BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu keadaan yang telah terbukti sebagai faktor
risiko terjadinya PAP yang patogenesisnya terkait dengan aterosklerosis.
Hipertensi berhubungan dengan penyakit arteri perifer berdasarkan nilai Ankle
Brachial Index. Sebanyak 50% sampai 92% pasien dengan PAP memiliki riwayat
hipertensi. Faktor risiko PAP lainnya adalah diabetes. Diabetes meningkatkan
risiko kejadian PAP simptomatik dan asimptomatik sebesar 1,5-4 kali lipat.
Diabetes juga mengarah pada peningkatan kejadian penyakit kardiovaskuler dan
kematian lebih dini. Risiko terjadinya PAP meningkat seiring dengan keparahan
dan durasi diabetes.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana hasil diskusi terminologi kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’?
1.2.2 Bagaimana hasil diskusi brainstorming kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga?
1.2.3 Bagaimana hasil diskusi rangkuman permasalahan kelompok mengenai
skenario ‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’?
1.2.4 Bagaimana hasil diskusi Learning Issue kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untung mengetahui hasil diskusi terminologi kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’
1.3.2 Untuk mengetahui hasil diskusi brainstorming kelompok mengenai skenario
‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’
1.3.3 Untuk mengetahui hasil diskusi rangkuman permasalahan kelompok
mengenai skenario ‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’
1.3.4 Untuk mengetahui hasil diskusi Learning Issue kelompok mengenai
skenario ‘Mengapa Kakiku Sakit Saat Naik Tangga’
BAB II
PEMBAHASAN
6. Patofisiologi DX
Jawab :
Mekanisme terjadinya aterosklerosis sama seperti yang terjadi
pada arteri koroner. Lesi segmental yang menyebabkan stenosis atau
oklusi biasanya terjadi pada pembuluh darah berukuran besar atau
sedang. Pada lesi tersebut terjadi plak aterosklerotik dengan
penumpukan kalsium, penipisan tunika media, destruksi otot dan
serat elastis di sana-sini, fragmentasi lamina elastika interna, dan
dapat terjadi trombus yang terdiri dari trombosit dan fibrin. Lokasi
yang terkena terutama pada aorta abdominal femoralis dan poplitea
(80 - 90%), termasuk arteri tibialis dan peroneal (40 – 50%).Proses
aterosklerosis lebih sering terjadi pada percabangan arteri, tempat
yang turbulensinya meningkat, memudahkan terjadinya kerusakan
tunika intima. Pembuluh darah distal lebih sering terkena pada pasien
usia lanjut dan diabetes mellitus. Akibat penimbunan plak tersebut
terjadinya penyakit arteri perifer. (Sudoyo, 2014)
7. Pemeriksaan fisik dan penunjang DX
Jawab :
Tidak hanya melihat kondisi pasien dari gejala yang dialami,
untuk memastikan kondisi kesehatan, dokter perlu melakukan
diagnosis untuk memastikan kondisi penyakit arteri perifer.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada denyut nadi di tungkai serta
pemeriksaan ankle-brachial index (ABI) untuk membandingkan
tekanan darah pada pergelangan kaki dan lengan. Setelah itu, ada
pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan seperti:
a. USG Doppler
USG Doppler dapat digunakan untuk memastikan kondisi arteri
yang tersumbat pada tungkai melalui gelombang suara.
b. Angiografi
Klopidogrel 75 mg/hari
Tiklodipin 500/hari
d. Operasi dilakukan dengan teknik embolektomi dengan balon
Forgaty dengan anestesi lokal atau regional. Untuk penyakit
aortoiliaka dan femoral popliteal ditentukan oleh lokasi,
lamanya sumbatan, dan kondisi pasien. Jika ditemukan tanda
retrombosis dan emboli berulang harus dilakukan operasi
segera. Heparin diberikan sampai 48-72 jam dengan dosis tinggi
yang direkombinasikan, kemudian dosis diturunkan sesuai
kondisi pasien selama 7 hari dan dilanjutkan dengan
antikoagulan oral atau heparin dosis rendah suntik subkutan.
e. Terapi trombolitik, dengan kateter arterial selektif pada trombus
yang menyumbat dapat mengurangi komplikasi perdarahan
dengan cara pemberian intra vena.
9. Komplikasi DX
Jawab :
Akibat dari Penyakit Arteri Perifer dapat menyebabkan beberapa
komplikasi diantaranya :
- Stroke
- Gagal ginjal
- Serangan jantung
- Gangrene
10. Prognosis DX
Jawab :
Studi yang mengikuti kasus orang-orang dengan penyakit arteri
perifer menunjukkan bahwa:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, kelompok kami menyimpulkan bahwa Pak
Doni menderita penyakit arteri perifer. Hal tersebut dilihat dari tanda-tanda
seperti klaudikasio intermiten, riwayat merokok dan riwayat penyakit kencing
manis yang dimana merupakan factor resiko dari penyakit arteri perifer. Selain
itu pada pemeriksaan laboratorium didapatkan LDL dan kolesterol total
meningkat yang berarti mengalami hiperkolesterolnemia dimana hal tersebut
juga termasuk ke dalam factor resiko dalam penyakit arteri perifer.
Komplikasi yang mungkin ditimbulkan dari penyakit arteri perifer yaitu
infakr miokard dan stroke. Prognosis nya memungkinkan untuk dubai ad bonam
jika PAP dapat ditangani dengan segara dan mendapatkan penatalaksanaan yang
sesuai. Namun, dapat mengarah ke dubia ad malam jika dilakukan penanganan
yang lambat dan tidak sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Antono Dono, Hamonangani Rahmat. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jakarta : Interna Publishing.
Habibie Yopie Afriandi. 2017. Peripheral Arterial Disease; What should we know?.
Dapat diunduh pada URL:
http://conference.unsyiah.ac.id/ASUp/II/paper/viewFile/701/46
Penyakit Arteri Perifer Disertai Klaudikasio Intermiten di Daerah Terpencil Kabupaten
Sikka, Flores –Studi Potong Lintang dengan Metode Palpasi Nadi dan Faktor
Risikonya. Naldo Sofian1 , Garry Prasetyo2 , Stephanie Wibisono3. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia . Vol. 4, No. 3 . September 2017
Rini Sandra. 2015. Sindrom Metabolik. Dapat diunduh pada URL:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/586/590
Sandra Rini. Februari 2015. Sindrom Metabolik, Volume 4 Nomor 4. Jurnal Majority.
Universitas Lampung, . Fakultas Kedokteran
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Thendria Tessa, Toruan Ivan Lumban & Natalia Diana. 2014. Hubungan antara
Hipertensi dan Penyakit Arteri Perifer Berdasarkan Nilai Ankle-Brachial Index.
Dapat diunduh pada URL: https://media.neliti.com/media/publications/59822-
none-7b68edc3.pdf