Anda di halaman 1dari 3

ANGINA PEKTORIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

PUSKESMAS Dr. HERMANSYAH, MM


BALONG NIP.19681004200212 1 004

1. Pengertian Angina pektoris merupakan suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri
dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada
yang sering menjalar ke lengan kiri.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penyakit angina pektoris di


Puskesmas Balong.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Balong Nomor : 188.4/ /405.09.20/SK/2015


tentang.............

4. Referensi Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

5. Prosedur/ a. Anamnesa keluhan pasien


Langkah- b. Mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
Langkah c. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi:
tekanan darah, nadi , pernafasan. Pemeriksaan kepala/leher, dada,
perut , dan ekstrimitas
d. Pemeriksaan khusus: ECG

e. Pemberian terapi:
1. Modifikasi gaya hidup:
1.1. Mengontrol emosi dan mengurangi kerja yang berat
dimana membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya
1.2. Mengurangi konsumsi makanan berlemak
1.3. Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
1.4. Menjaga berat badan ideal
1.5. Mengatur pola makan
1.6. Melakukan olah raga ringan secara teratur
1.7. Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan
pengobatan diabetes secara teratur
1.8. Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid
1.9. Mengontrol tekanan darah.

2. Terapi farmakologi:
2.1. Nitrat dikombinasikan dengan β-blocker atau Calcium
Channel Blocker (CCB) non dihidropiridin yang tidak
meningkatkan heart rate (misalnya diltiazem). Pemberian
dosis pada serangan akut:
2.1.1. Nitrat 10 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan
10 mg per oral sampai mendapat pelayanan rawat
lanjutan di pelayanan sekunder
2.1.2. Beta blocker: bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam
2.1.3. Calcium Channel Blocker (CCB)
Dipakai bila beta blocker merupakan
kontraindikasi: Diltiazem 30 mg ( 3-4 kali sehari)
2.2. Antipletelet:
Aspirin 160-320 mg sekali minum pada akut.
2.3. Oksigen dimulai 2 L/menit

f. Konseling dan Edukasi


1. Mengontrol emosi, mengurangi kerja yang berat di mana
membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya.
2. Melakukan pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi
makanan berlemak, menghentikan konsumsi rokok dan alkohol,
menjaga berat badan ideal, mengatur pola makan, melakukan
olah raga ringan secara teratur.

g. Kriteria rujukan
Dilakukan rujukan ke layanan sekunder (spesialis jantung/spesialis
penyakit dalam) untuk tata laksana lebih lanjut
6. Diagram Alir Mulai

Anamnesa pemeriksaan fisik


Kartu status

Pemeriksaan ECG

Penegakan diagnosis: Angina Pektoris

Terapi farmakologi:
a. Nitrat dikombinasikan dengan β-blocker atau Calcium Channel Blocker
(CCB) yang tidak meningkatkan heart rate (misalnya diltiazem).
Pemberian dosis pada serangan akut :
1. Nitrat 10 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 10 mg per oral
sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di pelayanan
sekunder.
2. Beta blocker:
Bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam.
3. Calcium Channel Blocker (CCB)
Dipakai bila Beta Blocker merupakan kontraindikasi.
• Diltiazem 30 mg ( 3-4 kali sehari)
b. Antipletelet:
Aspirin 160-320 mg sekali minum pada akut.
c. Oksigen dimulai 2l/menit

tidak
Membaik Rujuk RS

Ya
Form informed
KIE consent

Resep Apotek Lembar observasi


pasien rujukan

Form Rujukan
selesai

7. Unit Terkait a. Loket


b. Unit layanan IGD
c. Unit layanan poli umum
d. Apotek

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal

Anda mungkin juga menyukai