Anda di halaman 1dari 29

BAB II

UNIT INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
(IPAL)

5
2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah
Instalasi pengolahan air limbah PT. Kinocare Era
Kosmetindo terdiri dari unit pemisah lemak 2 ruang, unit equalisasi
yang dilengkapi dengan sekat dan pompa air limbah, unit pengendap
awal, unit bioreaktor/bak anaerobik dua tingkat yang diisi dengan
media tipe sarang tawon, unit reaktor aerobik yang terdiri dari ruang
aerasi dan ruang biofilter aerob, unit pengendap akhir yang
dilengkapi dengan pompa sirkulasi air limbah, dan unit bak
penampung efluent yang dilengkapi dengan pompa efluent dan flow
meter.

2.2. Unit Perpipaan Dari Plant menuju ke IPAL


Air limbah yang dialirkan ke IPAL adalah air limbah dari 7
plant, air limbah domestik dari perkantoran dan air limbah domestik
dari dapur, kantin dan air limbah dari laundry. Seluruh air limbah dari
kantor dialirkan ke bak Pengumpul yang ada di belakang kantor. Dari
bak pengumpul dipompa dengan pompa celup (submersible) menuju
ke saluran perpipaan utama air limbah dan selanjutnya ke IPAL.
Perpompaan dilakukan mengingat saluran pembuangan air limbah
kantor yang sudah terlalu rendah. Jaringan perpipaan dari bak
pengumpul ke saluran perpipaan utama menggunakan pipa PVC 1 ¼
inchi.
Air limbah dari plant, kantin, dan dari sumber-sumber lain
disalurkan ke IPAL menggunakan pipa PVC 4 in mengikuti saluran
drainase air hujan. Untuk menghindari sumbatan dan tekanan pipa
yang tinggi maka pada tempat-tempat tertentu dibuat bak kontrol.
Semua bak kontrol dilengkapi dengan saringan.

6
2.3. Kriteria Disain

2.3.1. Sumber Air Limbah

Air limbah yang diolah merupakan gabungan dari 3 jenis


sumber yang berbeda, yaitu:
1. Air limbah produksi kosmetik = 45 m3/hari
(BOD =765 mg/l, COD = 1978 mg/l)
2. Air Limbah produksi pewarna rambut = 5 m3/hari
3. Air limbah domestik dan kantin = 25 m3/hari
(BOD 200 mg/l, COD = 500 mg/l)
Untuk keamanan, IPAL dirancang dengan konsentrasi polutan air
limbah di atas polutan air limbah gabungan seperti berikut:
BOD = 800 mg/l
COD = 2000 mg/l
pH = 5,6
SS = 200 mg/l

2.4. Standar Efluent Air Limbah Produksi Kosmetik

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor : KEP-58/MNLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri yang tidak spesifik tercantum dalam Keputusan
Menteri tersebut seperti halnya industri kosmetik, baku mutu limbah
cair mengikuti Tabel 2.1. berikut :

7
Tabel 2.1. Baku Mutu Limbah Cair
GOLONGAN BAKU
NO PARAMETER SATUAN
MUTU LUMBAH CAIR
FISIKA
1 Temperatur oC 38 40
2 Zat padat larut mg/L 2000 4000
3 Zat padat tersuspensi mg/L 200 400
KIMIA
6,0 sampai
1 pH
9,0
2 Besi terlarut (Fe) mg/L 5 10
3 Mangan terlarut (Mn) mg/L 2 5
4 Barium (Ba) mg/L 2 3
5 Tembaga (Cu) mg/L 2 3
6 Seng (Zn) mg/L 5 10
Krom Heksavalen
7 mg/L 0,1 0,5
(Cr+6)
8 Krom Total (Cr) mg/L 0,5 1
9 Cadmium (Cd) mg/L 0,05 0,1
10 Air Raksa (Hg) mg/L 0,002 0,005
11 Timbal (Pb) mg/L 0,1 1
12 Stanum mg/L 2 3
13 Arsen mg/L 0,1 0,5
14 Selenum mg/L 0,05 0,5
15 Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5
16 Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6
17 Sianida (CN) mg/L 0,05 0,5
18 Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0,1
19 Fluorida (F) mg/L 2 3
20 Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 2
21 Amonia bebas (NH3-N) mg/L 1 5
22 Nitrat (NO3-N) mg/L 20 30
23 Nitrit (NO2N) mg/L 1 3
24 BOD5 mg/L 50 150
25 COD mg/L 100 300
Senyawa aktif biru
26 mg/L 5 10
metilen
27 Fenol mg/L 0,5 1
28 Minyak Nabati mg/L 5 10
29 Minyak Mineral mg/L 10 50
30 Radioaktivitas **) - -

8
Catatan :
*) Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut, kadar parameter
limbah tidak diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan
air secara langsung diambil dari sumber air. Kadar parameter limbah
tersebut adalah limbah maksimum yang diperbolehkan.
**) Kadar radioaktivitas mengikuti peraturan yang berlaku.

2.5. Kapasitas dan Disain IPAL

Air limbah yang diolah dengan IPAL adalah air limbah


campuran dari proses produksi kosmetik, proses pembuatan
pewarna rambut dan air limbah domestik dari kamar mandi, toilet dan
kantin.

Kapasitas IPAL : + 75 M3 per Hari


BOD Air Limbah rata-rata : 800 mg/l
COD Air Limbah rata-rata : 2000
Konsentrasi Suspeded Solid : 200 mg/l
Total Efisiensi Pengolahan : 95-97 %
BOD Air olahan : 50 mg/l
COD Air olahan : 100 mg/l
Suspended Solid Air 0lahan : 50 mg/l

2.6. Proses Pengolahan Air Limbah

PT. Kinocare Era Kosmetindo, dalam merancang instalasi


pengolahan air limbah (IPAL)nya selain air limbah domestik, juga
memasukkan air limbah dari produksi pewarna rambut untuk diolah
ke unit pengolah air limbah. Polutan utama dalam air limbah ini
adalah bahan-bahan kimia penyusun warna yang sukar diolah secara
9
konvensional. Sehingga total waktu tinggal di proses pengolahan
lebih lama bila dibandingkan dengan proses pengolahan air limbah
domestik. Waktu tinggal yang dibutuhkan adalah 3 hari dari mulai bak
equalisasi sampai bak pengendapan akhir.
IPAL PT. Kinocare Era Kosmetindo telah dirancang dengan
produk air olahan dapat digunakan kembali (re-use) pada
kegiatan-kegiatan pencucian dan penyiraman tanaman di areal
pabrik. Unit re-use ini mampu mendaur ulang sebesar 50% dari
jumlah air limbah yang diolah. Diagram alir proses pengolahan air
limbah PT. Kinocare Era Kosmetindo adalah seperti pada gambar 1.

10
Gambar 2.1. Flow Diagram Instalasi Pengolahan Air Limbah
PT. Kinocare Era Kosmetindo

11
Air limbah dari unit produksi kosmetik (pewarna rambut), dari
restoran (kantin) dan dari sumber domestik karyawan (toilet, kamar
mandi) semuanya melalui saringan kasar (bar screen) untuk
menyaring sampah yang berukuran besar seperti daun, kertas,
plastik digabung dengan air limbah proses pewarna rambut yang
telah di pre-treatment. Setelah itu dialirkan ke unit pemisah minyak
dan lemak (oil & grease trap). Unit ini berfungsi berfungsi untuk
memisahkan minyak dan lemak berasal dari kegiatan produksi dan
dapur. Disamping itu juga berfungsi untuk mengendapkan kotoran
pasir, tanah atau senyawa padatan yang tak dapat terurai secara
biologis. Air limpasan bak pemisah minyak dan lemak dialirkan ke
bak ekualisasi (Sum Pit) yang berfungsi sebagai bak penampung
sementara dan bak untuk homogenisasi air limbah yang masuk. Dari
bak ekualisasi selanjutnya air limbah dipompa ke unit IPAL untuk
diolah.
Di dalam unit-unit IPAL, pertama air limbah dialirkan masuk
ke bak pengendap awal untuk mengendapkan partikel kasar seperti
lumpur, pasir yang terikut dan polutan organik yang tersuspensi
dalam air limbah. Selain itu bak ini juga berfungsi sebagai bak
penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal
selanjutnya mengalir ke bioreaktor anaerob (biofilter anaerob)
dengan arah aliran dari atas ke bawah. Bioreaktor anaerob diisi
dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Media
isian ini berfungsi sebagai tempat melekat, tumbuh dan berkembang
biak mikroba pengurai limbah. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri
dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam
air limbah dilakukan oleh mikroba bersifat anaerob atau fakultatif

12
aerobik menjadi senyawa yang lebih sederhana dan stabil. Setelah
beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan
menguraikan zat organik yang ada dalam limbah. Air limbah dari
bioreaktor (biofilter) anaerob selanjutnya dialirkan kedalam bioreaktor
aerob. Bioreaktor aerob ini juga diisi dengan media khusus dari
bahan pasltik tipe sarang tawon untuk tempat berbiak mikroba.
Spesifikasi Media Biofilter Tipe Sarang Tawon

Tipe : Sarang Tawon, cross flow.

Material : PVC
Ukuran Modul : 30cm x 25cm x 30cm
Ukuran Lubang : 2 cm x 2 cm
Ketebalan : 0,5 mm
Luas Spesifik : 150 - 225 m2/m3
Berat : 30-35 kg/m3
Porositas Ronga : 0,98
Warna : bening transparan atau
Hitam

Gambar 2. Media biofilter tipe sarang tawon

13
Disini yang bekerja adalah mikroba bersifat aerob yang
memerlukan udara untuk aktifitasnya. Udara disuplai dari blower.
Sambil diaerasi atau dihembus dengan udara, mikroba aerob akan
menguraikan polutan-polutan organik yang belum sempat terurai
pada bioreaktor anaerob. Dengan adanya media sarang tawon ini, air
limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi
dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang
mana hal tersebut akan meningkatkan efisiensi penguraian polutan
organik. Disamping itu media ini dapat mempercepat proses
penguraian senyawa-senyawa ammonia (nitrifikasi), sehingga
efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini juga
sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
Dari bak aerasi, air limbah yang telah diolah dialirkan ke bak
pengendap akhir. Mikroba yang ikut mengalir kedalam bak ini
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan
pompa sirkulasi lumpur untuk mempertahankan konsentrasi mikroba
dalam bioreaktor tetap tinggi.
Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir mengalir
ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
mikro-organisme yang bersifat patogen. Air olahan, yakni air yang
keluar setelah proses khlorinasi sudah dapat langsung dibuang ke
sungai atau saluran umum.
Sebagian (sekitar 50%) air olahan dari kolam khlorinasi
diolah lebih lanjut pada unit sand filter dan activated carbon filter
untuk menyaring partikel-partikel halus yang terikut serta
menghilangkan warna. Air yang keluar dari unit penyaring ini dapat

14
digunakan lagi (re-use) untuk berbagai keperluan di lingkungan
pabrik seperti untuk pencucian dan penyiraman tanaman serta
rumput.

2.7. Keunggulan Proses IPAL dengan Biofilter Anaerob Aerob

Pengolahan air limbah dengan proses biofilter Anaerob-Aerob


mempunyai beberapa keunggulan antara lain :

a. Pengoperasiannya mudah

Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm,


mikroba yang disirkulasi sedikit, tidak terjadi masalah penggumpalan
(bulking) seperti pada proses lumpur aktif konvensional (Activated
sludge process). Oleh karena itu pengelolaaanya sangat mudah.

b. Lumpur yang dihasilkan sedikit

Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, lumpur yang


dihasilkan pada proses biofilm relatif lebih kecil. Di dalam proses
lumpur aktif antara 30–60 % dari BOD yang dihilangkan (removal
BOD) diubah menjadi lumpur aktif (biomasa) sedangkan pada proses
biofilm hanya sekitar 10-30 %. Hal ini disebabkan karena pada
proses biofilm rantai makanan lebih panjang dan melibatkan aktifitas
mikroorganisme dengan orde yang lebih tinggi dibandingkan pada
proses lumpur aktif.

c. Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan


konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi
Oleh karena di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem
biofilm mikroorganisme atau mikroba melekat pada permukaan
15
medium penyangga maka pengontrolan terhadap mikroorganisme
atau mikroba lebih mudah. Proses biofilm tersebut cocok digunakan
untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi rendah maupun
konsentrasi tinggi.

d. Tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi


konsentrasi
Di dalam proses biofilter mikro-organisme melekat pada permukaan
unggun media, akibatnya konsentrasi biomasa mikro-organisme per
satuan volume relatif besar sehingga relatif tahan terhadap fluktuasi
beban organik maupun fluktuasi beban hidrolik.

e. Pengaruh fluktuasi suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil


Jika suhu air limbah turun maka aktifitas mikroorganisme juga
berkurang, tetapi oleh karena di dalam proses biofilm substrat
maupun enzim dapat terdifusi sampai ke bagian dalam lapisan biofilm
dan juga lapisan biofilm bertambah tebal maka pengaruh penurunan
suhu (suhu rendah) tidak begitu besar .

2.8. Luas Lahan yang Diperlukan

Luas lahan yang diperlukan untuk pembangunan IPAL


adalah sebagai berikut seluas 100 m2. Bangunan IPAL diletakkan di
bawah tanah sedikit menonjol di atas permukaan tanah.

16
Gambar 2.2. Perpipaan air limbah menyusuri saluran drainase

Gambar 2.3. Bak Kontrol pada perpipaan air limbah

17
Gambar 2.4. Model sambungan pipa air limbah dari plant ke saluran
utama menuju IPAL

Gambar 2.5. Saringan sampah padat model dop di bak kontrol


perpipaan air limbah

18
Gambar 2.6. Saringan sampah padat model screen di bak kontrol
perpipaan air limbah

2.9. Unit-unit Instalasi Pengolahan Air Limbah


Secara umum instalasi pengolahan air limbah yang dibangun
terdiri dari beberapa unit yaitu :

2.9.1. Unit Bak Pemisah Lemak


Unit bak Pemisah Lemak terdiri dari 2 ruangan yang masing masing
ruangan dilengkapi dengan sekat. Spesifikasi sebagai berikut :
Panjang = 2,0 m; Lebar = 1,0 m
Kedalam air = 1,0 m; Ruang Bebas = 0,5 m
3
Volume efektif =2m
Dinding = Beton K225; Tebal dinding = 15 cm

19
Gambar 2.7. Bak Pemisah Lemak di IPAL yang dilengkapi keranjang
penahan sampah

2.9.2. Unit Bak Equalisasi


Karena fluktuasi debit air limbah dari plant yang menuju ke IPAL
tinggi, maka bak equalisasi dibuat waktu tinggalnya lama yaitu 18 jam.
Bentuk detilnya bak equalisasi dapat dilihat pada gambar disain.
Spesifikasi bak equalisasi adalah sebagai berikut :
Volume = 56 m3
Kedalaman bak = 2,0 m
Lebar bak = 4,0 m
Panjang bak = 7,0 m
Tinggi Ruang Bebas = 0,5 m
Material = Beton K225
Tebal beton dinding = 20 cm
Tebal dinding sekat = 15 cm

20
2.9.3. Unit Bak Pengendap Awal
Bak pengendap awal dirancang dengan waktu tinggal air limbah
sekitar 4 jam. Waktu 4 jam ini diharapkan semua padatan yang
berasal dari equalisasi dapat mengendap.
Spesifikasi bak Pengendap Awal adalah sebagai berikut:
Volume bak = 12,5 m3
Lebar = 4,0 m
Kedalaman air efektif = 2,0 m
Panjang = 1,6 m
Tinggi ruang bebas = 0,4 m
Material = Beton K225
Tebal beton dinding = 20 cm

Gambar 2.8. Bak Pemisah Lemak dan bak equalisasi

21
2.9.4. Unit Bioreaktor Anaerobik
Bioreaktor anaerobik berfungsi untuk menguraikan polutan organik
dalam air limbah dengan mikroba anaerobik. Dalam disain IPAL
kinocare, proses pengolahan secara anaerobik dibuat 2 tahap. Ini
dimaksudkan agar supaya senyawa yang menimbulkan busa dapat
semaksimal mungkin terurai pada unit ini. Spesifikasi bioreaktor
anaerobik adalah sebagai berikut:
Lebar = 4.0 m
Kedalaman air efektif = 2,0 m
Panjang efektif = 10.5 m
Tinggi ruang bebas = 0,4 m
Volume efektif = 84 m3
Jumlah ruang = Di bagi menjadi 2 ruangan
Tipe aliran = Down Flow
Material = Beton K225
Tebal beton dinding = 20 cm
Media Isian = Media tipe sarang tawon dari PVC
3
Volume media = 34 m

2.9.5. Unit Media Isian Bioreaktor


Media isian bioreaktor berupa media bentuk sarang tawon yang
terbuat dari PVC. Media ini berfungsi sebagai tempat melekatnya
bakteri pengolah air limbah. Media Tipe sarang tawon dipilih karena
luas permukaannya yang relatif besar dibanding media lain. Semakin
besar luas permukan media, maka bakteri yang akan menempel di
media akan semakin banyak. Dengan demikian banyaknya jumlah
bakteri akan membuat efisiensi pengolahan air limbah besar.

22
Spesifikasi media sarang tawon seperti berikut ini :

Tipe : Sarang Tawon, cross flow.

Material : PVC
Ukuran Modul : 30cm x 25cm x 30cm
Ukuran Lubang : 3 cm x 3 cm
Ketebalan : 0,5 mm
Luas Spesifik : 150 m2/m3
Berat : 30-35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Warna : bening transparan atau Hitam

2.9.6. Unit Bioreaktor Aerobik


Bioreaktor aerobik berfungsi untuk menguraikan polutan organik
dalam air limbah menjadi gas karbon dioksida, air, amonia dan
lumpur mikroba. Peruraian secara aerobik memerlukan udara yang
disuplai dari blower. Spesifikasi bioreaktor aerobik adalah sebagai
berikut:
Ruang Aerasi :
Lebar = 4,0 m
Kedalaman air efektif = 2,0 m
Panjang = 3,0 m
Tinggi ruang bebas = 0,4 m
Ruang Bed Media :
Lebar = 4,0 m
Kedalaman air efektif = 2,0 m
Panjang = 5,0 m
Tinggi ruang bebas = 0,4 m
23
Dinding :
Material = Beton K225
Tebal dinding = 20 cm
Tebal sekat = 15 cm

2.9.7. Unit Bak Pengendap Akhir


Bak pengendap akhir berfungsi untuk mengendapkan padatan
tersuspensi bakteri agar supaya tidak terikut di efluent IPAL.

Gambar 2.9. Ventilasi udara pada bioreaktor aerobik

Endapan bakteri dan sebagian air limbah di pengendap


akhir disirkulasi ke bak pengendap awal. Sirkulasi ini bertujuan untuk
menjaga konsentrasi bakteri pada bioreaktor anaerobik maupun
aerobik, mempertinggi aliran air limbah di bioreaktor anaerobik dan
aerobik sehingga mengurangi risiko kebuntuan, serta untuk
24
melangsungkan proses denitrifikasi. Spesifikasi bak pengendap akhir
adalah sebagai berikut:
Dimensi :
Lebar = 4,0 m
Kedalaman air efektif = 2,0 m
Panjang = 1,6 m
Tinggi ruang bebas = 0,4 m
Dinding :
Material = Beton K225
Tebal dinding = 20 cm
Tebal sekat = 15 cm

2.9.8. Unit Bak Penampung Outlet


Bak penampung effluent digunakan untuk menampung air hasil
olahan IPAL sebelum dibuang ke saluran luar. Bak penampung
efluent ini dilengkapi dengan pompa submersible.
Spesifikasi bak penampung efluent ini adalah sebagai berikut :
Volume = 4,8 m3
Panjang = 1,2 m
Lebar =4m
Kedalaman =1m
Tinggi Ruang Bebas = 0,4 m
Dinding :
Material = Beton K225
Tebal dinding = 20 cm
Tebal sekat = 15 cm

25
2.9.9. Unit Peralatan dan Mesin/Listrik
Unit peralatan dan mesin ataupun kelistrikan terdiri dari beberapa
item antara lain :
a. Pompa Air Limbah di Bak Equalisasi
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air limbah dari
equalisasi menuju ke IPAL. Spesifikasi pompa ini adalah sebagai
berikut:
Tipe : Pompa Submersible/Celup
Merek : Pedrollo Top 3
Kapsitas : 100-150 liter per menit
Total Head : 8 meter
Jumlah : 1 buah
Listrik : 350 watt, 220-240 volt,

Gambar 2.10. Pompa pedrollo untuk pompa limbah dan sirkulasi

26
b. Pompa Sirkulasi di Bak Pengendap Akhir
Pompa sirkulasi berfungsi untuk mensirkulasi air limbah di
bak pengendap akhir ke bak pengendap awal. Spesifikasi pompa ini
adalah sebagai berikut :
Tipe : Pompa Submersible (Celup)
Merek : Pedrollo Top 3
Kapsitas : 100-150 liter per menit
Total Head : 8 meter
Jumlah : 1 buah
Listrik : 350 watt, 220-240 volt,

c. Pompa Efluent Air Limbah


Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air limbah dari bak
penampung efluent ke pembuangan. Spesifikasi dari pompa ini
adalah sebagai berikut:
Tipe : Pompa monoblock submersible
Merek : Pedrollo Sumo 2
Kapsitas : 120 liter per menit
Total Head : 24meter
Jumlah : 1 buah
Listrik : 220-240 volt,
Casing : Stainless steell

d. Pompa Blower Udara


Pompa blower udara berfungsi untuk mensuplai udara ke
bioreaktor aerobik. Udara ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk
mendegradasi polutan organik dalam air limbah.

27
Spesifikasi pompa blower ini adalah sebagai berikut:
Tipe : Ring Blower
Kapasitas Total Blower : 3.500 liter/menit
Max. Discharge Pressure : 2.200 mm-aqua
Jumlah : 2 unit
Merek : Shoufu RB 332 /532,
Listrik : 1 phase, 1,1 Kw
Kelengkapan : diffuser udara

Gambar 2.11. Blower udara yang diperasikan bergantian

28
e. Kelistrikan
Kelistrikan IPAL PT. Kinocare Era Kosmetindo digerakkan
melalui satu panel yang berada di atas IPAL.

Gambar 2.12. Panel Listrik IPAL

29
Tabel 2.2. Spesifikasi peralatan kelistrikan

30
Gambar 2.13. Wiring Diagram IPAL P.T. Kinocare Era Kosmetindo
31
Gambar 2.14. Tampak Atas IPAL PT. Kinocare Era Kosmetindo
32
Gambar 2.15. Diagram aliran air limbah dari sumber menuju IPAL
33

Anda mungkin juga menyukai