Taking ASI in first and eksklusif 4 until 6 mounth will prevention sick for
baby. This is because its antibody in colostrums (General Java Online, 2004). In
research Unicef in Indonesia after economic crisis year 1997 there 14% baby can
taking ASI 12 hour after partus mother. Unicef research there decrease in taking ASI
for baby at the level old is 63% in first mounth, 45% in second mounth, 30% in third
mounth, 19% in four mounth, 12% in five mounth and 6% in six mounth (Novaria,
M, 2005). That is, society women in Jekulo is have not tke ASI eksklusif.
Target this research is to know characteristic baby mother, knowledge,
attitude and behavior about take ASI, family support and Taking Eksklusif ASI in
Jekulo Kudus, to know relation characteristic baby mother, knowledge, attitude,
attitude and behavior about take ASI, family support and Taking Eksklusif ASI in
Jekulo Kudus.Method in research is sectional cross with population baby mother in
Jkulo Kudus. As for intake of sample technicsly is purposive sampling baby mother
in Jekulo Kudus which fulfill inklusi criteriaThis research use sheet of kuesioner to
know characteristic baby mother, knowledge, attitude, behavior about take ASI and
family support, also to know taking ASI eksklusif baby mother in Jekulo Kudus.
While this research data analysis use test of statistic Chi Square with meaning value <
0,05 by using program computer of SPSS window version 10,5.
Result of this research there is old baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,011, stude level baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, work baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, occurrence child baby mother relation with taking
ASI eksklusif with value of p = 0,003, family support relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, knowledge baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, attitude baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, behavior baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
kematian bayi dan balita. Dalam dokumen Propenas 2000-2004 upaya ini termaktub
yang signifikan dalam upaya penurunan angka kematian bayi. Pada tahun 1960,
Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah 128 per 1000 kelahiran. Angka ini
turun menjadi 68 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1989, 57 per 1000
hasil penelitian Unicef di Indonesia setelah krisis ekonomi dilaporkan bahwa hanya
14% bayi yang disusui dalam 12 jam setelah kelahiran. Kolostrum dibuang oleh
kebanyakan ibu karena dianggap kotor dan tidak baik bagi bayi. Unicef juga mencatat
penurunan yang tajam dalam menyusui berdasarkan tingkat umur dari pengamatan
diketahui bahwa 63% disusui hanya pada bulan pertama, 45% bulan kedua, 30%
bulan ketiga, 19% bulan keempat, 12% bulan kelima dan hanya 6% pada bulan
keenam bahkan lebih dari 200.000 bayi atau 5% dari populasi bayi di Indonesia saat
Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar Jabotabek (1995) diperoleh fakta
paling sering dikemukakan oleh masyarakat tidak memberikan ASI eksklusif sampai
bayi berusia minimal 4 bulan yaitu karena merasa ASI tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayinya walaupun sebenarnya hanya sedikit sekali (2%-5%) yang secara
biologis memang kurang produksi ASInya. Alasan berikutnya yaitu karena ibu
bekerja untuk mereka beranggapan bahwa ASI saja tidak cukup untuk kebutuhan
bayinya, takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap berhasil “jadi orang”, takut bayi
akan tumbuh menjadi anak yang tumbuh manja (Utami Roesli, 2001:47).
(BKKBN, 2002:1).
sampai saat ini, secara keseluruhan pemberian ASI eksklusif hanya dapat dicapai
sebesar 15,70%. Untuk wilayah Kecamatan Jekulo sendiri angka pencapaian untuk
kaum pekerja yaitu: 50% adalah pekerja pabrik, 25% sebagai pedagang, 15% ibu
rumah tangga dan sisanya sebesar 5% sebagai PNS. Umur ibu-ibu yang memiliki
balita berkisar antara 20-35 tahun dengan jumlah anak rata-rata setiap keluarga 2-4
usia 0 sampai 12 bulan sebanyak 105 bayi. Pada survey awal yang difokuskan pada
wilayah Desa Jekulo saja dan didapatkan sampel sebanyak 40 bayi. Dari ke-40 bayi
hanya 12 bayi yang diberi ASI secara eksklusif. Hal ini berarti target yang ditentukan
Pemerintah
METODE
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survey
dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan
semua ibu yang mempunyai bayi berusia 0 – 12 bulan di wilayah Desa Jekulo
sebanyak 105. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiyono, 2005). Sample yang diambil harus memiliki kriteria, dimana
kriteria tersebut menentukan anggota populasi yang akan diambil sebagai sample
(Nursalam, 2003). Sampel tersebut mempunyai kriteria inklusi sebagai berikut: a) Ibu
bertempat tinggal di Desa Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus pada bulan
April 2007, b)Ibu yang mempunyai bayi berumur 0 – 12 bulan, c) Ibu hamil yang
bisa baca tulis, d)Ibu yang tinggal serumah dengan keluarga/tidak sendirian rumah, e)
Ibu bayi yang bersedia menjadi responden.
Mengisi jawaban Tamat pendidikan 9 tahun, Tamat SLTA, Tamat D III, Tamat S 1.
pertanyaan 1 = jumlah anak 1-2 orang. 2 = jumlah anak 3-4 orang. 3 = jumlah anak >
menggunakan tabel frekuensi atau grafik (Aziz, 2003). Analisa bivariat adalah untuk
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteriskit ibu bayi,
pengetahuan, sikap perilaku dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif
ibu bayi di desa Jekulo Kudus. Dalam penelitian ini skala data adalah nominal, maka
peneliti menggunakan uji Chi Square dengan nilai P = 0,05. uji statistik ini
yang hasilnya p = 0,011 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian ada hubungan
kelahiran hidup pada tahun 1992 dan 46 per 1000 kelahiran hidup pada
bulan pertama akan membantu mencegah penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan
karena adanya antibodi penting yang ada dalam kolostrum dan ASI (dalam jumlah
yang sedikit). Selain itu ASI juga selalu aman dan bersih sehingga sangat kecil
kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi
Pada era sekarang 80% bayi di Indonesia tidak lagi menyusu sejak 24 jam
pertama sejak mereka lahir, di mana seharusnya ibu memberikan ASI yang
kelahiran bayi hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui bayinya.
Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% ibu-ibu tidak pernah
Fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan pertama
kelahiran bayi hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui bayinya.
Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% ibu-ibu tidak pernah
mendengar informasi tentang ASI sedangkan 70,4% ibu-ibu tidak pernah
berjalan dengan baik, namun seringkali proses menyusui dilakukan tidak tepat,
akhirnya ASI tidak keluar dan ibu tidak mau menyusui dan bayipun tidak mau
Tidak heran bila hasil survey membuktikan masih sedikit bayi yang
menerima ASI eksklusif sampai bayi berusia minimal 4 bulan. Dari hasil Survey
eksklusif sampai bayi berumur 4 bulan di Indonesia hanya 52%. Memang, angka
pencapaian tersebut telah meningkat sebesar 36% bila dibandingkan dengan hasil
survey serupa yang diadakan oleh WHO (World Health Organization) pada tahun
kebanyakan tidak memberikan ASI eksklusif secara penuh dan bayi mereka diberi
tambahan susu formula.Ada beberapa yang membuang ASI yang pertama keluar
atau lebih sering disebut kolostrum karena dianggap kotor dan serta air susunya
tidak terlalu kental. Ada pula keyakinan pada masyarakat Jekulo bahwa menyusui
itu harus bergantian antara payudara kanan dan kiri. Mereka menganggap ASI dari
payudara kanan sebagai makan dan ASI dari payudara kiri sebagai minum.
Di wilayah Desa Jekulo terdapat 4 posyandu yang 100% aktif dalam
pusat dan Kabupaten Kudus belum tercapai. . Berdasarkan latar belakang di atas,
antara karakteristik ibu bayi, pengetahuan, sikap, perilaku dan dukungan keluarga
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan atau sekali waktu (Notoadmojo, 2005).
Populasi adalah seluruh objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti.
yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau
Sampling, dimana mengambil sampel populasi yang ada di Desa Jekulo Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus sesuai dengan besar sampel yang sesuai kriteria inklusi
dengan pertimbangan yang dibuat oleh peneliti (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian
ini besar sampel adalah 83 responden ibu bayi yang memenuhi kriteria inklusi.
DEFINISI OPERASIONAL
pertanyaan Usia < 20 tahun, Usia 20-30 tahun, Usia 31-40 tahun.
pertanyaan. Kriteria: Sikap baik: Skor 76% - 100% (27-45). Sikap cukup: Skor
pertanyaan. Kriteria: Perilaku baik: Skor 76% - 100% (18-24). Perilaku cukup: Skor
51%-75% (12-17)
dengan mengisi pertanyaan. Kriteria: aku pemberian ASI eksklusif baik: Skor 51% -
100% (13-24). Perilaku pemberian ASI tidak eksklusif : Skor 0%-50% (0-12).
ANALISA DATA
orang responden (18%) dengan umur Kurang dari 20 tahun dalam pemberian ASI
Tabel 1
Hubungan Umur Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Umur Perilaku Pemberian ASI Jumlah ά P
Value
Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %
20 - 30 tahun 14 26 40 48%
31 - 40 tahun 9 11 20 24%
Total 35 48 83 100%
Usia adalah penentu yang penting dari hubungan social dan tingkatan usia
merupakan pengaruh yang berarti didalam struktur dari kebudayaan. Usia dianggap
sebagai factor relevan dalam soal senioritas dan tingkat tanggungjawab. Usai muda
(usia dewasa awal) adalah periode penuh tantangan, penghargaan dan krisis.
Tantangan itu
adalah usia dewasa awal (20-30 tahun) sebanyak 40 orang responden (48%). Dimana
responden dengan usia tersebut matur dalam pertumbuhan psikososial dan kognitif
tetapi mereka masih perlu tantangan dan krisis untuk mencapai keseimbangan
tersebut. Sedangkan usia dewasa akhir sebanyak 20 orang responden (24%) adalah
usia dengan pertumbuhan psikososial dan kognitif yang sudah matur sehingga dalam
usia seseorang yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan motivasi orang tersebut
orang dan sebanyak 17 orang responden dengan pemberian ASI tidak eksklusif,
sebanyak 8 orang responden (10%) dengan pendidikan D III dengan pemberian ASI
kognitif. Jadi dalam penelitian ini karakteristik usia ada hubungan dengan
Hal ini didukung dengan hasil analisis statistic uji Chi-Square dengan
tingkat kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil p = 0,011 yang berarti Ho ditolak.
Dengan demikian ada hubungan umur responden dengan pemberian ASI eksklusif
Tabel 2
Hubungan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
SLTA 23 17 40 49%
D III 0 8 8 10%
Sarjana 4 0 4 5%
Total 35 48 83 100%
tingkah laku dengan cara pengajaran, nilai tersebut akan diterima responden
belajar pada orang lain. Belajar adalah diaplikasikan sebagai bentuk pemberian
sikap dan pengalaman Masa lalu dan responden maka semakin tinggi pula
informasi atau nilai-nilai yang ada dalam sebanyak 40 orang (49%). Sehingga
diperoleh hasil p = 0,000 yang berarti Ho pemberian ASI eksklusif dan sebanyak
pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo responden dengan pekerjaan ibu rumah
Tabel 3
Hubungan Pekerjaan Responden dengan Pemberian ASI eksklusif di Desa Jekulo
Pada Bulan April 2007
Pekerjaan Pemberian ASI Jumlah ά P Value
Karyawan 12 13 25 30%
Wiraswasta 12 13 25 30%
Ibu RT 22 9 31 37%
Total 35 48 83 100%
oleh suatu individu. Menurut Selye, 1996 tanggungjawab yang bisa disalurkan
beban kerja dan tanggung jawab yang tidak ada stressor yang memicu
besar merupakan suatu stressor yang munculnya kecemasan atau depresi bagi
sangat kuat sekarang ini. Demikian juga individu. Sehingga hal tersebut akan
seseorang yang kehilangan pekerjaan memberikan kondisi yang nyaman bagi
dan yang paling banyak adalah sebagi ibu orang responden dan sebanyak 9 orang
mudah dan nyaman dalam meberikan orang responden (30%) dengan dengan
ASI secara eksklusif. Dengan demikian anak 3 – 4 orang dengan pemberian ASI
memberikan ASI eksklusif. Hal ini dengan pemberian ASI tidak eksklusif,
uji Chi-Square dengan tingkat (49%) dengan anak lebih dari 4 orang
kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil p dengan pemberian ASI eksklusif
Dari hasil penelitian yang telah dengan pemberian ASI eksklusif yang
dilakukan terhadap responden sebanyak dilakukan responden tersebut
Jekulo Kudus.
Tabel 4
Hubungan Jumlah Anak Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Jumlah anak Pemberian ASI Jumlah ά P Value
3 – 4 orang 12 14 26 30%
Total 35 48 83 100%
orang tersebut untuk melakukan suatu Jadi jumlah anak responden ada
anak lebih dari 2 orang, jadi responden eksklusif pada bayi. Hal ini didukung
dengan hasil analisis statistic uji Chi- pemberian ASI tidak eksklusif,
0,05 dan diperoleh hasil p = 0,003 yang responden (25%) dengan dukungan
berarti Ho ditolak. Dengan demikian ada keluarga kurang dengan pemberian ASI
Tabel 5
Hubungan Dukungan Keluarga Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Dukungan Pemberian ASI Jumlah ά P Value
Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %
Baik 14 48 62 75% < 0,05 0,000
Cukup 18 0 18 23%
Kurang 0 3 3 2%
Total 35 48 83 100%
sosialnya yaitu rasa menjadi milik orang yang dapat dimengerti responden dan
pernyataan diri (Stuart dan Laraia, 1991) mengurangi stressor dan meningkatkan
dan 5) kemampuan dalam menyelesaikan kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil
sebanyak 62 orang responden (75%). Hal pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo
ASI tidak e16 orang responden (25%) ditolak. Dengan demikian ada
Tabel 6
Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden dengan Pemberian ASI eksklusif Di
Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Cukup 7 9 16 20%
Kurang 0 0 0 0
Total 35 48 83 100%
“tahu” dan terjadi setelah orang komponen yang lain. 5) Sintesis adalah
materi yang telah dipelajari sebelumnya, ASI eksklusif yang baik karena
rangsangan yang diterima. 2) Memahami SLTA dan DIII / S1 dan sudah pernah
benar tentang obyek yang diketahui dan memiliki anak 3 atau lebih.. Dari proses
materi yang telah dipelajari pada situasi dari tahu sampe evaluasi, sehingga
tingkah laku dengan cara pengajaran, pemberian ASI eksklusif pada bayi.
penyuluhan dan penelitian. Tujuan Hal ini didukung dengan hasil analisis
belajar pada orang lain. Belajar adalah kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil
masa kini dari individu. Faktor pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo
Dari hasil penelitian yang telah orang responden dan sebanyak 11 orang
(25%) dengan sikap yang cukup dengan hubungan sikap responden dengan
pemberian ASI eksklusif dan sebanyak 9 pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo
Kudus
Tabel 7
Hubungan Sikap Responden dengan Pemberian ASI eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Kurang 0 0 0 0
Total 35 48 83 100%
Hal ini didukung dengan hasil analisis responden dengan pemberian ASI
Tabel 4.17
Hubungan Perilaku Responden dengan Pemberian ASI eksklusif di Desa Jekulo
Pada Bulan April 2007
Perilaku Pemberian ASI Jumlah ά P Value
Cukup 19 13 32 39%
Kurang 0 31 31 37%
Total 35 48 83 100%
suatu aktifitas manusia itu sendiri. ASI secara eksklusif yaitu ASI mudah
Perilaku menurut Lawrence green, 1980 digunakan dan tidak repot dan terjamin
pendukung adalah tersedianya sarana dan dalam memberikan ASI secara eksklusif
prasarana serta fasilitas untuk melakukan yang dapat meningkatkan motivasi dari
pemberian ASI eksklusif ini dipengaruhi ASI secara eksklusif yang benar – benar
oleh berbagi factor yaitu: 1)Adanya sesuai dengan kebutuhan bayinya. Hal ini
(18%) berumur kurang dari 20 tahun, dengan pekerjaan sebagai ibu rumah
dengan pendidikan D III dan 4 responden (73%) dengan dukungan keluarga baik
dengan dukungan keluarga kurang baik. pemberian ASI eksklusif dengan nilai p
tingkat pengetahuan baik dan sebanyak pemberian ASI eksklusif dengan nilai p
responden atau 76% dengan sikap baik = 0,003, Ada hubungan dukungan
20% dengan sikap cukup. Perilaku pemberian ASI eksklusif dengan nilai p
perilaku pemberian ASI eksklusif baik pemberian ASI eksklusif dengan nilai p
dan sebanyak 48 orang responden atau = 0,000 dan Ada hubungan karakteristik
secara eksklusif.