Anda di halaman 1dari 10

BAB XII

ANALISA SAMPAH

12.1. Prinsip Kerja


12.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis
sampah secara fisik dan kimiawi yang terkandung dalam sampel sampah.

12.3. Tinjauan Pustaka


Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,
2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang
berbentuk padat.Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan,
sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,
atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi
dengan sendirinya.
Di Indonesia sendiri sampah telah menjadi permasalahan yang tak kunjung
selesai.Pemerintah sudah berupaya seoptimal mungkin dalam upaya menyelesaikan
tentang permasalahan sampah khususnya yang berada di Indonesia. Pemerintah
juga sudah mengeluarkan peraturan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008
tentang pengolahan sampah dan larangan larangan bagi setiap orang untuk
memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
mengimpor sampah, mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun,
mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan,
membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan,
melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan
akhir serta membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah (Amri. S, 2008).
Tetapi masyarakat seolah-olah tidak peduli akan undang-undang ini
meskipun ada larangan “dilarang membuang sampah sembarangan” mereka
(masyarakat) tidak memperdulikan larangan tersebut dan hanya dipandang sebelah
mata. Bahkan mereka seakan tidak takut akan bahaya yang akan ditimbulkan dari
pembuangan sampah secara sembarangan dan mereka hanya bisa menuntut
pemerintah jika masalah sudah terjadi seperti banjir, Pencemaran air, Gangguan
Estetika bau menyengat yang ditimbulkan dari sampah,dll.
Sampah ialah semua jenis benda atau barang bangunan/kotoran manusia,
hewan atau tumbuh-tumbuhan atau yang berasal dari aktivitas kehidupan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang dapat menimbulkan dan atau
mengakibatkan pengotoran terhadap air, tanah dan udara sehingga dapat
menimbulkan pengrusakan lingkungan hidup manusia (R. Soemandi, 2008).

12.4. Alat dan Bahan


12.4.1. Alat
1. Timbangan biasa
2. Timbangan analitik
3. Cawan porselen 50 ml
4. Oven
5. Furnace
6. Desikator
7. Nampan
8. Kotak densitas
9. Trash bag
12.4.2. Bahan
1. Sampel sampah pasar Klampis

12.5. Skema Kerja


12.5.1. Skema Kerja Analisa Densitas Sampah
Mengambil sampel sampah di Pasar Klampis


Menimbang sampel sampah total

Menimbang kotak densitas

Memasukkan sampel sampah campuran pada
kotak densitas
12.6. ↓

Mengetuk kotak densitas sebanyak 3x

Menghitung volume sampel sampah


Menimbang sampel sampah yang ada pada
kotak densitas

Melakukan analisa dan perhitungan
Gambar 12.1 Skema Kerja Analisa Densitas Sampah

12.5.2. Skema Kerja Analisa Komposisi Sampah


Mengambil sampel sampah di Pasar Klampis
sebanyak 17,89 kg

Memilih sampah berdasarkan jenisnya

Menimbang sampah sesuai jenisnya


Melakukan analisa dan perhitungan
Gambar 12.2 Skema Kerja Analisa Komposisi Sampah
12.5.3. Skema Kerja Kadar Air Sampah

Mengambil sampel sampah yang mewakili


12.5.4.
semua jenis sampah

Mengambil sampel sampah organik dengan
12.5.5.
berat dengan berat 560 gr untuk dimasukkan
12.5.6.
ke loyang

Memasukkan sampel sampah ke dalam oven
dengan suhu 110o C selama 24 jam


Menimbang sampel sampah setelah dioven

Melakukan analisa dan perhitungan
12.5.7.
Gambar 12. 3 Skema Kerja Analisa Kadar Air Sampah
12.5.4. Skema Kerja Kadar Volatile dan Kadar Abu
Memanaskan cawan porselen dengan furnace
550o C selama 1 jam

Memasukkan cawan porselen ke dalam oven
105o C
13.selama 15 menit

Mengeluarkan cawan porselen dari dalam oven

Menimbang cawan porselen dengan timbangan
analitik

Memasukkan sampah yang sudah kering ke
dalam cawan porelen hingga penuh

Menimbang cawan porselen yang berisi
sampah dengan timbngan analitik

Memasukkan cawan porselen yang berisikan
sampah ke dalam furnace 550o C selama 1 jam

Mengeluarkan cawan porselen dari dalam
furnace

Menimbang cawan porselen dengan timbangan
analitik

Melakukan analisa dan perhitungan

Gambar 12.4 Skema Kerja Analisa Dan Abu Volatile

12.7. Hasil Pengamatan dan Analisa Pembahasan


12.6.1. Hasil pengamatan
12.6.2. Analisa Perhitungan
a. Analisa Densitas Sampah
Dari hasil pengukuran, didapat hasil data dan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Diketahui:
 Berat sampah = 6,5 kg
 Volume sampah = 26,13 L

Ditanya:

 Densitas Sampah =?

Jawab:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
 Densitas Sampah = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
6,5 𝑘𝑔
= 26,13 𝐿

= 0,248 kg/L
Dari perhitungan densitas sampah pada sampel sampah pasar Klampis,
didapat hasil sebesar 0,248 kg.
b. Analisa Komposisi Samapah
Dari hasil pengukuran, didapat hasil data dan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Diketahui:
 Berat total sampah = 17,87 kg
 Berat sampah kertas = 0,22 kg
 Berat sampah karet = 0,06 kg
 Berat sampah organic = 16,08 kg
 Berat sampah plastic = 1,235kg
 Berat sampah logam = 0,275 kg
Ditanya:
 Komposisi Sampah =?

Jawab:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
 Jenis sampah (%) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ x 100%
0,22
 Sampah kertas = 17,87 x 100 %

= 1,23 %
0,06
 Sampah karet = 17,87 x 100 %

= 0,34 %
16,08
 Sampah organik = 17,87 x 100 t%

= 89,98 %
1,235
 Sampah plastik = 17,87 x 100 %

= 6,92 %
0,275
 Sampah logam = 17,87 x 100 %

=1,53 %
Dari perhitungan komposisi sampah pada sampel sampah pasar
Klampis, didapat hasil sebagai berikut :
No. Jenis Sampah Presentase (%)
1. Sampah Kertas 1,23
2. Sampah Karet 0,34
3. Sampah Organik 89,98
4. Sampah Plastik 6,92
5. Sampah Logam 1,53

c. Analisa Kadar Air Sampah


Dari hasil pengukuran, didapat hasil data dan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Diketahui:
 Berat cawan + sampah sebelum dioven 105o C (a) = 560 gr
 Berat cawan + sampah sesudah dioven 105o C (b) = 220 gr
Ditanya :
 Kadar Air =?
Jawab :
𝑎 −𝑏
 Kadar air (%) = x 100 %
𝑎
560 −220
= x 100 %
560
340
= 560 x 100 %

= 60,71 %
Dari perhitungankadar air sampah pada sampel sampah pasar Klampis,
didapat hasil sebesar 60,71 %
d. Analisa Kadar Abu dan Volatile Sampah
Dari hasil pengukuran, didapat hasil data dan dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Diketahui :
 a = 38,18 gr
 b = 36,04 gr
 c = 42,01 gr

Ditanya :

 Kadar Abu = ?
 Kadar Volatile = ?
Jawab :
𝑎 −𝑏
 Kadar abu (%) = x 100 %
𝑐
38,18 −36,04
= x 100 %
42,01
2,08
= 42,01 x 100 %

= 4,95 %
𝑐 − (𝑎 −𝑏)
 Kadar volatile = x 100 %
𝑐
42,01 −(38,18 −36,04)
= x 100 %
42,01
39,87
= 42,01 x 100 %

= 94,88 %
Dari perhitungan kadar abu dan kadar volatile sampah pada sampel
sampah pasar Klampis, didapat hasil masing-masing sebesar 4,95% dan
94, 88%.

12.6.3. Pembahasan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mengetahui
jenis-jenis sampah secara fisik dan kimiawi yang terkandung dalam sampel
sampah. Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung
dari kondisi yang dianut oleh kebijakan negara setempat. Penggolongan ini
dapat didasarkan atas sumber sampah, komposisi, bentuk, lokasi, proses
terjadinya, sifat dan jenisnya. Penggolongan ini sangat penting dalam
penentuan penanganan dan pemanfaatan sampah.
Berat jenis sampah merupakan perbandingan antara massa suatu jenis
sampah dengan jumlah volume, ukuran ini dipakai bila pemakaian ukuran
belum dapat terpenuhi untuk itu memang di perlukan suatu penelitian dulu
berat jenis sampah untuk volume sampah tertentu. Pengukuran berat jenis
sampah bertujuan untuk menetahui volume dari sampah, sehingga lebih
mudah dalam perencanaan penampungan atau alat angkut sampah.
Pengukuran densitas dilakukan dengan mengambil sejumlah sampah
yang dapat mewakili seluruh volume sampah, kemudian sampah ditampung
dengan bak yang memiliki volum 26,13 L. Perhitungan dilakukan dengan
membandingkan berat sejumlah sampah yang diambil dengan volume bak
penampung.
Hasil pengukuran densitas sampah pada sampel sampah pasar
Klampis adalah sebesar 0,248 kg/L. Dari nilai densitas tersebut, sampah
didominasi sampah organik seperti sayuran dan buah-buahan yang memiliki
kandungan air tinggi, sehingga nilai densitas dari keseluruhan sampah juga
cukup tinggi. Perhitungan juga harus dilakukan pada waktu yang tepat,
karena jika terlalu lama sampah akan mengalami pembusukan dan membuat
berat sampah menurun, akibatnya memngaruhi pada hasil perhitungan
densitas.
Densitas dari sampel lain memiliki hasil perhitungan yang berbeda-
beda. Berikut adalah data perhitungan densitas:
No. Kelompok Densitas Lokasi Sampel
1. Kel. 1 0,0542
2. Kel. 2 0,2345
3. Kel. 3
4. Kel. 4
5. Kel. 5 0,248
6. Kel. 6

Terlihat terdapat beberpa perbedaan nilai densitas pada setiap sampel.


Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis dan komposisi sampah sehingga
memiliki berat yang berbeda pada saat dilakukan penimbangan. Hasil
penimbangan tersebut yang digunakan sebagai perhitungan densitas.
Contohnya seperti sampah pada kampus yang jenisnya didominasi oleh
sampah kertas, maka memiliki berat yang lebih ringan dibanding dengan
sampah pasar yang jenisya didominasi oleh sampah organic. Sehingga
densitas sampah organic lebih besar dibanding sampah kampus.
Komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa
makanan. Kertas, koran, karbon, kayu, kain tekstil, karet kulit, plastik,
logam besi, non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah pasir batu dan
keramik, atau komposisi sampah segala unsur-unsur tergabung dalam suatu
sampah). Pengkuruan komposisi sampah bertujuan untuk mengetahui
komposisi yang terdapat dalam sampah, sehinga dapat dilakukan cukup
dengan pemilahan saja berdasarkan dengan kriteria tertentu. Presentase
analisa sampah tersaji dalam tabel berikut:
No. Jenis Sampah Presentase (%)
1. Sampah Kertas 1,23
2. Sampah Karet 0,34
3. Sampah Organik 89,98
4. Sampah Plastik 6,92
5. Sampah Logam 1,53
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kompoisi sampah didominasi
oelh jenis sampah organic yang terdiri atas sayuran dan buah-buahan. Pada
umumnya sampah pasar didominasi oleh sampah organic karena memang
mayoritas pedagan di pasar adalah pedagang sayuran dan buah-buahan.
No.
Jenis Sampah

1.
Sampah Kertas

2.
Sampah Karet

3. Sampah
Organik
4.
Sampah Plastik

5.
Sampah Logam

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum
teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering
dapat lebih dari 100 persen. (Syarif dan Halid, 1993).
Tabrani (1997), menyatakan bahwa kadar air merupakan pemegang.
peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat
tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan
makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi,
enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses
tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas
yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut. Kadar air suatu
bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah,
Pengukuran kadar air dilakukan membandingkan berat sampel
sampah awal dengan berat setelah penghilangan kadar air. Penghilangan
kadar air dilakukan dengan cara memanaskan sampel sampah pada oven
dengan suhu 110oC selama 24 jam. Setelah itu dilakukan penimbangan
untuk dibandingan dengan berat awal sebelum dipanaskan.
Hasil perhitungan kadar air pada sampel sampah pasar Klampis adalah
60,71%. Nilai tersebut cukup besar mengingat komposisi sampah
didominasi sampah organic yang memiliki kadar air yang tinggi.
Pengukuran harus dilakukan sebelum sampah mengalami pembusukan,
karena pembusukan mengakibatkan turunnya kadar air sehingga akan
memengaruhi perhitungan.

Kadar volatil sampah adalah jumlah zat uap yang terrkandung dalam
suatu sampah kering yang mengalami pemanasan dan sisanya disebut kadar
abu.
12.8. Kesimpulan
12.9. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai