MODEL FASIES WALKER 1984 Dan 1992
MODEL FASIES WALKER 1984 Dan 1992
CT 1 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas
dimana fraksi halus mendominasi dlm perulangan.
CT 2 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas
dimana fraksi halus (lempung/lanau) & fraksi kasar (batupasir) punya perbandingan yg relatif sama.
CT 3 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas
dimana sudah terdapat MS ( masif sandstone )
CT 4 => Fasies turbidit klastik yg berasosiasi dg perulangan dr batupasir dg batas kontak jelas
dimana selain terdapat MS jg terdapat PS ( pebbly sandstone ), CGL ( conglomerates ).
Penyusun atau perulangan dr fasies turbidit klastik dg lapisan tebal hingga masif.
Batupasir dan sisipan lanau yg masif dg batas ketebalan dr 50cm – beberapa meter ( biasanya hanya
hadir sbg interval A dr sekuen Bouma 1962
Struktur mangkok ( dish structure ) dan struktur tiang ( pillar structure ) indikasi banyaknya jln kluar
fluida selama pengendapan.
Berasosiasi dg gradasi yg baik. Lapisan2 sbg sisipan banyak dijumpai dan slalu berukuran agak kasar.
Struktur trough cross bedding dan planar cross bedding, penjajaran fragmen kerikilan.
Berbentuk channel dan perlapisan lateral yg tdk menerus, dan tdk dijumpai lapisan serpih.
Pendiskripsiannya dimasukan pada tipe perlapisan bersusun, baik normal maupun terbalik, tipe
stratifikasi dan tipe fabrik
Imbrikasi (penjajaran fragmen) tipe ini dilihat dr sumbu panjang fragmennya yg dapat menentukan
arah arus dan kemiringan dasar sungai.
# Fasies Batulempung Krikilan, aliran butiran, pelongsoran, gelinciran ( pebbly mudstone, debris
flow, slump, slide )
Satu sumber terdiri tekstur pasir dan kerakal yg diendapkan oleh arus besar/deras dan pada bagian
arus yg banyak mengandung air.
Batulempung yg belum terkompakkan diisi oleh kerikil yg diakibatkan oleh aktifitas air dan
percampuran dr kerikil dan lempung.
Bentuk dr pelongsoran (slump) dan gelinciran (slide) dapat digunakan dan mendiskripsikan
perubahan2 bentuk kelompok lapisan.
Dg gelinciran (slide) secara tdk langsung dpt mengakibatkan sedikit berkurangnya perubahan bentuk.
Beberapa lapisan2 batupasir dan ciri khasnya oleh banyaknya kehadiran lipatan2 lembut dr
sedimen (soft sediment fold) pd berbagai macam skala yg didominasi oleh batulempung sepanjang
lapisan2 yg kaya pelongsoran, memberi kesan diendapkan pd lereng hingga ke dasar.
Terjadi pd berbagai macam skala dan meliputi berbagai macam lapisan / sebagian besar
lapisan yg tebal. Pengendapan berasal dr lantai dasar dan tdk seperti pelongsoran yg diendapkan pd
channel / leeves
Massa yg dilongsorkan pergerakan/perpindahan tidak begitu jauh, karena daya tahan lapisan
pasir pada bongkah2 tdk mungkin dpt memisahkan diri. Dahulunya akibat reruntuhan dinding2 suatu
channel akibat tererosinya lantai dasar channel.
Aliran densitas => sedimen yg beronggok pd suatu lereng yg labil, dapat secara tiba2 meluncur dg
kecepatan tinggi bercampur air berupa suatu aliran padat.
Flysch => sedimentasi dr arus turbit biasanya berbentuk kipas pd dasar lereng2 bawah laut, potong
memotong dg endapan batial.
Membagi dan mengklasifikasikan endapan2 turbidit berdasarkan pada jarak transportasi dan
keadaan massa sedimennya
1. Fluxo turbidite
2. Proximal turbidite
3. Distal turbidite
# Fluxo turbidite
Dicirikan oleh ukuran burtir yg kasar. Lapisan bersusun tdk berkembang. Jarang berasosiasi dg slump.
Membentuk interval Ta yg sangat tebal. Sole mark jarang dijumpai dan banyak mengandung clay
pellets. Jarak transportasi masih relatif dkt dg sumber.
# Proximal turbidite
Secara umum ciri2 sama dg fluxo turbidite. Jarang berasosiasi dg slump. Gradasi berkembang lbh
baik. Ukuran butir pasir. Ketebalan interval Ta lbh tipis. Tidak dijumpai clay pellets. Jarak transportasi
sudah lebih jauh dibandingkan dg endapan fluxo turbidite.
# Distal turbidite
Dicirikan oleh kehadiran sekuen Bouma 1962 yg lbh lengkap. Seringkali membentuk flysch.
Pemilahan baik. Butiran yg kasar berada dibawah.