2017
Siboro, Mawar
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4730
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENENTUAN BRIGHTNESS PULP PADA TAHAP D0, EoP, DAN D1 PADA
Tbk PORSEA
KARYA ILMIAH
MAWAR SIBORO
142401101
DEPARTEMEN KIMIA
MEDAN
2017
Tbk PORSEA
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
MAWAR SIBORO
142401101
DEPARTEMEN KIMIA
MEDAN
2017
Diketahui
Program Studi D3 Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing
Ketua
Diketahui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
NIP. 197404051999032001
Tbk PORSEA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja Saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing dusebut sumbernya.
Mawar Siboro
142401101
Puji syukur penulis panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
karunia-Nya Karya Ilmiah ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Karya Ilmiah ini berjudul “Penentuan Brightness Pulp Pada Tahap D0,
EoP, D1 Pada Proses Pemutihan ( Bleaching ) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Porsea”, Dimana Karya Ilmiah ini merupakan salah satus yarat untuk mencapai
penyelesaian jenjang pendidikan Diploma III Kimia di Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Karya Ilmiah ini disusun dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea. Karya Ilmiah ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh Ahli Madya dari program studi D-3 Kimia di
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
Penulis juga menyadari bahwa tersusunya Karya Ilmiah ini tidak
terlepas dari perhatian ,bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Terkhusus penulis menyampaikan rasa terimakasi yang tulus kepada
kedua Orang tua Saya S. Siboro dan M.Br.Galingging serta Kakak
(Enny Siboro, Helena Br Siboro. S.Kom dan Yanti Mariana Siboro.
SE) dan Adik (Mangara Tua Siboro dan Mangihut Halomoan Siboro)
penulis yang selama ini tiada henti-hentinya memberikan dukungan,
semangat, perhatian serta bantuan moril maupun materi sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr.MintoSupeno, MS, selaku dosen pembimbing yang
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu
penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
4. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si.,S.Si selakuketua Department Kimia
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis.
5. Bapak Dr.MintoSupeno, MS selaku ketua program studi jurusan D3
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis.
6. Bapak Arlodis Nainggolan selaku pembimbing lapangan yang telah
banyak memberikan sumbangan pikiran, tenaga dan waktu kepada
penulis sewaktu penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
7. Bapak I Putu Gede Wijaya, S.Hut selaku pimpinan Centre of
Excellence Dept.Head di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, para staff yang
Mawar Siboro
ABSRAK
Proses Blaching di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menggunakan bahan kimia utama
yaitu Cl2 dan ClO2, serta menggunakan NaOH pada tahap ekstraksi yang mana
dapat menghasilkan pulp yang baik dan memenuhi standart ISO (International
Standart Oprational). Oleh karena itu PT. Toba Pulp Lestari , Tbk melakukan
pengujian kecerahan terhadap pulp yang memenuhi standart maka setiap
penambahan bahan kimia yang dilakukan pada setiap tahap yaitu D 0, EoP dan D1
harus stabil atau seimbang. Salah satu alat yang digunakan di PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk untuk pengujian kecerahan dari pulp adalah dengan menggunakan
alat Elektronik Refrakto Photometer (ELREPHO). Berdasarkan hasil analisa data
yang dilakukan dapat diketahui bahwa kecerahan pulp telah memenuhi standart
ISO yang digunakan oleh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk yaitu D0 = 55-75 %, EoP =
80-88%, D1 = 89-91%.
PORSEA
ABSTRACT
Bleaching process in PT. Toba Pulp Lestari, Tbkusing the main chemicals that Cl2
and ClO2, as well as using NaOH at the extraction stage which can produce good
pulp and meet the standard of ISO (International Standart Oprational). Therefore,
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk to test the brightness of the pulp. To obtain a pulp that
is D0 EoPand D1 must be belenced or stable. One of the tools Elektronik Refrakto
Photometer (ELREPHO). Based on the results of data analysis can be undertaken
in the know that the brightness of the pulp has met the ISO standard that is in use
by PT. Toba Pulp Lestari, Tbk is D0 =68-80 %, EoP = 75-86%, D1 = 89-90%.
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK vi
ABSRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
2.1 Permasalahan 3
3.1 Tujuan 3
4.1 Manfaat 3
3.1.1 Alat 26
3.1.2 Bahan 26
3.2 Prosedur 26
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
kertas merupakan bahan produk yang banyak digunakan oleh manusia. Pulp
sebagai bahan baku kertas dibuat dari semua jenis kayu yang berserat panjang
(hard wood) maupun kayu yang bersetat pendek (soft wood) perkembangan
industri pulp (bubur kertas) di indonesia berkembang secara cepat didukung oleh
sumber daya yang ada. Lokasi pabrik pulp menghasilkan kertas di Indonesia
Sumatera Utara.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber kekayaan alam yang
sangat melimpah salah satunya adalah kayu, maka dituntut kepada sumber daya
manusia yang handal dan berpotensi agar sumberdaya alam yang tersedia dapat
Kayu merupakan bahan baku utama yang digunkan dalam pembuatan pulp
secara kimia, kandungan bahan yang terdapat dalam kayu dapat dibagi dalam 4
Secara garis besar , proses pengolahan kayu pada industri ini adalah dimulai
Untuk menghasilkan pulp dengan kualitas pulp yang baik dan memenuhi
standar, maka pulp diuji dari kecerahan (brightness) nya. Drajat keputihan ini
mendasari pemutihan ini adalah dengan mereaksikan lignin dan bahan pemutih
sehingga diperoleh senyawa yang mudah larut dalam air. Bahan kimia yang
Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ada beberapa tahap proses pemutihan pulp,
yaitu :
1. Tahap D0 : tahap ini digunakan untuk mengeluarkan lignin dari pulp yang
2. Tahap EoP : tahap ini merupakan tahap pemurnian dari tahap kolorinasi
2. Memperbaiki kemurnian
kualitas pulp yang dihasilkan, maka penulis tertarik untuk menjadikan masalah ini
Pulp Pada Tahap D0, EoP, D1 Pada Proses Pemutihan ( Bleaching ) Di PT. Toba
1.2. Permasalahan
kimia yang dipakai pada tiap tahap-tahap proses pemutihan (bleaching) pulp
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kayu
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
mentah yang mudah di proses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi.
Kayu memiliki sifat tidah dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu
disini adalah sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon
dihutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut dan bagian-bagian mana
yang lebih banyak dimanfaatkan untuk suatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk
Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama atas karbon, hidrogen dan
oksigen. Tabel 2.1 merinci komposisi kimia suatu kayu dari Amerika utara yang
khas, yang terlihat bahwa karbon merupakan elemen yang dominan atas berat.
Tambahan pula kayu mengandung senyawa anorganik yang tetap tinggal setelah
terjadi pembakaran terjadi pembakaran pada suhu tinggi pada kondisi oksigen
yang melimpah, residu semacam ini dikenal sebagai abu (John G.H.1987)
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat berbeda-beda.bahkan kayu
berasal dari suatu pohon memiliki sifat berbeda. Ada beberapa sifat yang umum
a. Kayu tersusun atas sel-sel yang memiliki tipe macam-macam dan susunan
b. Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah berat jenis,
a) Berat jenis
0,20 hingga 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk bagi aneka sifat kayu.
Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayu . berat jenis
ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori.
unsur-unsur perusak kayu dari luar, seperti, jamur, rayap, cacing laut dan
mahluk lainnya. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat
c) Warna kayu
sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda.
d) Hidroskopik
dengan lingkungan.
e) Serat
Arah serat dapat ditentukan oleh arah alur-alur yang terdapat pada
permukaan kayu. Kayu dikatakan berat lurus, jika arah sel-sel kayunya
berserat membelok.
f) Berat kayu
Berat kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rogga
sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu kayu ditunjukan dengan besarnya berat jenis kayu
g) Kekerasan
berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang berat.
Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk muatan dari
luar. Maksud muatan dari luar adalah gaya-gaya diluar benda yang mempunyai
Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari
3. Unsur yang diendapkan didalam kayu selama proses pertumbuhan yang sering
Menurut Edwin Sutemeister (1971) secara kimia kayu terdiri dari empat
komponen yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin, dan zat ekstraktif. Tujuan utama
komposisi keempat komponen penyusun kayu dan jenis kayu, kayu digolongkan
menjadi dua golongan yaitu: kayu keras (hardwood), dan kayu lunak (softwood).
(Fagel,D. 1995)
Secara umum, perbedaan kayu keras dan kayu lunak dapat diraikan sebagai
berikut:
1. Kayu keras mempunyai serat yang lebih pendek sedangkan kayu lunak
4. Jari-jari yang lebar pada sejumlah kayu kers berlawanan dengan jari-
jari yang sempit dan seragam pada kayu-kayu lunak. (Sjostrom E.1995)
secara umum kayu keras lebih banyak mengandung selulosa, hemiselulosa, dan
zat eksraktif dibandingkan dengan kayu lunak, tetapi kandungan ligninnya lebih
sedikit.
Secara kimia kandungan bahan yang terdapat dalam kayu dapat dibagi 4 (empat)
bagian yaitu:
1. Selulosa
2. Hemiselulosa
3. Lignin
4. Zat Ekstraktif
dalam proses pembuatan pulp. Pada setiap pemasakan, kita ingin mengambil
sebanyak mungkin selulosa yang terdapat dalam serat kayu, disisi lain
dipisahkan dari serat kayunya. Komposisi kimia kayu berfariasi untuk setiap
hemiselulosa dan zat ekstraktif dibanding dengan soft wood tetapi kandungan
Softwoods
1. Selulosa
Selulosa merupakan bagian utama yang membentuk dinding sel dari pada
yang mempunyai persen komposisi yang mirip dengan “starch” yaitu glukosa
seluruhnya atas β-D-glukosa. Karena sifat kimia dan fisiknya maupun struktur
2. Hemiselulosa
yang terdiri dari hanya dari plimer glukosa, hemiselulosa merupakan polimer
dari lima bentuk gula yang berlainan yaitu: glukos, maltosa, galaktosa,xylosa,
rendah. Molekul hemiselulosa terdiri dari 300 unit gugus gula. Berbeda
dapat membentuk sruktur kristal dan serat mikro seperti halnya selulosa. Pada
dengan selulosa.
3. Lignin
selulosa membentuk dinding sel dari pohon kayu. Ia berfungsi sebagai bahan
perekat atau semen antara sel-sel selulosa yang membuat kayu menjadi kuat.
utama pembentuk lignin adalah phenyl propane. Satu molekul lignin dengan
sebagai lem atau semen lapisan (lamela) tengah dengan kandungan utamanya
adalah lignin, mengikat sel-sel itu dan sehingga berbentuk struktur kayu.
Dinding sel juga mengandung lignin. Pada dinding sel,lignin bersama dengan
4. Zat ekstraktif
Kayu bisanya mengandung berbagai zat-zat dalam jumlah yang tidak banyak
yang biasa yang disebut dengan istilah “exstraktive”. Zat-zat ini dapat
dipisahkan dari kayu dengan memakai pelarut air maupun pelarut organik
seperti eter ataupun alkohol. Asam-asam lemak, asam-asam resin, lilin, terpen,
dan gugus fenol adalah merupakan beberapa grub yang juga merupakan zat
ekstraktif. Kebanyakan dari zat-zat ekstraktif itu dipisahkan dalam proses pulp
dengan cara “kraft pulping”. Minyak mentah terpenting dapat diperoleh dari
membentuk sabun (soap) pada proses “kraft” dan terlarut dalam larutan
pemasak. Soap ini selanjutnya akan dipisahkan dari black liquor dan daur
ulang sebagai “tall oil”. beberapa atau sebagian kecil dari zat ekstraktif yang
secara craft dan pada pembuatan kertas. Bentuk ini merupakan gumpalan yang
serat pendek yang diperoleh dari produksi kayu dan non kayu, seperti ampas tebu,
jerami padi, atau merang. Sekarang ini, industri pulp yang lebih besar memakai
Bahan baku tersebut akan dihasilkan serat pendek sebagai bahan baku
untuk industri pulp. Asosiasi pulp dan kertas belum menanam tanaman ‘serat
panjang’, karena ditaksir tidak efisien, namun industri kertas memerlukan baik
2.3. Bahan Baku Pembuatan Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Kayu adalah yang dijadikan sebagai bahan baku yang mengandung serat utama
untuk pembuatan pulp karena rendemen seratnya yang tinggi. Kayu yang
digunakan oleh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk saat ini adalah jenis kayu yang
merupakan hasil hutan tanaman industri yang membutuhkan waktu sekitar 4-5
tahun pada area yang cukup luas. Eukalyptus dapat dipanen pada umur 4-5 tahun
bahkan susah putus, Eucalyptus urophylla berkulit tebal, mudah lepas tetapi susah
Eucaliyptus yang dikembangkan oleh perusahaan dari hasil kloning grandis dan
urophylla yang memiliki ciri-ciri lebih menguntungkan, yaitu kulit tipis, mudah
lepas, dan lebih muda hancur dibanding yang lain (PT. TPL.,2002).
pengolahan pulp, dimana meliputi proses penyediaan kayu yang berasal dari
Log dikupas kulitnya dan dibersihkan dengan alat Debarking Drum. Log
dimasukkan ke chip screening untuk memisahkan chip yang sesuai atau tidak,
chip yang sesuai dimasukkan kedalam penampungan chip yang disebut chip pile
Proses pemasakan kayu yang telah diolah menjadi chip dilakukan di digester
pemasakan chip dengan menggunakan sejumlah larutan kimia serta dengan panas
dan tekanan untuk memisahkan serat dengan cara melarutkan bagian-bagian yang
didalam digester dengan menggunakan panas dan reaksi kimia yang digunakan
ini dinamakan dengan white liquor. Digester mempunyai tinggi sekitar 18,6 m
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk mempunyai sistem pencucian empat tahap. Air
pencuci dan aliran bubur kayu atau pulp memiliki arah yang berlawanan yang
700C. Air pencuci yang dipakai di wosher empat berasal dari pulp machine yang
wosher empat dan untuk mencuci bubur kayu pada pada wosher sebelumnya.
Pada wosher tiga air didapat dari evaporator dicampur dengan air yang berasal
dari wosher empat. Kemudian pada wosher dua , air yang digunakan berasal dari
wosher tiga dan begitu seterusnya. Sehingga air yang terdapat pada wosher satu
adalah air yang paling pekat dan air tersebut akan menuju ke evaporator dan pulp
Proses pemutihan dapat dianggap sebagai suatu lanjutan dari proses yang
dimaksudkan untuk memperbaiki brightness dan kemurnian dari pulp. Hal ini
menghasilkan warna pada pulp oleh karena itu harus dihilangkan atau diputihkan.
a. Memperbaiki brightness
b. Memperbaiki kemurnian
Pengurangan kandungan resin didalam pulp juga faktor lain yang penting
Lignin pada pulp dapat terlihat dalam berbagai bentuk tergantung kepada
kondisi-kondisi proses pulp yang berlangsung. Lignin sangat reaktif yang berarti
bahwa lignin mudah dipengaruhi oleh bahan kimia seperti Khlorin, hypo khlorit,
partikel yang lebih kecil, larut dalam air, dan dapat dihilangkan dari pulp.
setiap tahap. Pada umumnya digunakan perlakuan kimia dan secara singkat
media asam
peroksida (E/OP)
alkali
suasana asam
Bleaching plant terdiri dari dua menara, High density stock untuk
penyimpanan pulp yang belum diputihkan dan untuk pulp yang telah diputihkan,
Pulp yang belum diputihkan berasal dari tahap pencuci akhir disimpan dengan
Pulp yang belum diputihkan yang berasal dari menara HD dipompakan menuju
sebuah uncbleached blending tank yang bekerja sebagai suatu tengki berdensity
pemutihan.
mengeluarkan lignin dari pulp yang cenderung menimbulkan warna coklat pada
4. EoP Tower
Khlorinat Lignin. Setelah larut komponen tersebut akan mudah dicuci dari pulp.
5. D1 Tower
Pada tahap ini digunakan Khlorin Dioksida yang digunakan untuk memurnikan
pulp dan akan memberikan brightness yang tinggi tanpa memberikan pengaruh-
dilakukan dalam pulp machine. Lembaran pulp dipotong dengan ukuran panjang
80 cm, lebar 60 cm, dan berat rata-rata perlembar 750-800 gram. Selanjutnya
press. Proses akhir adalah balling press pulp dimasukkan “ke unit balaude blinder
untuk di ikat 8 bale, dimana 1 bale = 200 kg. Pulp yang dikemas, disimpan pada
proses pemutihan untuk mencapai brightness pilp yang tinggi tanpa mengalami
2. Hasil tinggi
klorat yang tidak bereaksi dengan lignin. Pemakaian klorin doiksida menghasilkan
lebih banyak lignin yang teroksidasi dan sedikit substitusi terhadap klorin, jadi
sedikit klorolignin dan asam klorida yang terbentuk. Hal ini dapat menyebabkan
3. Waktu : ± 45 menit
4. pH reaksi : 2-4
Tahap ini merupakan tahap pemurnian dari tahap klorinasi. Tujuan utama dari
kemudian besar larut dalam alkali yang hangat berdasarkan kerja bahan-bahan
Sebagai suatu ketetapan 0,5 kali dari klorin yang diberikan merupakan
presentase NaOH yang dipakai pada tahap ini. Sebagai contoh, jika penambahan
pulp menjadi berkurang. Apabila pada proses penambahan oksigen naik maka
delignifikasi E0 meningkat.
4. pH :10,8-11
Tahap ini merupakan tahap ketiga dari proses pemutihan. Klorin dioksida adalah
suatu bahan pemutihan yang unik memurnikan pulp dan memberikan pengaruh
4. pH : 3.0-3.5
Pada saat dengan lignin dan resin, sebagian besar saja yang menghasilkan tersebut
larut dengan air. Karena klorinat lignin dan resin sangat mudah larut dalam
merupakan salah satu alkali kuat yang merupakan bahan kimia yang dapat
2. Oksigen (O2)
Gas oksigen digunakan sebagai suatu zat pemutih bersama-sama dengan alkali
pada tahap ekstraksi. Gas oksigen memperkuat sifat-sifat pulp yang diputihkan hal
lingkungan.
Sodium hipoklorit dibuat dari klorin dan sodium hidroksida. Senyawa ini
merupakan larutan yang sangat tidak stabil dan cenderung terurai yang meningkat
yang terjadi dari hipoklorit pada lignin dan bahan-bahan berwarna yang lainnya
ClO2 adalah salah satu bahan kimia pengoksidasi kuat, kerja dari proses
pemutihan ini biasanya dengan cara oksidasi terhadap lignin dan bahan-bahan
berwarna lainya ini digunakan untuk pemutihan pulp yang berkualitas sehingga
dengan kerusakan pada selulosa yang minimum. Brightness tinggi yang dihasilkan
Warna dari pulp yang belum diputihkan umumnya disebabkan oleh lignin yang
tersisa didalam pulp setelah proses pemasakan. Penghitungan lignin dapat lebih
banyak pada proses pemasakan, tetapi akan mengurangi hasil yang banyak sekali
Klorin dioksida adalah salah satu bahan kimia pengoksida yang kuat,
orange, dapat larut dengan air dingin, merupakan campuran yang terdiri dari air ±
16% Cl2 memiliki titik beku -590C, dan titik didihnya +110C.
Kerja dari cara proses pemutihan ini umumnya dengan cara mengoksidasi
lignin dan bahan berwarna lain yang terdapat dalam pulp. Digunakan untuk
memutihkan pulp yang berkualitas sebab dapat mengoksidasi bahan yang bukan
brigtness yang tinggi yang dihasilkan dengan klorin dioksida adalah stabil.
Reaksi-reaksi khlorin-lignin
Khlorin bereaksi dengan lignin secara oksidasi dan substitusi. Reaksi-reaksi ini
mengeluarkan lignin dan oleh karena itu beberapa akan terlarut dalam tahap
khlorinasi.
Substitusi:
Oksidasi
(Sirait, 2003).
Pada saat pulp diberikan perlakuan dengan klorin dioksida, ini bereaksi dengan air
Klorin dioksida bereaksi dengan air sesuai dengan persamaan reaksi berikut ini:
adalah lebih cepat. Langkah pertama dalah elektron memindahkan klorin doksida
yang tereduksi menjadi sebuah ion klorin dan mengoksidasi lignin pada pulp.
ClO2 + e- → ClO2-
Selama pH turun dibawah 7.0, ion klorit bereaksi dengan sebuah ion hidrogen
ClO2 + H- → HClO2
(Sirait, 2003)
a. Bilangan kappa
b. Viskositas
dimiliki oleh pulp. Pengujian mengevaluasi drajat polomerisasi dari pada selulosa
atau degradasi daripada serat selulosa. Pada proses pemutihan dissolving pulp,
kondis-kondisi proses dan bahan kimia yang diberikan adalah dirancang untuk
c. Brightness
Brightness pulp diukur pada tahap yang berbeda-beda didalam proses pemutihan.
Tujuannya adalah untuk mencapai Brightness yang spesifik terhadap pulp ynag
dihasilkan. Sebuah alat pengukur tingkat refleksi atau pengukur tingkat brightness
lembaran. Ini memantulkan cahaya yang diukur dan dinyatakan sebagai persen
dari pada magnesium oksida. Jadi nilai brightness 90 ISO artinya pada kondisi
yang standart dari cahaya dan pengamatan , dimana panjang gelombang sebesar
457 mm, 90 % dari batang Magnesium Oksida. Pengukuran ini bertujuan untuk
METODOLOGI
3.1.Metodologi
3.1.1. Alat
1. Alat penyaring
2. Corong buchner
3. Alat vakum
4. Oven
5. Beaker glass
6. Stopwatch
7. Setrika
8. Kertas saring
3.1.2. Bahan
1. Bubur pulp
2. Air
3.2.Prosedur
Diambil bubur pulp dari pencucian klorinasi, dicuci dengan air, diambil 20
diencerkan dengan air, diaduk, diletakkan kertas saring pada corong buchner,
setrika hingga permukaan sampel rata, dikeringkan didalam oven pada suhu
(ELREPHO)
alat ELREPHO, di klik tanda “menu” pada komputer dan akan bekerja untuk
pada komputer dalam R 457 D 65, dicatat nilai kecerahan pulp (brightness)
Diambil bubur pulp dari ekstraksi alakali, dicuci dengan air, diambil 20 gram
strika hingga permukaan sampel rata, dikerngkan dalam oven pada suhu 105 0-
alat ELREPHO, di klik tanda “menu” pada komputer dan akan bekerja untuk
pada komputer dalam R 457 D 65, dicatat nilai kecerahan pulp (brightness)
Diambil bubur pulpdari pencucian klorin dioksida, dicuci dengan air, diambil
diencerkan dengan air, diaduk, diletakkan kertas saring pada corong buchner,
setrika hingga permukaan sampel rata, dikeringkan didalam oven pada suhu
(ELREPHO)
alat ELREPHO, di klik tanda “menu” pada komputer dan akan bekerja untuk
4.1. Data
EoP, dan D1 stange yang dilakukan diunit bleaching PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk pada tanggal 16 Februari 2017 dapat dilihat pada data tabel dibewah ini.
Waktu Brightness
(%)
D0 EoP D1
07:00 72.2 78.7 89.8
09:00 76.6 81.6 89.7
11:00 72.5 83.3 90.5
13:00 73.9 82.1 89.9
15:00 72.8 83.4 88.2
17:00 71.2 80.7 88.5
19:00 77.3 82.7 88.6
21:00 76.2 83.5 90.3
23:00 75.6 82.1 90.1
01:00 71.3 82.4 88.3
03:00 74.5 83.5 89.7
05:00 74.1 82.9 89.8
Data yang didapat diatas dapat dilihat bahwa Brightnessyang diperoleh dari
Operasional). Hal ini disebabkan karena penambahan bahan kimia yaitu ClO 2
pada tahap D0 dan D1 dan penambahan NaOH pada tahap EoP, yang seimbang
Dimana klorin bereaksi dengan lignin secara oksidasi dan substitusi reaksi.
Reaksi ini mngeluarkan lignin dan oleh karena itu ,beberapa akan terlarut
Substitusi:
Oksidasi
Klorin dioksida adalah salah satu bahan kimia pengoksidasi kuat, kerja
dari proses pemutihan ini umumnya dengan cara oksidasi terhadap lignin dan
NaOH merupakan salah satu alkali kuat yang ada. Klorinat lignin dan resin
sangat mudah larut dalam larutan alkali. Pada proses pemutihan normalnya
5.1. Kesimpulan
Dari pengamatan yang diperoleh dan pembahasan data pada proses pemutihan
buruk tidaknya kertas yang akan diperoleh. Semakin stabil penambahan bahan
kimia yang ditambahkan, maka akan semakin tinggi tingkat kecerahan pulp yang
dicapai dan hal ini juga harus didukung oleh beberapa parameter yang
sangat cermat yaitu: temperatur. pH, waktu dan lain-lain. Standart drajat
keputihan (Brightness) yang diproduksi oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah
5.2.Saran
1. Jumlah bahan kimia yang ditambahkan pada proses pemutihan harus lebih teliti
dan stabil, agar menghasilkan pulp yang keputihannya memenuhi standart ISO
2. Cara kerja dari karyawan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ini agar lebih
John.G.H. 1987. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Cetakan Pertama. Yogyakarta.
Indonesia
PT. TPL (I). Digester Plant. Training and Development Cantere. PT. Toba Pulp
Lestari,Tbk.Porsea
PT. TPL (II). Pulp Machine Traning. Tim Training. PT. Toba Pulp
Lestari,Tbk.Porsea
PT.TPL. 2004. Disolving Pulp. Tim Training and Development Cantere. PT.