Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENINGKATAN LAJU GAS DAN CAIRAN

TERHADAP GAS ENTRAINMENT DAN GAS HOLD-UP


PADA KARBONATASI RAW SUGAR DENGAN MENGGUNAKAN
REAKTOR VENTURI BERSIRKULASI

Oleh
Angga Furi Utami
F34103068

2007
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

1
HUBUNGAN PENINGKATAN LAJU GAS DAN CAIRAN
TERHADAP GAS ENTRAINMENT DAN GAS HOLD-UP
PADA KARBONATASI RAW SUGAR DENGAN MENGGUNAKAN
REAKTOR VENTURI BERSIRKULASI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
Angga Furi Utami
F34103068

2007
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

HUBUNGAN PENINGKATAN LAJU GAS DAN CAIRAN


TERHADAP GAS ENTRAINMENT DAN GAS HOLD-UP
PADA KARBONATASI RAW SUGAR DENGAN MENGGUNAKAN
REAKTOR VENTURI BERSIRKULASI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Departemen Teknologi Industri Pertaninan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
Angga Furi Utami
F34103068

Dilahirkan pada tanggal 01 Maret 1985


di Bogor

Tanggal lulus : Agustus 2007

Disetujui,
Bogor, Agustus 2007

Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA. Prayoga Suryadarma, STP., MT.


Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

3
SURAT PERNYATAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul :


” Hubungan Peningkatan Laju Gas dan Cairan Terhadap Gas Entrainment
dan Gas Hold-up Pada Karbonatasi Raw Sugar Dengan Menggunakan
Reaktor Venturi Bersirkulasi “
adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen akademik, kecuali yang
dengan jelas ditujukkan rujukannya.

Bogor, Agustus 2007


Yang Membuat Pernyataan

Nama : Angga Furi Utami


NRP : F34103068

4
Angga Furi Utami. F34103068. Hubungan Peningkatan Laju Gas dan Cairan
Terhadap Gas Entrainment dan Gas Hold-up Pada Karbonatasi Raw Sugar
Dengan Menggunakan Reaktor Venturi Bersirkulasi. Sapta Raharja dan
Prayoga Suryadarma. 2007.

RINGKASAN
Reaktor Venturi Bersirkulasi (RVB) merupakan sistem reaktor yang terdiri
dari tangki, venturi, dan sirkulasi cairan. Adanya venturi sebagai pendistribusi
fase gas ke dalam fase cairan dapat meningkatkan absorpsi gas oleh cairan
sehingga kontak antara cairan dan gas meningkat. Penggunaan venturi dalam
sistem karbonatasi industri gula dapat meningkatkan tingkat penghilangan bahan
bukan gula sehingga meningkatkan efisiensi bagi pabrik gula. Faktor penting yang
dapat mencirikan kontak gas-cairan dalam RVB adalah hubungan peningkatan
laju gas dan cairan terhadap gas entrainment dan gas hold-up. Pada peningkatan
laju cairan dan gas, nilai gas entrainment meningkat, dan nilai gas hold-up
menurun. Sehingga, perlu didapatkan nilai gas entrainment dan gas hold-up pada
perubahan laju cairan dan gas untuk mengetahui hubungan peningkatan laju gas
dan cairan terhadap gas entrainment dan gas hold-up pada karbonatasi raw sugar
dengan menggunakan RVB.
Nilai gas entrainment dapat diperoleh dengan menggunakan model dari
Liu dan Evans (1996). Nilai gas hold-up dapat diperoleh dengan menggunakan
model Liu dan Evans (1996) serta pengukuran hasil eksperimen berdasarkan
model dari Ide et al., (1999). Rancangan percobaan yang digunakan yaitu (1)
memplotkan hubungan antara laju cairan terhadap gas entrainment pada laju gas
konstan, (2) memplotkan hubungan antara laju cairan terhadap gas hold-up pada
laju gas konstan, (3) penentuan kesesuaian model gas hold-up dengan pengukuran
gas hold-up hasil eksperimen dengan menggunakan koefisien determinasi (r2).
Berdasarkan hasil penelitian, nilai gas entrainment dan gas hold-up
mengalami perubahan pada perubahan laju cairan (UL) dan gas (Ug). Gas
entrainment meningkat dari 0.022 - 0.14 pada peningkatan UL dari 0.98 - 6.4 m/s
pada Ug konstan dan pada peningkatan Ug dari 0.88 - 7.4 m/s pada UL konstan.
Model gas hold-up menurun dari 0.67 - 0.072 pada peningkatan UL dari 0.98 - 6.4
m/s pada Ug konstan dan pada peningkatan Ug dari 0.88 – 7.4 m/s pada UL
konstan. Gas hold-up berdasarkan hasil eksperimen menurun dari 0.21 - 0.067
pada peningkatan UL dari 0.98 - 6.4 m/s pada Ug konstan. Gas hold-up
berdasarkan hasil eksperimen juga mengalami peningkatan dari 0.12 - 0.46 pada
peningkatan Ug dari 0.88 - 3.14 m/s pada UL konstan, kemudian mengalami
penurunan dari 0.11 - 0.067 pada peningkatan Ug dari 3.93 - 6.4 m/s pada UL
konstan. ICUMSA yang rendah (180 IU) dihasilkan pada saat nilai gas
entrainment rendah (0.026) dan nilai gas hold-up tinggi (0.59 untuk model dan
0.21 untuk eksperimen), sedangkan ICUMSA yang tinggi (325 IU) dihasilkan
pada saat nilai gas entrainment tinggi (0.13) dan gas hold-up rendah (0.075 untuk
model dan 0.036 untuk eksperimen).

5
Angga Furi Utami. F34103068. The Relationship of gas entrainment and gas
hold-up at increasing gas and liquid flow in raw sugar carbonatation using Loop
Venturi Reactor. Sapta Raharja and Prayoga Suryadarma. 2007.

SUMMARY

Loop Venturi Reactor is a reactor system which is tank, venturi, and fluid
looping. Venturi as a gas distributor into liquid can improve gas absorption, so
that it will improve gas-liquid contact. By using venturi in sugar industry,
improving non sugar removal can cause sugar industry efficiency. The important
characteristics in Loop Venturi Reactor for seeing gas-liquid contact are gas
entrainment and gas hold-up regarding gas and liquid flow. In gas and liquid flow
increase, gas entrainment value increase, and in gas and liquid flow decrease, gas
hold-up value increase. So that, it necessary found the relationship of gas
entrainment and gas hold-up at increasing gas and liquid flow in raw sugar
carbonatation using Loop Venturi Reactor.
The value of gas entrainment and gas hold-up could be found by using gas
entrainment and gas hold-up model from Liu and Evans (1996). The value of gas
hold-up experiment could be found by Ide et al., (1999) expression. The scheme
of this experiment are (1) plotting the liquid flow and gas entrainment model in in
constant gas flow, (2) plotting the liquid flow and gas hold-up in constant gas
flow, (3) measuring the comformity of gas hold-up model and gas hold-up
experiment using the determination coefficient (r2).
Based on experiment result, the value of gas entrainment and gas hold-up
have to be change in gas and liquid flow change. Gas entrainment increase from
0.022 - 0.14 in increasing UL from 0.98 - 6.4 m/s in constant Ug and in increasing
Ug from 0.88 - 7.4 m/s in constan UL. Gas hold-up model decrease from 0.67 -
0.072 in increasing UL from 0.98 - 6.4 m/s in constan Ug and in increasing Ug
from 0.88 – 7.4 m/s in constan UL. Gas hold-up experiment decrease from 0.21 -
0.067 in increasing UL from 0.98 - 6.4 m/s in constan Ug. Gas hold-up experiment
increase from 0.12 - 0.46 in increasing Ug from 0.88 - 3.14 m/s in constant UL,
and deacrease from 0.11 - 0.067 in increasing Ug from 3.93 - 6.4 m/s in constan
UL. In low gas entrainment (0.026) and high gas hold-up (0.59) resulting low
ICUMSA (180 IU). In high gas entrainment (0.13) and low gas hold-up (0.075)
resulting high ICUMSA (325 IU).

6
BIODATA RINGKAS

Penulis adalah anak pertama dari empat


bersaudara yang dilahirkan di Bogor pada hari
Jumat tanggal 01 Maret 1985 dari seorang ibu
bernama Sri Handini Suprihati dan ayah bernama
Heriyadi. Pendidikan formal penulis dimulai sejak
tahun 1989 di TK Ardhialoka, lalu pada tahun 1991
penulis melanjutkan pendidikan dasar di SDN Polisi
5 Bogor. Penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN
1 Bogor hingga selesai pada tahun 2000, kemudian
di SMUN 5 Bogor hingga selesai pada tahun 2003.
Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI. Alhamdulilah, pada tahun 2007 penulis meraih gelar
Sarjana Teknologi Pertanian sekaligus menyelesaikan pendidikan tinggi strata-1-
nya.
Pada saat menjalani kegiatan akademis, Penulis pernah aktif dalam
Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (2004 – 2005), dan media
jurnalistik IPB yaitu Koran Kampus (2004 – 2005). Sementara di luar kampus
penulis aktif di Yayasan Beasiswa Daimler Chrysler Indonesia (2004 – 2007) dan
menjadi salah satu staf pengajar di Nurul Ilmi (2007 – sekarang). Pada masa studi
di IPB, Alhamdulillah penulis memperoleh dana bantuan pendidikan dari Yayasan
Supersemar (2004 – 2007) dan Yayasan Beasiswa Daimler Chrysler Indonesia
(2004 – 2007).

7
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah Azza Wa Jalla. Penulis


memanjatkan rasa syukur kehadirat-Nya atas segala rahmat, karunia, dan
pertolongan-Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian serta
menyelesaikan skripsi ini.
Selama pelaksanaan penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan, dukungan, serta semangat dari berbagai
pihak. Menyadari hal tersebut, dengan perasaan yang tulus, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA., selaku dosen pembimbing pertama yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menjalani kegiatan
akademis, penelitian, dan penulisan skripsi di Departemen Teknologi Industri
Pertanian,
2. Prayoga Suryadarma, STP., MT., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk bergabung dalam tim penelitian
Venturi, serta bimbingan dan arahan selama penelitian dan penulisan skripsi,
3. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti, selaku dosen penguji,
4. Keluarga penulis yaitu Papi, Mama, dan Ade Sita atas pengertian dan
pengorbanannya bagi penulis,
5. Para Laboran dan Staf di Departemen Teknologi Industri Pertanian, atas
segala bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian,
6. PT. Jawamanis Rafinasi, atas bantuan pengadaan raw sugar, serta
7. Sahabat-sahabat penulis di TIN 40, 41, 42, 39 serta TPG 40 yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuan.
Penulis berharap, semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.

Bogor, Agustus 2007

Penulis

8
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Raw sugar atau gula kasar merupakan gula kristal yang berwarna
kecoklatan yang dihasilkan dari proses kristalisasi nira tebu tanpa proses
pemurnian warna. Gula ini masih mengandung berbagai pengotor sehingga
penggunaannya untuk dikonsumsi secara langsung telah dilarang oleh FDA
(Food and Drug Administration) karena dapat menstimulus tumbuhnya bakteri
patogen. Oleh karena itu, gula kasar tersebut harus melalui tahapan pemurnian
agar dapat dikonsumsi oleh manusia atau digunakan sebagai gula berkualitas
tinggi untuk industri, khususnya industri minuman ringan. Gula kasar yang
telah mengalami proses pemurnian lebih lanjut dikenal sebagai gula rafinasi
(refined sugar) (Martoyo, 1996).
Bahan pengotor dalam raw sugar dapat dihilangkan dengan beberapa
cara, seperti defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Proses karbonatasi
menghasilkan endapan kotoran yang lebih mudah disaring, kualitas warna
clarified juice (larutan gula hasil defekasi) yang lebih cerah, tingkat korosif
yang rendah, dan dihasilkan viskositas clarified juice yang lebih rendah
sehingga lebih mudah saat proses penguapan (Mathur, 1975).
Efisiensi pencampuran clarified juice dan karbondioksida (CO2)
merupakan salah satu kebutuhan yang penting pada proses pemurnian gula.
Penggunaan pengaduk di dalam tangki karbonatasi, sistem scrubbing atau
spray tower mengakibatkan sistem pemurnian tersebut tidak cukup untuk
mencapai sirkulasi dan pencampuran yang maksimal (Lyle, 1957). Hal
tersebut dikarenakan banyaknya gas CO2 yang tidak terabsorb ke dalam nira
dan susu kapur sehingga terbuang, akibatnya proses pemurnian menjadi
kurang baik serta tidak hemat energi, terutama untuk menggerakkan pengaduk
dan mengalirkan gas CO2 (Mathur, 1975).
Oleh karena itu, penggunaan Reaktor Venturi Bersirkulasi (RVB)
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi
pencampuran gas CO2 dan susu kapur dalam nira gula kasar serta dapat

9
menghemat energi karena tidak memerlukan pengaduk dan blower. RVB
dapat memberikan kondisi kontak antara umpan gas dan cairan pada kondisi
optimal karena adanya proses sirkulasi dari umpan gas atau cairan (Greben et
al, 2005). Selain itu, RVB dapat memberikan kondisi absorpsi gas yang baik
oleh cairan (Atay, 1986; Cramers et al, 1992).
Perubahan laju gas dan cairan pada sistem RVB dapat menceritakan
fenomena hidrodinamika yang terjadi di dalam RVB. Fenomena
hidrodinamika RVB yang dimaksud adalah gas entrainment dan gas hold-up
(Cramers et al, 1992). Peningkatan laju gas dan cairan dapat meningkatkan
jumlah gas yang masuk ke dalam sistem, sehingga gas entrainment meningkat
(Ide et al, 1999), namun dapat menurunkan nilai gas hold-up karena waktu
tinggal gas di dalam cairan menurun (Mandal et al, 2005). Nilai gas
entrainment dan gas hold-up dapat diperoleh dengan menggunakan suatu
model. Nilai yang diperoleh dapat menggambarkan hubungan perubahan laju
gas dan cairan terhadap gas entrainment dan gas hold-up.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :


1. mendapatkan hubungan peningkatan laju gas dan cairan terhadap gas
entrainment pada karbonatasi raw sugar dengan menggunakan RVB,
2. mendapatkan hubungan peningkatan laju gas dan cairan terhadap gas hold-
up pada karbonatasi raw sugar dengan menggunakan RVB.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :


1. karakterisasi raw sugar,
2. melakukan karbonatasi raw sugar dengan menggunakan RVB untuk
mendapatkan hubungan peningkatan laju gas dan cairan terhadap gas
entrainment berdasarkan model Liu dan Evans (1996),
3. melakukan karbonatasi raw sugar dengan menggunakan RVB untuk
mendapatkan hubungan peningkatan laju gas dan cairan terhadap gas hold-

10

Anda mungkin juga menyukai