Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang menimbulkan dampak penting adalah pembebasan
lahan terhadap kepemilikan dan pengusahaan lahan serta keresahan masyarakat. Keresahan
masyarakat yang ditimbulkan akibat kegiatan pembebasan lahan disebabkan oleh beberapa
hal; ganti rugi tidak sesuai dengan keinginan masyarakat atau pendekatan yang digunakan
tidak sesuai dengan gaya dan adat istiadat setempat.
Kualitas Udara. Dampak terhadap komponen lingkungan kualitas udara pada tahap
konstruksi disebabkan kegiatan uji produksi. Kegiatan uji produksi akan memberikan dampak
terhadap kualitas udara melalui emisi gas H2S.
Kebisingan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan; pemboran sumur dan uji produksi dan
konstruksi PLTP akan menimbulkan dampak penting terhadap kebisingan. Tingkat
kebisingan yang akan timbulkan oleh kegiatan tersebut akan meningkat dari rona sebelum
kegiatan dimulai. Sedangkan kebisingan yang timbul diperkirakan tidak akan mengganggu
kenyamatan masyarakat sekitar proyek.
Transportasi. Dampak terhadap komponen lingkungan gangguan lalu lintas pada tahap
konstruksi disebabkan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dari dan ke lokasi pembengunan
proyek. Kegiatan transportasi
Komponen sosial ekonomi budaya yang terkena dampak penting kegiatan proyek ini adalah
kesempatan kerja dan berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan masyarakat. Pada
kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi akan menimbulkan dampak positif terhadap
kesempatan kerja dan berusaha serta pendapatan masyarakat.
Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi diperkirakan akan menambah sekitar 960
orang tenaga kerja konstruksi, yang diprakirakan akan berlangsung selama satu dua tahun.
Penambahan tenaga kerja ini pada akhirnya akan menambah peluang berusaha bagi
masyarakat sekitarnya khususnya hal-hal yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan pekerja
konstruksi seperti pemondokan, warung dan rumah makan, toko kelontong, serta jasa
transportasi. Penambahan peluang bekerja dan usaha pada akhirnya akan membawa dampak
pada bertambahkan pendapatan masyarakat baik melalui pendapatan langsung sebagai
karyawan SOL atau kontraktor, sebagai pengusaha yang tumbuh sebagai pendukung kegiatan
konstruksi maupun sebagai sebagai karyawan usaha sekunder.
keahlian khusus.
jika penduduk merasa jumlah tenaga kerja pendatang lebih banyak dibanding tenaga kerja
lokal.