SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi
Oleh :
BETI SETYORINI
NIM : E100100065
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
i
LEMBAR PENGESAHAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Beti Setyorini
NIM : E100100065
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada
Hari, Tanggal : Senin, 07 Mei 2012
dan telah dinyatakan memenuhi syarat
ii
SURAT PENYATAAN
PU BLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta me nampilkannya
dalam bentuk softcopy u ntuk kepentingan akademis kepada Perpustakaa n UMS,
tanpa perlu minta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa mel ibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilm iah ini.
Dengan pernyataan ini saya uat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
(BETI SETYORINI)
iii
ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DAN PROYEKSI KEBUTUHAN
PERMUKIMAN KECAMATAN DEPOK SLEMAN TAHUN 2010 – 2015
Beti Setyorini
Jurusan Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail : betys_sy@yahoo.com
ABSTRACT
The research was conducted in the Depok Sub Distric of Sleman District, which
consists of three villages namely Caturtunggal, Condongcatur and Maguwoharjo. Depok
sub-district is the fastest-growing areas in the Sleman district based on the need for the
study of population density. Population density itself does not always coincide with
administrative boundaries in terms of uneven density entirely so often the case that a
particular strategic course. The rapid population growth will also lead to the need for more
land as a space for an activity, while the potential and the available land area is very
limited. This has an impact on settlements needs in the future. This study had two purposes,
firstly, assess the level of population density and distribution. The secondly objective is to
examine the projections of population and settlements needs 2010 to 2015.
The research was using secondary data analysis method that integrated with remote
sensing. The aim of this integration is using remote sensing image interpretation for land
use to analyze the density distribution. The determination of the study area used purposive
sampling method. To analyze the data, quantitative descriptive was used. The population
density is calculated based on population per area of the settlement, while the spreading is
analyzed using the nearest neighborhood analysis. Population projections was calculated
using geometric method. The results of population projections were used to calculate the
need of housing area based on assumption of 2010’s settlement areas. Linear regression
analysis was used to determine the relationship between the number of population and
building areas. The villages borders represent the unit of analysis boundaries .
The study shows the population densities in 2010 where Caturtunggal Village 7.739 life/
, Condongcatur 6.467 life/ and Maguwoharjo 5.284 life/ . The highest density was
caused Caturtunggal as a district capital and located directly adjacent to the city of
Yogyakarta, which provides many facilities such as universities. While based on nearest
neighbor analysis, the population distributions were classified as random and had linear
patterns parallelized with the path that facilitate the community mobility. In the end of Year
2015, Caturtunggal Village will poplated as much as 66.756 people, 31.011 Maguwoharjo,
and Condongcatur 39.090. Projected settlement needs in the end of 2015 will reach
2.049.23 ha, where 861.15 ha at Caturtunggal village, covering an area of 586.10 ha
Maguwoharjo village, and 601.98 ha for village Condongcatur. The needs of settlements is
directly proportional to the population. The growing population also increases the number
of buildings of an area and settlements demand.
Keywords : Population density, Projection, Settlement
1
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, yang terdiri dari tiga
desa yaitu Caturtunggal, Condongcatur, dan Maguwoharjo. Kecamatan Depok merupakan
wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di Kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut
perlu adanya kajian tentang kepadatan penduduk. Kepadatan Penduduk itu sendiri tidak
selalu sejalan dengan batas-batas administrasi dalam arti tidak merata seluruhnya
sehingga sering terjadi kepadatan tertentu yang strategis saja. Pertumbuhan penduduk
yang semakin pesat juga akan menyebabkan kebutuhan akan lahan sebagai ruang untuk
tempat aktivitas semakin meningkat, sementara potensi dan luas lahan yang tersedia
sangat terbatas. Hal ini berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman pada
masa yang akan datang. Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yang pertama yaitu
mengkaji tingkat kepadatan penduduk dan persebarannya. Tujuan kedua adalah mengkaji
proyeksi penduduk dan kebutuhan permukiman Tahun 2010 – 2015.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisa data sekunder yang diintegrasikan
dengan penginderaan jauh. Integrasi ini yaitu dengan memanfaatkan citra penginderaan
jauh untuk interpretasi penggunaan lahan yang digunakan untuk menganalisa sebaran
kepadatan. Untuk penentuan daerah penelitian digunakan metode purposive sampling.
Analisa data dilakukan secara deskriftif kuantitatif. Tingkat kepadatan penduduk dihitung
berdasarkan jumlah penduduk per luasan permukiman, sedangkan persebarannya
dianalisa menggunakan analisa tetangga terdekat. Penghitungan proyeksi penduduk
menggunakan metode geometrik. Data hasil proyeksi penduduk ini digunakan untuk
menghitung proyeksi kebutuhan permukiman yang menggunakan asumsi luas permukiman
per jiwa tahun 2010. Analisa regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan jumlah
penduduk dengan jumlah bangunan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah desa.
Hasil penelitian menyatakan bahwa kepadatan penduduk Desa Caturtunggal Tahun 2010
yaitu 7.739 jiwa per , sedangkan Desa Condongcatur 6.467 jiwa per dan
Maguwoharjo 5.284 jiwa per . Hal ini karena Caturtunggal merupakan ibukota
kecamatan dan lokasinya berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang menyediakan
banyak fasilitas seperti universitas. Sementara berdasarkan analisa tetanggga terdekat
persebaran kepadatan penduduk tersebut random dan memiliki pola linier mengikuti jalan.
Jalan merupakan akses yang mempermudah untuk melakukan mobilitas. Hasil proyeksi
penduduk akhir Tahun 2015 Desa Caturtunggal sebanyak 66.756 jiwa, Maguwoharjo
31.011 jiwa, dan Condongcatur 39.090 jiwa. Hasil proyeksi kebutuhan permukiman akhir
Tahun 2015 mencapai 2.049,23 ha, dengan rincian desa Caturtunggal seluas 861,15 ha,
desa Maguwoharjo seluas 586,10 ha, dan 601,98 ha untuk desa Condongcatur.
Berdasarkan analisa, kebutuhan permukiman berbanding lurus dengan jumlah penduduk,
hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah penduduk maka bertambah juga jumlah
bangunan suatu wilayah serta berimbas pada kebutuhan permukiman juga meningkat.
Keywords : Kepadatan Penduduk, Proyeksi, Permukiman
PENDAHULUAN
Geografi merupakan ilmu yang dapat mempermudah dalam menganalisa
menguraikan tentang permukaan bumi, gejala-gejala tersebut, yaitu dapat
iklim, penduduk, flora, fauna serta basil- menghemat biaya, waktu dan tenaga serta
basil yang diperoleh dari bumi. (Bisri dengan akurasi yang memadai.
Mustofa, 2007). Integrasi sistem informasi Indonesia merupakan salah satu negara
geografi (SIG) dan penginderaan jauh yang berkembang dengan angka
2
pertambahan penduduk mencapai angka kawasan pemicu perkembangan ekonomi, social,
dan budaya. Berdasarkan sensus penduduk Tahun
1,49 % setahun (BPS, sensus penduduk 2010 kecamatan Depok dengan luas 35,55 km
2010). Pertumbuhan penduduk yang memiliki jumlah penduduk 125.239 jiwa.
Kepadatan penduduknya mencapai 3.523 jiwa per
semakin pesat banyak menimbulkan km .
5
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah tempat tinggal penduduk. Luas lahan
metode analisa data sekunder yang juga
diintegrasikan dengan penginderaan jauh. permukiman yang digunakan sebagai
Penelitian dilakukan di Kecamatan Depok yang pembagi kepadatan penduduk merupakan
merupakan salah satu kecamatan dari 17 semua luas daerah yang berupa
kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten
Sleman. Wilayah kecamatan Depok berbatasan kenampakan kota dikurangi luas lahan
langsung dengan Kota Yogyakarta. Batas-batas yang merupakan areal yang bukan tempat
wilayah Kecamatan Depok sebelah utara adalah
Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak,
tinggal penduduk seperti lahan
Kecamatan Ngaglik. Sebelah timur : Desa perkantoran, sawah dan lainnya.
Purwomartani, Kecamatan Kalasan. Sebelah Analisa dilakukan dengan deskriftif
selatan : Kabupaten Bantul (Desa Banguntapan),
Kota Yogyakarta (Kecamatan Gondokusuman). kuantitatif yaitu analisa regresi linier dan
Sebelah Barat : Desa Sinduadi, Mlati. Kecamatan analisa tetangga terdekat. Analisa
Depok terdiri dari 3 Desa dengan luas 3555 ha
(35,55 km ), yaitu : Desa Caturtunggal 11,04 km tetangga terdekat (nearest neigbour
(1104 ha), Desa Condongcatur 9,50 km (950 ha), analysis) digunakan untuk mengetahui
Desa Maguwoharjo 15,01 km (1501 ha). pola sebaran kepadatannya yang dapat
Data–data yang digunakan meliputi diperoleh dengan cara menghitung indeks
data sekunder dan data primer, dimana pola persebaran titik menggunakan rumus
data sekunder didapatkan dari Badan yang dikemukakan oleh Bintarto dan
Pusat Statistik dan Bappeda Kabupaten Surastopo (1979).
Sleman. Data Primer berupa citra satelit
⁻Ju
=
3
dan pemerintahan. Kota Yogyakarta persebaran radom (acak). Hasil perhitungan
menyediakan fasilitas yang lengkap rentang nilai indeks T berada di kisaran
sehingga masyarakat lebih memilih angka 1. Desa Caturtunggal nilai indeks T
bertempat tingggal di dekat pusat kota. tersebut adalah 0,93, sementara
Hal ini yang menyebabkan tingginya Maguwoharjo adalah 0,82. Nilai indeks T
tingkat kepadatan penduduk. Selain itu Condongcatur yaitu 1,14. Penghitungan
keberadaan berbagai universitas yang nilai T tingkat Kecamatan Depok juga
berada di Caturtunggal menyebabkan menunjukkan nilai 0,89. Berdasarkan Peta
berkembangya wilayah ini sehingga Persebaran kepadatan dapat dilihat bahwa
penduduk cenderung memilih di wilayah persebaran permukiman memiliki
ini. Kepadatan selanjutnya yaitu persebaran acak, sedangkan polanya
Condongcatur berada disebelah utara memanjang linier mengikuti jalan. Hampir
Caturtunggal, sedangkan Maguwoharjo seluruh permukiman yang ada berada
merupakan wilayah dengan kepadatan didekat jalan. Jalan merupakan akses
paling rendah berada diwilayah paling manusia untuk melakukan mobilitas,
timur. sehingga cenderung memilih tempat tinggal
Berdasarkan analisa distribusi yang di dekat jalan yang mengakibatkan
dilakukan dengan analisa tetangga terdekat padatnya permukiman tersebut.
didapatkan bahwa ketiga desa memiliki
Tabel 6 Analisis Distribusi Kepadatan Penduduk dengan Metode Analisa Tetangga Terdekat
Kecamatan 28,37 113 35,55 3,18 3,56 0,25 0,28 0,89 Random
Depok
Sumber : Analisa data 2011
7
B. Analisa Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Permukiman pada 2010 – 2015
Berdasarkan perhitungan proyeksi tahun (2011 – 2015) mengalami
jumlah penduduk dengan asumsi laju peningkatan. Jumlah total hingga Tahun
pertumbuhan penduduk pertahun yang 2015 diperkirakan sebanyak 136.857 jiwa,
dihitung berdasarkan data Tabel 7, rata-rata jumlah penduduk terbesar berada di Desa
sebesar 1,62 % per tahun untuk Desa Caturtunggal sebagai ibukota kecamatan
Caturtunggal serta 2,06 % dan 1,87 % untuk sebanyak 66.756 jiwa dan terendah di
Desa Maguwoharjo dan Condongcatur. Kecamatan Maguwoharjo dengan 31.011
Didapatkan bahwa proyeksi jumlah jiwa.
Penduduk Kecamatan Depok dari tahun ke
Tabel 7 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Depok Dalam Agregat Desa Tahun 1980 - 2010
Desa Luas wilayah Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan %
(km2) 1980 2010
Caturtunggal 11,04 38.050 61.602 1,62
Maguwoharjo 15,01 15.174 28.005 2,06
Condongcatur 9,50 20.419 35.632 1,87
Kecamatan 35,55 73.643 125.239 1,85
Sumber : Analisa Data
Desa Caturtunggal pada Tahun 2010 didapatkan proyeksi penduduk Tahun 2011
memiliki penduduk sebesar 61.602 jiwa, mencapai 28. 581 jiwa dengan pertumbuhan
dengan angka laju pertumbuhan penduduk 576 jiwa dari Tahun 2010. Proyeksi tahun
1,62 % pertahun didapatkan hasil proyeksi 2012 sebesar 29.171 jiwa dan Tahun 2013
penduduk 2011 hingga 2015 yaitu 66.756 sebesar 29.772 jiwa. Pada Tahun 2014
jiwa. Pada proyeksi Tahun 2011, jumlah diperkirakan jumlah penduduknya mencapai
penduduk mencapai 62.599. Dengan 30.385 jiwa, sedangkan Tahun 2015
menggunakan asumsi laju pertumbuhan mencapai 31.011 jiwa.Sama halnya dengan
penduduk yang sama proyeksi tahun-tahun Desa Condongcatur, dengan rumus yang
berikutnya yaitu, Tahun 2012 mencapai sama didapatkan proyeksi penduduk Tahun
63.614 jiwa dan Tahun 2013 mencapai 2011 hingga 2015 masing – masing
64.644 jiwa, sementara Tahun 2014 dan mencapai 36.298 jiwa, 36.977 jiwa, 37.668
2015 masing-masing 65.691 jiwa dan jiwa, Tahun 2014 mencapai 38.372 jiwa dan
66.756 jiwa. 39.090 pada Tahun 2015.
Desa Maguwoharjo dengan laju
pertumbuhan penduduk 2,06 % per tahun
8
Tabel 8 Hasil Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometrik
Desa Jumlah Laju Jumlah penduduk (jiwa)
Penduduk
Pertumbuhan 2011 2012 2013 2014 2015
2010
20000
18000
16000
14000
12000
Jml Bngn
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
Jml Pdk
9
Proyeksi kebutuhan permukiman semakin bertambah jumlah penduduk maka
dihitung setelah mencari formula hubungan bertambah juga jumlah bangunan yang
jumlah penduduk dengan jumlah bangunan. berakibat bertambahnya kebutuhan akan
Hal tersebut untuk membuktikan bahwa permukiman.
Tabel 9 Jumlah Bangunan 2010 - 2015
No. Desa Formula Proyeksi Jumlah Bangunan (unit)
2011 2012 2013 2014 2015
1. Caturtunggal Y = -16452,362 + 0,548X 17.852 18.408 18.973 19.546 20.129
2. Maguwoharjo Y = -10577,725 + 0,714X 9.829 10.250 10.679 11.117 11.564
3. Codongcatur Y = -13535,524 + 0,658X 10.349 10.795 11.250 11.713 12.186
Sumber : Analisa Data
Tabel 10 Proyeksi Jumlah Penduduk dan Jumlah Bangunan Kecamatan Depok 2010 – 2015
10
Tabel 12 Kebutuhan Permukiman Kecamatan Depok 2010 - 2015
Rata-rata Luas Proyeksi Jumlah Penduduk Kebutuhan Permukiman (ha)
No Desa Permukiman/jiwa 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(ha)
1. Caturtunggal 0,0129 62.599 63.614 64.644 65.691 66.756 807,53 820,62 833,90 847,41 861,15
2. Maguwoharjo 0,0189 28.581 29.171 29.772 30.385 31.011 540,18 551,33 562,69 574,27 586,10
3. Condongcatur 0,0154 36.298 36.977 37.668 38.372 39.090 558,98 569,44 580,08 590,92 601,98
Sumber : Analisa Data 2011
Tabel 13 Kebutuhan Permukiman Yang Tidak Tercapai di Kecamatan Depok Akhir Tahun 2015
Pengggunaan Lahan 2010 (ha) Proyeksi Permukiman Kebutuhan permukiman
No Desa Pertanian Non Pertanian 2015 (ha) yang tidak tercapai
Permukiman Non Permukiman 2015 (ha)
1. Caturtunggal 100,02 795,72 208,26 861,15 65,43
2. Maguwoharjo 94,24 529,50 877,26 586,10 56,60
3. Condongcatur 173,19 551,08 225,73 601,98 50,90
Total 1.876,3 2.049,23 172,93
Sumber : Analisa Data 2011
KESIMPULAN
1. Kepadatan penduduk Desa Caturtunggal, Maguwoharjo, dan Condongcatur ditahun 2010
mencapai 7.741 jiwa per km , 5.288 jiwa per km , dan 6.465 jiwa per km . Berdasarkan hasil
perhitungan dan analisa Desa Caturtunggal memiliki kepadatan yang tertinggi di Kecamatan
Depok, hal ini dikarenakan Caturtunggal merupakan ibukota kecamatan yang memiliki
banyak fasilitas seperti keberadaan universitas selain itu lokasinya berbatasan langsung
dengan ibukota propinsi (Kota Yogyakarta).
11
2. Berdasarkan analisa tetangga terdekat distribusi kepadatan penduduk seluruh desa yaitu
random atau mendekati random dengan pola linier mengikuti jalan, hampir seluruh
permukiman yang ada berada didekat jalan hal ini karena jalan merupakan akses manusia
untuk melakukan mobilitas, sehingga cenderung memilih tempat tinggal didekat jalan.
3. Hasil proyeksi penduduk dan kebutuhan permukiman 5 tahun mendatang masing – masing
Desa Caturtunggal mencapai 66.756 jiwa dengan kebutuhan lahan permukiman seluas
861,15 ha, Maguwoharjo memiliki penduduk 31.011 jiwa dengan kebutuhan lahan
permukiman 586,10 ha dan Condongcatur 39.090 jiwa dengan 601,98 ha.
4. Kebutuhan permukiman berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Laju pertumbuhan
penduduk merupakan cerminan laju kebutuhan rumah, semakin bertambah penduduk maka
bertambah juga jumlah bangunan suatu wilayah serta berimbas pada kebutuhan permukiman
juga meningkat.
SARAN
Sebaiknya dari pemerintah ada kebijakan dalam mengatasi kepadatan penduduk dan
pembatasan mendirikan bangunan sehingga permukiman akan berkembang sesuai dengan
perencanaan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Bapak Drs Priyono M.Si., selaku Dekan Fakultas Geografi Universitas Muhamadiyah
Surakarta sekaligus sebagai dosen pembimbing utama yang telah telah banyak memberikan
bimbingan Bapak R. Muh. Amin Sunarhadi S.Si. M.P, selaku dosen pembimbing II dan Ibu Dra.
Hj. Umrotun M.Si selaku penguji. Terimakasih juga kepada segenap jajaran karyawan Fakultas
Geografi UMS. Terakhir yaitu PT EDPMedia yang telah banyak membantu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amin Udin. 1995. Studi Foto Udara Untuk Analisa Kepadatan Penduduk Dalam Hubungannya
Dengan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Penduduk di Empat Kecamatan Kotamadya
Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Danoedoro, Projo. 2004. Sains Informasi Geografis. Yogyakarta : KPJ Universitas Gadjah Mada.
Dwike Wijayanti. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Lahan di
Kecamatan Depok kabupaten Sleman. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.
Budi Sulistyono. 1983. Pemetaan Potensi Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1961,
1971 dan 1980. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Bintarto R dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES.
Erik Heruyawan. 2009. Analisis Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten Tahun 2007. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Hilman Maman, 2010. Perkembangan Lokasi Perumahan di Wilayah GedeBage Kota Bandung
Akibat Pemekaran Kota. Jurnal. Bandung : UPI Bandung.
Ida Bagus Mantra. 1996. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Imam Nur Setiawan. 2009. Analisis Kepadatan Penduduk di Kecamatan Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
J. Supranoto, M.A. 2000. Metode Ramalan Kuantitatf Untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis.
Jakarta : Rineka Cipta.
Kadir Ishak. 2010. Studi Kebutuhan dan Pola Sebaran Rumah di Kawasan Permukiman
Kabupaten Buton. Jurnal. Metropilar.
Kurniawan Deny. 2008. Regresi Linear. Jurnal. Jakarta.
Lembaga Demografi UI. 2010. Dasar-Dasar Demografi edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
Lembaga Demografi FEUI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi FEUI.
Moh. Soerjani dkk. 1987. Lingkungan Sumberdya Alam dan Kependudukan Dalam
Pembangunan. Jakarta : UI-Press.
Muh Abdul Rochim. 1990. Evaluasi Penggunaan Sistem Kelas Interval Dengan Peta Dot Pada
Peta Kepadatan Penduduk Dasimetrik. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Pemda Kabupaten Sleman 2011. Detail Agenda Kecamatan Depok Pemerintah Kabupaten
Sleman. http://kecamatan.slemankab.go.id/depok.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2010. Buku Petunjuk Penyusunan Skripsi. Surakarta :
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Warpani Suwardjoko. 1980. Analisis Kota & Daerah. Bandung : ITB
Wahid Hasyim. 2009. Analisis Kepadatan Penduduk di Kecamatan Banyudono Kabupaten
Boyolali Tahun 2007. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
www.definisi-geografi-menurut-bisrimustofa-.html
13
Yunus, H.S. 2005. Manajemen Kota Persepektif Spasial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yunus, H.S. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
14
LAMPIRAN
15
Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Depok
16
Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Depok
17
Peta Citra Satelit Kecamatan Depok
18
Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Depok
19
Peta Lokasi Titik Permukiman Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
20
Peta Distribusi Kepadatan Penduduk Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman
21
Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Depok Dalam Agregat Desa
Tahun 1980 - 2010
Desa Luas Jumlah penduduk (jiwa)
wilayah
1980 1990 1995 2000 2005 2010
(km2)
Catur tunggal 11,04 38.050 46.530 49.100 53.978 58.950 61.602
Maguwoharjo 15,01 15.174 19.685 21.058 23.612 25.942 28.005
Condong catur 9,50 20.419 27.099 28.809 31.502 33.963 35.632
Kecamatan 35,55 73.643 93.314 98.967 109.092 118.855 125.239
Sumber : Kecamatan Dalam Angka
22