Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu

bebasnya, seringkali kegiatan mereka sehari-hari tidak terkontrol. Jika hal

tersebut berlanjut bukan tidak mungkin bahwa akan banyak hal negative yang

akan menimpa mereka. Salah satunya adalah terjerumusnya dalam dunia

penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba. Istilah narkoba mulai dikenal pada

sekitar tahun 1998, akibat maraknya kasus penyalahgunaan narkotika,

psikotropika, dan zat aditif terlarang. Agar lebih mudah dalam penyebutan,

masyarakat menyingkat istilah narkotika, psikotropika, dan zat aditif terlarang

menjadi narkoba. Sekarang istilah ini sudah sangat akrab di telinga

masyarakat. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

mencapai suatu tujuan (Notoatmodjo, 2012).

Dari laporan perkembangan situasi Narkoba dunia tahun 2014,

diketahui angka estimasi pengguna Narkoba di tahun 2012 adalah antara 162

juta hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-7%1. Perbandingan estimasi

prevalensi tahun 2012 (3,5%-7%)2 dengan estimasi tahun 2010 yang

kisarannya 3.5%-5.7% menunjukkan kecenderungan prevalensi

penyalahgunaan Narkoba relatif stabil. Jenis yang paling banyak digunakan


adalah ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan kelompok stimulant

(UNODC, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan BNN bekerjasama dengan

Puslitkes-UI Tahun 2015, angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba berada

dikisaran 2,20% atau sekitar 4.098.029 orang dari total populasi penduduk

Indonesia (berusia 10 - 59 tahun). Dibandingkan dengan hasil penelitian tahun

2014 mengalami peningkatan 0,02% dari 2,18% (2014) ke 2,20% (2015).

Provinsi Jawa Timur dalam tiga tahun terakhir masih menempati

urutan pertama jumlah kasus narkoba berdasarkan provinsi. Begitu pula

menurut jumlah tersangka narkoba, Provinsi Jawa Timur menempati urutan

pertama dan mengalami peningkatan dari tahun 2010 – 2012 (6.395 tersangka

di tahun 2010 meningkat menjadi 8.142 tersangka di tahun 2012). Kepala

BNN provinsi Jawa Timur Brigjen Pol Sukirman mengatakan bahwa

kenaikan pengguna narkoba pada tahun 20114 583.000 penguna dan pada

tahun 2015naik sekitar 100.000 pengguana, pada tahun 2016 Kabag TU dari

BNN povinsi Jawa Timur Trisilo Budi Prasetyo mengatakan jumlah

penyalahguna narkoba dijawa timur 212.704 atau 37% masih dalam tahap I

atau coba pakai, sedangkan 263.843 atau 46 % adalah tahap II atau teratur

pakai dan tahap ketiga adalah tahap pecandu non suntik mencapai 82.668

orang dan terakhir 9089 orang adalah pecandu suntik. Sedangkan data dari

lembaga sosial masyarakat ORBIT di tahun 2015 tercatat ada 135 orang , di
tahun 2016 ada 131 orang, dan pada awal tahun 2017 tercatat ada 24 orang

yang di rehabilitasi.

Faktor Risiko Penyalahgunaan NAPZA adalah faktor genetik,

lingkungan keluarga, pergaulan (teman sebaya). Dan dampak penyalahgunaan

NAPZA adalah tehadap kondisi fisik, terhadap mental emosional, terhadap

kehidupan sosial (Alatas, dkk, 2006). Berhenti menggunakan narkoba

bukanlah perkara yang mudah apalagi bagi mereka yang sudah kecanduan

atau ketagihan. Salah satu faktor kendala pengguna narkoba untuk berhenti

tidak mengkonsumsi narkoba kembali adalah perasaan ingin kembali

menggunakan narkoba. Karena bagi mereka yang sudah memasuki tahap

kecanduan akan merasa sakit pada sekujur tubuh bila tidak mengkonsumsi

narkoba tersebut. Maka dari itu individu yang sudah menjadi pencandu akan

dibawa ke pusat rehabilitas narkoba untuk menghentikan kecanduan itu.

Upaya untuk rehabilitas para pemakai narkoba juga tidak mudah, karena

kebanyakan dari pecandu selalu memakai kembali narkoba setelah kembali ke

masyarakat. Kecanduan memang tidak mudah untuk dihilangkan kecuali pada

diri individu memiliki kecanduannya tersebut. Pada dasarnya motivasi

merupakan pengertian yang melingkupi pergerakan, alasan-alasan atau

dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat

sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran

motivasi berhenti menggunakan napza di lembaga sosial masyarakat ORBIT

Surabaya.
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,penulis memperoleh rumusan

masalah yaitu: bagaimana gambaran motivasi berhenti menggunakan napza di

lembaga sosial masyarakat ORBIT surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran motivasi berhenti menggunakan napza di

lembaga sosial masyarakat ORBIT Surabaya .

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi penelitian

Penelitian ini merupakan aplikasi teori ilmu keperawatan kedalam

skripsi, sehingga menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk

nyata dibidang ilmiah.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Memberikan sumbangan untuk mengembangkan ilmu dan teori

keperawatan, khsusnya tentang gambaran motivasi berhenti menggunakan

napza.

1.4.3 Bagi pembaca

Memberikan pengetahuan yang cukup tentang gambaran motivasi

berhenti menggunakan napza.

Anda mungkin juga menyukai