TENTANG TYPHOID
Oleh :
SEMARANG
2019
PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG THYPOID
Latar Belakang
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh salmonella typhi,
salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella typhi C. Penyakit ini mempunyai
tanda – tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu
disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit
daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia (Widodo
Djoko, 2009, hlm.74).
Thypoid atau tipus abdominalis adalah suatu infeksi aku yang terjadi pada usus kecil yang
disebabkan oleh kumansalmonella typhi. Typhoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai
secara luas di daerah tropis dan subtropis, terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang
tidak memmadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang
mempercepat terjadinya penyebaran typhoid di negara sedang berekmbang adalah urbansasi,
kepadatan penduduk, sumber air minum dan standar hygiene industri pengelolahan makanan
yang masih rendah (Soegeng Soegijanto, 2007, hlm.34).
Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak seseorang mulai dapat
mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau mnuman yang dikonsumsi
kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam typhoid bila terdapat demam
terus-menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan diperkuat
dengan kesan lemas, pucat, sakit perut, tidak buang air besar beberapa hari (Latif Bahtiar,
2008, hlm.89).
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang thypoid, remaja RW 05 mampu
memahami, mengerti dan menjelaskan kembali tentang thypoid.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ±60 menit, remaja RW 05 mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian thypoid
2. Menjelaskan tentang penyebab thypoid
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala thypoid
4. Menjelaskan tentang penatalaksanaan thypoid
5. Menjelaskan tentang komplikasi thypoid
6. Menjelaskan tentang cara pencegahan thypoid
IV. PENGORGANISASIAN
Peran Tugas Nama
Ketua Monitoring, controlling, memberikan sambutan
Penyaji Menyampaikan materi
Fasilitator + Evaluator Membantu jalannya kegiatan
Observer Mengamati pelaksanaan penkes dan
V. SUSUNAN ACARA
Waktu Acara
15.30 – 15.45 Registrasi peserta
15.45 – 16.00 Pembukaan:
penanganannya
17.00 – 17.15 Diskusi
17.15 Penutup
Keterangan:
: Fasilitator
: Penyaji
: observer
: media
: peserta
A. Mahasiswa menggumpulkan remaja dengan usia 12-25 tahun yang yang berjumlah 56
peserta
seputar Thipoid
D. Setelah dilakukan penyuluhan tentang thypoid peserta diberikan post test tentang
VIII. EVALUASI
A. Evaluasi struktural
1. Penyaji
2. Fasilitator
penyaji
B. Evaluasi proses
C. Evaluasi hasil
1. 75% peserta remaja dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan yang diajukan
BAB II
THYPOID
A. Pengertian
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi oleh bakteri salmonella thypi dan bersifat
endemic yang termasuk dalam penyakit menular ( Cahyono,2010, hlm.87). Sedangkan menurut
Elsevier (2013, hlm.67) demam thypoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh
salmonella thypi.
B. Etiologi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella thypi. Bakteri salmonella thypi
adalah berupa basil gram negative, bergerak rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga
antigen yaitu O ( Somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella),
dan antigen VI. Dalam serum penderita terdapat zat (agglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. Kuman tubuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 oc (optimum
37oc) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang
rendah, feses, urin, makanan atau minuman yang terkontaminasi, fomitus dan lain sebagainya.
Penyebab penyakit thypoid adalah kuman salmonella thyposa salmonella parathypi A,B, dan C
memasuki saluran pencernaan. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan berbagai cara, yang
dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly
(lalat), dan melalui Feses.
C. Manifestasi Klinis
Menurut ngastiyah (2007.hlm:237), demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada
orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika memelalui minuman yang terlama 30 hari. Selama inkubasi mungkin
ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, nyeri, lesu, nyeri kepala, pusing dan
tidak bersemangat, kemudian gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu :
1. Demam
pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu tidak
tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada
pagi hari dan mreningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu tubuh
berangsur-angsur turun dan normal kembali.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). lidah
tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujungnya dan tepinya kemerahan. Pada
abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan Limpa membesar disertai nyeri
dan peradangan.
3. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap berlangsung
ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setalah suhu badan normal kembali,
terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadinya karena terdapatnya basil dalam
organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun obat zat anti.
D. Penatalaksanaan
A. Medis
a. Anti Biotik (Membunuh Kuman) :
1) Klorampenicol
2) Amoxicilin
3) Kotrimoxasol
4) Ceftriaxon
5) Cefixim
b. Antipiretik (Menurunkan panas) :
1) Paracetamol
B. Keperawatan
1. Observasi dan pengobatan
2. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau kurang lebih dari
selam 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perforasi
usus.
3. Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.
4. Pasien dengan kesadarannya yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah pada waktu-
waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia dan dekubitus.
5. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi konstipasi
6. Diet
a) Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
b) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
d) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari
E. Komplikasi
Komplikasi demam Thypoid dapat dibagi dalam:
1) Komplikasi intestinal
Perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik dapat terjadi.
2) Komplikasi ekstra intestinal
a) Komplikasi kardiovaskuler.
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan, sepsis), miokarditis, trombosit, dan tromboflebitis.
b) Komplikasi darah.
Anemia hemalitik, trombositopenia atau koagulasi intravaskuler diseminata, dan
sindrom uremia hamolitik.
c) Komplikasi paru.
Pneumonia, empiema, dan pleuritis.
d) Komplikasi hepar dan kandung kemih.
Hepatitis dan kolelitiasis.
e) Komplikasi ginjal.
Glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis
f) Komplikasi tulang.
Osteomielitis, periostitis, spondilitis dan astritis.
g) Komplikasi neuropsikiatrik.
Delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer, sindrom guillain barre, psikosis,
dan sindrom katatonia.
Pada anak-anak demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi lebih sering
terjadi pada keadaan toksemia berat dan kelemahan umum,bila perawatan pasien kurang
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2012). Buku Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.Volume 1. Jakarta :
EGC
Smeltzer & Bare. (2012). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC.