Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Industrialisasi di seluruh sektor pembangunan ekonomi yang sedang
berkembang di Indonesia selain menumbuhkan tingkat kesejahteraan bagi
masyarakat terutama pekerja, disisi lain dapat mengakibatkan dampak negatif
berupa terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Hal tersebut
diakibatkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diterapkan di berbagai sektor, sehingga memunculkan potensi bahaya yang
semakin beragam dan komplek (Menteri Ketenagakerjaan RI, 2014).
Program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik adalah program
yang terpadu untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari pada lingkungan
pekerjaan dimana seseorang bekerja. Kasus kecelakaan yang terjadi di
Indonesia meningkat setiap tahunnya yaitu mencapai 93.000 kasus. Menurut
data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, sampai
tahun 2013 di Indonesia tidak kurang dari enam pekerja meninggal dunia
setiap hari akibat kecelakaan kerja. Angka tersebut tergolong tinggi
dibandingkan negara Eropa hanya sebanyak dua orang meninggal dua per
hari karena kecelakaan kerja. Sementara menurut data Internasional Labor
Organization (ILO),di Indonesia rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus
kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70 % berakibat fatal yaitu
kematian dan cacat seumur hidup (Hati, 2015).
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau
aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi
masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui
usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Kesehatan
kerja ini merupakan terjemahan dari “ Occupational Health” yang cenderung
diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-masalah

1
kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam
arti usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, higine,
penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya dan sebagainya
(Notoadmojo, 2012).
Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
menjamin keutuhan dan kesempurnaan melalui perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.
Hal ini dilakukan melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi
bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Apabila semua potensi
bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan
memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman,
sehat dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat
menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas
(Menteri Ketenagakerjaan RI, 2014).
Dasar hukum sistem managemen K3 tercantum dalam undang-undang
keselamatan kerja no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Dalam undang-
undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa K3
harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit sepuluh orang (Depkes RI, 2009).
K3 merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan
merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya telah
berkembang sampai kepada keselamatan dan kesehatan masyarakat secara
nasional. Oleh karena itu dalam kondisi apapun K3 wajib untuk dilaksanakan
sesuai dengan peraturan dan standar baik nasional maupun internasional
(Hati, 2015).
I.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai, bagaimana penerapan proses K3 pada
salah satu perusahaan yaitu industri rumahan minuman aloe vera pada para
pekerjanya untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja ataupun Penyakit
Akibat Hubungan Kerja dikarenakan penerapan K3 yang tidak tepat. Oleh

2
karena itu beberapa pertanyaan masalah yang dirumuskan adalah sebagai
berikut :
1. Apakah industri rumahan minuman aloe vera sudah menerapkan K3
dalam sistem kerjanya?
2. Apakah terdapat hazard pada industri rumahan minuman aloe vera?
3. Apakah hazard dapat diminimalisir dengan penerapan K3 di industri
rumahan minuman aloe vera?
I.3. Tujuan Penelitian
a) Tujuan umum:
Untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya pada
pekerja industri rumahan minuman aloe vera., sehingga produktivitas
pekerja semakin mengalami kemajuan.
b) Tujuan Khusus
1. Mengetahui keadaan umum perusahaan, alur produksi, keadaan sanitasi
dan bahaya potensial yang dapat terjadi di industri rumahan minuman
aloe vera.
2. Mengidentifikasi hazard yang terdapat di industri rumahan minuman
aloe vera.
3. Mencari solusi yang tepat dalam penanganan masalah yang ditemukan
dalam pelaksanaan produksi di industri rumahan minuman aloe vera.
4. Memahami upaya proteksi dan preventif yang telah dilakukan di industri
rumahan minuman aloe vera.
5. Memberi saran untuk perbaikan upaya kesehatan dan keselamatan bagi
pekerja.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat pembuatan laporan ini antara lain yaitu:
a. Bagi mahasiswa
1. Melatih mahasiswa melakukan evaluasi kedokteran kerja pada suatu
perusahaan dalam rangka melaksanaan program Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3).
2. Melatih mahasiswa/i berkomunikasi yang baik dengan masyarakat.

3
b. Bagi perusahaan
1. Dapat mengetahui informasi mengenai bahaya potensial yang dapat
ditimbulkan dalam proses produksi.
2. Dapat mengetahui informasi mengenai penyakit yang dapat
ditimbulkan dalam proses produksi.
3. Dapat mengeliminasi atau mereduksi hazard dalam proses produksi
sehingga produktivitas yang ada semakin meningkat.
4. Dapat mengeliminasi atau mereduksi penyakit yang dapat timbul dari
proses produksi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai