Anggota Kelompok :
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa berkat
kasih dan karunia Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada
Anak” dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak II.
LATAR BELAKANG
ADHD (Attention Deficit Hypercvity Disorder) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh ketidakmampuan
memusatkan perhatian, hiperaktvitas dan impulsivitas yang terjadi pada lebih dari satu situasi,
dengan frekuensi lebih sering dan intensitas lebih berat dibandingkan dengan anak-anak
seusianya. (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Teori lainnya yang dapat mempengaruhi ADHD
adalah konsep keterlambatan perkembangan, ketidakmampuan memusatkan perhatian, rentang
perhatian pendek dan impulsif adalah karakteristik anak-anak dengan gangguan perkembangan.
Penelitian mengatakan bahwa karakteristik anak dengan ADHD tidak berubah seiring
pertambahan usia bahkan sampai usia dewasa (King,2000).
Prevalansi ADHD pada anak-anak berusia 4-17thn adalah 59% yang mewakili 54 juta
anak. Sejak saat itu tingkat diagnosis meningkat sekitar 2-3% dalam 6thn (Centers for Disease
control and prevention,2007). ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal, biasanya mulai
timbul di usia 3 tahun. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan dengan
perbandingan 4:1.
ADHD pada anak dapat berdampak buruk pada kehidupan anak dimasa depan, sekitar
65-80% anak dengan ADHD akan memiliki gejala yang menetap hingga usia remaja (Forgey dan
DeJong, 2008). Sekitar 15-20% kasus ADHD menetap hingga usia dewasa. Gejala hiperaktivitas
umumnya menghilang, namun gejala penurunan rentang perhatian dan masalah pengendalian
impuls mungkin menetap. Seorang yang mengalami gangguan ADHD biasanya mengalami
kesulitan untuk berkonsentrasi pada satu hal dan sulit untuk duduk tenang, biasanya anak dengan
ADHD yang gejalanya menetap hingga masa remaja berisiko tinggi untuk mengalami gangguan
tingkah laku, sekitar 50% anak dengan gangguan tingkah laku akan mengalami gangguan
kepribadian antisosial dimasa dewasanya (Kaplan et al., 2010).
Penyebab pasti ADHD sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa faktor
yang sering diajukan sebagai faktor risiko terjadinya ADHD yaitu faktor genetik, faktor fungsi
otak dan faktor lingkungan. Beberapa ada penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk anak
dengan ADHD yaitu secara farmakologi maupun perawatan.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak, serta untuk
mengetahui pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan ADHD (Attention
Deficit Hyperactivive Disorder)
2. Tujuan Khusus
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahui mengenai anak dengan ADHD.
Setelah penyusunan makalah ini diharapkan penyusun dapat lebih memahami materi
mengenai anak ADHD, yaitu:
a. Untuk mengetahui definisi ADHD
b. Untuk mengetahui etiologi dan faktor risiko ADHD
c. Untuk mengetahui patologi dari ADHD
d. Untuk mengetahui klasifikasi dari ADHD
e. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ADHD
f. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak dengan ADHD
g. Untuk mengetahui kebutuhan khusus dari anak dengan ADHD
h. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang ADHD
i. Untuk mengetahui pencegahan untuk ADHD
j. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan
k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan anak dengan ADHD
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
A. DEFINISI
ADHD mengacu kepada tingkat perkembangan yang kurang tepat, impulsif dan
hiperaktif (american psychiatric association). ADHD adalah gangguan neurobehavioral
yang umum di alami masa kanak-kanak dan dapat berlanjut hingga dewasa.
Anak-anak dengan ADHD sangat berisiko mengalami gangguan prilaku,
gangguan memberontak, depresi, kecemasan dalam gangguan perkembangan seperti
bicara, ketrelambatan bahasa dan belajar dibanding anak tanpa ADHD (American
Academy of Pediatrics,2011)
ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder,
(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder =
gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian
disertai hiperaktif.
C. PATOLOGI ADHD
Penelitian pada anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) menunjukkan
adanya penurunan volume kortexs prefrontal sebelah kiri, penemuan ini menunjukkan
bahwa gejala ADHD intensi, hiperaktif dan impulsivitas menggambarkan adanya
disfungsi lobus frontalis, tetapi area lain di otak khususnya cerebellum juga terkena.
D. KLASIFIKASI ADHD
Menurut kriteria diagnostic statistical manual (DSM) IV (1994) dalam Baihaqi (2008:8)
antara lain :
1) Kurang perhatian
Penderita ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari gejala-gejala
berikutnya dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu tingkatan
yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.
Seringkali gagal memperhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau
membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatan-
kegiatan lainnya.
Seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap tugas-
tugas atau kegiatan bermain.
Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung
Seringkali tidak mengikuti baik-baik instruksi dan gagal dalam menyelesaikan
pekerjaan sekolah, pekerjaan atau tugas di tempat kerja (bukan disebabkan karena
perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti instruksi)
Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan
Seringkali kehilangan benda/barang penting untuk tugas-tugas dan kegiatan,
misalnya kehilangan permainan, kehilangan tugas sekolah, kehilangan pensil,
buku dan alat tulis lainnya
Seringkali menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan tugas-
tugas yang membutuhkan usaha mental yang didukung, seperti menyelesaikan
pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah
Seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar, dan
Seringkali lekas lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari
2) Hiperaktivitas Impulsifitas
Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas
berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan yang
maladaptif dan tidak dengan tingkat perkembangan.
a) Hiperaktivitas
Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka dan sering menggeliat di
kursi
Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi lainnya
dimana diharapkan agar anak tetap duduk.
Sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi dimana hal ini
tidak tepat, (pada masa remaja atau dewasa terbatas pada perasaan gelisah
yang subjektif).
Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan
senggang secara tenang.
Sering „bergerak‟ atau bertindak seolah-olah „dikendalikan oleh motor‟
Sering berbicara berlebihan
b) Impulsifitas
Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai
Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran
Mereka sering menginterupsi atau menggangu oranglain, misalnya memotong
pembicaraan atau permainan
Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang
menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun
Ada suatu gangguan di dua atau lebih setting/situasi
Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi sosial,
akademik atau pekerjaan
Gejala-gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau
gangguan psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh
gangguan mental lainnya.
prestasi kurang
selalu bingung
menangguhkan pekerjaan
mudah frustasi
tidak tenang/gelisah
ADHD Menurut Doenges, 2007 pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada anak dengan
ADHD antara lain :
I. PENCEGAHAN ADHD
Skrining DDTK pada ADHD
Perawatan saat hamil ( hindari obat – obatan dan alkoholic ) untuk orang tua
Asupan nutrisi yang seimbang
Berikan rutiitas yang tersturktur ( membantu anak untuk mematuhi jadwal yang
teratur )
Manajemen perilaku (dapat mendorong anak untuk fokus pada apa yang
mereka lakukan )
Pemolin (Cylert) 37,5-112,5 dalam satu dosis harian Pantau peningkatan tes fungsi hati
dan supresi nafsu makan; dapat
berlangsung 2 minggu untuk
mencapai efek obat yang lengkap
Penatalaksanaan Keperawatan
Hentikan perilaku yang tidak aman
Berikan petunjuk yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima
Berikan pengawasan yang ketat untuk menghindari risiko cedera saat anak sedang
hiperaktif
Meningkatkan performa peran dengan cara :
a. Berikan umpan balik positif saat memenuhi harapan
b. Manajemen lingkungan (misalnya tempat yang tenang dan bebas dari distraksi
untuk menyelesaikan tugas)
Menyederhanakan instruksi/perintah untuk :
a. Dapatkan perhatian penuh anak
b. Bagi tugas yang kompleks menjadi tugas-tugas kecil
c. Izinkan beristirahat
Mengatur rutinitas sehari-hari
a. Tetapkan jadual sehari-hari
b. Minimalkan perubahan
Penyuluhan dan dukungan kepada klien/keluarga dengan mendengarkan perasaan
dan frustasi orang tua
Berikan nutrisi yang adekuat pada anak yang mengalami ADHD, anak dengan
ADHD dianjurkan diet rendah gula supaya energi anak tidak berlebihan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1
Risiko Cedera b.d Hiperaktivitas dan prilaku impulsive
Hasil yang diharapkan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pasien tidak
melukai diri sendiri dengan kriteria hasil:
1. Kecemasan dipertahankan pada tingkat dimana pasien merasa tidak perlu melakukan
agresi.
2. Anak mencari bantuan kepada orangtua, perawat ataupun orang yang lebih tua untuk
mendiskusikan perasaan-perasaan yang sebenarnya.
3. Anak mengetahui, mengungkapkan dan menerima kemungkinan konsekuensi dari prilaku
maladaptive diri sendiri
Rencana Tindakan dan Alasan Tindakan:
1. Amati perilaku anak secara sering. Lakukan hal ini melalui aktivitas sehari-hari dan
interaksi untuk menghindari timbulnya rasa waspada dan kecurigaan
R/ Anak-anak pada risiko tinggi untuk melakukan pelanggaran memerlukan pengamatan
yang seksama untuk mencegah tindakan yang membahayakan bagi diri sendiri atau orang
lain
2. Bantu anak mengenali kapan kemarahan terjadi dan untuk menerima perasaan-perasaan
tersebut sebagai miliknya sendiri. Dengan menganjurkan ortu membuat buku catatan
kemarahan" dimana catatan yang dialami dalam 24 jam disimpan
R/ Informasi mengenai sumber tambahan dari merahan, respon perilaku dan persepsi
anak terhadap situasi juga harus dicatat. Diskusikan asupan data dengan anak, anjurkan
juga respons-respons perilaku alternatif yang diidentifikasi sebagai maladaptif.
3. Singkirkan semua benda-benda yang berbahaya dari lingkungan anak
R/ Keselamatan fisik anak adalah prioritas dari keperawatan.
4. Usahakan untuk bisa tetap dalam pengawasan jika tingkat kegelisahan dan tegangan
mulai meningkat
R/ Hadirnya seseorang yang dapat dipercaya memberikan rasa aman
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat-obatan stimulan sistem saraf otak. Pantau
kefektifan obat-obatan dan efek efek samping yang merugikan
R/ Obat-obatan stimulan yang digunakan untuk ADHD misalnya metilfenidat membantu
membantu meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi, tetap fokus pada suatu
aktivitas, dan mengendalikan masalah perilaku.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 2
Isolasi Sosial menarik diri b.d harga diri rendah sekunder terhadap prestasi yang buruk.
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24jam anak dapat mengembangkan hubungan
dengan orang lain atau anak lain dengan kriteria hasil :
1. Menunjukkan keterampilan sosial yang dapat diterima ketika berinteraksi dengan teman
atau anggota keluarga
2. Berhasil berpartisipasi dalam lingkungan pendidikan
3. Menunjukkan kemampuan menyelesaikan satu tugas secara mandiri
4. Menunjukkan kemampuan menyelesaikan tugas dengan tidak diingatkan
DIAGNOSA KEPERAWATAN 3
Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan dukungan sosial yang tidak adekuat.
Hasil yang diharapkan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan pasien mampu:
1. Anak mampu penundaan pemuasan terhadap keinginannya, tanpa terpaksa untuk
menipulasi orang lain.
2. Anak mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang dapat diterima secara
sosial
3. Anak mampu mengungkapkan kemampuan kemampuan koping alternatif yang dapat
diterima secara sosial sesuai dengan gaya hidup dari yang ia rencanakan untuk
menggunakannya sebagai respons terhadap rasa frustasi
KESIMPULAN
Anak dengan ADHD bisa diakibatkan dari faktor genetik, faktor fungsi otak, faktor
lingkungan dan faktor lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan khusus anak dengan ADHD
dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih, serta ketangguhan dan kesabaran dalam
membantu anak belajar dan memusatkan perhatiannya. Penting bagi orangtua dan guru untuk
bekerjasama dan mencari cara-cara terbaik untuk memilih strategi belajar yang sesuai bagi anak.
Kegagalan dalam belajar pada anak dengan ADHD lebih disebabkan karena anak mengalami
kesulitan mengendalikan diri dan dorongan-dorongan emosional yang muncul seperti tindakan
impulsivitas yang sering mengganggu lingkungan belajar.
SARAN
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah setelah mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan ADHD, diharapkan
pihak sekolah dan tenaga pengajar mampu mengetahui gejala-gejala dari ADHD pada
anak sejak awal sehingga pihak sekolah dan tenaga kesehatan mampu memberikan
penanganan khusus yang baik dalam proses pembelajarannya. Pengaturan kondisi kelas
yang tenang dan sedikit stimulus diperlukan supaya anak dengan ADHDlebih dapat
memusatkan perhatiannya terhadap tugas yang diberikan serta memberikan instruksi
yang jelas sangat perlu untuk mengarahkan akan dalam berkonsentrasi secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Bibi Leila Hoseini, M. A. (2014). Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children. Short Review
and Literatur.Iran.International Journal of Pediatrics.
budiana, D. e. (2012). Efektifitas penerapan terapi permainan sosialisasi untuk menurunkan prilaku
implusif pada anak dengan attention deficit huperactivity Disorder (ADHD). Surabaya: Program
studip psikologi universitas negri surabaya .
hatinigsih, N. (2013). .Play terapi untuk meningkatkan konsentrasi pada anak attention deficit
hiperactivity Disorder. universitas muhamadiyah malang.
Hockenberry. (2015). Wong's Nursing Care of Infant and Children. Canada: Elsevier.
Sugiarmin, M. (2007). BUKU BAHAN AJAR ANAK ADHD. Pendidikan Luar Biasa.