Rukun Nikah
1. Sigat (akad), yaitu perkataan dari pihak wali perempuan.
2. Wali (wali si perempuan). Perempuan yang menikah harus izin walinya terlebih dahulu.
3. Dua orang saksi. Karena tidak akan sah jika tidak ada wali dan dua saksi.
Susunan Wali
Yang dianggap sah menjadi wali si perempuan ialah :
1. Bapaknya.
2. Kakeknya (bapak dari bapak mempelai perempuan).
3. Saudara laki-laki yang seibu sebapak dengannya.
4. Saudara laki-laki yang sebapak saja dengannya.
5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu sebapak dengannya.
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang sebapak dengannya.
7. Saudara bapak yang laki-laki (paman dari pihak bapak).
8. Anak laki-laki pamannya dari pihak bapak.
9. Hakim.
Nusyuz (durhaka)
Apabila istri menentang kepada suami dengan alas an yang tidak dapat diterima menurut
hukum syara’, tindakan itu dipandang durhaka, seperti hal-hal dibawah ini :
1. Suami telah menyediakan rumah sesuai dengan keadaan suami, tetapi istri tidak mau
pindah ke rumah itu, atau istri meninggalkan rumah tangga tanpa izin suami.
2. Apabila suami istri tinggal di rumah kepunyaan istri dengan izin istri, kemudian pada suatu
waktu istri mengusir (melarang) suami masuk rumah itu, dan bukan minta pindah kerumah
yang disediakan suami.
3. Umpamanya istri menetap ditempat yang disediakan oleh perusahaannya, sedangkan suami
meminta istri menetap dirumah yang telah disediakannya, tetapi istri keberatan tidak
dengan alas an yang pantas.
4. Apabila istri bepergian dengan tidak beserta suaminya atau mahramnya, walaupun
perjalanan itu wajib, seperti pergi haji, karena perjalanan perempuan yang tidak dengan
suami atau mahramnya terhitung maksiat.
Apabila suami melihat gelagat istri yang akan melakukan durhaka maka suami wajib
menasehatinya. Apabila sudah dinasehati masih terus tampak durhakanya, hendaklah suami
berpisah tidur dengan istri. Apabila dia masih meneruskan kedurhakaannya, maka diperbolehkan
memkulnya, tetapi jangan sampai merusak badan.
Pergaulan baik antara suami dan istri
Tercapainya tujuan pernikahan sangat bergantung pada eratnya hubungan antara keduanya
dan pergaulan baik antara keduanya (suami dan istri). Akan erat hubungan suami istri, jika saling
menjalankan kewajibannya sebagai suami istri dengan baik.
Iddah
Iddah ialah masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang diceraikan suaminya
(cerai hidup atau cerai mati), guna supaya diketahui kandungannya berisi atau tidak. Perempuan
yang ditinggal suaminya ada yang hamil da nada yang tidak. Maka ketentuan Iddahnya ialah :
1. Bagi perempuan hamil iddahnya sampai anaknya lahir, baik cerai hidup maupun cerai mati.
2. Perempuan tidak hamil ada yang cerai mati ada juga yang cerai hidup.
Cerai mati
Iddahnya cerai mati ialah 4 bulan 10 hari. Apabila perempuan yang cerai mati sedangkan
ia hamil, dan anaknya lahir sebelum cukup 4 bulan 10 hari terhitung dari meninggalnya suaminya,
maka iddahnya selesai. Syafii berpendapat bahwa iddah lahir anaknya itu ialah apabila anak itu
adalah anak suami yang menceraikannya, kalu bukan perempuan itu tidak ber-iddah dengan
lahirnya anak. Pendapat Abu, perempuan itu harus ber-iddah dengan lahir anaknya, baik anak dari
suami yang menceraikan maupun bukan ,dan sekalipun anak zina.
Cerai hidup ialah perempuan yang diceraikan suaminya cerai hidup, kalau dia dalam
keadaan haid iddahnya adalah tiga kali suci, apabila perepmpuan itu tidak haid iddahnya tiga bulan.
Perempuan yang tidak haid ada 3, yaitu :
1. Yang masih kecil (belum sampai umur).
2. Yang sudah berumur tetapi belum pernah haid.
3. Yang sudah pernah haid tetapi sudah tua, jadi sudah tidak haid lagi.
Menghitung tiga kali suci ialah perceraian yang terjadi sewaktu suci, kalau dalam masa suci itu
tidak dicampuri oleh suaminya, maka terhitung satu kali suci. Tetapi kalau dalam suci waktu
perceraian itu telah dicampuri, maka tiga kali suci itu terhitung mulai dari suci setelah haid pertama
setelah perceraian. Perceraian terjadi waktu haid sama dengan sebelumnya. Kedua hal terakhir ini
menyebabkan iddah lebih panjang. Istri yang diceraikan suaminya sebelum dicampurinya, tidak
ada iddahnya.