No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Angina pektoris merupakan suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri
dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada
yang sering menjalar ke lengan kiri.
4. Referensi Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
e. Pemberian terapi:
1. Modifikasi gaya hidup:
1.1. Mengontrol emosi dan mengurangi kerja yang berat
dimana membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya
1.2. Mengurangi konsumsi makanan berlemak
1.3. Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
1.4. Menjaga berat badan ideal
1.5. Mengatur pola makan
1.6. Melakukan olah raga ringan secara teratur
1.7. Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan
pengobatan diabetes secara teratur
1.8. Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid
1.9. Mengontrol tekanan darah.
2. Terapi farmakologi:
2.1. Nitrat dikombinasikan dengan β-blocker atau Calcium
Channel Blocker (CCB) non dihidropiridin yang tidak
meningkatkan heart rate (misalnya diltiazem). Pemberian
dosis pada serangan akut:
2.1.1. Nitrat 10 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan
10 mg per oral sampai mendapat pelayanan rawat
lanjutan di pelayanan sekunder
2.1.2. Beta blocker: bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam
2.1.3. Calcium Channel Blocker (CCB)
Dipakai bila beta blocker merupakan
kontraindikasi: Diltiazem 30 mg ( 3-4 kali sehari)
2.2. Antipletelet:
Aspirin 160-320 mg sekali minum pada akut.
2.3. Oksigen dimulai 2 L/menit
g. Kriteria rujukan
Dilakukan rujukan ke layanan sekunder (spesialis jantung/spesialis
penyakit dalam) untuk tata laksana lebih lanjut
6. Diagram Alir Mulai
Pemeriksaan ECG
Terapi farmakologi:
a. Nitrat dikombinasikan dengan β-blocker atau Calcium Channel Blocker
(CCB) yang tidak meningkatkan heart rate (misalnya diltiazem).
Pemberian dosis pada serangan akut :
1. Nitrat 10 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 10 mg per oral
sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di pelayanan
sekunder.
2. Beta blocker:
Bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam.
3. Calcium Channel Blocker (CCB)
Dipakai bila Beta Blocker merupakan kontraindikasi.
• Diltiazem 30 mg ( 3-4 kali sehari)
b. Antipletelet:
Aspirin 160-320 mg sekali minum pada akut.
c. Oksigen dimulai 2l/menit
tidak
Membaik Rujuk RS
Ya
Form informed
KIE consent
Form Rujukan
selesai
8. Rekaman Historis