Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh
adanya sumbatan pada arteri yang mendarahi lengan atau kaki. Arteri dalam
kondisi ini tersumbat karena adanya aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat
melibatkan hampir semua cabang arteri utama pada tubuh. Aterosklerosis yang
terjadi di arteri lengan dan kaki, serta aorta, dikenal sebagai PAP.1 Saat ini,
diperkirakan lebih dari 202 juta orang di dunia menderita PAP.2 Prevalensi PAP
di Indonesia adalah 9,7%. Hasil ini didapatkan dari penelitian AGATHA oleh
American Society of Cardiology tahun 2006, dimana Indonesia ikut disertakan
sebagai subyek penelitian diantara 24 negara.3 Data prevalensi PAP lainya didapat
dari sebuah penelitian multi negara oleh PAD-SEARCH, dimana Indonesia juga
menjadi salah satu subjek penelitian. Setiap satu juta orang Indonesia, 13.807
diantaranya menderita PAP.4 PAP berdampak buruk bagi penderitanya. PAP dapat
menurunkan status fungsional, mengurangi kualitas hidup, menyebabkan
terjadinya amputasi, infark miokard, stroke, dan kematian.5, 6 Pasien dengan PAP
juga memiliki risiko lima kali lebih besar kemungkinan terjadinya serangan
jantung dan memiliki kemungkinan terjadinya stroke dan kematian hingga 2-3 kali
lebih besar. Selain karena dampaknya yang buruk bagi pasien, adanya PAP pada
satu arteri juga menjadi prediktor kuat adanya PAP pada arteri lainnya, termasuk
pada pembuluh darah koroner, karotis dan serebral. Karena itu, identifikasi PAP
adalah hal yang penting untuk dilakukan. Uji diagnosa yang banyak dilakukan di
klinik adalah ABI (Ankle Brachial Index). ABI berfungsi sebagai alat pemeriksaan
vaskular non-invasif yang cepat, sederhana dan akurat. ABI dengan nilai ≤ 0.90
mengindikasikan adanya PAP.

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


2

Hipertensi merupakan salah satu keadaan yang telah terbukti sebagai faktor
risiko terjadinya PAP yang patogenesisnya terkait dengan aterosklerosis.
Hipertensi berhubungan dengan penyakit arteri perifer berdasarkan nilai Ankle
Brachial Index. Sebanyak 50% sampai 92% pasien dengan PAP memiliki riwayat
hipertensi. Faktor risiko PAP lainnya adalah diabetes. Diabetes meningkatkan
risiko kejadian PAP simptomatik dan asimptomatik sebesar 1,5-4 kali lipat.
Diabetes juga mengarah pada peningkatan kejadian penyakit kardiovaskuler dan
kematian lebih dini. Risiko terjadinya PAP meningkat seiring dengan keparahan
dan durasi diabetes.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana hasil diskusi terminologi kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’?
1.2.2 Bagaimana hasil diskusi brainstorming kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga?
1.2.3 Bagaimana hasil diskusi rangkuman permasalahan kelompok mengenai
skenario ‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’?
1.2.4 Bagaimana hasil diskusi Learning Issue kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untung mengetahui hasil diskusi terminologi kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’
1.3.2 Untuk mengetahui hasil diskusi brainstorming kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’
1.3.3 Untuk mengetahui hasil diskusi rangkuman permasalahan kelompok
mengenai skenario ‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’
1.3.4 Untuk mengetahui hasil diskusi Learning Issue kelompok mengenai
skenario ‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


3

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Pembaca
Makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan terkait penyakit gangguan
paru kronis khususnya tuberkulosis antara lain definisi, patogenesis (alur
timbulnya penyakit), hingga terapi yang diperlukan untuk menanganinya.
1.4.2 Bagi Penulis
Makalah ini dapat melatih kemampuan menulis pada kelompok kami serta
kemampuan berdiskusi bersama teman-teman mahasiswa lainnya. Makalah
ini pula ditujukan untuk pemenuhan nilai Small Group Discussion.

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Hari/Tanggal Sesi I : Senin, 02 Desember 2019
Hari/Tanggal Sesi II : Rabu, 04 Desember 2019
Tutor : dr. Halia Wanadiatri, M.Si.
Moderator : Sindy Puspita Candani Sofyan
Sekretaris : Komang Laksmi Angga Dewi
Skenario LBM 4
MENGAPA KAKIKU NYERI SAAT NAIK TANGGA
Pak Doni berusia 56 tahun datang ke dokter untuk memeriksakan dirinya karena
keluhan nyeri pada kaki kiri bagian bawah yang sering hilang timbul sejak 3 bulan
terakhir. Pak Doni diketahui memiliki penyakit kencing manis sejak 10 tahun yang
lalu dan riwayat merokok sejak 15 tahun terakhir. Keluhan nyeri ini dirasakan
terutama saat menaiki tangga di rumahnya. Pasien diketahui memiliki berat badan
berlebih.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 150/90 mmHg, denyut nadi 86
x/menit, frekuensi napas 20 x/menit dan suhu 37 °C. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan LDL 170 mg/dL, dan kolesterol total 270 mg/dL, dan
gula darah puasa 103 mg/dL, gula darah puasa 103 mg/dL, dengan HbA1c = 6.7%.
2.2 Pembahasan LBM
2.3.1 Klasifikasi Masalah
No Terminologi Penjelasan
1 Penyakit kencing manis Penyakit kencing manis ataupun (DM =
Diabetis melitus; Inggeris = diabetes
mellitus merupakan sejenis penyakit yang
dapat dicirikan dengan keadaan

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


5

hiperglisemia (tinggi kandungan glukosa


dalam darah), terutamanya selepas
pengambilan makanan, pada pengidapnya.
2 HbA1c Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah
komponen minor dari hemoglobin yang
berikatan dengan glukosa.
3 Kolesterol Kolesterol adalah metabolit yang engandung
lemak sterol (bahasa Inggris: waxy steroid)
yang ditemukan pada membran sel dan
disirkulasikan dalam plasma darah.
Merupakan sejenis lipid yang merupakan
molekul lemak atau yang menyerupainya.
4 LDL Low-density lipoprotein (LDL). Kolesterol
LDL adalah yang bisa disebut sebagai
kolesterol “jahat” di mana kolesterol LDL
menumpuk pada dinding arteri, membuat
keras dan sempit.
5 Gula Darah Puasa Gula darah puasa adalah kadar gula darah
Anda setelah berpuasa atau tidak makan dan
minum selama sekitar 8 jam.
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Mengapa Pak Doni mengalami keluhan nyeri pada kaki kiri bagian
bawah terutama saat naik tangga?
2. Apa yang menyebabkan nyeri yang dialami Pak Doni hilang
timbul?
3. Apakah ada hubungan riwayat penyakit, kebiasaan merokok, dan
berat badan berlebih dengan nyeri yang dialami?
4. Bagaimana interpretasi pemeriksaan yang ada di skenario?
5. Apa diagnosis sementara Pak Doni?

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


6

2.3.3 Brain Stroming


1. Mengapa Pak Doni mengalami keluhan nyeri pada kaki kiri bagian
bawah terutama saat naik tangga?
Jawab :
Pak Doni mengalami keluhan nyeri pada kaki kiri bagian
bawah karena adanya gangguan suplai darah ke bagian ekstremitas
bawah disebabkan oleh ateroskeloris, dan bisa juga disebabkan oleh
trobosis emboli, vaskulitis, atau displasia fibrimuskuler.
Ateroskeloris menyebabkan sumbatan yang menghambat aliran
darah ke ekstremitas bagian bawah akibatnya pasokan O2 ke
ekstremitas bawah berkurang, sehingga sel tubuh akan melakukan
respirasi anaerob untuk mengatasi kurang O2. Respirasi anaerob
yang dilakuakn oleh sel tubuh akan menghasilkan laktat yang dapat
menyebabkan nyeri.
Nyeri yang dirasakan Pak Doni saat menaiki tangga disebut
klaudikasio intermiten. Klaudikasio intermiten adalah keadaan nyeri
yang dirasakan saat beraktivitas akibat kebutuhan oksigen selama
latihan atau aktivitas melebihi suplainya dan merupakan hasil dari
aktivasi reseptor sensorik lokal oleh akumulasi laktat dan metabolit
lain.
2. Apa yang menyebabkan nyeri yang dialami Pak Doni hilang
timbul?
Jawab :
Nyeri yang hilang timbul dapat disebabkan oleh aktivitas yang
dilakukan oleh Pak Doni, pada penyakit arteri perifer, nyeri akan
dirasakan ketika melakukan aktivitas fisik. Dalam hal ini Pak Doni
naik tangga. Aktivitas fisik membuat jaringan bekerja lebih keras
sehingga akhirnya memerlukan oksigen yang lebih banyak dari
biasanya. Oleh karena itu terjadi iskemik jaringan perifer sehingga

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


7

menimbulkan rasa nyeri. Nyeri ini akan hilang setelah selesai


melakukan aktivitas fisik karena oksigen yang digunakan tidak
sebanyak ketika melakukan aktivitas fisik.
3. Apakah ada hubungan riwayat penyakit, kebiasaan merokok, dan
berat badan berlebih dengan nyeri yang dialami?
Jawab :
Arteri memang akan mengeras dan menyempit seiring
bertambahnya usia (terutama setelah usia 50 tahun), namun proses
ini dapat terjadi lebih cepat pada orang dengan kondisi berikut:
Obesitas, diabetes, kebiasaan merokok, hipertensi, kolesterol tinggi.
Faktor risiko diatas dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh
darah arteri yang dapat menimbulkan penyakit arteri perifer.
Penyakit arteri perifer disebabkan oleh penumpukan lemak di
dinding pembuluh darah. Pada penyakit arteri perifer, penumpukan
ini terjadi di pembuluh darah arteri yang memasok darah ke tungkai.
Timbunan lemak dapat membuat arteri menyempit, sehingga
aliran darah ke tungkai menjadi tersumbat. Proses ini disebut juga
aterosklerosis, dan bisa terjadi di bagian tubuh mana pun.
Meskipun jarang terjadi, penyakit arteri perifer juga dapat
disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah arteri dan cedera
pada tungkai, sehingga menimbulkan nyeri pada tungkai. (Naldo
Sofian, Garry Prasetyo, Stephani Wibisono, 2017)
(Penyakit Arteri Perifer Disertai Klaudikasio Intermiten di
Daerah Terpencil Kabupaten Sikka, Flores –Studi Potong Lintang
dengan Metode Palpasi Nadi dan Faktor Risikonya. Naldo Sofian1 ,
Garry Prasetyo2 , Stephanie Wibisono3. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia . Vol. 4, No. 3 . September 2017 )
4. Bagaimana interpretasi pemeriksaan yang ada di skenario?
Jawab :

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


8

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah meningkat


150/90 mmHg, denyut nadi normal yaitu 86x/menit,frekuensi napas
normal 20x/menit dan suhu normal yaitu 37 c, sedangjan pada
emeriksaan laboratoriun didapatkan LDL meningkat yaitu 170
mg/dL dan kokesterol total meningkat yaitu 270mg/dL, gula darah
puasa normal yaitu 103 mg/dL dengan HbA1c = 6,7% (meningkat).
Kaitan dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium adalah dengan meningkatan kadar lemak pada tubuh
dapat menyebabkan penimbunan lemak pada pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar. Penimbunan lemak
pada pembuluh darah ini akan menyebabkan terjadi plak yang di
sebut Aterosklerosis, karena aterosklerosis ini menyebabkan terjadi
sumbatan pada pembuluh darah sehingga darah tidak dapat beredar
ke semua jaringan sehingga terjadi peningkatan tekanan pada
pembuluh darah yang menyebabkan Tekanan darah pak doni
meningkat dari batas normalnya yaitu 120/80 mmHg.
Tabel Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan Normal
Tekanan darah 150/90 mmHg (hipertensi) 120/80 mmHg
Denyut nadi 86x/menit (normal) 60-100x/menit
Frekuensi napas 20x/menit (normal) 16-20x/menit
Suhu 37 C (normal) 36,5-37,5 C
Tabel Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Lab Hasil pemeriksaan Normal
LDL 170 mg/dL (meningkat) 100 – 130 mg/dL
Kolesterol total 270 mg/dL (meningkat) <200 mg/dL
Gula darah puasa 103 mg/dL (normal) <125 mg/dL
HbA1c 6,7 % (meningkat) 3.5 – 5 %

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


9

5. Apa diagnosis sementara Pak Doni?


Jawab :
Pak Doni mengeluhkan nyeri pada kaki kiri bagian bawah
yang sering hilang timbul sejak 3 bulan terakhir. Pak Doni diketahui
memiliki riwayat penyakit kencing manis sejak 10 tahun yang lalu
dan riwayat merokok sejak 15 tahun , keluhan nyeri dirasakan
terutama saat menaiki tangga dan diketahui Pak Doni memiliki berat
badan berlebih. Kemudian pada pemeriksaan fisik diperoleh tekanan
darah 150/90 mmHg, dengan pemeriksaan laboratorium didapatkan
LDL 170 mg/sL, kolesterol total 270 mg/dL, dengan HbA1c = 6,7%.
Dari keluhan dan beberapa pemeriksaan laboratorium yang telah
dilakukan oleh Pak Doni diagnosis sementara Pak Doni terkena
Penyakit Arteri Perifer (PAP). Penyakit arteri perifer (PAP) adalah
gangguan suplai darah ke ekstremitas atas atau bawah karena
obstruksi. Mayoritas obstruksi disebabkan oleh aterosklerosis,
namun dapat juga disebabkan oleh trombosis emboli, vaskulitis, atau
displasia fibromuskuler. Penyakit arteri perifer meliputi arteri karotis,
arteri renalis, arteri mesenterika dan semua percabangan setelah
melewati aortailiaka, termasuk ekstremitas bawah dan ekstremitas
atas. PAP yang paling banyak adalah penyakit arteri pada ekstremitas
bawah. Adapun beberapa faktor resiko Penyakit Arteri Perifer yang
termasuk faktor risiko klasik adalah merokok, diabetes, hipertensi,
riwayat keluarga, dan hiperlipidemia sama seperti riwayat penyakit
Pak Doni dan beberapa kebiasaan seperti merokok.

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


10

2.3.4 Rangkuman Permasalahan

KAKI NYERI SAAT NAIK


TANGGA

RIWAYAT PENYAKIT : P. FISIK DAN P LAB :


DM DAN MEROKOK TD : 150/90 mmHg, NADI : 86 X/MENIT, NAFAS :
20X/MENIT
LDL : 170 mg/dL, KOLESTEROL : 270 mg/dL, GDP : 130
mg/dL, HbA1c : 6,7%

DD : PENYAKIT ARTERI DX : PENYAKIT ARTERI


PERIFER DAN SYMDROM PERIFER
METABOLIK

DEFINISI ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI PATOFISIOLOGI TATALAKSANA KOMPLIKASI PROGNOSIS


PAP PAP PAP PAP PAP PAP PAP

2.3.5 Learning Issue


1. Definisi dan klasifikasi DD
2. Etiologi DD
3. Manifestasi klinis DD
4. Penegakan Diagnosis Kerja (DX)
5. Epidemiologi DX
6. Patofisiologi DX
7. Pemeriksaan fisik dan penunjang DX
8. Tatalaksana DX
9. Komplikasi DX
10. Prognosis DX
2.3.6 Pembahasan Learning Issue
1. Definisi dan klasifikasi DD
Jawab :
a. Sindroma metabolik :
Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor
risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


11

penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut


antara lain terdiri dari dislipidemia aterogenik, peningkatan
tekanan darah peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan
prototrombik, dan proinflamasi. Adapun kriteria Sindrom
Metabolik antara lain : (1) gangguan pengaturan glukosa atau
diabetes. (2) resistensi insulin. (3) hipertensi, (4) dislipidemia
dengan trigliserida plasma >150 mg/dL dan/atau kolesterol high
density lipoprotein (HDL–C) <35 mg/dL untuk pria, dan <39
mg/dL untuk wanita. (5) obesitas sentral (laki–laki: waist to–hip
ratio >0,90 dan wanita: waist–to hip ratio >0,85) dan/atau indeks
massa tubuh (IMT) >30 kg/m2. (6) mikroalbuminuria (Urea
Albumin Excretion Rate >20 mg/min atau rasio
albumin/kreatinin >30 mg/g). Sindrom metabolik dapat terjadi
apabila salah satu dari 2 kriteria pertama dan 2 dari empat kriteria
terakhir terdapat pada individu tersebut (Rini, 2015).
b. Penyakit arteri perifer (PAP) :
Penyakit arteri perifer (PAP) adalah gangguan suplai darah
ke ekstremitas atas atau bawah karena obstruksi. Mayoritas
obstruksi disebabkan oleh aterosklerosis, namun dapat juga
disebabkan oleh trombosis emboli, vaskulitis, atau displasia
fibromuskuler. Penyakit arteri perifer meliputi arteri karotis,
arteri renalis, arteri mesenterika dan semua percabangan setelah
melewati aortailiaka, termasuk ekstremitas bawah dan
ekstremitas atas. PAP yang paling banyak adalah penyakit arteri
pada ekstremitas bawah (Thendria, 2014). Ada pun beberapa
macam penyakit arteri perifer diantaranya: (1) Penyakit Arteri
Karotis Ekstra Kranial & Vertebra, (2) Penyakit Arteri
Mesentrika, (3) Penyakit Arteri Renalis, (4) Penyakit Arteri
Ekstrimitas Atas, dan (5) Penyakit Arteri Ekstrimitas Bawah,

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


12

serta (7) Iskemia Tungkai Kritis, (8) Iskemia Tungkai Akut


(Antono, 2014). Dan terdapat beberapa klasifikasi untuk Penyakit
Arteri Ekstrimitas Bawah serta Iskemia Tungkai Akut

Penyakit arteri perifer (PAP) adalah gangguan suplai darah


ke ekstremitas atas atau bawah karena obstruksi. Mayoritas
obstruksi disebabkan oleh aterosklerosis, namun dapat juga
disebabkan oleh trombosis emboli, vaskulitis, atau displasia
fibromuskuler. Penyakit arteri perifer meliputi arteri karotis,
arteri renalis, arteri mesenterika dan semua percabangan setelah
melewati aortailiaka, termasuk ekstremitas bawah dan
ekstremitas atas. PAP yang paling banyak adalah penyakit arteri
pada ekstremitas bawah.
Lokasi yang terkena terutama pada aorta abdominal dan
arteri iliaka (30% dari pasien yang simptomatik), arteri femoralis
dan poplitea (80-90%), termasuk arteri tibialis dan peroneal (40-
50%). Proses aterosklerosis lebih sering terjadi pada percabangan

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


13

arteri, tempat yang turbulensinya meningkat, memudahkan


terjadinya kerusakan tunika intima. Pembuluh darah distal lebih
sering terkena pada pasien usia lanjut dan diabetes melitus.
Pada PAP terdapat juga penyakit-penyakit kardiovaskular
yang mengiringi. Data dari Reduction of Atherothrombosis for
Continued Health (REACH) tahun 2010 menunjukan saling
tumpang tindih antara penyakit-penyakit kardiovaskuler seperti
penyakit arteri perifer, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit
jantung koroner.
Sama halnya dengan penyakit jantung koroner dan stroke,
penyakit arteri perifer disebabkan oleh penumpukan lemak di
dinding pembuluh darah. Pada penyakit arteri perifer,
penumpukan ini terjadi di pembuluh darah arteri yang memasok
darah ke tungkai. Timbunan lemak dapat membuat arteri
menyempit, sehingga aliran darah ke tungkai menjadi tersumbat.
Proses ini disebut juga aterosklerosis, dan bisa terjadi di bagian
tubuh mana pun. Meskipun jarang terjadi, penyakit arteri perifer
juga dapat disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah
arteri dan cedera pada tungkai.
Pada awalnya penderita penyakit arteri perifer tidak
mengalami gejala apapun, atau hanya merasakan gejala ringan,
seperti kram, tungkai terasa berat, kebas, atau nyeri. Nyeri yang
dirasakan akan bertambah buruk ketika penderita beraktivitas
(misalnya berjalan atau naik tangga), dan akan reda setelah
penderita beristirahat. Kondisi ini disebut juga klaudikasio.
Klaudikasio pada orang lanjut usia sebaiknya tidak hanya
dianggap sebagai keluhan yang normal akibat penuaan. Segera
periksa ke dokter bila mengalami gejala tersebut, terutama jika

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


14

Anda berusia di atas 50 tahun, perokok, menderita diabetes,


hipertensi, atau kolesterol tinggi.
Karena bila dibiarkan, lama-kelamaaan pembuluh darah
arteri akan semakin menyempit dan menimbulkan keluhan
berupa:
• Kaki terasa dingin dan membiru (tampak pucat).
• Muncul luka di kaki yang tidak kunjung sembuh.
• Kaki menghitam dan membusuk.
Keluhan tersebut merupakan tanda kematian jaringan
dan berisiko untuk diamputasi. Kematian jaringan ini dapat
meluas bila tidak segera ditangani.Selain klaudikasio dan
kematian jaringan, beberapa gejala di bawah ini juga dapat
menjadi tanda adanya penyakit arteri perifer:
• Bulu kaki rontok
• Otot kaki mengecil
• Pertumbuhan kuku kaki yang rapuh dan lambat
• Disfungsi ereksi pada pria
2. Etiologi DD
Jawab :
b. Sindrom Metabolik
Etiologi sindrom metabolik adalah obesitas atau kondisi
ketidakseimbangan energi. Kondisi ini dapat menyebabkan
berbagai proses patologis yang pada akhirnya bermanifestasi
sebagai gejala-gejala sindrom metabolik, seperti dislipidemia
aterogenik, kondisi proinflamasi, resistensi insulin dan
hiperglikemia, kondisi protrombotik, dan peningkatan tekanan
darah. Obesitas sendiri dapat disebabkan oleh gaya hidup tidak
sehat, yaitu aktivitas fisik yang rendah dan intake kalori yang
tinggi.

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


15

c. Penyakit Arteri Perifer (PAP)


Etiologi PAP bisa berasal dari non aterosklerotik dan
aterosklerotik. Penyebab non aterosklerotik seperti trauma,
vasculitis, dan emboli, namun aterosklerotik lebih banyak
menunjukkan PAP dan menyebabkan dampak epidemiologi yang
besar.
3. Manifestasi klinis DD
Jawab :
Penyakit Arteri Perifer Sindrom Metabolik
Nyeri Obesitas sentral
Kebas Hiper-trigliseridemia
Klaudikasio Intermiten Hipertensi
Atrofi Otot Kadar Glukosa darah tinggi
Gangren Mikro-albuminuri
Perubahan warna kulit (pucat) Polidipsia
Berkeringat Neuropati
Luka Rerinopati
Luka sulit sembuh
Hipertensi
4. Penegakan Diagnosis Kerja (DX)
Jawab :
Dalam penegakan diagnosis, kita harus melihat dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada
kasus Pak Doni. Keluhan utama yang dirasakan adalah nyeri pada
kaki ketika naik tangga. Lalu kami mendapatkan diagnosis sementara
yaitu sindrom metabolik, dan penyakit arteri perifer. Melalui
pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan bahwa gangguan pada
kaki Pak Doni adalah pada pembuluh darah arteri, bukan vena. Hal
ini memperkuat diagnosis sementara mengenai PAP. Dilihat dari

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


16

keluhan utama kelompok kami lebih memilih PAP karena lebih


sesuai dengan keluhan utama Pak Doni serta sebelumnya Pak Doni
sudah memiliki penyakit kencing manis yang berarti terapi sejenis
sindrom metabolik sudah pernah diberikan. Oleh karena itu PAP
lebih cocok dan sesuai dengan tatalaksana yang akan dilakukan
selanjutnya.
5. Epidemiologi DX
Jawab :
Penyebab terbanyak penyakit oklusi arteri pada usia di atas 40
tahun adalah aterosklerosis. lnsiden tertinggi timbul pada dekade
keenam dan tujuh. Prevalensi penyakit aterosklerosis perifer
meningkat pada kasus diabetes melitus, hiperkolesterolemia,
hipertensi, hiperhomosisteinemia dan perokok.
Penyakit arteri perifer diderita oleh 12-14% populasi secara
umum. Di Amerika Serikat, penyakit arteri perifer diderita sekitar 8,5
juta populasi berusia >40 tahun. Prevalensi tertinggi penyakit arteri
perifer didapatkan pada _ individu dengan usia tua, ras kulit hitam
non hispanik dan wanita. Risiko penyakit arteri perifer meningkat
seiring bertambahnya usia. lndividu berusia >40 tahun memiliki
risiko menderita penyakit arteri perifer sebesar 4,3Yo, dibandingkan
dengan individu berusia >70 tahun yang memiliki risiko sebesar
14,5%. Di Eropa juga didapatkan hasil yang tidak terlalu berbeda.
Pada populasi kulit putih, didapatkan kejadian 6-18%pada usia di
atas 55 tahun dan meningkat seiring bertambahnya usia, mencapai
20% pada usia di atas 70 tahun dan 60% pada usia di atas 85 tahun.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tujuh negara Asia termasuk
lndonesia terhadap pasien diabetes melitus tipe 2, didapatkan
penyakit arteri perifer pada 17,7% populasi.

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


17

6. Patofisiologi DX
Jawab :
Mekanisme terjadinya aterosklerosis sama seperti yang terjadi
pada arteri koroner. Lesi segmental yang menyebabkan stenosis atau
oklusi biasanya terjadi pada pembuluh darah berukuran besar atau
sedang. Pada lesi tersebut terjadi plak aterosklerotik dengan
penumpukan kalsium, penipisan tunika media, destruksi otot dan
serat elastis di sana-sini, fragmentasi lamina elastika interna, dan
dapat terjadi trombus yang terdiri dari trombosit dan fibrin. Lokasi
yang terkena terutama pada aorta abdominal femoralis dan poplitea
(80 - 90%), termasuk arteri tibialis dan peroneal (40 – 50%).Proses
aterosklerosis lebih sering terjadi pada percabangan arteri, tempat
yang turbulensinya meningkat, memudahkan terjadinya kerusakan
tunika intima. Pembuluh darah distal lebih sering terkena pada pasien
usia lanjut dan diabetes mellitus. Akibat penimbunan plak tersebut
terjadinya penyakit arteri perifer. (Sudoyo, 2014)
7. Pemeriksaan fisik dan penunjang DX
Jawab :
Tidak hanya melihat kondisi pasien dari gejala yang dialami,
untuk memastikan kondisi kesehatan, dokter perlu melakukan
diagnosis untuk memastikan kondisi penyakit arteri perifer.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada denyut nadi di tungkai serta
pemeriksaan ankle-brachial index (ABI) untuk membandingkan
tekanan darah pada pergelangan kaki dan lengan. Setelah itu, ada
pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan seperti:
a. USG Doppler
USG Doppler dapat digunakan untuk memastikan kondisi arteri
yang tersumbat pada tungkai melalui gelombang suara.
b. Angiografi

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


18

Proses angiografi dilakukan dengan menyuntikan cairan kontras


dalam pembuluh darah. Tujuannya agar gambaran pembuluh
darah pada hasil pemeriksaan lebih jelas dan detail.
c. Tes Darah
Sampel darah diambil untuk memastikan kadar kolesterol atau
gula darah yang menjadi salah satu penyebab penyakit arteri
perifer.
8. Tatalaksana DX
Jawab :
Terapi PAP terdiri dari terapi suportif, farmakologis, intervensi
non operasi, dan operasi.
a. Terapi suportif meliputi perawatan kaki dengan menjaga tetap
bersih dan lembab dengan memberikan krem pelembab.
Memakai sandal dan sepatu yang ukurannya pas dan dari bahan
sintetis yang berventilasi. Pengobatan terhadap semua faktor
yang menyebabkan aterosklerosis harus diberikan seperti
berhenti merokok, merubah gaya hidup, dan mengontrol
hipertensi.
b. Latihan fisik merupakan pengobatan yang paling efektif. Setiap
latihan fisik berupa jalan kaki kira-kira selama 90 menit.
Program ini dapat dilakukan selama 6-12 bulan.
c. Terapi farmakologis yang dapat diberikan pada pasien PAP
meliputi aspirin, klopidogrel, pentoksifilin, cilostazol, dan
tiklopidin.
Tabel Terapi Farmakologis
Obat Dosis

Aspirin 81-325 mg/hari

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


19

Klopidogrel 75 mg/hari

Pentoxifylline 1,2 g/hari PO

Citostazol 100 mg 2 kali/hari

Tiklodipin 500/hari
d. Operasi dilakukan dengan teknik embolektomi dengan balon
Forgaty dengan anestesi lokal atau regional. Untuk penyakit
aortoiliaka dan femoral popliteal ditentukan oleh lokasi,
lamanya sumbatan, dan kondisi pasien. Jika ditemukan tanda
retrombosis dan emboli berulang harus dilakukan operasi
segera. Heparin diberikan sampai 48-72 jam dengan dosis tinggi
yang direkombinasikan, kemudian dosis diturunkan sesuai
kondisi pasien selama 7 hari dan dilanjutkan dengan
antikoagulan oral atau heparin dosis rendah suntik subkutan.
e. Terapi trombolitik, dengan kateter arterial selektif pada trombus
yang menyumbat dapat mengurangi komplikasi perdarahan
dengan cara pemberian intra vena.
9. Komplikasi DX
Jawab :
Akibat dari Penyakit Arteri Perifer dapat menyebabkan beberapa
komplikasi diantaranya :
- Stroke
- Gagal ginjal
- Serangan jantung
- Gangrene
10. Prognosis DX
Jawab :
Studi yang mengikuti kasus orang-orang dengan penyakit arteri
perifer menunjukkan bahwa:

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


20

 Gejala tetap stabil atau membaik pada sekitar 15 dari 20 kasus.


 Gejala secara bertahap menjadi lebih buruk pada sekitar 4 dari 20
kasus.
 Gejala menjadi parah pada sekitar 1 dari 20 kasus.
Jadi, dalam kebanyakan kasus, prospek kaki cukup bagus.
Namun, jika Anda memiliki penyakit arteri perifer, itu berarti Anda
memiliki peningkatan risiko terjadinya timbunan lemak (ateroma) di
pembuluh darah lain. Anda memiliki resiko sekitar 6-7 kali lebih
tinggi untuk terjadinya penyakit jantung koroner atau mengalami
stroke. Perhatian utama kebanyakan orang dengan penyakit arteri
perifer adalah peningkatan risiko serangan jantung atau stroke.

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


21

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, kelompok kami menyimpulkan bahwa Pak
Doni menderita penyakit arteri perifer. Hal tersebut dilihat dari tanda-tanda
seperti klaudikasio intermiten, riwayat merokok dan riwayat penyakit kencing
manis yang dimana merupakan factor resiko dari penyakit arteri perifer. Selain
itu pada pemeriksaan laboratorium didapatkan LDL dan kolesterol total
meningkat yang berarti mengalami hiperkolesterolnemia dimana hal tersebut
juga termasuk ke dalam factor resiko dalam penyakit arteri perifer.
Komplikasi yang mungkin ditimbulkan dari penyakit arteri perifer yaitu
infakr miokard dan stroke. Prognosis nya memungkinkan untuk dubai ad bonam
jika PAP dapat ditangani dengan segara dan mendapatkan penatalaksanaan yang
sesuai. Namun, dapat mengarah ke dubia ad malam jika dilakukan penanganan
yang lambat dan tidak sesuai.

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?


22

DAFTAR PUSTAKA

Antono Dono, Hamonangani Rahmat. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jakarta : Interna Publishing.
Habibie Yopie Afriandi. 2017. Peripheral Arterial Disease; What should we know?.
Dapat diunduh pada URL:
http://conference.unsyiah.ac.id/ASUp/II/paper/viewFile/701/46
Penyakit Arteri Perifer Disertai Klaudikasio Intermiten di Daerah Terpencil Kabupaten
Sikka, Flores –Studi Potong Lintang dengan Metode Palpasi Nadi dan Faktor
Risikonya. Naldo Sofian1 , Garry Prasetyo2 , Stephanie Wibisono3. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia . Vol. 4, No. 3 . September 2017
Rini Sandra. 2015. Sindrom Metabolik. Dapat diunduh pada URL:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/586/590
Sandra Rini. Februari 2015. Sindrom Metabolik, Volume 4 Nomor 4. Jurnal Majority.
Universitas Lampung, . Fakultas Kedokteran
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Thendria Tessa, Toruan Ivan Lumban & Natalia Diana. 2014. Hubungan antara
Hipertensi dan Penyakit Arteri Perifer Berdasarkan Nilai Ankle-Brachial Index.
Dapat diunduh pada URL: https://media.neliti.com/media/publications/59822-
none-7b68edc3.pdf

MENGAPA KAKIKU SAKIT SAAT NAIK TANGGA?

Anda mungkin juga menyukai