No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
3. Kebijakan
Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
4. Referensi Fasyankes Primer.
a. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien
5. Prosedur/ b. Mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
Langkah- c. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi:
Langkah keadaaan umum, tekanan darah, tensi, nadi, berat badan, suhu
tubuh, pemeriksaan kepala/leher, dada, perut dan ektremitas
d. Penegakan diagnosis tetanus.
e. Penatalaksanaan :
Pemberian terapi :
a. Manajemen luka yang baik
b. Pengawasan, agar tidak ada hambatan fungsi respirasi
c. Ruang isolasi, untuk menghindari rangsangan luar seperti suara,
cahaya-ruangan redup dan tindakan terhadap penderita
d. Oksigen
e. Antikonvulsan
Diazepam secara intravena dosis 0.5 mg/kgbb/kali perlahan-
lahan dengan dosis optimum 10 mg/kali diulang setiap kali
kejang. Kemudian diikuti oleh pemberian diazepam oral dengan
dosis 0.5 mg/kgbb/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal
diazepam 240 mg/hari.
f. Kriteria Rujukan :
a. Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama
b. Terjadi komplikasi seperti distress sistem pernafasan
c. Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
yang memiliki dokter spesialis neurologi.
6. Diagram Alir
Mulai
Mencatat hasil
anamnesadanpemeriksaanfisik
Terapi :
a. Antihistamin: dimenhidrinat 4 x 25-50 mg per oral
b. Manuver: brand darroft
7. Unit Terkait a. Loket
b. Unit layanan UGD
c. Unit layanan poli umum
d. Apotek
8. Rekaman Historis