Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU BAYI,

PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN


DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Oleh: Ike Nurhayati
Pemberian ASI secara dini dan eksklusif 4 sampai 6 bulan pertama membantu
mencegah penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya antibodi yang ada
dalam kolostrum (General Java Online, 2004).. Unicef juga mencatat penurunan yang
tajam dalam menyusui berdasarkan tingkat umur yaitu 63% disusui pada bulan
pertama, 45% disusui pada bulan kedua, 30% pada bulan ketiga, 19% pada bulan
keempat, 12% pada bulan kelima dan 6% pada bulan keenam (Novaria, M, 2005).
Sementara itu diwilayah desa Jekulo sebagian besar penduduk wanitanya adalah
pekerja dipabrik atau pedagang yang mempunyai kebiasaan tidak memberikan ASI
secara eksklusif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ibu bayi,
pengetahuan, sikap, perilaku ibu bayi tentang pemberian ASI dan dukungan keluarga
serta untuk mengetahu hubungan karakteristik ibu bayi, pengetahuan, sikap, perilaku
ibu bayi tentang pemberian ASI dan dukungan keluarga dengan pemberian SI
eksklusif di wilayah desa Jekulo Kudus. Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian cros sectional dengan populasi ibu bayi di wilayah desa Jekulo Kudus.
Adapun pengambilan sample dengan tehnik Purposive Sampling dimana ibu bayi di
wilayah desa Jekulo Kudus yang memenuhi criteria inklusi.Penelitian ini
menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui karakteristik ibu bayi,
pengetahuan, sikap, perilaku ibu bayi tentang pemberian ASI, dukungan keluarga dan
pemberian ASI eksklusif di wilayah desa Jekulo Kudus. Analisa data penelitian ini
menggunakan analisis uji statistic Chi square dengan nilai kemaknaan ά = 0,05.
Hasil penelitian ini ada hubungan karaketristik umur ibu bayi dengan
pemberian ASI eksklusif dengan p value = 0,011, hubungan tingkat pendidikan ibu
bayi dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value = 0,000, hubungan pekerjaan
ibu bayi dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value = 0,000,hubungan jumlah
anak ibu bayi dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value = 0,003, hubungan
dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value = 0,000,
hubngan pengetahuan ibu bayi dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value =
0,000, hubungan sikap ibu bayi dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value =
0,00 dan hubungan perilaku ibu bayi dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value
0,000pengetahuan seksual dengan perilaku aktifitas seksual dengan hasil p = 0,002.
ABSTACT

Taking ASI in first and eksklusif 4 until 6 mounth will prevention sick for
baby. This is because its antibody in colostrums (General Java Online, 2004). In
research Unicef in Indonesia after economic crisis year 1997 there 14% baby can
taking ASI 12 hour after partus mother. Unicef research there decrease in taking ASI
for baby at the level old is 63% in first mounth, 45% in second mounth, 30% in third
mounth, 19% in four mounth, 12% in five mounth and 6% in six mounth (Novaria,
M, 2005). That is, society women in Jekulo is have not tke ASI eksklusif.
Target this research is to know characteristic baby mother, knowledge,
attitude and behavior about take ASI, family support and Taking Eksklusif ASI in
Jekulo Kudus, to know relation characteristic baby mother, knowledge, attitude,
attitude and behavior about take ASI, family support and Taking Eksklusif ASI in
Jekulo Kudus.Method in research is sectional cross with population baby mother in
Jkulo Kudus. As for intake of sample technicsly is purposive sampling baby mother
in Jekulo Kudus which fulfill inklusi criteriaThis research use sheet of kuesioner to
know characteristic baby mother, knowledge, attitude, behavior about take ASI and
family support, also to know taking ASI eksklusif baby mother in Jekulo Kudus.
While this research data analysis use test of statistic Chi Square with meaning value <
0,05 by using program computer of SPSS window version 10,5.
Result of this research there is old baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,011, stude level baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, work baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, occurrence child baby mother relation with taking
ASI eksklusif with value of p = 0,003, family support relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, knowledge baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, attitude baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000, behavior baby mother relation with taking ASI
eksklusif with value of p = 0,000.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya penurunan angka

kematian bayi dan balita. Dalam dokumen Propenas 2000-2004 upaya ini termaktub

dalam tiga program pembangunan kesehatan nasional, yaitu program kesehatan

lingkungan, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat, program upaya kesehatan

serta perbaikan gizi masyarakat (UNDP, 2004:5).

Pada beberapa dekade terakhir ini, Indonesia telah mengalami kemajuan

yang signifikan dalam upaya penurunan angka kematian bayi. Pada tahun 1960,

Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah 128 per 1000 kelahiran. Angka ini

turun menjadi 68 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1989, 57 per 1000

hasil penelitian Unicef di Indonesia setelah krisis ekonomi dilaporkan bahwa hanya

14% bayi yang disusui dalam 12 jam setelah kelahiran. Kolostrum dibuang oleh

kebanyakan ibu karena dianggap kotor dan tidak baik bagi bayi. Unicef juga mencatat

penurunan yang tajam dalam menyusui berdasarkan tingkat umur dari pengamatan

diketahui bahwa 63% disusui hanya pada bulan pertama, 45% bulan kedua, 30%

bulan ketiga, 19% bulan keempat, 12% bulan kelima dan hanya 6% pada bulan

keenam bahkan lebih dari 200.000 bayi atau 5% dari populasi bayi di Indonesia saat

itu tidak disusui sama sekali (MM Novaria, 2005:2).

Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar Jabotabek (1995) diperoleh fakta

bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan pertama


menghentikan pemberian ASI eksklusif pada bayinya dilaporkan bahwa alasan yang

paling sering dikemukakan oleh masyarakat tidak memberikan ASI eksklusif sampai

bayi berusia minimal 4 bulan yaitu karena merasa ASI tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayinya walaupun sebenarnya hanya sedikit sekali (2%-5%) yang secara

biologis memang kurang produksi ASInya. Alasan berikutnya yaitu karena ibu

bekerja untuk mereka beranggapan bahwa ASI saja tidak cukup untuk kebutuhan

bayinya, takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap berhasil “jadi orang”, takut bayi

akan tumbuh menjadi anak yang tumbuh manja (Utami Roesli, 2001:47).

Proses menyusui memerlukan pengetahuan dan latihan yang cepat, supaya

proses menyusui dapat

(BKKBN, 2002:1).

Untuk Kabupaten Kudus target yang diharapkan disesuaikan dengan target

nasional yaitu 80 %. Di Kabupaten Kudus sendiri mencakup 9 kecamatan dimana

sampai saat ini, secara keseluruhan pemberian ASI eksklusif hanya dapat dicapai

sebesar 15,70%. Untuk wilayah Kecamatan Jekulo sendiri angka pencapaian untuk

pemberian ASI Eksklusif hanya 14,38%.

Pada wilayah Desa Jekulo sebagian besar penduduk wanitanya adalah

kaum pekerja yaitu: 50% adalah pekerja pabrik, 25% sebagai pedagang, 15% ibu

rumah tangga dan sisanya sebesar 5% sebagai PNS. Umur ibu-ibu yang memiliki

balita berkisar antara 20-35 tahun dengan jumlah anak rata-rata setiap keluarga 2-4

orang anak. Latar belakang pendidikan mereka antara SD


survey awal yang dilakukan di dua desa pada Kecamatan Jekulo terdapat bayi dengan

usia 0 sampai 12 bulan sebanyak 105 bayi. Pada survey awal yang difokuskan pada

wilayah Desa Jekulo saja dan didapatkan sampel sebanyak 40 bayi. Dari ke-40 bayi

hanya 12 bayi yang diberi ASI secara eksklusif. Hal ini berarti target yang ditentukan

Pemerintah

METODE

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory research, yaitu

penelitian yang dilakukan untuk menyoroti hubungan antara variabel-variabel

penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan sebelumnya.

Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survey

dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan

variabel terikat akan

semua ibu yang mempunyai bayi berusia 0 – 12 bulan di wilayah Desa Jekulo

Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Jumlah populasi bayi umur 0 – 12 bulan

sebanyak 105. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi (Sugiyono, 2005). Sample yang diambil harus memiliki kriteria, dimana

kriteria tersebut menentukan anggota populasi yang akan diambil sebagai sample

(Nursalam, 2003). Sampel tersebut mempunyai kriteria inklusi sebagai berikut: a) Ibu

bertempat tinggal di Desa Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus pada bulan

April 2007, b)Ibu yang mempunyai bayi berumur 0 – 12 bulan, c) Ibu hamil yang

bisa baca tulis, d)Ibu yang tinggal serumah dengan keluarga/tidak sendirian rumah, e)
Ibu bayi yang bersedia menjadi responden.

Mengisi jawaban Tamat pendidikan 9 tahun, Tamat SLTA, Tamat D III, Tamat S 1.

Untuk mengetahui pekerjaan responden diberi kuasioner dengan mengisi pertanyaan

Petani, karyawan wiraswasta/pedagang, Ibu rumah tangga.

Untuk mengetahui jumlah anak responden diberi kuasioner dengan mengisi

pertanyaan 1 = jumlah anak 1-2 orang. 2 = jumlah anak 3-4 orang. 3 = jumlah anak >

4 orang. Untuk mengetahui dukungan keluarga responden diberi kuasioner dengan

mengisi pertanyaan. Kriteria: Dengan dukungan: Skor 76% - 100% (27-45)

Dukungan cukup:Skor 51%-75% (19-26) Dukungan kurang: Skor <50% (<18).

Untuk mengetahui pengetahuan responden diberi kuasioner dengan.

Kriteria: Pengetahuan baik: Skor 76% - 100% (27-45). Pengetahuan

Analisa Univariat adalah analisa untuk menggambarkan tiap variable dengan

menggunakan tabel frekuensi atau grafik (Aziz, 2003). Analisa bivariat adalah untuk

mengetahui antara variable dependen dengan independen (Hastono, 2001). Tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteriskit ibu bayi,

pengetahuan, sikap perilaku dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif

ibu bayi di desa Jekulo Kudus. Dalam penelitian ini skala data adalah nominal, maka

peneliti menggunakan uji Chi Square dengan nilai P = 0,05. uji statistik ini

menggunakan komputer dengan program SPSS Window 1,0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden sebanyak 83


responden menunjukkan bahwa 23

yang hasilnya p = 0,011 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian ada hubungan

karakteristik umur responden dengan

kelahiran hidup pada tahun 1992 dan 46 per 1000 kelahiran hidup pada

tahun 1995 (UNDP, 2004).

Pemberian ASI secara dini dan eksklusif sekurang-kurangnya 4 sampai 6

bulan pertama akan membantu mencegah penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan

karena adanya antibodi penting yang ada dalam kolostrum dan ASI (dalam jumlah

yang sedikit). Selain itu ASI juga selalu aman dan bersih sehingga sangat kecil

kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi

(General Java Online, 2004).

Pada era sekarang 80% bayi di Indonesia tidak lagi menyusu sejak 24 jam

pertama sejak mereka lahir, di mana seharusnya ibu memberikan ASI yang

merupakan makanan utama yang sangat diperlukan bayi. Berdasarkan

kelahiran bayi hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui bayinya.

Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% ibu-ibu tidak pernah

mendengar informasi tentang ASI sedangkan 70,4% ibu-ibu tidak pernah

mendengar tentang ASI eksklusif (Utami Roesli, 2001:21).

Fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan pertama

kelahiran bayi hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui bayinya.

Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% ibu-ibu tidak pernah
mendengar informasi tentang ASI sedangkan 70,4% ibu-ibu tidak pernah

mendengar tentang ASI eksklusif (Utami Roesli, 2001:21).

Berdasarkan hasil penelitian Utami Roesli terhadap ibu-ibu yang

berjalan dengan baik, namun seringkali proses menyusui dilakukan tidak tepat,

akhirnya ASI tidak keluar dan ibu tidak mau menyusui dan bayipun tidak mau

menyusu (Utami Roesli, 2001:65).

Tidak heran bila hasil survey membuktikan masih sedikit bayi yang

menerima ASI eksklusif sampai bayi berusia minimal 4 bulan. Dari hasil Survey

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 tercatat bahwa pemberian ASI

eksklusif sampai bayi berumur 4 bulan di Indonesia hanya 52%. Memang, angka

pencapaian tersebut telah meningkat sebesar 36% bila dibandingkan dengan hasil

survey serupa yang diadakan oleh WHO (World Health Organization) pada tahun

1986. Namun, angka pencapaian tersebut belum menggembirakan, karena belum

mencapai target 80%

sampai dengan Perguruan Tinggi. Kebiasaan dari ibu-ibu di Desa Jekulo

kebanyakan tidak memberikan ASI eksklusif secara penuh dan bayi mereka diberi

tambahan susu formula.Ada beberapa yang membuang ASI yang pertama keluar

atau lebih sering disebut kolostrum karena dianggap kotor dan serta air susunya

tidak terlalu kental. Ada pula keyakinan pada masyarakat Jekulo bahwa menyusui

itu harus bergantian antara payudara kanan dan kiri. Mereka menganggap ASI dari

payudara kanan sebagai makan dan ASI dari payudara kiri sebagai minum.
Di wilayah Desa Jekulo terdapat 4 posyandu yang 100% aktif dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya. Mereka juga memberikan

penerangan dan informasi mengenai manfaat ASI eksklusif. Dari

pusat dan Kabupaten Kudus belum tercapai. . Berdasarkan latar belakang di atas,

penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Apakah ada hubungan

antara karakteristik ibu bayi, pengetahuan, sikap, perilaku dan dukungan keluarga

dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah Desa Jekulo tahun 2006.

dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan atau sekali waktu (Notoadmojo, 2005).

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah seluruh objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti.

Bukan hanya objek atau subjek

yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau

objek tersebut (Aziz 2003).

Populasi dalam penelitian ini adalah

Metode sampling yang digunakan yaitu dengan menggunakan Purposive

Sampling, dimana mengambil sampel populasi yang ada di Desa Jekulo Kecamatan

Jekulo Kabupaten Kudus sesuai dengan besar sampel yang sesuai kriteria inklusi

dengan pertimbangan yang dibuat oleh peneliti (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian

ini besar sampel adalah 83 responden ibu bayi yang memenuhi kriteria inklusi.

Dimana besar sampel diambil dengan menggunakan rumus sebagai berikut


(Notoatmojo, 2005):

DEFINISI OPERASIONAL

Untuk mengetahui umur responden diberi kuasioner dengan mengisi

pertanyaan Usia < 20 tahun, Usia 20-30 tahun, Usia 31-40 tahun.

Untuk mengetahui pendidikan responden diberi kuasioner dengan

cukup: Skor 51%-75% (19-26). Pengetahuan kurang: Skor <50% (<18).

Untuk mengetahui sikap responden diberi kuasioner dengan mengisi

pertanyaan. Kriteria: Sikap baik: Skor 76% - 100% (27-45). Sikap cukup: Skor

51%-75% (19-26). Sikap kurang: Skor <50% (<18).

Untuk mengetahui perilaku responden diberi kuasioner dengan mengisi

pertanyaan. Kriteria: Perilaku baik: Skor 76% - 100% (18-24). Perilaku cukup: Skor

51%-75% (12-17)

Perilaku kurang: Skor <50% (<11).

Untuk mengetahui pemberian ASI Eksklusif responden diberi kuasioner

dengan mengisi pertanyaan. Kriteria: aku pemberian ASI eksklusif baik: Skor 51% -

100% (13-24). Perilaku pemberian ASI tidak eksklusif : Skor 0%-50% (0-12).

ANALISA DATA

orang responden (18%) dengan umur Kurang dari 20 tahun dalam pemberian ASI

eksklusif sebanyak 12 orang responden dan sebanyak 11 orang responden dengan

pemberian ASI tidak eksklusif. Sedangkan sebanyak 40 orang responden (48%)

berumur 20 – 30 tahun dalam pemberian ASI eksklusif sebanyak 14 orang


responden dan sebanyak 26 orang responden dengan pemberian ASI tidak eksklusif.

Dan sisanya sebanyak 20 orang responden (24) berumur 33 – 38 tahun dalam

pemberian ASI eksklusif adalah hasilnya sebanyak 9 orang responden dan

sebanyak 11 orang responden pemberian ASI tidak eksklusif. Dari karakteristik

umur responden dihubungkan dengan pemberian ASI eksklusif yang dilakukan

responden tersebut menggunakan uji Chi-Square

pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo Kudus.

Tabel 1
Hubungan Umur Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Umur Perilaku Pemberian ASI Jumlah ά P
Value
Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %

< 20 tahun 12 11 23 28% < 0,05 0,011

20 - 30 tahun 14 26 40 48%

31 - 40 tahun 9 11 20 24%

Total 35 48 83 100%

Usia adalah penentu yang penting dari hubungan social dan tingkatan usia

merupakan pengaruh yang berarti didalam struktur dari kebudayaan. Usia dianggap

sebagai factor relevan dalam soal senioritas dan tingkat tanggungjawab. Usai muda

(usia dewasa awal) adalah periode penuh tantangan, penghargaan dan krisis.

Tantangan itu
adalah usia dewasa awal (20-30 tahun) sebanyak 40 orang responden (48%). Dimana

responden dengan usia tersebut matur dalam pertumbuhan psikososial dan kognitif

tetapi mereka masih perlu tantangan dan krisis untuk mencapai keseimbangan

tersebut. Sedangkan usia dewasa akhir sebanyak 20 orang responden (24%) adalah

usia dengan pertumbuhan psikososial dan kognitif yang sudah matur sehingga dalam

usia ini sangat bertanggungjawab dalam hal pengambilan keputusan.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa dalam pelaksanaan tindakan didasarkan pada

usia seseorang yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan motivasi orang tersebut

untuk bertindak (Stuart dan Sundden,1999). Dengan demikian seseorang dalam

bertindak akan dipengaruh oleh tingkat umur, sikap

23 orang responden dengan pemberian ASI tidak eksklusif, sebanyak 40 orang

responden (49%) berpendidikan SLTA dengan pemberian ASI eksklusif sebanyak 23

orang dan sebanyak 17 orang responden dengan pemberian ASI tidak eksklusif,

sebanyak 8 orang responden (10%) dengan pendidikan D III dengan pemberian ASI

eksklusif sebanyak 8 orang dan sisanya sebanyak 4 orang responden (5%),

berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 4 orang

meliputi tuntutan kerja dan meningkatkan produktifitas. Sedangkan usia dewasa

akhir sudah mencapai keseimbangan pertumbuan fisiologis, psikososial dan

kognitif. Jadi dalam penelitian ini karakteristik usia ada hubungan dengan

pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo Kudus.

Disini responden yang banyak


Dan pengetahuan yang akan diaplikasikan serta motivasi internal maupun eksternal

responden dalam pemberian ASI eksklusif. Sehingga karakteristik umur ada

hubungan dengan pemberian ASI eksklusif.

Hal ini didukung dengan hasil analisis statistic uji Chi-Square dengan

tingkat kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil p = 0,011 yang berarti Ho ditolak.

Dengan demikian ada hubungan umur responden dengan pemberian ASI eksklusif

di desa Jekulo Kudus.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden sebanyak 83

responden menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang responden (31%) berpendidikan

9 tahun dengan pemberian ASI eksklusif sebanyak 8 orang responden, sedangkan

sebanyak responden dengan pemberian ASI eksklusif. Dari karakteristik tingkat

pendidikan responden dihubungkan dengan pemberian ASI eksklusif yang

dilakukan responden tersebut menggunakan uji Chi-Square yang hasilnya p = 0,000

yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian ada hubungan karakteristik tingkat

pendidikan responden dengan pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo Kudus.

Tabel 2
Hubungan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007

Pendidikan Pemberian ASI Jumlah ά P Value

Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %

Pendidikan 9 tahun 8 23 31 36% < 0,05 0,000

SLTA 23 17 40 49%
D III 0 8 8 10%

Sarjana 4 0 4 5%

Total 35 48 83 100%

Pendidikan merupakan suatu atau nilai – nilai yang ada dalam

proses pengubahan cara berpikir atau lingkungan masyarakat tersebut. Nilai –

tingkah laku dengan cara pengajaran, nilai tersebut akan diterima responden

penyuluhan dan penelitian. Tujuan sebagai pengetahuan dan membentuk

pendidikan adalah memfasilitasi proses sikap responden yang nantinya akan

belajar pada orang lain. Belajar adalah diaplikasikan sebagai bentuk pemberian

pengalaman instrinsik bagi penerima dan ASI eksklusif. Makin tinggi

merupakan integrasi antara pengetahuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan

sikap dan pengalaman Masa lalu dan responden maka semakin tinggi pula

masa kini dari individu. Faktor kompetensinya dalam melakukan

pendidikan sangat menentukan cara pemberian ASI eksklusif pada anaknya.

berpikir individu yang tecermin dalam Dalam penelitian ini,

sikapnya. Makin tinggi pendidikan responden yang terbanyak adalah

individu makin mudah menerima responden dengan pendidikan SLTA

informasi atau nilai-nilai yang ada dalam sebanyak 40 orang (49%). Sehingga

lingkungannya (Monica,L, 1998). dengan tingginya pendidikan responden

Hasil kuesioner responden makin mudah menerima pengetahuan


dalam pemberian ASI eksklusif tentang pentingnya ASI eksklusif itu

disebabkan karena masing – masing sehingga menentukan responden dalam

responden mempunyai perbedaan dalam tindakan pemberian ASI eksklusif.

menerima dan mempersepsikan informasi Hal ini didukung dengan hasil

analisis statistic uji Chi-Square dengan 25 orang responden (30%) ada

tingkat kemaknaan α < 0,05 dan sebanyak 12 responden dengan

diperoleh hasil p = 0,000 yang berarti Ho pemberian ASI eksklusif dan sebanyak

ditolak. Dengan demikian ada hubungan 13 orang responden dengan pemberian

tingkat pendidikan responden dengan ASI tidak eksklusif. Sedangkan untuk

pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo responden dengan pekerjaan ibu rumah

Kudus. tangga sebanyak 31 orang responden

Dari hasil penelitian yang telah (37%) sebanyak 22 orang responden

dilakukan terhadap responden dengan pemberian ASI eksklusif dan

menunjukkan bahwa responden dengan sebanyak 9 orang responden dengan

pekerjaan petani sebanyak 2 orang pemberian ASI tidak eksklusif. Dari

responden (3%) dengan pemberian ASI karakteristik pekerjaan responden

tidak eksklusif sebanyak 2 orang dihubungkan dengan pemberian ASI

responden. Untuk responden dengan eksklusif yang dilakukan responden

pekerjaan karyawan sebanyak 25 tersebut menggunakan uji Chi-Square

responden (30%) sebanyak 12 orang yang hasilnya p = 0,000 yang berarti Ho

responden dengan pemberian ASI ditolak. Dengan demikian ada


eksklusif dan sebanyak 13 orang hubungan karakteristik pekerjaan

responden dengan pemberian ASI tidak responden dengan pemberian ASI

eksklusif. Untuk responden dengan eksklusif di desa Jekulo Kudus.

pekerjaan wiraswasta/pedagang sebanyak

Tabel 3
Hubungan Pekerjaan Responden dengan Pemberian ASI eksklusif di Desa Jekulo
Pada Bulan April 2007
Pekerjaan Pemberian ASI Jumlah ά P Value

Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %

Petani 0 2 2 3% < 0,05 0,000

Karyawan 12 13 25 30%

Wiraswasta 12 13 25 30%

Ibu RT 22 9 31 37%

Total 35 48 83 100%

Pekerjaan merupakan suatu nyaman dalam kehidupan sehari-hari

gambaran dari kebiasaan yang dilakukan karena merasa mempunyai

oleh suatu individu. Menurut Selye, 1996 tanggungjawab yang bisa disalurkan

mengatakan pekerjaan yang mempunyai dengan pekerjaannya tersebut, sehingga

beban kerja dan tanggung jawab yang tidak ada stressor yang memicu

besar merupakan suatu stressor yang munculnya kecemasan atau depresi bagi

sangat kuat sekarang ini. Demikian juga individu. Sehingga hal tersebut akan
seseorang yang kehilangan pekerjaan memberikan kondisi yang nyaman bagi

merupakan stressor yang kuat bagi responden dalam memberikan ASI

individu. Seseorang yang sudah eksklusif bagi anaknya.

mempunyai pekerjaan akan merasa Dalam penelitian ini semua

responden sudah mempunyai pekerjaan pemberian ASI eksklusif sebanyak 7

dan yang paling banyak adalah sebagi ibu orang responden dan sebanyak 9 orang

rumah tangga sebanyak 31 orang responden dengan pemberian ASI tidak

responden sehingga responden lebih eksklusif. Sedangkan sebanyak 26

mudah dan nyaman dalam meberikan orang responden (30%) dengan dengan

ASI secara eksklusif. Dengan demikian anak 3 – 4 orang dengan pemberian ASI

responden tidak ada factor pemicu eksklusif sebanyak 12 orang responden

terganggunya aktifitas dalam dan sebanyak 14 orang responden

memberikan ASI eksklusif. Hal ini dengan pemberian ASI tidak eksklusif,

didukung dengan hasil analisis statistic bahwa sebanyak 41 orang responden

uji Chi-Square dengan tingkat (49%) dengan anak lebih dari 4 orang

kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil p dengan pemberian ASI eksklusif

= 0,000 yang berarti Ho ditolak. Dengan sebanyak 16 orang dan sebanyak 25

demikian ada hubungan pekerjaan orang responden dengan pemberian ASI

responden dengan pemberian ASI tidak eksklusif. Dari karakteristik

eksklusif di desa Jekulo Kudus. jumlah anak responden dihubungkan

Dari hasil penelitian yang telah dengan pemberian ASI eksklusif yang
dilakukan terhadap responden sebanyak dilakukan responden tersebut

83 responden menunjukkan bahwa menggunakan uji Chi-Square yang

sebanyak 16 orang responden (21%) hasilnya p = 0,003 yang berarti Ho

mempunyai anak 1 – 2 orang dengan ditolak. Yang berarti ada hubungan

karakteristik jumlah anak responden dengan pemberian ASI eksklusif di desa

Jekulo Kudus.

Tabel 4
Hubungan Jumlah Anak Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Jumlah anak Pemberian ASI Jumlah ά P Value

Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %

1 – 2 orang 7 9 16 21% < 0,05 0,003

3 – 4 orang 12 14 26 30%

> 4 orang 16 25 41 49%

Total 35 48 83 100%

Pengalaman adalah suatu mempunyai pengalaman yang sudah

pengetahuan yang berharga dan pernah dilaluinya dalam melakukan

merupakan hasil athu dari indidvidu. perawatan anak khususnya dalam

Pengalaman seseorang akan mengilhami memberikan ASI pada bayi mereka.

orang tersebut untuk melakukan suatu Jadi jumlah anak responden ada

tindakan yang akan lebih baik daripada hubungannya dengan pengalaman


sebelumnya (Stuart and Sundeen, 1999). responden dalam merawat anak.

Pada penelitian ini responden Dengan demikian jumlah anak ada

yang terbanyak adalah responden dengan hubungannya dengan pemberian ASI

anak lebih dari 2 orang, jadi responden eksklusif pada bayi. Hal ini didukung

dengan hasil analisis statistic uji Chi- pemberian ASI tidak eksklusif,

Square dengan tingkat kemaknaan α < sedangkan sebanyak 21 orang

0,05 dan diperoleh hasil p = 0,003 yang responden (25%) dengan dukungan

berarti Ho ditolak. Dengan demikian ada keluarga kurang dengan pemberian ASI

hubungan jumlah anak responden dengan eksklusif sebanyak 21 orang responden.

pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo Dari karakteristik dukungan keluarga

Kudus. responden dihubungkan dengan

Dari hasil penelitian yang telah pemberian ASI eksklusif yang

dilakukan terhadap 83 orang responden dilakukan responden tersebut

menunjukkan bahwa responden dengan menggunakan uji Chi-Square yang

dukungan keluarga yang baik sebanyak hasilnya p = 0,000 yang berarti Ho

62 responden (75%) sebanyak 14 ditolak. Dengan demikian ada

responden pemberian ASI eksklusif dan hubungan karakteristik dukungan

sebanyak 48 orang responden dengan keluarga responden dengan pemberian

ASI eksklusif di desa Jekulo Kudus.

Tabel 5
Hubungan Dukungan Keluarga Responden Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007
Dukungan Pemberian ASI Jumlah ά P Value
Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %
Baik 14 48 62 75% < 0,05 0,000
Cukup 18 0 18 23%
Kurang 0 3 3 2%
Total 35 48 83 100%

Dukungan keluarga/social untuk kebaikan masa depan anak

merupakan suatu factor support yang mereka. Keluarga responden sudah

baik dalam meningkatkan motivasi memanfaatkan arti dukungan

seseorang. Manusia sebagai makhluk keluarga/social yang berupa memotivasi

social yang hidup berkelompok, saling responden, memberikan masukan untuk

berhubungan untuk memenuhi kebutuhan mengontrol diri, memberikan harapan

sosialnya yaitu rasa menjadi milik orang yang dapat dimengerti responden dan

lain, kebutuhan pengakuan orang lain, membantu dalam penyelesaian masalah

kebutuhan penghargaan orang lain dan responden. Sehingga responden bisa

pernyataan diri (Stuart dan Laraia, 1991) mengurangi stressor dan meningkatkan

Menurut Keliat, B 1999 motivasi untuk memberikan ASI secara

mengemukakan factor pendukung eksklusif bagi anak mereka. Hal ini

motivasi adalah 1) Dukungan social, 2) didukung dengan hasil analisis statistic

control, 3) ketabahan hati, 4) Harapan uji Chi-Square dengan tingkat

dan 5) kemampuan dalam menyelesaikan kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil

masalah. p = 0,000 yang berarti Ho ditolak.

Dalam penelitian ini responden Dengan demikian ada hubungan


yang sudah mendapat dukungan keluarga dukungan keluarga responden dengan

sebanyak 62 orang responden (75%). Hal pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo

ini dikarenakan bahwa dukungan Kudus.

keluarga yang diberikan keluarga adalah

Dari hasil penelitian yang sebanyak 9 orang ksklusif Sedangkan

telah dilakukan terhadap 83 orang sebanyak responden dengan pemberian

responden menunjukkan bahwa ASI tidak eksklusif. Dari tingkat

responden dengan tingkat pengetahuan pengetahuan responden dihubungkan

baik sebanyak 67 orang responden (80%) dengan perilaku pemberian ASI

sebanyak 28 orang responden dengan eksklusif yang dilakukan responden

pemberian ASI eksklusif dan sebanyak tersebut menggunakan uji Chi-Square

39 orang responden dengan pemberian yang hasilnya p = 0,000 yang berarti Ho

ASI tidak e16 orang responden (25%) ditolak. Dengan demikian ada

dengan tingkat pengetahuan cukup hubungan tingkat pengetahuan

dengan pemberian ASI eksklusif responden dengan pemberian ASI

sebanyak 7 orang responden dan eksklusif di desa Jekulo Kudus.

Tabel 6
Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden dengan Pemberian ASI eksklusif Di
Desa Jekulo Pada Bulan April 2007

Pengetahuan Pemberian ASI Jumlah ά P Value

Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %


Baik 28 39 67 80% < 0,05 0,000

Cukup 7 9 16 20%

Kurang 0 0 0 0

Total 35 48 83 100%

Pengetahuan adalah hasil atau subyek kedal;am komponen –

“tahu” dan terjadi setelah orang komponen yang lain. 5) Sintesis adalah

melakukan pengindraan terhadap hal – menghubungkan bagian – bagian dalam

hal tertentu. Pengindraan terjadi melalui suatu bentuk secara keseluruhan. 6)

panca indra penglihatan, pendengaran, Evaluasi yang berkaitan dengan

penciuman, rasa dan raba. Menurut kemampuan untuk melakukan

Roger (1974) mempunyai 6 tingkatan justifikasi terhadap obyek.

dalam domain kognitif yaitu: 1) Tahu Disini responden mempunyai

(Know) diartikan mengingat sesuatu tingkat pengetahuan tentang pemberian

materi yang telah dipelajari sebelumnya, ASI eksklusif yang baik karena

termasuk mengingat kembali atau recall sebagian besar responden (52

terhadap sesuatu yang spesifik atau responden) mempunyai pendidikan

rangsangan yang diterima. 2) Memahami SLTA dan DIII / S1 dan sudah pernah

(Comprehention) diartikan suatu merawat anak karena sebagian besar

kemampuan untuk menjelaskan secara responden (67 responden) sudah

benar tentang obyek yang diketahui dan memiliki anak 3 atau lebih.. Dari proses

diinteprtasikan dengan benar. 3) Aplikasi tersebut responden sudah melalui 6


adalah kemampuan untuk menggunakan tingkatan dalam domain kognitif yaitu

materi yang telah dipelajari pada situasi dari tahu sampe evaluasi, sehingga

dan kondisi yang sebenarnya. 4) analisys responden dalam melakukan recall

adalah kemampuan menjabarkan materi pengetahuan tentang pemberian ASI

eksklusif dapat dengan mudah dengan tingginya pengetahuan

dijabarkan. Dengan demikian bila responden makin mudah menerima

dilakukan penilaian pengetahuan hasilnya pengetahuan tentang pemberian ASI

baik. Pengetahuan merupakan suatu eksklusif. Dengan demikian

proses pengubahan cara berpikir atau menentukan responden dalam praktek

tingkah laku dengan cara pengajaran, pemberian ASI eksklusif pada bayi.

penyuluhan dan penelitian. Tujuan Hal ini didukung dengan hasil analisis

pembelajaran adalah memfasilitasi proses statistic uji Chi-Square dengan tingkat

belajar pada orang lain. Belajar adalah kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil

pengalaman instrinsik bagi penerima dan p = 0,000 yang berarti Ho ditolak.

merupakan integrasi antara pengetahuan, Dengan demikian ada hubungan tingkat

sikap dan pengalaman masa lalu dan pengetahuan responden dengan

masa kini dari individu. Faktor pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo

pengetahuan responden sangat Kudus. Ini terjadi karena semakin tinggi

menentukan cara berpikir responden yang tingkat pengetahuan responden maka

tercermin dalam sikapnya (Monica,L, semakin baik dalam praktek pemberian

1998). ASI eksklusif pada bayi. Hal ini sesuai


Dalam penelitian ini, responden dengan yang dikatakan Monica, L

yang terbanyak adalah responden dengan (1998) makin tinggi pengetahuan

pengetahuan yang baik tentang seseorang makin mudah menerima

pemberian ASI eksklusif, Sehingga informasi atau nilai-nilai yang ada

Dari hasil penelitian yang telah orang responden dan sebanyak 11 orang

dilakukan terhadap 83 orang responden responden dengan pemberian ASI tidak

menunjukkan bahwa responden dengan eksklusi. Dari sikap responden

sikap baik sebanyak 63 orang responden dihubungkan dengan perilaku

(76%) sebanyak 26 orang responden pemberian ASI eksklusif yang

dengan pemberian ASI eksklusif dan dilakukan responden tersebut

sebanyak 37 orang responden dengan menggunakan uji Chi-Square yang

pemberian ASI tidak eksklusif. hasilnya p = 0,000 yang berarti Ho

Sedangkan sebanyak 20 orang responden ditolak. Dengan demikian ada

(25%) dengan sikap yang cukup dengan hubungan sikap responden dengan

pemberian ASI eksklusif dan sebanyak 9 pemberian ASI eksklusif di desa Jekulo

Kudus

Tabel 7
Hubungan Sikap Responden dengan Pemberian ASI eksklusif
Di Desa Jekulo Pada Bulan April 2007

Sikap Pemberian ASI Jumlah ά P Value

Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %

Baik 26 37 63 76% < 0,05 0,000


Cukup 9 11 20 24%

Kurang 0 0 0 0

Total 35 48 83 100%

Sikap adalah reaksi atau (Responsible). Dalam penelitian ini

respon seseorang yang masih tertutup sikap responden tentang pemberian

terhadap suatu stimulus atau obyek. ASI eksklusif hasilnya baik

Sikap secara nyata menunjukkan dikarenakan berbagai factor yang ada

kesesuaian reaksi terhadap stimulus pada responden yaitu: 1)

yang bersifat emosional terhadap Pengetahuan responden yang tinggi

stimulus social. Sikap belum tentang pemberian ASI eksklusif, 2)

merupakan suatu tindakan akan tetapi Responden merespon kebutuhan

merupakan predisposisi perilaku anak sebagai bentuk kasih saying, 3)

seseorang. Menurut Notoatmojo Responden bertanggungjawab

(2003) menjelaskan sikap mempunyai terhadap pertumbuhan anak

3 komponen pokok yaitu : 1) Dengan factor – factor

Kepercayaan/keyakinan, ide dan tersebut responden akan memberikan

konsep terhadap suatu obyek, 2) ASI yang benar – benar sesuai

Kehidupan emosional, 3) dengan kebutuhan anak. Disamping

Kecenderungan untuk bertindak. itu, sikap responden yang baik juga

Menurut Notoatmojo (2003) didukung oleh tingginya


sikap mempunyai tingkatan yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh

sebagai berikut: Menerima responden tentang pemberian ASI

(Receiving), merespon (Responding), eksklusif pada bayi, sehingga

menghargai (Valuing), praktek pemberian ASI yang dilaku

responden dapat sesuai dengan umur Sedangkan sebanyak 32 orang

anaknya dan memenuhi criteria dalam responden (39%) dengan perilaku

pemberian ASI yaitu cukup cukup dengan pemberian ASI

karbohidrat, protein, vitamin dan eksklusif sebanyak 19 orang

mineral serta terjaga kebersihannya. responden dan sebanyak 13 orang

Hal ini didukung dengan hasil analisis responden dengan pemberian ASI

statistic uji Chi-Square dengan tingkat tidak eksklusif. Dan sebanyak 31

kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh orang responden (37%) sebanyak

hasil p = 0,000 yang berarti Ho ditolak. sebanyak 31 orang responden

Dengan demikian ada hubungan sikap dengan pemberian ASI tidak

responden dengan pemberian ASI eksklusif. Dari perilaku responden

eksklusif di desa Jekulo Kudus. dihubungkan dengan pemberian ASI

Dari hasil penelitian yang eksklusif yang dilakukan responden

telah dilakukan terhadap 83 orang tersebut menggunakan uji Chi-

responden menunjukkan bahwa Square yang hasilnya p = 0,000 yang

responden dengan perilaku baik berarti Ho ditolak. Dengan demikian

sebanyak 20 orang responden (24%) ada hubungan perilaku responden


sebanyak 16 orang responden dengan dengan pemberian ASI eksklusif di

pemberian ASI eksklusif dan desa Jekulo Kudus.

sebanyak 4 orang responden dengan

pemberian ASI tidak eksklusif.

Tabel 4.17
Hubungan Perilaku Responden dengan Pemberian ASI eksklusif di Desa Jekulo
Pada Bulan April 2007
Perilaku Pemberian ASI Jumlah ά P Value

Eksklusif Tidak Eksklusif Frek %

Baik 16 4 20 24% < 0,05 0,000

Cukup 19 13 32 39%

Kurang 0 31 31 37%

Total 35 48 83 100%

Perilaku adalah hakekatnya factor pendukung dalam memberikan

suatu aktifitas manusia itu sendiri. ASI secara eksklusif yaitu ASI mudah

Perilaku menurut Lawrence green, 1980 digunakan dan tidak repot dan terjamin

dipengaruhi beberapa factor yaitu:1) kebersihan serta lengkap gizi dan

Faktor predisposisi meliputi: Umur, jenis nutrisinya . 2) Adanya factor pendorong

kelamin, pendidikan.2) Faktor Faktor yaitu adanya dukungan dari keluarga

pendukung adalah tersedianya sarana dan dalam memberikan ASI secara eksklusif

prasarana serta fasilitas untuk melakukan yang dapat meningkatkan motivasi dari

perilaku.3) Faktor Pendorong meliputi: responden untuk memberikan ASI


motivasi dan hukuman. eksklusif. Dengan faktor – faktor tersebut

Perilaku responden tentang responden akan melakukan memberikan

pemberian ASI eksklusif ini dipengaruhi ASI secara eksklusif yang benar – benar

oleh berbagi factor yaitu: 1)Adanya sesuai dengan kebutuhan bayinya. Hal ini

didukung dengan hasil analisis statistic (5%) dengan pendidikan Sarjana.

uji Chi-Square dengan tingkat Karakteristik responden

kemaknaan α < 0,05 dan diperoleh hasil p berdasarkan pekerjaan adalah 2

= 0,000. demikian ada hubungan perilaku responden (3%) denganbekerja sebagai

responden dengan pemberian ASI petani, sebanyak 25 responden (30%)

eksklusif di desa Jekulo Kudus. dengan pekerjaan sebagai karyawan dan

Simpulan sebanyak 25 responden (30%) dengan

Karakteristik responden pekerjaan sebagai wiraswasta/pedagang

berdasarkan umur adalah 23 responden dan sebanyak 31 responden (37%)

(18%) berumur kurang dari 20 tahun, dengan pekerjaan sebagai ibu rumah

sebanyak 40 responden (48%) berumur tangga.

20 – 30 tahun, sebanyak 20 responden Karakteristik responden

berumur 31 – 40 tahun. berdasarkan jumlah anak adalah 16

Karakteristik responden responden (21%) mempunyai anak 1 –

berdasarkan tingkat pendidikan adalah 13 2 orang, sebanyak 26 responden (37%)

responden (60%) dengan pendidikan SD, mempunyai anak 3 – 4 orang dan

sebanyak 18 responden (320%) dengan sebanyak 41 responden (49%)


pendidikan SLTP, sebanyak 40 mempunyai anak lebih dari 4 orang.

responden (49%) dengan pendidikan Karakteristik responden berdasarkan

SLTA dan sebanyak 8 responden (10%) dukungan keluarga adalah 62 responden

dengan pendidikan D III dan 4 responden (73%) dengan dukungan keluarga baik

dan sebanyak 21 responden (25%) pendidikan responden dengan perilaku

dengan dukungan keluarga kurang baik. pemberian ASI eksklusif dengan nilai p

Tingkat pengetahuan responden = 0,000, Ada hubungan karakteristik

sebanyak 67 responden atau 80% dengan pekerjaan responden dengan perilaku

tingkat pengetahuan baik dan sebanyak pemberian ASI eksklusif dengan nilai p

16 orang responden atau 20% dengan = 0,000, Ada hubungan karakteristik

tingkat pengetahuan cukup. jumlah anak responden dengan perilaku

Sikap responden sebanyak 63 pemberian ASI eksklusif dengan nilai p

responden atau 76% dengan sikap baik = 0,003, Ada hubungan dukungan

dan sebanyak 16 orang responden atau keluarga responden dengan perilaku

20% dengan sikap cukup. Perilaku pemberian ASI eksklusif dengan nilai p

Pemberian ASI eksklusif responden = 0,000, Ada hubungan tingkat

sebanyak 35 responden atau 42% dengan pengetahuan responden dengan perilaku

perilaku pemberian ASI eksklusif baik pemberian ASI eksklusif dengan nilai p

dan sebanyak 48 orang responden atau = 0,000 dan Ada hubungan karakteristik

58% dengan perilaku pemberian ASI sikap responden dengan perilaku

eksklusif tidak baik. pemberian ASI eksklusif dengan nilai p


Ada hubungan karakteristik = 0,000.

umur responden dengan perilaku Saran

pemberian ASI eksklusif dengan nilai p = Bagi Tenaga Perawat Kesehatan

0,011, Ada hubungan karakteristik. Sebagai bahan masukan dalam

melakukan perawatan pada ibu menyusui Bagi Keilmuan

dengan memperhatikan factor fisik dan Menambah wawasan ilmu

psikologisnya dalam kehidupan sehari – keperawatan dalam hal pemberian

hari. dukungan pada ibu dalam memberikan

Bagi Responden ASI secara eksklusif.

Dapat membantu klien dan

pasangannya dalam memberikan ASI

secara eksklusif.

Anda mungkin juga menyukai