Anda di halaman 1dari 3

BANJIR

a. Pengertian Ada dua pengertian mengenai banjir:

- Aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai
menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah disisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang
semakin meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran air.

- Gelombang banjir berjalan kearah hilir sistem sungai yang berinteraksi dengan kenaikan muka air
dimuara akibat badai.

b. Penyebab

Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas normal, sehingga sistim
pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan
kanal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut
sehingga meluap.

c. karakteristik banjir

Menurut Kodoatie dan Sjarief (2006) karakteristik yang berkaitan dengan banjir, diantaranya :

 Durasi waktu banjir tergantung dari besarnya banjir, bisa lama atau singkat. Artinya banjir bisa
sesaat dan dapat langsung mengalir atau menggenang dengan perlahan.

 Genangan bisa sesaat, berhari - hari atau bahkan berminggu – minggu, datangnya banjir bisa
cepat atau perlahan-lahan.

 Kecepatan datangnya banjir bisa perlahan atau sangat cepat, bisa juga menjadi banjir bandang,
bahkan dalam kondisi tertentu akibat daya rusak air yang besar, banjir bisa bercampur lumpur, batu
besar dan kecil serta material lainnya.

 Pola banjirnya musiman.

 Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya genangan, erosi dan sedimentasi

 Akibat lainnya adalah terisolasinya daerah pemukiman dan diperlukannya evakuasi penduduk.

Karakter banjir di daerah penelitian ini adalah durasi waktu banjir tergantung dari besarnya banjir,
kadang lama atau singkat. Artinya banjir bisa sesaat dan dapat langsung mengalir atau menggenang
dengan perlahan dengan pola banjir musiman, menyebabkan erosi di hulu dan sedimentasi di
daerah hilir.

d. mitigasi

1. Mitigasi struktural

Mitigasi Struktural adalah upaya yang dilakukan demi meminimalisir bencana seperti dengan
melakukan pembangunan danal khusus untuk mencegah banjir dan dengan membuat rekayasa
teknis bangunan tahan bencana, serta infrastruktur bangunan tahan air. Dimana infrastruktur
bangunan yang tahan air nantinya diharapkan agar tidak memberikan dampak yang begitu parah
apabila bencana tersebut terjadi. Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi
struktural adalah :

 Membangun tembok pertahanan dan tanggul – Sangat dianjurkan untuk membangun tembok
pertahanan dan tanggul di sepanjang aliran sungai yang memang rawan apabila terjadi banjir, seperti
kawasan yang dekat dengan penduduk. Hal ini sangat membantu untuk mengurangi resiko dari
bencana banjir yang kerap terjadi pada tingkat debit banjir yang tidak bisa diprediksi. Misalnya
adalah
 Mengatur kecepatan aliran dan debit air – Diusahakan untuk memperhatikan kecepatan aliran dan
debit air di daerah hulu. Yang dimaksud disini adalah dengan mengatur aliran masuk dan keluar air di
bagian hulu serta membangun bendungan / waduk guna membendung banjir.
 Membersihkan sungai dan pembuatan sudetan – Pembersihan sungai sangatlah penting,
dimana hal ini untuk mengurangi sedimentasi yang telah terjadi di sungai, cara ini dapat diterapkan
di sungai yang memiliki saluran terbuka, tertutup ataupun di terowongan

2. Mitigasi non struktural

Mitigasi non-struktural adalah upaya yang dilakukan selain mitigasi struktural seperti dengan
perencanaan wilayah dan & asuransi. Dalam mitigasi non-struktural ini sangat mengharapkan dari
perkembangan teknologi yang semakin maju. Harapannya adalah teknologi yang dapat memprediksi,
mengantisipasi & mengurangi resiko terjadinya suatu bencana. Beberapa contoh yang dapat
dilakukan dengan metode mitigasi non-struktural adalah :

 Pembentukan LSM – Membentuk LSM yang bergerak dalam bidang kepedulian terhadap bencana
alam dan juga mengadakan kampanye peduli bencana alam kepada masyarakat, agar masyarakat
lebih sadar untuk selalu siap apabila bencana alam terjadi.
 Melakukan Pelatihan dan Penyuluhan – Melatih, mendidik dan memberikan pelatihan kepada
masyarakat akan bahaya banjir yang disertai dengan pelatihan lapangan. ( baca : Cara Menghindari
Banjir )
 Membentuk Kelompok Kerja atau POKJA – Dimana dalam kelompok tersebut didalamnya
beranggotakan instansi terkait untuk melakukan dan menetapkan pembagian peran dan kerja untuk
penanggulangan benjana bajir.
 Mengevaluasi Tempat Rawan Banjir – Melakukan pengamatan dan penelusuran di tempat yang
rawan banjir, sehingga apabila ada tanggul yang sudah tidak kuat segera diperbaiki.
 Memperbaiki Sarana dan Prasarana – Mengajukan proposal untuk pembangunan perbaikan sarana
dan prasarana yang memang sudah tidak layak.
 Menganalisa Data-data yang Berkaitan dengan Banjir – Mengevaluasi dan memonitor data curah
hujan, debit air dan informasi yang berkaitan dengan banjir seperti daerah yang rawan banjir
dan mengidentifikasi daerah yang rawan banjir tersebut. Apakah memang ada tanggul yang
rusak atau memang daerah tersebut sangat berbahaya apabila ditempati. ( baca : Alat Pengukur
Curah Hujan )
 Membuat Mapping – Membuat peta sederhana untuk daerah yang rawan banjir disertai dengan rute
pengungsian, lokasi POSKO dan lokasi pos pengamat banjir.
 Menguji Peralatan dan Langkah Selanjutnya – Menguji sarana sistem peringatan dini terhadap
banjir serta memikirkan langkah selanjutnya apabila sarana tersebut belum tersedia.
 Menyiapkan Persediaan Sandang, Papan dan Pangan – Mempersiapkan persediaan tanggap
darurat seperti menyediakan bahan pangan, air minum dan alat yang akan digunakan ketika bencana
banjir terjadi. ( baca : Proses Terjadinya Banjir dengan Menggunakan Prinsip Geografi )
 Membuat Prosedur Operasi Standar Bencana Banjir – Merencanakan Prosedur Operasi Standar
untuk tahap tanggap darurat yang nantinya melibatkan semua anggota yang bertujuan
untuk mengidentifitasi daerah rawan banjir, identifikasi rute evakuasi, mepersiapkan peralatan
evakuasi dan juga tempat pengungsian sementara.
 Mengadakan Simulasi Evakuasi – Melakukan percobaan pelatihan evakuasi apabila bencana banjir
terjadi dan menguji kesiapan tempat pengungisan sementara beserta perlengkapan dalam
pengungsian.
 Mengadakan Rapat – Mengadakan rapat koordinasi di berbagai tingkat dan utamanya adalah
instansi pemerintah tentang pencegahan bencana banjir.

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

Rehabilitasi adalah Perbaikan dan Pemulihan semua aspek layanan publik/ masyarakat sampai tingkat
memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama Normalisasi/ berjalannya secara wajar
berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat seperti pada kondisi sebelum terjadinya
bencana. Rekonstruksi adalah Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana serta kelembagaan
pada wilayah pasca bencana pemerintahan/ masyarakat dengan sasaran utama Tumbuh kembangnya
kegiatan ekonomi, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban serta bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Pada Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi (RR), terdapat 5
(lima) sektor yang menjadi fokus dalam penanganan Pasca Bencana yaitu :
1. Sektor Perumahan & Permukiman
2. Sektor Infrastruktur Publik
3. Sektor Ekonomi Produktif
4. Sektor Sosial, dan
5. Lintas Sektor

Anda mungkin juga menyukai