Anda di halaman 1dari 17

Nama: Rahayu Ciptaning Budi

NIM : CKR0170205
Prodi : SI Keperawatan

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

EKG adalah alat diagnostik untuk mendeteksi kelainan jantung dengan


mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung. Berguna untuk gangguan irama
jantung, perubahan hantaran listrik, serta iskemia dan infark mikardium.

Dalam melaporkan hasil EKG sebaiknya mencakup hal-hal berikut :


1. Frekuensi (Heart rate)
2. Irama jantung (Rhyme)
3. Sumbu jantung (Axis)
4. Ada/tidaknya tanda – tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)
5. Ada/tidaknya tanda – tanda kelainan miokard (iskhemi/injuri/infark)
6. Ada/tidaknya tanda – tanda akibat gangguan lain (efek obat-obatan,
gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung).

Prinsip Volume Konduktor dan Hukum Interpretasi EKG


1. letak elektroda pencatat dipermukaan tubuh
2. jalur hantaran dan kecepatan hantaran
3. perubahan masa otot

Cara pemeliharaan EKG :


1. Bersihkan jelly sesudah pemeriksaan pada alat
2. Tidak boleh di lap menggunakan alkohol ataupun lap basah.
3. Gunakan lap kering untuk membersihkannya.
4. Kalibrasi alat untuk menguji masih berfungsi atau tidak alat tersebut.

Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial listrik


antara sejumlah titik tubuh menggunakan penguat instrumentasi biomedis. Sebuah
sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam yang
itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien.

1. Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau


rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang
berhubungan.
2. Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi
menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan yang berhubungan.
3. Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi
(atau rerata vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik)
di EKG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau
rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat
melintas dekat (B).

Catat bahwa skema warna untuk sadapan berbeda antarnegara.

Sadapan ekstremitas

Sadapan I, II dan III disebut sadapan ekstremitas Elektrode-elektrode itu


masih menjadi 3 sadapan pertama EKG 12 sadapan modern.

1. Sadapan I adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan
elektrode positif (hitam) di lengan kiri.
2. Sadapan II adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan
elektrode positif (merah) di kaki kiri.
3. Sadapan III adalah dipol dengan elektrode negatif (hitam) di lengan kiri dan
elektrode positif (merah) di kaki kiri.

Sadapan ekstremitas tambahan

Sadapan aVR, aVL, dan aVF merupakan sadapan ekstremitas tambahan,


yang diperoleh dari elektrode yang sama sebagai sadapan I, II, dan III. Namun, ketiga
sadapan itu memandang jantung dari sudut (atau vektor) .

1. Sadapan aVR atau "vektor tambahan kanan" memiliki elektrode positif


(putih) di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan elektrode
lengan kiri (hitam) dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah"
kekuatan sinyal elektrode positif di lengan kanan.
2. Sadapan aVL atau "vektor tambahan kiri" mempunyai elektrode positif
(hitam) di lengan kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan
kanan (putih) dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan
sinyal elektrode positif di lengan kiri.
3. Sadapan aVF atau "vektor tambahan kaki" mempunyai elektrode positif
(merah) di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan
kanan (putih) dan elektrode lengan kiri (hitam), yang "menambah" sinyal
elektrode positif di kaki kiri.

Sadapan prekordial

Penempatan sadapan prekordial yang benar.

Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara langsung
di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi.
dapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan V4,
V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri.
Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan positif di sadapan V6. Kompleks
QRS harus menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke positif antara sadapan V2
dan V4. Sadapan ekuifasik itu disebut sebagai sadapan transisi. Saat terjadi lebih awal
daripada sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi
setelah sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir. Harus ada
pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara sadapan V1 dan V4. Ini
dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi gelombang R yang kecil bukanlah
penemuan yang spesifik, karena dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalitas
konduksi, infark otot jantung, kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.

1. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.


2. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
3. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
4. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak
apeks berpindah).
5. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris
anterior.
6. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea
midaxillaris.

Sadapan dasar

Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau) terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan modern,
yang disebut sebagai sadapan dasar yang menurut kesepakatan ditempatkan di kaki kiri,
meski secara teoretis dapat ditempatkan di manapun pada tubuh. Dengan EKG 3
sadapan, saat 1 dipol dipandang, sisanya menjadi sadapan dasar bila tiada.

Memasang EKG pada Pasien :

Melakukan persiapan alat antara lain:


1. Alat EKG lengkap dan siap pakai
2. Kapas alcohol dalam tempatnya
3. Kapas/kasa lembab

Mempersiapkan pasien
1. Sebelum pemeriksa melakukan penjelasan kepada pasien/keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Menyuruh pasien untuk tidur terlentang datar.
3. urutan perekaman EKG
4. melakukan cuci tangan
5. membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas. Bila pasiennya memakai
jam tangan, gelang dan logam lain dilepas.
6. Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi pemasangan manset elektroda.
7. Memasang jelly EKG pada permukaan elektroda. Bila tidak ada jelly, gunakan
kapas basah.
8. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai

Memasang arde
1. Menghidupkan monitor EKG
2. Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
pasien, untuk rekam ektremitas lead (lead I, II, III, aVR, aVF, AVL) dengan cara
sebagai berikut:
3. Warna merah pada tangan kanan
4. Warna hijau pada kaki kiri
5. Warna hitam pada kaki kanan
6. Warna kuning pada tangan kiri
7. Memasang elektroda dada untuk rekaman precordial lead:
8. Sela iga ke-4 pada garis sternal kanan = V1
9. Sela iga pada garis sterna kiri = V2
10. Terletak diantara V2 & V4 adalah = V3
11. Ruang iga ke-5 pada garis tengah klavikula = V4
12. Garis aksila depan sejajar dengan V4 = V5
13. Garis aksila tengah sejajar dengan V4 = V6
14. Garis aksila belakang sejajar dengan V4 = V7
15. Garis scapula belakang sejajar dengan V4 = V8
16. Batas kiri dan kolumna vertebra sejajar dengan V4 = V9
17. Lokasi sama dengan V3 tetapi pada sebelah kiri = V3R
18. V7 V37 kadang diperlukan
19. Pada umumnya perekaman hanya 12 lead yaitu lead I, II, III, aVR, aVF, aVL, V1-V6
20. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan keadaan 25 mm/volt/detik
21. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pilihan lead yang terdapat pada
mesin EKG
22. Melakukan kalibrasi kembali setelah perekaman selesai
23. Memberi identitas pasien hasil rekaman : nama, umur, tanggal dan jam rekaman serta
nomor lead dan nama pembuat rekaman EKG
24. Merapihkan alat-alat
25. Melakukan cuci tangan kembali
KULTUR DAN PEMERIKSAAN URINE

Kultur urine adalah pembiakan mikro organisme dari bahan urine, kuman
yang tumbuh akan diidentifikasi dengan di uji kepekaannya terhadap antibiotik .

Tujuan Pemeriksaan Urine:


1. urine untuk mengetahui jenis penyakit
2. mengetahui sejumlah zat dalam tubuh
3. Memperkirakan fungsi organ sekresi
4. untuk mengetahui kelainan atau kondisi pada sistem kemih
5. mengetahui berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme

Kontra Indikasi:
1. untuk mengetahui kelainan atau kondisi pada sistem kemih
2. mengetahui berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme

Manfaat pemeriksaan urine:


1. Untuk mengetahui kelainan yang ada di dalam tubuh pasien.
2. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam urine.
3. Untuk mengetahui tindakan selanjutnya atas penyakit yang diderita pasien

Hal-hal yang diperiksa dari urine :


1. Volume
2. Bau urine
3. Buih
4. Warna
5. Kekeruhan
6. Sedimentasi
7. Uinalisis
8. Kultur tidak boleh memakai antiseptik

Jenis sampel urine :

1. Urine sewaktu/urine acak (random)


Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan
secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin
mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan.
Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

2. Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum
makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode
tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami
pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin
serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin)
dalam urine.

3. Urine tampung 24 jam


Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-
menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan
untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin,
natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan
biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :

1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya


dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
2. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke
belakang
4. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
5. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan
menyentuh daerah yang telah dibersihkan.
6. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya
ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai
sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar
wadah.
7. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.

Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :

1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya


dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
2. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine
yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril
yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.
3. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium

Urin tengah
Adalah pengambilan spesimen urine midstream yang dikumpulkan setelah
membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini digunakan untuk tes biakan
kuman (kultur).
Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita :

1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa
steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan
kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut.
Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan
daerah vagina selesai.
2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan
potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke
belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang
dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua
labia dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan
pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan
kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa
mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya
ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding
luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah
tersebut dan kirim segera ke laboratorium.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :

1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa
steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau
salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai
larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah
steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.
2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung
penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke
tempat sampah.
3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali
lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering.
Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.
4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang
beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar
berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding
luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah
tersebut dan kirim segera ke laboratorium.
Pengamanan, Pengiriman, dan Pengawetan Sampel Urine

Sebelum dikirim harus memastikan bahwa suatu sampel baik, salah satu
indikatornya adalah wadah spesimen, wadah untuk menampung spesimen urine
sebaiknya terbuat sari bhan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat
menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutp dengan rapat. Selain itu uuga harus bersih,
kering tidak mengandung bahan dapt mengubah bahan yang dapat mengubah komposisi
zat-zat yang terdapat dalam urine.
COMPUTER TOMOGRAPHY (CT) SCANNER

Computer Tomography (CT) Scanner atau juag disebut Computedaxial


tomography (CAT), merupakan alat diagnostik dengan teknik radiografi yang
menghasilkan gambar potongan tubuh secara melintang berdasarkan penyerapan sinar-
x pada irisan tubuh yang ditampilkan pada layar monitor tv hitam putih. Juga
merupakan suatu proses yang menggunakan digital processing untuk menghasilkan
suatu gambaran internal tiga dimensi suatu obyek dari satu rangkaian sinar x yang
menghasilkan gambar dua dimensi.

Sistem CT Scanner
Peralatan CT Scanner terdiri atas tiga bagian yaitu sistem
pemroses citra, sistem komputer dan sistem kontrol.
1. Sistem pemroses citra merupakan bagian yang secara langsung
berhadapan dengan obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri atas
sumber sinar-x, sistem kontrol, detektor dan akusisi data.
a. Sinar-x
merupakan radiasi yang merambat lurus, tidak dipengaruhi oleh medan
listrik dan medan magnet dan dapat mengakibatkan zat fosforesensi
dapat berpendar. Sinar-x dapat menembus zat padat dengan daya
tembus yang tinggi.
b. Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik dalam hal ini radiasi-
menjadi besaran listrik. Detektor radiasi yang sering
digunakan adalah detektor ionisasi gas. Tetapi dalam hal fungsi
semua detektor adalah sama yaitu mengindentifikasi intensitas sinar-x
setelah melewati obyek. Dengan membandingkan intensitas pada
sumbernya, maka atenuasi yang diakibatkan oleh propagasi pada obyek
dapat ditentukan.
c. Dengan menggunakan sistem akusisi data maka data-data dari detektor
dapat dimasukkan dalam komputer. Sistem akusisi data
terdiri atas sistem pengkondisi sinyal dan interface (antarmuka ) analog
ke komputer.

Manfaat CT Scanner
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk
memperhatikan suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan
tulang secara bersamaan. CT Scanner dapat digunakan untuk
mendiagnose permasalahan berbeda seperti :
1. Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
2. Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
3. Batu ginjal
4. Inflamed appendix
5. Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll.
6. Tulang yang retak
Prosedur Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan hanya membutuhkan waktu yang sebentar, hanya sekitar
30 menit dan hasilnya pun cepat didapatkan. Pasien dapat diberikan obat sedatif agar
pasien tenang dan tidak gerak-gerak. Apabila pasien gerak-gerak, maka hasil
pemeriksaan menjadi tidak jelas dan tidak akurat.
Pasien yang akan menjalani pemeriksaan CT Scan harus berbaring di atas
ranjang yang dapat bergerak secara otomatis melewati mesin besar yang bagian
tengahnya berongga seperti donat. Pasien mungkin dapat mendengar suara gemuruh
dari mesin pada saat pemeriksaan berlangsung.Pemeriksaan CT Scan ini dapat
dilakukan dengan atau tanpa menggunakan zat kontras.
Zat kontras yang digunakan biasanya adalah iodine. Tujuan penggunaan kontras
ini adalah untuk memperjelas bagian organ yang akan dilihat. Namun penggunaan zat
kontras tidak diperbolehkan untuk pasien yang mengalami gangguan ginjal. Hal ini
disebabkan seluruh zat kontras dimetabolisme dan dikeluarkan dari ginjal. Beberapa
cara untuk memasukan zat kontras, antara lain : (tergantung dari organ apa yang akan
diperiksa)
1. Disuntikan melalui pembuluh darah vena, sehingga dapat terbawa ke seluruh tubuh.
Beberapa organ yang dapat diperiksa seperti kantung empedu, sistem kemih,
pembuluh darah dan organ yang dilewatinya.
2. Melalui mulut, biasanya berupa cairan yang diminum oleh pasien. Tujuannya
adalah untuk memeriksa esofagus dan lambung.
3. Melalui anus disebut juga enema. Zat kontras dimasukan melalui lubang anus untuk
memeriksa usus atau saluran pencernaan bagian bawah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pasien menjalankan pemeriksaan


CT Scan adalah :
1. Melepaskan seluruh atau sebagian pakaian (tergantung dari organ mana yang akan
diperiksa) dan menggunakan pakaian khusus dari rumah sakit.
2. Tidak mengenakan barang-barang yang terbuat dari logam, seperti : perhiasan, ikat
pinggang, gigi palsu, kacamata, dan sebagainya karena dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
3. Puasa 6 – 8 jam sebelum pemeriksaan, tidak boleh makan dan minum sama sekali.
Setelah pemeriksaan CT Scan selesai dilakukan, maka pasien dapat pulang dan
beraktivitas seperti biasa. Sedikit berbeda apabila pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan zat kontras, karena selesai pemeriksaan dilakukan pasien harus
dipastikan benar-benar sudah dapat makan dan tidak mual.

Prinsip dasar CT Scanner


Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih
umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi
terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara
keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra
yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi
citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat
memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar
(seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi tampang
lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran
kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih
mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan - lahan
dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat
pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini
selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang
digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan scanning
pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4
jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula
prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu materialcairan
kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk
daerah perut.

Prinsip Kerja CT Scanner


Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas
sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke
detektor.
Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan
kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang
diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan
listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam
berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran digital
oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh komputer.
Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk
gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat
ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager.

Pemprosesan data
1. Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari
perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan
detektor.
2. Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus
listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal.
3. Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke
bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah
oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya
4. Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.

Perkembangan CT Scanner
Walaupun terdapat perbedaan antara berbagai "generasi", secara umum
CT scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber radiasi, sistem deteksi,
manipulator mekanis, dan komputer beserta penampil. Fungsi sumber radiasi adalah
menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa generator sinar X atau radioisotop yang
menghasilkan radiasi X. Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang
digunakan, salah satu contoh detektor yang biasa digunakan dalam CT scan salah
adalah kristal natrium iodida yang "dikotori" dengan talium (kristal NaI(Tl).
Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak
pemayaran yang bergantung pada "generasi" CT scan. Komputer berfungsi mengolah
dan mengumpulkan data yang kemudian ditayangkan pada penampil sehingga
diperoleh gambar irisan tampang lintang dua dimensi atau peta distribusi internal tiga
dimensi obyek yang di-scan.

Whole Body CT System


Sistem ini mempunyai micro CPU pada setiap komponennya dimana
komunikasi antara komponen tersebut melalui serial communication. Sistem ini dapat
dikelompokkan dalam dua grup yaitu :
1. Sistem image Processing yang terdiri dari panel dan Image processing Unit.
2. Sistem Scanner terdiri atas scanner, patient table dan x-ray controller.
Panel kontrol berfungsi sebagai interface antara operatr dan sistem CT dan
meneruskan instruksi dari operator ke image processing unit. Pada scanner terdapatsub
micro CPU yang berfungsi mengumpulkan informasi dari masing – masing komponen
dan diteruskan ke IP melalui communication line berdasarkan permintaan (request) dari
IP.

Peta distribusi besaran fisis


Citra yang dihasilkan oleh CT scan secara matematis dapat dipandang sebagai
peta distribusi spasial parameter fisis f(x,y) dalam bidang dua dimensi tampang lintang
obyek, tegak lurus sumbu z. Parameter fisis ini, yang besarnya dinyatakan dengan
angka-angka, ditampilkan pada perangkat display dalam representasi warna, biasanya
dalam derajat keabuan (grayscale) sehingga peta ini tampak sebagai gambar hitam
putih di layar monitor. Bagian gambar yang memiliki warna paling gelap atau derajat
keabuan paling tinggi merepresentasikan nilai parameter fisis yang kecil, sebaliknya
bagian gambar yang paling terang atau derajat keabuan paling kecil merepresentasikan
nilai parameter fisis yang besar. Parameter fisis yang ditampilkan ini bersesuaian
dengan besaran fisis yang disebut koefisien atenuasi linear (linear
attenuationcoefficient) dan diberi lambang mu. Besarnya mu ditentukan oleh jenis
bahan yang merujuk pada nomor atom (Z) dan energi radiasi (E). Jumlah intensitas
radiasi terusan, selain ditentukan oleh tebal bahan, juga ditentukan oleh harga mu ini.
COMPLETE BLOOD COUNT
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering
dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu
penyakit infeksi.

Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan,
yaitu:
1. Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus
memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik,
yaitu :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak
penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan
sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah
dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor,
preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.

2. Hematokrit

Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah
dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persen (%). Nilai normal hematokrit untuk pria
berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar
hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit
yang sama.

3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)


Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll. Nilai normal leukosit
berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus,
penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit
infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll

4. Trombosit (platelet)

Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses
pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi
trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol).Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada
keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus
demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang,
dll.

5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan
berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit
pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta -
5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi,
PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll,
sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid,
penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll

6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di


mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume
rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER),


yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg

MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin


Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan
dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %

7. Laju Endap Darah

Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED
merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan
untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan
panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang
sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam

8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil
hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%

9. Platelet Distribution Width (PDW)

PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan
pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat
menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.
Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume
eritrosit. RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan
biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin
B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang
mempunyai ukuran variasi yang kecil.

10. Red cell distribution width (RDW)


RDW adalah variasi ukuran eritrosit. Dalam beberapa kasus anemia, seperti anemia
pernisiosa, variasi dalam ukuran eritrosit (anisositosis) bersama dengan variasi dalam
bentuk (poikilositosis) menyebabkan peningkatan RDW.

Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke
suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang
diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap
gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya
waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar
maksimal 2 jam

Macam-Macam Alat Tes Darah

Macam-Macam Alat Tes Darah – Darah adalah salah satu hal dalam tubuh manusia yang
paling sering diteliti, sebab dari darah ini kita bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan
seseorang.

1. Jarum Tes Darah Model Pulpen/Penlancets

Jarum tes darah model pulpen atau yang biasa disebut Penlancets ini adalah salah satu
alat medis yang digunakan untuk mengambil contoh darah. Penlancet ini dipakai untuk
membuat luka tusukan kecil dijari untuk mengambil darah kita dalam ukuran yang sangat
sedikit. Pengambilan darah ini bisa digunakan untuk mengecek gula darah, kolesterol,
ataupun asam urat seseorang.

2. Easy Touch GCU

Alat tes darah Easy Touch GCU adalah alat cek darah dengan tiga fungsi sekaligus yaitu
cek kolesterol,cek gula darah, dan asam urat.Waktu pengecekan dengan Easy touch GCU
yang paling tepat adalah pagi hari sebelum sarapan pagi sehingga hasilnya akan lebih
akurat.

3. Nesco Multicheck

Alat tes darah ini sangat multifungsi , dalam satu kali pengecekan , alat ini mampu
mengecek kadar glukosa darah, tingkat asam urat, hemoglobin dan kolesterol. Alat tes darah
ini juga sangat cepat dalam waktu satu kali pengecekan hanya membutuhkan waktu 6 detik
saja untuk mendapatkan hasilnya. Nesco multicheck sangat mudah digunakan dan hasil
pengukuran dari alat tes ini tidak diragukan lagi karena tingkat akurasinya yang yang cukup
tinggi.
4. Accu-Check Active Kit

Accu-check-performa-strip-cek-gula-darah-isi-100 Banyak yang menyebut alat ini


sebagai alat yang efektif digunakan karena ukuranya yang tidak terlalu besar, beratnya juga
cukup ringan, sekitar 0,3 kg , Accu Check Active Kit merupakan alat yang tidak diragukan
lagi akurasinya. Alat ini hanya memerlukan sedikit sampel darah yakni sekitar 1 hingga 2
mikroliter. Selain itu alat ini juga bisa mengunakan semua sampel darah seperti arteri, vena,
kapiler, dan neonatus, alat ini hanya membutuhkan waktu 5 detik untuk menunjukan hasil
tes kepada pengunanya.

5. Hematology Analyzer

Hematology Analyzer adalah alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap
dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi
aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatinya. Dengan sampel darah
alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes
dll. Pemeriksaan hematologi rutin seperti pemeriksaan hemoglobin, menghitung sel
leukosit, dan menghitung jumlah sel trombosit. Alat ini juga dapat memberikan informasi
intraseluler termasuk inti sel.

Anda mungkin juga menyukai