PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi Islam saat ini secara terus menerus mengalami kemajuan yang
sangat pesat, baik di panggung internasional maupun di Indonesia. Perkembangan tersebut
meliputi kajian akademis di Perguruan Tinggi maupun secara praktik operasioanl seperti
yang terjadi di lembaga- lembaga perekonomian Islam seperti Perbankan Syariah, Asuransi
Syariah, Pasar Modal Syariah, Reksadana Syariah, Obligasi Syariah, Leasing Syariah, Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah, Baitul Mal wat Tamwil, Koperasi Syariah, Pegadaian Syariah,
Dana Pensiun Syariah, lembaga keuangan publik Islam seperti Lembaga Pengelola Zakat dan
Lembaga Pengelola Wakaf serta berbagai bentuk bisnis syariah lainnya.
Perkembangan tersebut diharapkan semakin melebar meliputi aspek dan cakupan yang
sangat luas, seperti kebijakan ekonomi negara, ekonomi pemerintah daerah, ekonomi makro
(kebijakan fiskal, public finance, strategi mengatasi kemiskinan serta pengangguran, inflasi,
kebijakan moneter), dan permasalahan ekonomi lainnya, seperti upah dan perburuhan dan
sebagainya. Dalam perkembangan di bidang lembaga perekonomian agar mampu bersaing
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat bisnis modern, diperlukan inovasi-inovasi produk
dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam operasionalnya.
Namun pada hakikatnya terdapat perbedaan antara sistem ekonomi Islam dengan
sistem ekonomi lainnya karena landasan sistem ekonominya berbeda.Ilmu ekonomi Islam
adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari pola perilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhannnya yang sangat tidak terbatas dengan berbagai keterbatasan saran pemenuhan
1
1
kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam.Dalam sistem ekonomi islam,yang
ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi pendapatan,seperti tercantumdalam
Artinya : Apa saja harta ramoasan (fai’i) yang diberikan Allah kepada rasul-nya (dari
harta benda) yang be Asal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu janagn beredar di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah, maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya hukumnya allah amat keras.
Dalam ekonomi konvensional, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas
dengan berbagai cara. Hal ini mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya
dan sekelompok orang yang miskin. Kaum kaya akan semakin kaya dan kaum miskin3
1
Dina Gisthiandari,”Prinsip-prinsip Ekonomi Islam”(Universitas Negara Surabaya,2012
2
Budiono.1998. Ekonomi Makro. Ser sinopsis pengantar ilmu ekonomi no.2.edisi 4.BPEE.Yogyakarta
3
Al’Assal A.M & Fathi Ahmad Abdul Karim. 1999. Sistem, Prinsip dan tujuan Ekonomi Islam(Terjemahan).
Penerbitan CV. Pustaka Setia. 2
4
akan semakin miskin. Di dalam sejarah dunia, terdapat beberapa sistem ekonomi
konvensional yang begitu berpengaruh diantaranya:
Pada bank konvensional dengan sistem bunga ,bank menjanjikan suatu nilai tertentu
(biasanya dinyatakan dalam prosentasi suku bunga per tahun) untuk nilai uang yang
ditabung. Penentuan suku bunga dibuat dengan pedoman dasar harus selalu menguntungkan
untuk pihak bank. Nilai ini harus dipenuhi bank tidak peduli apakah bank rugi atau untung
besar. Meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik,bank
tetap hanya akan membayar sejumlah nilai yang dijanjikan. Model simpanan seperti ini dapat
merugikan salah satu pihak.6
Para pakar ekonomi islam memberikan definisi yang berbeda-beda, akan tetapi
semuanya bermuara pada pengertian yang relatif sama. Menurut M. Abdul
Mannan, ekonomi Islam adalah “sosial science which studies the economics
problems of people imbued with the values of Islam”. Sedangkan menurut
Muhammad Nejatullah Siddiqi, ekonomi Islam adalah “the muslim thinkers’
4
Budiono.1998. Ekonomi Makro. Ser sinopsis pengantar ilmu ekonomi no.2.edisi 4.BPEE.Yogyakarta
5
Karim,A.2001.Ekonomi islami:suatau kajian Ekonomi mikro. Karim Business consulting. Jakarta
6
Mankiw,N.G 2000. Pengantar Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta 3
response to the economic challenges of their times. This response is naturally
inspired by the teachings of Qur’an and Sunnah as well as rooted in them”.
Dari berbagai definisi tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa ekonomi Islam adalah suatu
ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meninjau, meneliti, dan akhirnya
menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami
(berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam).
Kehidupan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat termasuk umat Islam selama ini
telah banyak terjadi pelanggaran dan meninggalkan nilai-nilai atau ajaran agama dalam hal
ini Islam. Ajaran-ajaran Islam dalam berekonomi seperti larangan Magrib (Maisir, Gharar
dan Riba), menimbun atau mempermainkan penawaran (ikhtikar), mempermainkan
permintaan (najasy), menipu (tadlis), taghrir, menjual bukan miliknya (bai’ al ma’dum),
curang dalam timbangan, eksploitasi sumber daya alam secara serampangan, pemborosan,
keserakahan dan sebagainya telah banyak dipraktekan dalam kehidupan ekonomi sehari-
harinya dan seolah-olah telah menjadi kebenaran serta keharusan. Pelanggaran syariah
dalam berekonomi tersebut telah menyebabkan krisis ekonomi termasuk krisis pada
pertengahan 1997 dan financial global pada akhir 2008. Dampak lainnya adalah kerusakan
lingkungan, yang kaya makin kaya, kesenjangan ekonomi semakin lebar dan sistem
ekonomi yang ada tidak mampu mensejahterakan umat manusia secara keseluruhan
melainkan hanya menumpuk pada sebagian masyarakat.
4
Penyebab krisis tersebut telah nampak sebagaimana dijelaskan dalam al- Qur’an surat
Ar-Rum [30] ayat 41.
Artinya :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, Supaya Allah merasakan kepada mereka sebagiam dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali kejalan yang benar.
penyebab terjadinya kerusakan yang dalam hal ini krisis adalah akibat ulah manusia itu
sendiri. Manusia diberikan amanah oleh Allah SWT. untuk melaksanakan tugasnya di muka
bumi ini dengan sebaik-baiknya tidak lepas dari nilai-nilai moral dan segala aturan yang dibuat-
Nya, termasuk dalam praktek ekonomi. Islam sebagai agama yang diridloi Allah SWT. untuk
manusia mengatur semua aspek kehidupan, baik yang bersifat materil maupun non materil.
Karena itu ekonomi sebagai satu aspek kehidupan tentu juga sudah diatur oleh Islam. Ini bisa
dipahami Islam sebagai agama yang sempurna, sebagaimana dinyatakan dalam surat al-Ma’idah
[5] ayat 3.
5
Artinya :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,darah,daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh. Yang ditanduk.dan
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala, Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah,(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini tekah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kesempurnaan Islam sebagaimana ayat di atas dilengkapinya dengan sistem dan konsep
ekonomi, suatu sistem yang dapat digunakan sebagai paduan bagi manusia dalam menjalankan
kegiatan ekonomi. Suatu sistem yang pada garis besarnya sudah diatur dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah. Ekonomi Islam sesungguhnya secara inheren merupakan konsekuensi logis dari
kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam haruslah dipeluk secara kafah dan komprehensif oleh
umatnya. Islam menuntut kepada umatnya untuk mewujudkan keislamannya dalam seluruh
aspek kehidupannya. Sangatlah tidak masuk akal, seorang muslim yang melaksanakan shalat
lima waktu, lalu dalam kesempatan lain ia juga melakukan transaksi keuangan yang
menyimpang dari ajaran Islam. Untuk itulah Ekonomi Islam tidak lepas dari dasar hukum
ekonomi Islam, yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah untuk makalah ini adalah :
7
1.3. TUJUAN
1. Memahami makna syariat islam
2. Agar lebih mengerti & memahami tentang prinsip yang dilakkukan dalam
menjalankan setiap aktivitas ekonomi yang sesuai dalam islam
3. Mampu memahami tentang berbagai macam dasar landsan hukum yang mengatur
tentang praktik dalam ekonomi islam
4. Mengetahui peranan pengembangan dari hukum ekonomi islam dari masa kini
hingga masa mendatang.