Anda di halaman 1dari 3

Bahaya Kerja Fisik

a. Bising
Yang dimaksud dengan istilah ‘tuli akibat kerja’ yaitu gangguan pendengaran parsial
atau total pada satu atau kedua telinga yang didapat di tempat kerja. Termasuk dalam hal ini
adalah trauma akustik dan tuli akibat kerja karena terpajan bising.
Trauma akustik adalah gangguan pendengaran yang terjadi akibat terpajan oleh
satu/beberapa kali suara keras yang mendadak, biasanya dalam bentuk ledakan atau akibat
trauma langsung pada kepala/telinga, dapat mengakibatkan tuli konduktif/tuli sensorik,
sedangkan tuli akibat terpajan bising atau sering disebut gangguan pendengaran kumulatif,
selalu merupakan tuli sensorik yang diakbitkan pajanan bising terus-menerus selama jangka
waktu yang panjang (beberapa tahun).

Program perlindungan terhadap bahaya tuli akibat kerja


Tempat kerja yang memiliki pajanan bising 85 dBA selama 8 jam kerja sehari, diwajibkan
melaksanakan program perlindungan terhadap bahaya tuli akibat kerja bagi para pekerjanya.
Terdapat empat langkah program perlindungan terhadap bahaya tuli akibat kerja, yaitu:
1. Identifikasi sumber bising di tempat kerja
2. Upaya mengurangi intensitas bising
-Memilih mesin dengan teknologi yang lebih maju guna mendapatkan mesin dengan suara
lebih halus
-Memodifikasi teknologi sumber bising (mengubah jenis pendorong mesin, memasang
peralatan yang menghambat distribusi suara)
-Pemeliharaan mesin (memperbaiki, mengganti/melunasi komponen mesin yang longgar,
roda gigi/packing yang rusak, sudah tua)
-Mengurangi intensitas bunyi dari komponen peralatan yang bergetar
3. Melingungi penerima bising dengan alat pelindung diri, bila pajanan bising tidak dapat
dihindarkan (penutup kepala, sumbat telinga).
4. Melaksanakan tes pendengaran awal kerja dan dilanjutkan tes pendengaran periodik,
untuk mengevaluasi efektivitas hearing conservation program.

b. Vibrasi
Vibrasi terjadi bila energi mekanis berasal dari getaran suatu benda ditransmisikan
pada suatu objek yang tetap. Dalam kesehatan kerja, seorang pekerja dapat terpajan pada 2
jenis vibrasi, yaitu vibrasi pada seluruh tubuh dan vibrasi segmental. Vibrasi pada seluruh
tubuh biasanya terjadi pajanan dengan mesin/peralatan berfrekuensi 0,5-4Hz, digolongkan
dalam bahaya kerja fisik, sedangkan vibrasi segmental dengan frekuensi 8-1000Hz,
digolongkan dalam bahaya kerja ergonomi.

Pencegahan
Besarnya akselerasi vibrasi mesin/peralatan bergantung pada baik/buruknya pemeliharaan
mesin/peralatan ataupun duduk dengan sikap janggal berkepanjangan. Pencegahannya
adalah dengan mengurangi transmisi, kurangi akselerasi vibrasi, memodifikasi tempat duduk
untuk mengurangi sikap yang janggal.

c. Suhu lingkungan yang esktrem


Suhu lingkungan di tempat kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin berbahay terhadap
kesehatan indvidu pekerja. Pencegahannya adalah dengan memakai alat pelindung diri.
d. Radiasi
Radiasi adalah energi yang ditransmisikan, dikeluarkan, atau diabsorbsi dalam bentuk
partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik. Radiasi dibagi menjadi radiasi ionisasi
dan radiasi non-ionisasi. Radiasi ionisasi dibagi menjadi sinar kosmis, sinar X, dan sinar
gamma akibat potensi energi radiasi gelombang elektromagnetik yang tinggi, partikel atom
lainnya, sedangkan radiasi tanpa ionisasi adalah frekuensi radio, microwave, inframerah, dan
radiasi tampak.

Risiko ganggguan kesehatan akibat radiasi ionisasi


Radiasi gelombang elektromagnetik masuk ke tubuh dengan cara: 1) Eksternal
(penetrasi pada kulit), 2) Internal (melalui inhalasi/tertelan).
Gangguan kesehatan akibat radiasi ionisasi dapat berbeda-beda, seperti: 1) Stokastik (berat
ringan efek radiasi tidak bergantung pada dosis absorbs, maka tidak memiliki nilai ambang
batas, misalnya karsinoma, efek mutagenic, teratogenic), 2) Non stokastik/deterministik
(berat ringan/progresinya bergantung pada dosis absorbs dan memiliki nilai ambang batas).
Upaya pencegahan dilaksanakan dengan mempertimbangkan 3 unsur penting yaitu:
a. Waktu. Dosis pajanan merupakan hasil kelipatan dari konsentrasi waktu, maka dengan
mengurangi waktu pajanan praktis akan mengurangi dosis.
b. Jarak. Makin jauh jarak sumber radiasi, intensitas pancaran radiasi akan makin kecil. Maka
dengan menggunakan peralatan pengendali jarak jauh (remote control) akan sangat berguna
untuk mengurangi dosis pajanan.
c. Perisai. Berbagai macam bahan perisai dapat mengabsorbsi jenis pancaran radiasi yang
berbeda, makan bahan-bahan ini dapat digunakan untuk menangkal penyebaran radiasi.
Lempeng timbal/barium/tembok bata untuk menangkal radiasi sinar X dan gamma.

Bahaya Kerja Ergonomi


Aspek-aspek psikologis, biomekanika, dan ergonomic berperan penting dalam
perbaikan peralatan, tempat, dan lingkungan kerja. Misalnya, bentuk pegangan dan berat
suatu peralatan kerja, posisi tubuh/lengan serta gerakan pada saat bekerja, penataan
tempat kerja, perbaikan pencahayaan, pengendalian kebisingan, kebersihan tempat kerja.
Oleh sebab itu, pemeiharaan toleransi biomekanika kerja merupakan hal yang esensial untuk
mencapai prinsip-prinsip desain ergonomi yang baik, guna mencegah terjadinya kegagalan
komponen-komponen anatomi tubuh akibat terjadinya stress fisik yang kumulatif.
Di tempat kerja, pekerja akan saling berinteraksi dengan komponen sistem kerja
seperti organisasi, lingkungan, tempat kerja, jabatan, tugas kerja, desain mesin, dan desain
alat bantu kerja.
Pendekatan praktis yang digunakan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomi
di tempat kerja adalah dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keselarasan antara
pekerja dan komponen sistem kerja tersebut. Dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada pada pekerja, kondisi fisik, dan kebiasaan bekerja, maka perencanaan
berbagai sistem kerja yang mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomi dapat mengurangi
stress fisik yang berlebihan dan tercapainya penampilan yang optimal demi terciptanya
produktivitas kerja, serta mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan musculoskeletal
dan gangguan kesehatan lain pada pekerja.

Penyakit muskuloskeletal akibat kerja


a. Nyeri pinggang (Low Back Pain)
Nyeri pinggang adalah keluhan rasa nyeri, ketegangan otot, atau rasa kaku di daerah
pinggang dengan/tanpa disertai penjalaran rasa nyeri ke daerah tungkai. Penyakit ini dapat
terjadi akibat stress fisik yang berlebihan pada sumsum tulang belakang yang abnormal atau
stress fisik yang normal pada sumsum tulang belakang yang abnormal. Nyeri pinggang yang
dipicu oleh penyakit organik biasanya dapat diidentifikasi dengan adanya kelainan gambaran
radiologis tulang belakang.
Penatalaksaan dari nyeri pinggang adalah bed rest total atau mengurangi aktivitas
yang mencetuskan timbulnya rasa nyeri pada kasus low back pain akut. Penggunaan korset
kadang dapat mengurangi rasa nyeri, selain itu pemberian medikamentosa analgesic NSAID
dan kortikosteroid juga perlu ditambahkan. Pembedahan kadang diperlukan, tetapi hasilnya
biasanya hanya untuk jangka pendek.

b. Occupational Overuse Syndrome


Rasa nyeri pada leher, bagian atas punggung, bahu, lengan, atau tangan merupakan
gejala yang sering kali dirasakan oleh pekerja. Biasanya mulai dari suatu tempat tertentu
yang dapat menyebar ke seluruh anggota tubuh bagian atas. Kadang-kadang diikuti dengan
gangguan sensibilitas. Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh ancaman bahaya kerja
ergonomi ini umumnya dikenal sebagai occupational overuse syndrome atau repetitive strain
injuries (RSI). WHO menyebutnya sebagai work related musculoskeletal disorders.
Penyakit ini disebabkan oleh sikap kerja, terutama pada pekerjaan yang
mengharuskan penggunaan otot untuk jangka waktu yang lama dalam mempertahankan
posisi kerja yang kurang nyaman, mengangkat atau mendorong atau menarik beban, fleksio
atau ekstensi leher, lengan atau tangan, mempertahankan sikap lengan atau pergelangan
tangan yang canggung atau jari-jari dalam posisi menjepit, mencubit atau memegang erat
dan menekan tombol dengan satu jari.
Penatalaksanaan dari occupational overuse syndrome untuk kasus akut, adalah
dengan mengurangi aktivitas fisik pada anggota tubuh bagian atas yang sakit. Sedangkan
untuk penyakit menahun, diperlukan terapi dengan cara menggerakkan lengan yang sakit
tanpa atau dengan beban dengan meningkatkan kecepatan dan durasi secara perlahan-
lahan.
c.

Anda mungkin juga menyukai