Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO I

Pasien laki-laki berusia 10 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut bersama
ibunya dengan keluhan gigi depan atas maju. Pasien merasa tidak percaya diri dengan
giginya. Dokter gigi saat itu melakukan pemeriksaan dan pengisian rekam medis, mencetak
gigi pasien untuk dibuatkan model studi serta dirujuk untuk melakukan foto panoramic dan
sefalometri.
Dari pemeriksaan subyektif didapatkan pasien pernah mempunyai kebiasaan
menghisap ibu jarinya sejak satu tahun yang lalu. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit,
tidak memiliki kelainan kelenjar getah bening, kelenjar saliva dan saluran pernafasan, dan
tidak memiliki riwayat alergi. Ayah pasien memiliki tipe profil cembung dan gigi anterior
berdesakan, sedangkan tipe profil ibu lurus. Dari pemeriksaan obyektif didapatkan BB 30 kg
dan TB 139 cm, relasi molar Neutroklusi, gigi 11 dan 21 protusi, gigitan terbuka anterior dan
jarak gigit besar.
SKENARIO II

Pasien laki-laki berusia 12 tahun sedang melakukan perawatan ortodonti lepasan di


RSGM. Dokter gigi telah melakukan pencetakan model studi, pemeriksaan subyektif dan
pemeriksaan obyektif. Pemeriksaan intraoral didapatkan frenulum normal, kebersihan mulut
baik, jaringan mukosa normal, tipe profil cembung, tipe muka lebar, tipe kepala
dolikhosefalik dan freeway space sebesar 2 mm. Dari model studi, dilakukan perhitungan
diskrepansi pada model terdapat kekurangan tempat pada RA dan RB, pergeseran garis
median rahang bawah ke kanan sebesar 1 mm, jarak gigit besar = 7mm dan tumpang gigit
besar = 6mm. Kurva spee positif.
Pada pemeriksaan relasi molar didapatkan tonjol distobukal molar pertama permanen
atas terletak pada lekukan bukal molar pertama permanen bawah. Untuk menegakkan
diagnosis, pasien diminta untuk melakukan foto panoramik dan sefalometri. Dari
pemeriksaan foto panoramik terdapat benih gigi yang lengkap.
SKENARIO III

Seorang wanita 38 tahun datang ke RSGM mengeluhkan gigi belakang bawah kanan
hilang serta pasien mengeluhkan sisa makanan sering terselip pada regio bawah kanan
tersebut. Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman saat mengunyah makanan dan tidak percaya
diri saat tertawa lebar. Pasien pernah mengeluhkan sakit pada gigi paling belakang. Pasien
tersebut tidak mempunyai penyakit sistemik. Pasien ingin melakukan perawatan yang terbaik
pada dirinya karena 1 bulan lagi akan melangsungkan pernikahannya.
Pada pemeriksaan objektif intra oral didapatkan gigi 35 hilang, gigi 34 karies media,
dan pasien tidak mengeluhkan keluhan spontan. Dokter memberikan pengantar foto rontgen
gigi pada pasien tersebut. Dari hasil rontgen didapatkan gambaran radiolusen sampai batas
enamel pada gigi 36.
SKENARIO IV

Seorang wanita usia 35 tahun datang ke RSGM dengan keluhan adanya rasa kasar
pada permukaan gigi, rasa bengkak pada gusi, beberapa gigi ngilu dan keseluruhan area gigi
terdapat karang gigi. Pada pemeriksaan obyektif terdapat kalkulus dengan skor 2 kecuali
bagian anterior bawah dengan skor 3 serta debris dengan skor 1 pada semua bagian gigi.
Tidak ada gigi yang hilang maupun indikasi pencabutan, hanya gigi 8 atas bawah kanan dan
kiri yang belum tumbuh.

Pasien juga mengeluhkan gusi atas belakang terasa bengkak sejak 5 bulan yang lalu.
Awalnya tertusuk duri ikan saat makan. Pada pemeriksaan klinis tampak adanya fluktuasi
pada regio 46, gingiva lunak dan kemerahan, stippling hilang, pemeriksaan vitalitas gigi
menggunakan EPT test memberikan hasil yang negatif dan pada pemeriksaan foto ronsen
tampak adanya resorbsi tulang alveolar dengan pola vertikal.

Pada bagian gigi 36 penderita mengeluh giginya sering ngilu bahkan sakit sejak 1
tahun yang lalu. Pada pemeriksaan klinis tampak adanya poket periodontal sedalam 6 mm
disertai dengan resesi gingiva sebesar 2 mm. Clinical loss attachment sebesar 8,5 mm.
Gingiva tampak kemerahan dan lunak. Pada regio anterior bawah didapatkan ada pembesaran
gingiva sebesar 2 mm dan banyak didapatkan kalkulus sub gingiva. Keempat gigi anterior
bawah mengalami kegoyangan derajat 2.

Pada gigi 34, 35 tampak abrasi dan terlihat adanya abfraksi. Pada pemeriksaaan foto
ronsen tampak lamina dura menebal pada bagian akar gigi sebelah distal.

Dokter gigi memiliki kecurigaan terdapat penyakit sistemik dikarenakan banyaknya


masalah periodontal pada penderita tersebut. Setelah dilakukan tes gula darah acak
didapatkan kadar gula darah sebesar 200 mg/dl darah.

Anda mungkin juga menyukai