Buku Dewa Obstetri
Buku Dewa Obstetri
- Pasien dalam posisi litotomi - Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anesthesia (spinal / umum)
- A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya - A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
- Kandung kemih dikosongkan - Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm / pfannenstiel 8 cm)
- Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, ketuban (-), Kepala Hodge - Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus gravidus
III-IV, UUK…. - Plika vesikouterina disayat semilunar, kandung kemih disisihkan ke bawah
- Dipasang mangkok silikon no… antara sutura sagitalis sedekat mungkin dengan - SBU disayat, ditembus dan dilebarkan secara (tajam / tumpul) berbentuk (semilunar /
UUK U)
- Setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dibuat tekanan negatif 0,7 - Dengan (menarik kepala / menarik kaki / dengan forseps / vakum), dilahirkan bayi
kg/cm2 dan dipertahankan selama 2 menit. (laki/perempuan),…gr, …cm, AS…/… (terdapat lilitan tali pusat…kali di leher)
- Kembali diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dilakukan traksi definitif - Air ketuban (jernih/kehijauan/hijau kental), (berbau/tidak)
bersamaan dengan his - Plasenta berimplantasi di (fundus/korpus depan/belakang) (meluas ke bawah sampai
- Perineum meregang menutupi OUI / mencapai tepi OUI / mendekati OUI + …cm)
- Tampak kepala bayi lahir, tekanan diturunkan, mangkok dilepas. - Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta dilahirkan lengkap
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa - Kedua ujung SBU dijahit hemostasis, luka SBU dijahit dengan (jelujur selapis/dua
- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan, dilahirkan lapis/tiga lapis) dengan (Vicryl no.1/catgut no../…)
bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan - Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonisasi dengan plika
- Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter depan dan belakang, vesikouterina dengan chromic catgut 2.0
kemudian seluruh tungkai. - Pada eksplorasi, kedua tuba dan ovarium dalam batas normal
- Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis,
Jam:…. fasia dengan jahitan (satu-satu/jelujur) dengan (vicryl/…no.1), kulit dengan jahitan
- Lahir bayi (laki – laki/perempuan) , BB … gr, PB .. cm, AS 9/10 (satu-satu dengan Zyde 2.0 / subkutikuler dengan chromic catgut 2.0)
- Air ketuban jernih, ,jumlah cukup - Perdarahan selama operasi…ml
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan dipotong
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im Keadaan post operasi:
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali. - Sadar (+), muntah (-), refleks (+), sianosis (-)
Jam:… - TD… FN… FP…. Suhu…
- Lahir spontan plasenta lengkap … gr, ,ukuran p x l x t cm, PTP .. cm
- Insersio lateralis, robekan sentralis Instruksi Pasca Bedah:
- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik 1. Observasi TNSP, kontraksi, tiap 30 menit selama dua jam pertama
- Pasca eksplorasi selanjutnya didapatkan luka episiotomi sesuai ruptur perineum 2. Cek Hb. Bila Hb < 8 gr/dl, lakukan transfuse
grade…., dilakukan jahitan hemostasis, …….(dst) 3. (Pada anestesi umum: realimentasi bertahap setelah bising usus (+) / pada anestesi
- Perdarahan kala III – IV … cc. spinal: realimentasi dini)
4. (Pada anestesi umum: mobilisasi dini / pada anestesi spinal: immobilisasi 24 jam)
5. Medikamentosa:
- Kedacillin 1 gr IV
- Voltaren/Profenid/Tramal supp
- Pada PEB lanjutkan tatalaksana PEB
Pada CPD tuliskan: DBP:…, lingkar kepala:…, pelvimetri klinis pasca operasi:….
Laporan Operasi KET Laporan Kuretase
- Pasien terbaring di atas meja operasi dalam anesthesia (spinal/umum) - Pasien dalam posisi litotomi dalam analgesi neuroleptik
- A dan antisepsis lapangan operasi dan sekitanya - A dan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya
- Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm/ pfannenstiel 8 cm) - Kandung kemih dikosongkan / diyakinkan kosong
- Setelah peritoneum dibuka (tampak bekuan darah dan darah berwarna merah - VT : CUT …pembukaan…
segar / kehitaman banyaknya …cc, dikeluarkan) - Dipasang spekulum bawah dan atas, porsio ditampakkan
- (Pada eksplorasi tuba dimana kelainan terletak) pada eksplorasi tampak - Dipasang tenakulum pada bibir porsio jam 12
massa pada tuba (kiri/kanan) dengan ukuran p x l x t cm, berasal dari pars…. - Sondase masuk ….cm, arah uterus retro / antefleksi
Yang (masih/tidak berdarah), ovarium (kiri/kanan) dalam batas normal. - Dengan cunam abortus dikeluarkan jaringan ukuran……, kesan hasil
- (pada tuba dan ovarium kontralateral): Tuba (kanan/kiri) dan ovarium konsepsi. Jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA
(kanan/kiri) dalam batas normal - Dengan kuret tajam korpus uteri dibersihkan secara sistematis, dikeluarkan
- (bila salpingektomi): Dilakukan salpingektomi (kiri/kanan) dengan cara jaringan sebanyak ….c c,jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA
menjepit, memotong, dan menjahit hemostasis - Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan
- (bila salpingostomi): Dilakukan salpingostomi (kiri/kanan) - Porsio dicuci dengan betadin, diberikan utertonika methergin 0,2 mg
- Diyakini tidak ada perdarahan - (Jika ada perdarahan: ….cc, dipasang tampon, tampon dibuka saat …)
- Rongga abdomen dicuci dengan NaCl 0,9% hangat sebanyak …liter
- Sekali lagi diyakini tidak ada perdarahan Pasca tindakan:
- Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, , fasia dengan jahitan (satu- - observasi (tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam
satu/jelujur) dengan (vicryl/…no.1), kulit dengan jahitan (satu-satu dengan kedua) keadaan umum…., tekanan darah….., frekuensi nadi….., frekuensi
Zyde 2.0 / subkutikuler dengan chromic catgut 2.0) nafas….., suhu….., perdarahan…., tanda akut abdomen…..
- Perdarahan selama operasi…ml
( pada G1, Belum pernah spontan, TBJ sekarang > sebelumnya) 1. kontraksi uterus baik
2. KK kososng
Promontorium tidak teraba
3. plasenta telah keluar semua
DI ( distantia interspinatum ) > 9,5 cm 4. perdarahan ( - )
5. luka perineum telah dijahit
Sacrum konkaf panggul N luas 6. ibu baik
Spina tajam 7. bayi baik
0 1 2 Induksi pematangan:
Appearance (warna kulit) Pucat, biru Tubuh merah, Seluruh tubuh - Tujuan: mematangkan serviks
ekstremitas biru merah - Target: his 1-2 x/10 mnt
- Evaluasi ulang 12 jam setelah ada his
Pulse rate (frekuensi Tidak ada < 100 dpm > 100 dpm
denyut jantung) Induksi titrasi:
- Tujuan: memulai proses persalinan
Grimace (respons Tidak ada Sedikit respons Menyeringai, - Target: his 3-4 x/10 mnt
terhadap stimulus) batuk/bersin - Evaluasi sesuai partograf, obsv. His dan BJJ tiap ½ jam
Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas Gerak aktif, Cara Induksi Oksitosin
sedikit fleksi lengan dan - Mulai 8 tts/mnt, stlh 30 mnt evaluasi his. Bila target tercapai
tungkai fleksi pertahankan tetesan. Bila belum naikkan 4 tts/mnt, evaluasi 30 mnt
dg baik lagi, dst.
- Maksimal: 40 tts/mnt
Respiration (usaha Tidak ada Lemah, tidak reguler, - Bila target tidak tercapai setelah 40 tts/mnt INDUKSI GAGAL
pernafasan) (apnoe) beraturan menangis - Catatan: 1 mU = 2 tts (4 mU = 8 tts; 6 mU = 12 tts)
keras - ES: bila terlalu banyak dapat menyebabkan takisistole takikardi janin, his > 5
x/10 mnt
Oksitosin (SYNTOCINON)
- Indikasi: kontraksi uterus secara ritmik Nilai keyakinan keberhasilan tokolisis:
- Dosis: 1 amp (1 ml) = 10 IU; 1 amp IM saat bayi lahir 1 = 97 % berhasil
o 5 IU dlm 500 cc NS, mulai 8 tts/mnt 2 = 90 % berhasil
- ES: hiperstimulasi/spasme uterus, retensi cairan hiponatremia dan keracunan 3 = 84 % berhasil
cairan 4 = 38 % berhasil
5 = 11 % berhasil
Valethamat bromida (EPIDOSIN) 6 = 7 % berhasil
- Indikasi: spasmolitik, utk melunakkan serviks shg membantu pembukaan > 7 = gagal
- Dosis: 1amp = 8 mg, 1 amp IV + 1 amp IM, lalu 1 amp IM tiap ½ jam s/d 3 kali
- KI: Obstruksi GI, obstruksi tr urinaria, glaucoma sudut sempit Fungsi Dinamik Janin-Plasenta (FDJP)
- ES: midriasis, fotofobia, sikloplegia, mulut kering, flushing, takikardi,
konstipasi, ruam kulit, muntah Variabel 2 0
Reaktivitas DJJ >2 <2
Prostaglandin (Misoprostol, CYTOTEC, Gastrul)
- Indikasi: kontraksi uterus, melunakkan serviks lewat pengaktifan enzim Akselerasi stimulasi >2 <2
hialuronidase, tukak peptic
- Dosis: tab 100 µg, 200 µg (25 µg intravagina diulang tiap 3 jam, maksimal 8
Rasio SDAU <3 >3
dosis)
- KI: bekas SC
Gerak nafas stimulasi > 2 episode < 2 episode
- ES: ggn GI (diare, nyeri perut), ggn ginekologi (menoragi, dismenore, kram,
flek)
Indeks Cairan Amnion > 10 < 10
SD Ratio =S
D
Pulsatility =S–D
Mean
Indeks Resistensi = S – D
S
Fibroacoustic stimulation ( VAS )
Zatuchni-Andros Score
→ 80 Hz, 82 db → selama 1 – 3 dtk di daerah kepala janin.
0 1 2
Paritas Primi Multi
Indeks cairan amnion
Usia gestasi > 39 mgg 38 mgg < 37 mgg
. 24 cm : tinggi
10 – 24 :N Taksiran Berat Janin >3.630 gr 3.629-3.176 mg < 3.176 gr
5, 1 – 9,99 :<N
≤5 : rendah Riw. Pres. Bokong - 1x > 2x
Nilai:
- Bila skor 8 = keberhasilan partus pervaginam pasca induksi tinggi
- Skor > 6 = serviks matang, bisa dilakukan induksi
- Skor < 4 = indikasi pematangan serviks
Magnesium sulfat (MgSO4) Air ketuban yang ber-pH basa: kuning biru
False positive (16,2 %): cairan antiseptik, urin, darah, infeksi vagina yang
Indikasi mengubah pH
MgSO4 digunakan pada kehamilan untuk:
Profilaksis kejang preeklampsia 2. Fern test
Pengobatan dari kejang eklampsia Cairan ketuban diletakkan di atas kaca obyek, didiamkan sampai kering
Hasil: terjadi kristalisasi yang berbentuk pohon pakis
Evidence Level I a 1
Rekomendasi A False positive: jika sample diambil dari serviks, karena mucus serviks yang
kering juga akan menghasilkan gambaran yang sama
Syarat2 :
1. Frekwensi nafas lebih dari 16 x 3. Evaporation test
2. Reflek patella Sampel dari endoserviks dipanaskan jika tampak residu berwarna putih =
3. Tersedia antidotum ( Ca Glukonas ) cairan ketuban; namun jika residu berwarna coklat = membran intak
4. Tersedia alat resusitasi
4. Diamine-oksidase test
Sediaan
MgSO4 40% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 10 gr. Merupakan enzim yang diproduksi oleh desidua
MgSO4 20% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 5 gr.
Jumlah air ketuban pada postterm
Rute pemberian: Usia kehamilan Juml. Air Ketuban
Intravena: paling dianjurkan 38 minggu 1000 ml
Intramuscular: dapat menyebabkan abses 40 minggu 800 ml
41 minggu 480 ml
Pemberian MgSO4 harus diberikan di rumah sakit/ tempat yang memiliki observasi, dan
pengawasan yang baik. 42 minggu 250 ml
44 minggu 100 ml
Dosis
- Kejang Eklampsia: Pada usia kehamilan 38 – 40 minggu, air ketuban:
Dosis awal bolus/IV MgSO4 4gr ( 10cc ) diencerkan dengan aquabidest sampai dengan 20 cc, - berwarna milky & cloudy karena terdapat verniks kaseosa
diberikan 10 menit, bila kejang berulang berikan 2 gr ( 5 cc ) MgSO4 40%. Dosis awal maksimal 6 - L/S ratio = 4 : 1
gr.
Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO4 40 %/ 15 cc dalam RL 500cc 15 – 20 tetes/ menit. )
s/d 24 jam post partum / kejang terakhir.
Tujuan utama untuk mengatasi kejang dan mencegah hypoxia maternal dan fetal
Lecitin – spingomielin
- Profilaksis untuk kejang preeklampsia:
loading dose 4 gr ( 10 cc ) diencerkan dengan aquabidest 10 cc diberikan dalam 15 menit.
Sampai kehamilan 26 minggu → konsentrasi spingomyelin > lesitin
Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO4 40 %/ 15 cc dalam RL 500cc 15 – 20 tetes/ menit. ) 26 – 33 mg → L/ S = 1: 1
s/d 24 jam. 34 – 36 mg → lesitin ↑ ↑ → L / S ≥ 2
Tes busa :
Air Ketuban (?) Amnion fluid + Na Cl + etanol → dikocok 15 “ → tampak cincin busa di permukaan
tabung setelah 15 ‘
Membedakan air ketuban dengan zat lain:
1. Nitrazin test
Partus Percobaan(*) VBAC SCORE ( VAGINAL BIRTH AFTER SC )
Apabila kepala sudah masuk PAP 75 % lahir. Ketebalan SBU ( pada USG ) → sebagai prediksi untuk terjadinya resiko rupture uterus
:
≥ 4, 5 :0%
3, 6 – 4, 5 : 0, 6 %
2, 6 – 3, 5 : 6,6 %
< 2, 5 : 9, 8 %
Transversal : 0, 3 – 2, 5 %
Klasik :4–9%
Skor Weinstein Hiperemesis Gravidarum
Ensefalopati Wernicke:
- Dilatasi kapiler dan perdarahan pada korpora mamilaria ventrikel 3 dan 4
- Gejala: nistagmus, diplopia, perubahan mental
Bagan Penanganan Atonia Uteri Penatalaksanaan Retensio Urin
Kompresi bimanual Urin residu > 200 ml (obstetri) Urin residu < 200 ml (obstetri)
Kompresi aorta abdominal > 100 ml (ginekologi) < 100 ml (ginekologi)
Tekan segmen bawah atau
aorta abdominal
Boleh pulang
Misoprostol 400 mg perrektal
Berhasil
Tidak berhasil
Tampon uterus
Rujuk
Transfusi Transfusi
PK I aktif