Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

I. Kasus ( Masalah Utama)


Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk
meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu
membuat kontak (Carpenito, 2000).
Merupakan suatu sikap dimana individu menghindar dari interaksi
dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan
akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,
pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain (Keliat,2000)

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan
dalam hubungan sosial. Bila tugas- tugas dalam perkembangan
ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan
sosial nantinya akan dapat menimbulkan masalah.

2. Faktor Komunikasi dalam keluarga


Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam
teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga
menimbulkan ketidakjelasan yaitu suatu keadaan dimana
seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang
tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan
dengan lingkungan diluar keluarga.

3. Faktor Sosial Budaya

LP ISOS 1
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial
merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang
salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota keluarga yang
tidak produktif seperti lansia, berpenyakit kronis, dan
penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.

4. Faktor Biologis
Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan
hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia
yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki
struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta
perubahan ukuran dan bentuk sel –sel dalam limbic dan daerah
kortikal (Depkes RI, 2000).

b. Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal : stressor sosial budaya, yaitu stress yang
ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal : stressor psikologik, yaitu stress terjadi akibat
ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas
ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu (Depkes RI,
2000).

c. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri (solitude) Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Dependen
Narkisisme
Interdependen

(Struart & Sudden, 1998)

Keterangan :
1. Respon adaptif

LP ISOS 2
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh
norma sosial dan budaya secara umum dan berlaku di
masyarakat umum dan individu dalam menyelesaikan
masalahnya dalam batas normal.
a. Menyendiri (solitude)
Adalah respon yang dibutuhkan individu untuk merenungkan
apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya.
b. Otonomi
Adalah respon yang dibutuhkan individu untuk menentukan
dan menyampaikan ide, pikiran dan perasaan dalam
hubungan sosial.
c. Kebersamaan
Adalah suatu kondisi hubungan interpersonal dimana individu
tersebut mampu untuk saling member dan menerima.
d. Interdependen
Adalah saling ketergantungan antar individu dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal.

2. Respon antara adaptif dan maladaptif


a. Kesepian
Adalah individu sulit untuk melakukan hubungan interpersonal
dan sulit membicarakannya dengan orang lain dan dapat
menimbulkan kecemasan pada orang lain.
b. Menarik diri
Adalah individu merasa sulit untuk berinteraksi dan selalu
menghindari serta merasa diisolasi oleh orang lain.
c. Dependen
Adalah hubungan individu sangat tergantung dengan orang
lain dan rasa percaya diri kurang dalam mengembangkan
kemampuannya.

3. Respon maladaptive
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan
masalahnya yang menyimpang dari norma-norma dan budaya
suatu tempat.
a. Manipulasi
Dimana orang lain diperlukan sebagai objek, hubungan
terpusat pada masalah pengendalian individu berorientasi
pada diri sendiri atau pada tujuan bukan orang lain.
b. Impulsif

LP ISOS 3
Klien tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu
belajar dari pengalaman yang buruk dan tidak dapat
diandalkan.
c. Narkisisme
Dimana harga dirinya rapuh, secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, bersikap ego
maladaptif.

d. Mekanisme Koping
a. Rasional
Suatu usaha mengatasi konflik pikiran dan impuls – impuls yang
tidak menyenangkan dengan memberikan alasan yang rasional.
b. Supresi
Menekan konflik, impuls-impuls yang tidak dapat diterima
dengan secara sadar.
c. Represi
Konflik pikiran impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan
paksaan ditekan kedalam penolakkan terhadap sesuatu yang
tidak menyenangkan.
d. Menarik diri
Mekanisme tingkah laku yang apabila menghadapi konflik
frustasi ia menarik diri dalam pergaulan di lingkungan.

III.Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan


a. Pohon Masalah
Resiko GSP : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah


b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
Isolasi Sosial.
Data Subyektif :
 Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain
 Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
 Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang
lain
 Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
 Klien tidak dapat berkonsentrasi dan membuat keputusan
 Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
 Klien mengatakan tidak sederajat dengan orang lain

Data Obyektif :
LP ISOS 4
 Klien tampak menyendiri, mengurung diri
 Tidak memiliki teman dekat
 Tidak komunikatif
 Tidak ada kontak mata
 Tamapak sedih, afek tumpul
 Tidak berinisiatif berhubungan dengan orang lain.
 Mematung
 Tidur meringkuk

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. GSP : Halusinasi

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir

VI. Sumber :
Carpenito, L. J, 1997, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis, Jakarta ; EGC
Kelliat, B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta ; EGC
Stuart & Sundeen, , 1998, Buku saku Kesehatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta,\ ;
EGC
Towsend Mary, C, 1998, Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
Psikiatri, Edisi 3, Jakarta ; EGC.
Stuart, G W & Sudden, S.J, 2007, Pocket guide to psychiatric nursing,
3/E (A.Y.S Hamid, Penerjemah) St Louis : Mosby Year Book, Inc ( Sumber
asli diterbitkan 1995)
TIM MPKP, 2000, Buku Pedoman Keperawatan Jiwa, teori dan tindakan
keperawatan Jakarta: Depkes RI, Dirjen Yanmed, Direktorat Pelayanan
Keperawatan.

LP ISOS 5

Anda mungkin juga menyukai

  • Api Isos SP 1
    Api Isos SP 1
    Dokumen10 halaman
    Api Isos SP 1
    Sugeng Prakoso
    0% (1)
  • Seminar Isos
    Seminar Isos
    Dokumen43 halaman
    Seminar Isos
    Sugeng Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Gerontik FGD
    Gerontik FGD
    Dokumen3 halaman
    Gerontik FGD
    Sugeng Prakoso
    Belum ada peringkat
  • SP DPD
    SP DPD
    Dokumen2 halaman
    SP DPD
    Sugeng Prakoso
    Belum ada peringkat
  • SKP Seminar Cab
    SKP Seminar Cab
    Dokumen3 halaman
    SKP Seminar Cab
    Sugeng Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen20 halaman
    Tugas
    Sugeng Prakoso
    Belum ada peringkat