteker.

Dari wawancara diketahui pasien pernah jatuh dan sedang mengkonsumsi obat asam
mefenamat karena nyeri yang dirasakan masih terasa hingga saat ini. Maka apoteker
menjelaskan bahwa penggunaan asam mefenamat harus dihentikan karena pasien dalam
keadaan Acute Kideney Injury yang dapat memperparah keadaan tersebut. Selain itu
apoteker juga telah menjelaskan bahwa dokter telah meresepkan terapi alternatif untuk
mengatasi nyeri tersebut tanpa mempengaruhi ginjal. Dokter meresepkan Capcaisin yang
dioleskan 3xsehari dibagian yang nyeri. Penggunaannya dilakukan hingga nyeri hilang.
Selain itu berdasarkan riwayat sosial passien yang menyukai makanan manis dan pedas
apoketer menyarankan untuk menghentikannya karena dapat meningkatkan kadar gula
darah dan lambung pasien.

Ada beberapa kriteria pasien yang dikonseling diantaranya; pasien dengan penyakit
khusus seperti diabetes, jantung, ginjal, hipertensi, asma, dll.; pasien dengan obat tertentu
seperti insulin, antibiotik dan obat-obat dengan indeks terapi sempit. Konseling dilakukan
dengan tujuan untuk berbagi informasi tentang penyakit dan pengobatannya, dan untuk
meningkatkan kepatuhan pasien. Dikasus ini pasien diresepkan insulin Levemir untuk
pertama kalinya sehingga penjelasan terkait penggunaan insulin perlu dijelaskan. Penjelasan
tersebut diantara:
• Keluarkan insulin pen dari dalam lemari pendingin, setidaknya 30 menit sebelum
penyuntikan.
• Cuci tangan hingga bersih.
• Lepaskan penutup insulin pen, kemudian pasang jarum pada ujung insulin pen.
• Lepaskan penutup jarum, dan keluarkan udara dari insulin pen dengan mengetuk tabung
insulin pen hingga udara berkumpul di atas, lalu tekan tombol suntik yang terdapat di
ujung insulin pen.
• Setel dosis sesuai anjuran dokter, bersihkan area kulit dengan tisu alkohol.
• Cubit bagian yang akan disuntik kemudian suntikkan insulin tegak lurus (90ᵒ), tekan
tombol injeksi sampai 0. Biarkan jarum di tempat 5-10 detik, kemudian tarik jarum dari
kulit.
Adapun bagian tubuh yang dapat disuntikkan yaitu bagian tubuh yang berlemak, seperti
perut, paha atas, bagian belakang lengan atas, serta pantat. Penjelasan terkait tempat
penyuntikan insulin yang harus bergilir, tidak pada satu tempat saja dengan metode searah
jarum jam. Apoteker juga menjelaskan waktu penggunaan insulin levemir di malam hari
dengan dosis 16 Unit yang telah disesuaikan dengan berat badan pasien.

Selain itu pasien juga diresepkan Lasix yang diminum 1xsehari sebelum makan pada
pai hari untuk mengatasi udem. Apoteker menjelaskan bahwa setelah penggunaan lasix,
pasien akan sering buang air kecil. Oleh sebab itu lasix diminum pagi hari sehingga tidak
mengganggu kualitas tidur pasien yang jika diminum pada malam hari. Antibiotik
ciprofloksasin juga diresepkan untuk mengatasi Infeksi Saluran Kemih sehingga perlu
dikonselingkan terkait kepatuhan penggunaan AB yang harus dihabiskan. Ciprofloksasin
diminum 2xsehari setelah makan. Dalam roleplay ini juga keluarga pasien ikut dilibatkan
untuk mengingatkan pasien dalam meggunakan AB.

Apoteker menanyakan kembali kepada pasien terkait dengan terapi yang diberikan
untuk memastikan pemahaman pasien maka apoteker meminta pasien untuk mengulang
penjelasan apoteker terkait terapi yang diberikan hal ini dilakukan agar koreksi misinformasi,
tekankan kembali hal-hal penting dan tambahkan kekurangan informasi. Kemudian tanyakan
kepada pasien apabila ada hal-hal yang ingin ditanyakan. Jika tidak ada yang ingin
ditanyakan maka proses konseling selesai dan beri salam hangat kepada pasien serta berikan
kata-kata penyemangat agar pasien lekas sembuh.

Anda mungkin juga menyukai