Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa nifas di mulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya.dalam masa nifas ini,bidan mempunyai
peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi pada ibu untuk melihat perlu atau
tidaknya rujukan,memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan. Mengenali tanda-tanda bahaya,memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara
ibu dan bayinya memulai dan mendorong pemberian ASI.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Asuhan Ibu Postpartum.
2. Untuk mengetahui Jadwal kunjungan, Manajemen serta Postpartum Group.
Selain dari pada itu makalah ini juga ditujukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh Dosen Pembimbing.
1.3 Manfaat
Manfaat bagi penulis :
1. Menambah daya kreativitas penulis.
2. Menambah wawasan penulis tentang Asuhan Persalinan Pospartum di rumah.
Manfaat bagi pembaca :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang Asuhan Persalinan Pospartum di
rumah.
2. Pembaca dapat memahami tentang Jadwal kunjungan, Manajemen serta Postpartum
Group.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan pada ibu
nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas, akan
tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitaranya.
2.2 Jadwal Kunjungan Di Rumah
Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan untuk
menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah–masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif,
mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana.
Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu
mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila
tenaga kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang
melakukan kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga
berpengaruh dimana biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian
sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu
dengan anggota keluarga yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.
Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. Dalam
memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat berinteraksi
dalam suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam
melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada
pelaksanaannya bisa cukup umur, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan untuk
menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif
perawatan bersama keluarga.
• Perencanaan Kunjungan Rumah
a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam
setelah kepulangan klien ke rumah
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
c. kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
d. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
 Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini
dapat meliputi:
a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien
b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar
lingkungan rumah klien
c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan
d. Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena
seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka
akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga
menciptakan keluarga sehat dan bahagia.
Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :
1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu
melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin
keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan,
karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24 jam pasca
salin.Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
2. Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
3. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis pemeriksaannya
sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua.
4. Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan).
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan laktasinya.
Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapi
b. Tali pusat harus tetap kencang
c. Perhatikan kondisi umum bayi
d. Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara dini .
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu:
1) Kebersihan Diri
a. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikanbahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari
depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk
membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah
matahari atau disetrika.
d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.

2) Istirahat
a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai
hal :
 Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
 Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
3) Latihan
a. Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal.Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b. Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu
mempercepat mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, seperti :
 Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas,
tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan
ulangi 10 kali.
 Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot
pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak
5 kali.
 Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan
jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4) Gizi
Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
e. Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
5) Perawatan Payudara
Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b. Mengenakan BH yang menyokong payudara.
c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting
susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan sendok.
b. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
 Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit.
 Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut
 payudara dengan arah “Z” menuju putting.
 Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu
menjadi lunak.
 Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluakan dengan tangan.
 Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
 Payudara dikeringkan.

6) Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga


Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibudapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
7) Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan
tentang keluarganya.
Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
a. Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
b. Kelebihan/ keuntungan
c. Kekurangannya
d. Efek samping
e. Bagaimana menggunakan metode ini.
f. Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya
lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/ pasangan itu dan
melihat apakah metode tersebut bekerja baik.
2.3 Manajemen Post Partum
1. DefenisiAsuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah
kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran.
2. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu
segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan dalam persalinan
dan keadaan segera setelah melahirkan agar terlaksananya asuhan segera/ rutin pada ibu post
partum,di antarany
3. Pengkajian/ Pengumpulan data
Didasarkan pada data subjektif daan juga Objektif. Data subjektif yaitu data yang didapatkan
langsung daari pasien atau Pasien atau keluarganya langsung yang berbicara. Sedangkan data
Objektif adalah data yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan bidan atau tenaga kesehatan.
a. Melakukan pengkajian dgn mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan ibu.
b. Melakukan pemeriksaan awal post partum.
c. Meninjau catatan/ record pasien.
d. Menanyakan riwayat kesehatan & keluhan ibu.

4. Menginterpretasikan Data.
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa berdasarkan interpretasi
yangg benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu
postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu
5. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan
masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.
6. Menetapkan Tindakan Segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien.
7. Membuat Rencana Asuhan
Yaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari
langkah sebelumnya.

8. Implementasi Asuhan :
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman daripada rencana
asuhan tadi.
9. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum
efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana jika masih ada.Bidan harus
melakukan evaluasi secara terus menerus selama masa nifas.
Evaluasi secara terus menerus meliputi:
a. Meninjau ulang data
b. Mengkaji riwayat
c. Pemeriksaan fisik.
2.4 Post Partum Group
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya adalah
dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak
antara satu orang ibu post partum dengan ibu post partum lainnya .Kegiatan dapat
dilaksanakan di salah satu rumah ibu post partum/ posyandu dan polindes.
Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling.tentang :
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Gizi
4. Menyusui
5. Lochea
6. Involusi uterus
7. Senggama
 Keluarga berencana
Cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok pendukung postpartum :
1. Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan hubungan baik
antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :
a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah
seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu, dll
b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan
merawat bayinya.
c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap
istrinya.
d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.
e. Memperbanyak dukungan dari suami.
f. Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.
g. Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
h. Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.
i. Mengganti suasana dengan bersosialisasi.
j. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.
Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara :
a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.
b. Tidurlah ketika bayi tidur.
c. Berolahraga ringan.
d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.
e. Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,
f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.
g. Bersikap fleksibel.
h. Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.
i. Bergabung dengan kelompok ibu.
Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu
nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan
yang timbul masa nifas. Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas,
salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang kami temukan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan kasus abortus yaitu:
1. Masa nifas adalah masa (kira-kira) 6 minggu) setelah kelahiran bayi (Bahiyatun, 2009).
2. Masa nifas adalah masa pemulihan alat reproduksi setelah proses persalinan (2 jam setelah
kala IV sampai 6-8 minggu kemudian).
3. Kunjungan rumah diberikan 2 minggu postpartum dan dilanjutkan minggu ke-4 sampai ke-
6.
3.2 Saran
1. Untuk pembaca :
Di harapkan kritik dari pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik
lagi
2. Untuk penulis :
Diharapkan penulis mampu meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan makalah ataupun
karya tulis serta dapat menarik minat pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
http://daffmoxe. blogspot.com/2010/04/asuhan-postnatal-di-komunitas.html
http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-pada-ibu-postpar- tum-di-rumah.html
http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-pada-ibu-post-partum-di-rumah.html
http://makalah.blogspot.com/2011/05/ asuhan_pada_ ibu_post_partum.di_rumah.html
http://www.scribd.com/ doc/40735271/Makalah-Asuhan-Ibu-Postpartum-Di-Rumah

Anda mungkin juga menyukai