Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan jiwa didefinisikan sebagai keadaan dimana seorang individu
menyadari potensi dalam dirinya, dapat mengatasi stres dalam kehidupan, bekerja
dengan produktif dan sukses, dan membuat kontribusi di dalam komunitasnya
(WHO, 2014). Sedangkan untuk gangguan jiwa dikonseptualisasikan sebagai pola
perilaku atau sindrom psikologis yang signifikan secara klinis pada seorang
individu dan berkaitan dengan kesulitan, kesedihan, kecacatan atau kehilangan
kebebasan yang sedang dialami secara signifikan (Stein et al., 2010).
Menurut Stuart dan Laraia penderita gangguan jiwa sering mendapatkan
stigma dari masyarakat di sekitarnya. Beberapa penderita gangguan jiwa sering
mendapat perlakuan keras. Perlakuan ini disebabkan karena pengetahuan
masyarakat tentang gangguan jiwa masih minim. Hal inilah yang biasanya
menyebabkan penderita gangguan jiwa sulit sembuh dan sering kambuh (2001,
dalam Theresa et al., 2015). Dalam penelitian Crisp et al. (2000) yang dilakukan
pada 1700 orang dewasa di UK didapatkan bahwa kebanyakkan responden
berpendapat orang dengan gangguan jiwa itu berbahaya terutama orang-orang yang
menderita skizofrenia, alkoholisme, dan ketergantungan obat.
Kurangnya pengetahuan tentang gangguan jiwa merupakan salah satu
alasan adanya stigma pada masyarakat (Ukpong DI, 2010). (tambahkan bagaimana
stigma di mahasiswa?mengapa penelitian dilakukan mahasiswa kedokteran?
Misalnya apakah stigma tertinggi di mahasiswa kedokteran justru tinggi?)
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal pengetahuan dan sikap
pada mahasiswa jurusan kedokteran tahun pertama dan tahun akhir di Karnataka,
India tentang gangguan jiwa. Jumlah tanggapan yang benar secara faktual
meningkat dari mahasiswa tahun pertama (31,9%), mahasiswa tahun kedua
(46,04%) hingga mahasiswa tingkat akhir (57,53%) (Aruna et al., 2016).

1
Di Indonesia penelitian tentang pengetahuan, sikap dan stigma terhadap
gangguan jiwa belum terlalu banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk melihat pengetahuan, sikap dan stigma pada mahasiswa
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya serta perbedaanya
pada mahasiswa yang sudah melewati blok jiwa dan fungsi luhur dan yang belum
melewati blok jiwa dan fungsi luhur.
Pada penelitian Theresa et al. (2015) didapatkan bahwa tidak dapat
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa tingkat awal dan akhir.
Pengetahuan mahasiswa tetap kurang walaupun telah mendapat materi psikiatri.
Diharapkan hasil dari penelitian yang akan saya lakukan terdapat perbedaan
pengetahuan yang signifikan antara mahasiswa tingkat awal dan akhir.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana pengetahuan, persepsi dan sikap dan stigma mahasiswa
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
terhadap gangguan jiwa?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan, persepsi, dan sikap dan stigma mahasiswa
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
terhadap gangguan jiwa.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya terhadap gangguan jiwa.
2. Mengidentifikasi persepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya terhadap gangguan jiwa.
3. Mengidentifikasi sikap mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya terhadap gangguan jiwa.
4. Mengetahui adakah perbedaan antara pengetahuan, sikap dan stigma antara
mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang

2
sudah melewati blok jiwa dan fungsi luhur dan yang belum melewati blok jiwa
dan fungsi luhur.

1.4. Hipotesis
Terdapat perbedaan pengetahuan, persepsi dan sikap dan stigma antara
mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang
sudah melewati blok jiwa dan fungsi luhur dan yang belum melewati blok jiwa dan
fungsi luhur.

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan
stigma tentang gangguan jiwa antara mahasiswa yang sudah mendapatkan materi
psikiatri dan yang belum mendapatkan materi psikiatri.

1.5.2. Manfaat Praktis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan
apakah materi dari blok jiwa dan fungsi luhur sudah efektif dilaksanakan dengan
melihat perbedaan pengetahuan, sikap dan stigma antar mahasiswa tentang
gangguan jiwa.
Manfaat untuk masyarakat apa? (mengurangi stigma misalnya? Lalu apa
lagi?)

Anda mungkin juga menyukai