Anda di halaman 1dari 6

BAB III

BAHAN DAN METODE EVALUASI

III.1. Variabel dan Tolok Ukur Penilaian


Evaluasi ini dilakukan dengan pendekatan sistem. Data dikumpulkan
menurut komponen sistem, baik tolok ukur maupun pencapaian program. Sumber
rujukan variabel dan tolok ukur penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Variabel dan Tolok Ukur Penilaian
Tolok
Variabel Ukur
No Tolok Ukur
Keberhasi
lan
Jumlah kondom
yang di Jumlah Kondom yang telah di distribusikan di fasilitas
4165
1 distribusikan kesehatan
melalui fasilitas
kesehatan
Jumlah dan
presentase orang
Jumlah dan presentase orang yang telah mendapatkan
2 yang mendaptkan 216
layanan di klinik IMS
layanan di Klinik
IMS
Jumlah dan %
orang pada
kelompok kunci
Jumlah dan % orang yang telah menjadi kelompok kunci
3 yang mendapat tes 1220
HIV dan mengetahui hasilnya
HIV dan
mengetahui
hasilnya
Jumlah dan %
ODHA yang
dirujuk ke LSM, Jumlah dan % ODHA, yang telah dirujuk ke LSM, untuk
4 59
untuk mendapatkan mendapatkan dukungan Psikososial.
dukungan
psikososial
Jumlah dan %
orang dewasa dan
anak –anak yang Jumlah dan % orang dewasa dan anak-anak
5 telah menjalani Yang telah menjalani perawatan HIV, yang dinilai status 97
perawatan TB
HIV,yang dinilai
status TB.
Sumber : UPT Puskesmas Cimanggis Kota Depok

24
III.2. Bahan Kerja
III.2.1. Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan meliputi:
1. Data primer
Diperoleh melalui wawancara dengan koordinator pelaksana program
VCT dan PITC
2. Data sekunder
Diperoleh dari laporan tahunan UPT Puskesmas Cimanggis Kota Depok.
III.2.2. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan secara manual, mekanikal dan elektrikal.
III.2.3. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular. Interpretasi data
dilakukan dengan bantuan kepustakaan.
III.2.4. Lokasi
Pengumpulan data dilakukan di puskesmas Cimanggis, Depok.
III.2.5. Waktu
Evaluasi program dilakukan pada bulan Mei dalam rangka membantu
evaluasi pelaksanaan program pada laporan tahunan puskesmas.
III.3. Cara Analisis
III.3.1. Menetapkan Masalah
Masalah yang dimaksud dalam pendekatan sistem adalah kesenjangan
antara tolok ukur dengan hasil pencapaian pada unsur keluaran. Adanya masalah
diidentifikasi dengan membandingkan keluaran pada program dengan tolok ukur
yang ada.
III.3.2. Menetapkan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah harus dilakukan jika terdapat lebih dari satu
masalah. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan dan sumber daya, serta
kemungkinan adanya masalah-masalah tersebut berkaitan satu dengan yang
lainnya. Masalah yang dianggap paling besar, mudah diintervensi, dan paling
penting, akan menjadi prioritas, dimana jika masalah tersebut diatasi maka
masalah-masalah lain diharapkan juga teratasi. Penentuan prioritas masalah
dilakukan menggunakan teknik kriteria matriks yang terdiri dari 3 komponen :

25
1. Pentingnya masalah (I), yang terdiri dari:
a. Besarnya masalah (P)
b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (S)
c. Kenaikan besarnya masalah (RI)
d. Derajat kenaikan masyarakat yang tidak terpenuhi (DU)
e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (SB)
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (PB)
g. Suasana politik (PC)
2. Kelayakan teknologi (T)
Makin layaknya teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk
mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut.
3. Sumber daya yang tersedia (R)
Terdiri dari man, money, material, makin tersedia sumber daya
yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan
masalah tersebut.
Selanjutnya beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5
(sangat penting) pada tiap kotak dalam matriks sesuai dengan jenis
masalah masing-masing. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah
yang memiliki nilai I x T x R tertinggi.

III.3.3. Penentuan Penyebab Masalah dan Prioritas Penyebab Masalah


Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan membandingkan antara
tolok ukur /standar komponen-komponen input, proses, lingkungan dan umpan
balik dengan pencapaian di lapangan. Bila terdapat kesenjangan maka ditetapkan
sebagai penyebab masalah yang diprioritaskan tadi.

Prioritas penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan teknik kriteria


matriks (crtiteria matrix technique). Hal ini tergantung dari kontribusi
(C/contribution), kelayakan teknologi (T/technical feasibility), dan ketersediaan
sumber daya (R/resource availability). Diberikan nilai antara 1 (tidak penting)
sampai dengan 5 (sangat penting). Penetapan prioritas (P/priority) masalah

26
dilakukan dengan cara mengalikan C, T, R. Nilai tertinggi ditetapkan sebagai
prioritas yang akan dicari alternatif pemecahannya.

III.3.4. Kerangka Konsep


Kerangka konsep dibuat untuk menentukan penyebab masalah yang telah
diprioritaskan. Hal ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor penyebab
masalah yang telah diprioritaskan yang berasal dari komponen sistem yang
lainnya, yaitu komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan
menggunakan kerangka konsep yang diharapkan semua faktor penyebab masalah
dapat diketahui dan diidentifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal.

III.3.5. Identifikasi Penyebab Masalah


Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan:
1. Mengelompokkan faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap
prioritas masalah dalam unsur masukan, proses, umpan balik dan
lingkungan.
2. Menentukan indikator-indikator serta tolok ukurnya masing-masing dari
faktor-faktor tersebut.
3. Mengukur besarnya nilai indikator-indikator tersebut di lapangan.
4. Membandingkan nilai dari tiap-tiap indikator tersebut dengan tolak
ukurnya.
Diperlukan pengumpulan data dari dokumentasi puskesmas, wawancara,
atau kuesioner untuk mengetahui pencapaian di lapangan.

Tabel 3.2. Tolok ukur pada komponen masukan


Sumber: Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten/Kota

Tabel 3.3. Tolok ukur pada komponen proses


Sumber: Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten/Kota

Tabel 3.4. Tolak ukur komponen lingkungan dan umpan balik


No Variabel Tolok Ukur
1 Lingkungan a. Lokasi pelaksanaan program P2 HIV AIDS mudah dicapai

27
b. Transportasi mudah dan murah
2 Umpan balik Pencatatan dan pelaporan untuk perbaikan program selanjutnya
Sumber: Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten/Kota
III.3.6. Alternatif Pemecahan Masalah dan Prioritas Cara Pemecahan
Masalah
III.3.6.1. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah penyebab masalah diketahui, langkah selanjutnya adalah
membuat beberapa alternatif pemecahan masalah. Pemilihan alternatif
pemecahan masalah harus disesuaikan dengan kemampuan serta situasi dan
kondisi puskesmas. Alternatif pemecahan masalah dibuat secara rinci,
meliputi tujuan, sasaran, target, metode, jadwal kegiatan, serta rincian
pendanaan.

III.3.6.2. Prioritas Cara Pemecahan Masalah


Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat,
dipilih salah satu cara pemecahan masalah yang dianggap paling baik dan
memungkinkan. Pemilihan/penentuan prioritas cara pemecahan masalah ini
dengan memakai teknik kriteria matriks. Dua kriteria yang lazim digunakan
adalah:
1. Efektifitas Jalan Keluar
Menetapkan nilai efektifitas (effectiveness) untuk setiap alternatif
jalan keluar, yaitu dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif)
sampai angka 5 (paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang
nilai efektifitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektifitas jalan
keluar, dipergunakan kriteria tambahan sebagai berikut :
a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude)
Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas
jalan keluar tersebut

b. Pentingnya Jalan Keluar (Importancy)

28
Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan
penyelesaian masalah. Makin lama masa bebas masalah, makin
penting jalan keluar tersebut.
c. Sensitivitas Jalan Keluar (Vulnerability)
Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi
masalah. Makin cepat masalah diatasi, makin sensitif jalan
keluar tersebut.
2. Efisiensi Jalan Keluar (Cost)
Menetapkan nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternatif
jalan keluar. Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost)
yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya
yang diperlukan, maka makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Beri
angka 1 (biaya paling sedikit) sampai angka 5 (biaya paling besar).
Menghitung nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif jalan keluar
dengan rumus :
P=MxIxV
C
Jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar
terpilih.

29

Anda mungkin juga menyukai